Anda di halaman 1dari 18

UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201

FARMASI 5

I. KOMPETENSI UMUM
Agar praktikan dapat mengetahui pengujian secara mikrobiologis

terhadap sediaan farmasi yang diperkiran mengandung bakteri patogen.

II. KOMPETENSI KHUSUS


Agar praktikan dapat mengetahui pengujian secara mikrobiologis

terhadap sediaan farmasi yang diperkiran mengandung bakteri patogen

dengan menggunakan metode angka lempeng total (ALT), most

probable number (MPN), dan uji bakteri patogen.

III. PRINSIP
Melakukan pengujian jumlah cemaran bakteri dan kapang-khamir

dengan menggunakan metode angka lempeng total (ALT), most

probable number (MPN), dan uji bakteri patogen yang menggunakan

medium tertentu sebagai medium penguji dan dilanjutkan dengan

metode spesifik untuk menentukan jenis bakteri patogen yang

terkandung dalam suatu sediaan yang dianalisi.

IV. KAJIAN TEORI


Banyak virus, bakteri, dan jamur menyerang makanan yang masih

mentah seperti sayur-sayuran, buah-buahan, susu, daging; banyak pula

menyerang makanan yang sudah dimasak seperti nasi, roti, kue-kue,

lauk-pauk dan sebagainya. Maka sudah sewajarnyalah jika manusia

sejak zaman dahulu dan dimana pun berusaha keras untuk

menanggulangi masalah tersebut. Banyak juga cara-cara yang telah

ditemukan oleh manusia untuk menyelamatkan makananya dari

pencemaran oleh mikroorganisme (Ikapi, 1987).

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

Pengawasan mutu dan keamanan produk farmasi dan makanan

sangat penting dilakukan guna memberikan jaminan kepada

masyarakat bahwa produk-produk yang mereka gunakan dan konsumsi

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (Radji, 2010).

Pemeriksaan mikrobiologis terhadap bahan makanan termasuk

susu dan produk susu dapat memberikan informasi mengenai mutu

bahan mentahnya, keadaan kebersihan pada pengolahannya, dan

keefektifan metode pengawetannya. Dalam hal makanan yang menjadi

busuk atau basi, penyebab kerusakan itu dapat diidentifikasi; setelah

penyebab kerusakan itu ditemukan, maka sumber pencemarannya

serta keadaan yang memungkinkan terjadinya kerusakan itu dapat

ditelusuri (Irianto, 2006).

Analisis kuantitatif mikroorganisme pada suatu sediaan farmasi

makanan-minuman dan kosmetik penting dilakukan untuk mengetahui

mutu sediaan dan bahan farmasi, makanan, minuman, dan kosmetika

(Djide, 2006).

Dalam analisis kuantitatif tersebut ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah mikroorganisme

didalam suatu bahan atau sediaan farmasi, makanan, munaman, dan

kosmetika dapat dibedakan sebagai berikut (Radji, 2010):

1. Angka lempeng total (ALT)

2. Metode filtrasi

3. Angka kapang kamir (AKK)

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

4. Pemeriksaan bakteri patogen

Homogenisasi sampel pemeriksaan adalah suatu cara penyiapan

sampel pemeriksaan untuk memperoleh distribusi mikroba sebaik

mungkin didalam sampel yang akan diperiksa. Tujuan homogenisasi

adalah membebaskan sel-sel bakteri atau jamur yang mungkin

terlindungi didalam bahan pemeriksaan dan untuk menormalkan

kembali sel-sel bakteri dan jamur yang mungkin viabilitasnya

berkurang karena kondisi yang kurang menguntungkan dalam

sediaan farmasi yang akan diperiksa (Radji, 2010).

Prosedur mikrobiologis untuk pemeriksaan bahan makanan

memanfaatkan teknik mikroskopik dan metode pembiakan. Bermacam-

macam media selektif dan diferensial digunakan secara ekstensif untul

memudahkan isolasi dan perhitungan tipe mikroorganisme tertentu.

Macam pemeriksaan yang dilakukan ditentukan oleh tipe produk

pangan yang akan diperiksa dan tujuan pemeriksaan (Irianto, 2006).

1. Angka lempeng total (ALT)

Pengujian angka lempeng total adalah pengujian yang dilakukan

untuk menghitung angka bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam

suatu sampel (Radji, 2010).

Cara penentuan. Sampel yang akan diuji terlebih dahulu

dihomogenkan dalam larutan pepton pengencer (pepton dilution

fluid, PDF) sehingga didapat pengenceran 10 -1. Dari hasil

pengenceran tersebut, dipipet sebanyak 1 mL ke dalam tabung

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

pertama yang berisi 9 mL larutan pengencer PDF sehingga diperoleh

pengenceran 10-2. Campuran dikocok homogen. Pengenceran

dilakukan demikian seterusnya sehingga diperoleh pengenceran

bertingkat 10-3, 10-4, dan 10-5 dan setertusnya. Larutan lethee broth

digunakan untuk obat, obat tradisional, dan kosmetika yang

mengandung pengawet yang biasa terdapat dalam sediaan (Radji,

2010).

2. Metode filtrasi

Metode ini dapat dilakukan apabila kandungan bakteri

diperkirakan rendah. Produk yang biasanya mengandung jumlah

bakteri yang rendah antara lain obat oral, minuman ringan, air minum

dalam kemasan atau produk lain yang diproses dengan baik. Prinsip

penentuan angka bakteri dengan cara filtrasi adalah pertumbuhan

bakteri aerob mesofil pada penyaringan membrane setelah

diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 – 48 jam dalam perbenihan

yang sesuai (Radji, 2010).

Cara penentuan. Sebanyak 100 mL sampel atau sejumlah yang

diperlukan disaring dengan peralatan penyaring vakum

menggunakan filter bakteri yang berdiameter 0,45 nm, kemudian

dibilas dengan air suling steril yang bervolume yang sama dengan

volume sampel yang disaring. Peralatan penyaring dibuka.

Selanjutnya, filter bakteri dibuka secara aseptis dengan pinset dan

diletakkan diatas permukaan media perbenihan PCA dalam cawan

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

petri. Pengeringan diupayakan sedemikan rupa agar tidak ada

gelembung udara antara filter bakteri dan media PCA. Cawan

diinkubasi dalam posisi terbalik pada suhu 37°C selama 24 – 48 jam.

Jumlah koloni yang tumbuh pada membran dihitung. Jumlah tersebut

menyatakan jumlah bakteri dalam 100 mL sampel (Radji, 2010).

3. Angka kapang-khamir (AKK)

Perhitungan angka kapang-khamir bertujuan untuk menentukan

jumlah koloni kapang dan khamir yang terdapat didalam suatu

sampel. Pada prinsipnya, pengujian ini menggunakan metode yang

hampir sama dengan penentuan ALT, hanya berbeda pada media

perbenihan yang digunakan. Pada penentuan AKK, digunakan media

sabouraud dextrose agara (SDA) atau potato dextrose agar (PDA)

(Radji, 2010).

Cara penentuan. Pada pemeriksaan AKK, volume sampel yang

dipipet kedalam media SDA/PDA pada setiap pengenceran adalah

0,5 mL. Media pembenihan SDA/PDA dituang terlebih dahulu,

kemudian sebanyak 0,5 mL sampel dipipetkan diatas permukaan

media, lalu digoyang perlahan sambil diputar sampai merata.

Pemeriksaan dilakukan duplo dan disertakan blangko media

SDA/PDA (Radji, 2010).

4. Pemeriksaan bakteri patogen

Keberadaan bakteri patogen dalam sediaan farmasi, makanan,

minuman, dan alat kesehatan harus dihindari agar penggunaan

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

produk terlindungi dari efek yang merugikan yang disebabkan oleh

produk yang dikonsumsi. Pemeriksaan bakteri patogen bertujuan

untuk apakah suatu produk mengandung bakteri patogen yang tidak

diperbolehkan terdapat dalam suatu sediaan farmasi, makanan,

minuman, serta alat kesehatan (Radji, 2010).

Beberapa mikroorganisme patogen yang harus diidentifikasi

dalam suatu produk adalah sebagai berikut (Radji, 2010):

a. Escherichia coli

b. Staphylococcus aureus

c. Salmonella typhi

d. Vibrio cholerae

e. Vibrio parahaemolyticus

f. Clostridium perfringens

g. Bacillus cereus

h. Pseudomonas aureginosa

i. Candida albicans

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

V. METODE KERJA
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bunsen,

cawan petri, enkas, inkubator, korek api, tabung reaksi, ose bulat

dan ose lurus.

