Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riesky Maulana Ramadhan

NIM : 180511625558

No.absen : 37

Kelas-Off : D25-D25

Kuliah Rabu, 15 April 2020

Pendidikan Agama Islam (Pak Abdul Adzim)

Fikih Ekologi Lingkungan

Dalam pembelajaran kali ini, Ustadz memulai materi dengan mengaitkan cerita diskusi
antara Allah SWT dengan malaikat yang diceritakan dalam Al-Qur’an. Hal tersebut mengenai
Makhluk yang hidup sebelum Nabi Adam berada di muka bumi. Mereka sering berbuat irsyad /
kerusuhan dan bertumpah darah. Dalam ilmu arkeolog banyak disebutkan bahwa makhluk yang
hidup ribuan bahkan puluhan ribu tahun terdahulu dinamakandengan makhluk purba/ makhluk
sebelum nabi Adam AS. yang banyak ditemukan di dunia dengan sosok yang besar-besar secara
fisik. Dapat dibuktikan dengan ditemukan fosil-fosil mereka.

Kenapa makhluk tersebut banyak yang musnah ? Dikarenakan Allah SWT melenyapkan
dan menghancurkan mereka semua. Tidak bisa merawat dan menjaga alam semesta yang jadi
penyebabnya. Innallaha Likulli Syai’in Qodiir “Sesungguhnya Allah SWT terhadap segala
sesuatu ini atas kuasa-Nya”. Setelah menghancurkan makhluk sebelum Nabi Adam AS,
kemudian Allah SWT berdiskusi dengan malaikat siapa yang akan menghuni alam semesta
tersebut.

Dalam Surah Al-Baqarah, Allah SWT berfirman : “Tatkala Tuhanmu berkata wahai
Muhammad, sesungguhnya aku ingin menjadikan di bumi ini seorang khalifah”. Maksud
khalifah ini adalah secara umum manusia yang menjadi sosok yang merawat alam semesta ini.
Kemudian malaikat menjawab, “Bukankah Engkau telah menciptakan(menjadikan) di alam
semesta ini makhluk hidup yang suka berbuat rusak dan mereka saling bertumpah darah. Dan
sementara kami bertasbih untuk mensucikan-Mu”. Para malaikat seolah mengatakan, “Ya Allah
apakah kami tidak cukup dengan bertasbih dan bertahmid kepada Engkau ?” Kemudian Allah
menegaskan, “Aku itu lebih tau daripada yang tidak kalian ketahui”. Artinya, Allah sudah
mempunyai sebuah rencana bahwa bumi akan di isi dengan makhluk yang tidak berbuat rusak
yaitu nabi Adam AS. Diceritakan bahwa bahan baku manusia terdiri dari 70% cair dan 30%
padat. Karena manusia itu terdiri dari dua unsur, dan dominan air, maka sifatnya persis seperti
air.

Air itu sifatnya mengikuti unsur yang mengikutinya, seperti air yang diberi warna hijau
akan menjadi hijau. Dan karena ini ada suatu hadits Rasulullah SAW yang menyatakan :

“Setiap anak itu terlahir dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang mendesain
anaknya itu menjadi Yahudi dan Nasrani.”

Jadi, perilaku orang tua akan mengalir kepada anaknya dikarenakan cairan akan mengalir
kemanapun wadahnya. Untuk menjadikan hal tersebut baik, perlu dilakukan ikhtiar dan do’a.
Kekuatan spiritualis / do’a adalah yang paling dahsyat bisa merubah seseorang. Ketika orang itu
terbatas dengan kekuatan pengetahuan dan kemampuan, maka akan timbul rasa penyesalan dan
sebagainya. Oleh karena itu, penting untuk menyertai kekuatan spiritual dalam kehidupan ini.

“Kemudian Nabi Adam AS diajari oleh malaikat tentang semua alam semesta yang ada.”

Allah SWT mendesain Nabi Adam AS untuk menghuni di bumi bukan di surga karena
kewajiban beliau adalah untuk melestarikan muka bumi ini. Oleh karena itu, perlu melestarikan
lingkungan muka bumi ini sebagai kewajiban anak cucu Nabi Adam AS. Dalam praktiknya
manusia juga bisa seperti ini, “engkau yang berjanji dan engkau yang mengingkari” kata dari
salah satu musisi Indonesia. Dan karena itu manusia merusak dirinya sendiri. Seperti manusia
yang diletakkan di darat tetapi daratan pun banyak yang dirusak oleh mereka.

Dalam Sarah Arba’in Nawawi, diceritakan bahwa apabila orang / manusia, sekelompok /
kaum berbuat kerusakan di darat, mereka diibaratkan menjadi dua kelompok yaitu, kelompok
baik dan kelompok buruk.

Bisa diibaratkan seperti orang yang berada di perahu, kelompok baik di lantai atas dan
kelompok buruk di lantai bawah. Nah, kelompok buruk ini berbuat kerusakan di bagian bawah
perahu, tetapi yang diatas hanya membiarkannya (padahal kita hidup di alam semesta ini satu)
dan tidak peduli dengan apa yang dirusak itu dan pikirannya hanya mengatakan ‘yang penting
selamat’. Akibatnya yang diatas juga terkena dampak juga dari bawah tadi karena hancurnya
bagian bawah. Jadi, sama-sama terkena dampaknya juga jika bumi itu rusak.

Ada satu ayat yang menjelaskan yang artinya, “Telah terjadi kerusakan di darat dan di
laut akibat tangan manusia”.

Bencana itu disebabkan oleh bencana yang sifatnya alami dan bencana yang disebabkan manusia
itu sendiri. Contohnya, banjir yang terjadi bisa karena ulah manusia.

Kita hidup di muka bumi ini harus produktif, yakni produktif dalam berpikir, dalam usia.
Begitu pula dalam pengguanaan alam, seperti menggunakan pertanian yang harus mengalami
peningkatan dalam hasil panennya. Tetapi produktifitas ini jangan sampai merusak alam semesta
kita ini, dengan merusak alam semesta ini.
Kesimpulannya yaitu bahwa kita diutus sebagai khalifah dimuka bumi ini memiliki
kewajiban dalam hal menjaga alam semesta ini dan bukan malah merusak keindahan alam untuk
kepentingan sendiri yang diberikan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai