Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NINA INDRIYANI N

NPM :1906319492

EFEK OBAT TERHADAP STATUS NUTRISI


Pemberian obat dapat memberikan pengaruh terhadap status gizi seseorang begitupun
sebaliknya. Beberapa obat perlu penyesuaian perhitungan dosis berdasarkan berat badan
aktual, ideal ataupun berat badan yang dikoreksi. Sebagai faktor presipitasi dalam interaksi
obat, status gizi dapat menyebabkan terjadinya keracunan obat atau kegagalan pengobatan
yang berhubungan dengan malnutrisi. Sebaliknya, beberapa obat dapat berdampak pada status
gizi seseorang. Mekanismenya bervariasi dan biasanya disebabkan oleh efek samping obat,
dimana dapat meningkatkan atau menghambat ketersediaan hayati nutrisi sehingga dapat
mempengaruhi status gizi individu, misalnya pada lansia yang menggunakan obat dalam jangka
waktu yang lama sering ditemukan kekurangan satu atau lebih nutrisi. Kelompok usia lain
seperti anak kecil dan remaja juga sangat berisiko karena kebutuhan nutrisi pada kelompok
umur tersebut lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Pengaruh obat pada status gizi
secara keseluruhan dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti stimulasi atau menekan nafsu
makan, mempengaruhi saluran pencernaan, meningkatkan eksresi diginjal, Kompetisi dengan
zat gizi lain, dll. Mekanismenya sebagai berikut:
a. Menstimulasi atau menekan nafsu makan
Beberapa obat dapat menstimulasi nafsu makan, mempengaruhi berat badan maupun
keduanya secara bersamaan. Beberapa obat tersebut antara lain:
 Antihistamin: golongan obat ini dapat meningkatkan nafsu makan dan
meningkatkan berat badan, contoh Cyproheptadine hydrochloride (Periactin).
 Antiansietas: obat yang termasuk golongan ini dapat menyebabkan hiperfagia
atau makan berlebihan, seperti chlordiazepoxide hydrochloride (Librium),
diazepam (Valium), and alprazolam (Xanax).
 Trisiklin antidepressant seperti amitriptyline hydrochloride (Elavil), olanzapine
(Zyprexa), chlorpromazine hydrochloride (Thorazine), dan clozapine (Clozaril)
dapat meningkatkan nafsu makan dan secara signifikan dapat meningkatkan
berat badan
 Insulin dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia setelah pemberian, jika tidak
segera diberikan makanan maka dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia
berat yang dapat berujung pada kematian. Jika makanan yang diberikan
berlebihan untuk mencegah terjadinya hipoglikemia maka dapat terjadi
peningkatan berat badan.
 Steroids: Anabolic steroids termasuk including testosterone, dapat
menyebabkan terjadinya retensi nitrogen yanhg dapat meningkatkan lean body
mass dan meningkatkan berat badan.

Obat-obat berikut ini dapat menekan nafsu makan:


 Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs): termasuk kedalam kelompok ini
seperti antidepressant dapat menyebabkan terjadi anoreksia dan penurunan
berat badan seperti: fluoxetine (Prozac).
 Amphetamine: obat ini menstimulasi system Saraf pusat dan menekan rasa
keinginan untuk makan, yang akan menyebabkan terjadinya penurunan berat
badan. Sehingga dahulu obat ini sering digunakan sebagai terapi obesitas. Akan
tetapi penggunaan jangka Panjang dapat menyebabkan terjadinya masalah
seperti kecanduan sehingga penggunaannya sudah dibatasi. Anak-anak yang
mengkonsumsi obat ini akan mengalami masalah retardasi pertumbuhan.
 Alcohol: dapat menyebabkan nafsu makan berkurang, menurunkan asupan
makanan dan terjadi malnutrisi. Anoreksia atau hilangnya nafsu makan akibat
penggunaan alcohol memberikan efek yang bervariasi seperti gastritis, hepatitis,
cirrhosis, ketosis, pancreatitis, alcoholic brain syndrome, drunkenness, dan
withdrawal symptoms. Selanjutnya dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi
yang merupakan komplikasi lanjut dari anoreksia.
b. Perubahan rasa dan bau. Banyak obat yang dapat menyebabkan gangguan pada rasa
dan bau makanan berupa dysgeusia, hypogeusia atau rasa yang tidak enak setelah
mengkonsumsi obat. Mekanismenya masih belum dipahami dengan baik. Diduga akibat
gangguan turnover dari sel pengecap yang mengganggu mekanisme tranduksi dalam sel
atau neurotransmitter yang memberikan informasi kemosensori. Captopril sebagai obat
antihipertensi dapat memberi rasa logam atau garam dan kehilangan persepsi rasa.
Beberapa obat seperti golongan tricyclic antidepressant amitriptyline (Elavil) dapat
menyebabkan gangguan aliran saliva, menyebabkan mulut terasa kering dan rasa logam
pada pengecapan. Antibiotic seperti clarithromycin (Biaxin) disekresi kedalam saliva
menyebabkan rasa pahit. Antibiotic lain seperti tetrasiklin dapat menekan bakteri
normal didalam mulut yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari bakteri
pathogen seperti kandidias. Metronidazole (Flagyl), merupakan antibiotic yang dapat
menyebabkan terjadinya dysgeusia (abnormal atau sensasi rasa yang tidak normal
seperti rasa logam). Antineoplastic medications (cisplatin atau methotrexate) dapat
menyebabkan kerusakan secara cepat pada sel menyebabkan stomatitis, glossitis, atau
esophagitis.
c. Memberikan efek pada saluran cerna
Iritasi lambung dan ulserasi merupakan masalah serius yang ditimbulkan oleh
banyak jenis obat. Obat Antineoplasma sering menyebabkan mual dan muntah hebat
sehingga terjadi masalah serius butuh penanganan khusus akibat dehidrasi dan
penurunan berat badan dalam jangka waktu lama. Banyak obat yang dapat
menyebabkan efek pada lambung dan menyebabkan terjadinya mual, muntah,
perdarahan, atau ulserasi bahkan menyebabkan gangguan pertumbuhan flora normal
didalam usus. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) seperti aspirin
(acetylsalicylic acid [ASA]),ibuprofen (Advil, Motrin), adan naproxen (Aleve, Anaprox)
dapat menyebabkan iritasi lambung. kadang-kadang iritasi yang terjadi sangat parah
hingga menyebabkan terjadinya perdarahan dilambung. Obat-obat Anticholinergik
(antipsychotics, antidepressants, antihistamines) menyebabkan peristaltic usus menjadi
lambat sehingga terjadi konstipasi.
Beberapa obat juga dapat meningkatkan penyerapan zat gizi sehingga memberi
manfaat pada status nutrisi seseorang. Sebagai contoh, cimetidine (Tagamet), yang
merupakan agen antisekresi lambung dapat membantu pasien dengan reseksi usus,
dimana obat tersebut menurunkan asam lambung dan volume output yang menjaga pH
usus sehingga meningkatkan penyerapan makronutrien. Akan tetapi, penggunaan yang
lama dari cimetidine dapat menyebabkan gangguan penyerapan vitamin B12, thiamin
dan besi. Beberapa obat dapat menyebabkan terjadinya malabsorpsi seperti obat
Questran (antihyperlipidemic) dapat berikatan dengan vitamin A, D,E dan K di saluran
cerna sehingga menghambat penyerapannya. Colchicine, merupakan terapi gout dapat
menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin B menyebabkan terjadinya anemia
megaloblastic. Alkohol dapat menyebabkan terjadinya malabsorpsi dari thiamin dan
asam folat menyebabkan terjadinya peripheral neuritis dan anemia. Penggunaan laksatif
juga dapat menyebabkan malabsorpsi berat yang kemudian menyebabkan terjadinya
kondisi seperti osteomalasia. Malabsorpsi sekunder juga dapat terjadi akibat
penggunaan obat seperti antibiotic neomycin menyebabkan terjadinya perubahan
jaringan vili usus, mempresipitasi garam empedu, mencegah pemecahan lemak dengan
menghambat kerja enzim lipase dan menurunkan penyerapan asam empedu yang
menimbulkan gangguan steatorrhea dan kegagalan penyerapan vitamin larut lemak
seperti vitamin A, D, E, and K.
d. Mual dan muntah merupakan salah satu efek dari penggunaan obat. Mekanisme secara
langsung pada kemoreseptor di saluran cerna (serotonin/5HT3 reseptor), efek langsung
pada chemoreceptor trigger zone atau keduanya memberi rangsangan pada pusat
muntah pada medulla. Obat-obat kemoterapi paling banyak menyebabkan efek mual
dan muntah pada pasien. Beberapa obat juga menyebabkan terjadinya gangguan pada
motilitas usus dimana dapat meningkatkan atau menurunkan motilitas usus. Obat-obat
opioid menurunkan motilitas dan sekresi dari usus.

DAFTAR PUSTAKA

Mahan, L. Kathleen, Raymond, Janice L. 2017. Krause ‘s : Food & The Nutrition Care Process,
14th edition. Elsevier Inc. St Louis, Missouri.

Nov;69(4):558-64. doi: 10.1017/S0029665110001989. Epub 2010 Aug 3.

Schlenker, ED., Sara L., 2015. Williams’ Essentials of Nutrition & Diet Therapy 11 th ed. Canada:
Mosby Elsevier.

White R. Drugs and nutrition: how side effects can influence nutritional intake. 2010

Anda mungkin juga menyukai