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

handbody lotion (lovely), medium NA, medium PDA, medium TSB,

medium PW (pepton water), plastik warp, taro, tolak angina, ultra

milk dan tissue.

c. Cara kerja

1) ALT Bakteri

Dibuat larutan stok dari sampel Ultra Milk. Diencerkan dengan

pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Dimasukkan kedalam

cawan petri yang berisi pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4.

Dimasukkan medium NA (Nutrien Agar) sebanyak 9 mL kedalam

masing-masing cawan petri. Dihomogenkan dan didiamkan

sampai memadat. Kemudian diinkubasi dalam inkubator dan

diamati.

2) ALT Kapang

Dibuat larutan stok dari sampel Ultra Milk. Diencerkan dengan

pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Dimasukkan kedalam

cawan petri yang berisi pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3.

Dimasukkan medium PDA (Potato Dextrosa Agar) sebanyak 9 mL

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

kedalam masing-masing cawan petri. Dihomogenkan dan

didiamkan sampai memadat. Kemudian diinkubasi dalam enkas

dan diamati.

3) Pengujian Bakteri Patogen

a) Pseudomonas aureginosa

Dibuat larutan stok dari sampel Ultra Milk. Diencerkan

dengan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Pada

pengenceran 10-1 diambil satu ose Ultra Milk dan dimasukkan

kedalam tabung reaksi yang berisi medium SCB (Selenite

Cystin Enrichment Broth).

b) Staphylococcus aureus

Dibuat larutan stok dari sampel Ultra Milk. Diencerkan

dengan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Pada

pengenceran 10-1 diambil satu ose Ultra Milk dan dimasukkan

kedalam tabung reaksi yang berisi medium Pepton Water (PW).

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

VI. HASIL PRAKTIKUM


a. Data Pengamatan
1) ALT Bakteri
Pengenceran
Kelompok Sampel -1
10 10-2 10-3 10-4
Tolak
I ҂ 28 9 2
angin
II Ultramilk ҂ 14 17 1
III Lovely ҂ 6 10 5
IV Taro ҂ 4 7 14

2) ALT Kapang
Pengenceran
Kelompok Sampel
10-1 10-2 10-3 10-4
Tolak
I 110 92 5 ҂
angin
II Ultramilk - 2 1 ҂
III Lovely 10 32 42 ҂
IV Taro 10 45 2 ҂

3) Uji MPN
Pengenceran
Kelompok Sampel -1
10 10-2 10-3 10-4
Tolak
I --- --- --+ ҂
angin
II Ultramilk +++ --- --- ҂
III Lovely ҂ ҂ ҂ ҂
IV Taro +++ +--- +--- ҂

4) Uji Bakteri Patogen


Kel Sampel S.aureus S.thyposa E.coli P.aureginos
om a
pok PW VJA SCB SSA LB EM TSB CETA
BA
I Tolak
҂ ҂ ҂ ҂ + ҂ ҂
angin
II Ultramilk + - + + - ҂ ҂
III Lovely - ҂ ҂ ҂ ҂ ҂ ҂ -
IV Taro + ҂ ҂ ҂ ҂ ҂ ҂

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

Keterangan :

҂ → tidak dilakukan pengerjaan

+ → terdapat koloni

- → tidak terdapat koloni

Perhitungan ALT bakteri:

1
ALT bakteri = n x v x
fp

1
= 14 x 1
10−2

= 1,4 x 10-2 koloni/mL

b. Gambar Pengamatan

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Keterangan :

Pengenceran

10-4

Pengenceran

10-2

Pengenceran

10-3

ALT Bakteri dengan sampel Ultra Milk

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia

MPN Bakteri dengan sampel Ultra Milk

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia

Keterangan :

Medium PW (Pepton

Water)

Medium SCB
(Selenite Cystin
Enrichment Broth)
Medium PW (Pepton Water) dan
Medium SCB (Selenite Cystin
Enrichment Broth)

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
1 2 Keterangan :

1. Medium PDA 10-1

2. Medium PDA 10-2

3 3. Medium PDA 10-3

ALT Kapang dengan sampel Ultra Milk

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
(1) VJA (2) EMBA Keterangan :

1. Medium VJA

2. Medium EMBA

Setelah medium PW (Pepton Water)


digoreskan ke medium VJA (Vogel Johnson
ANNAS TA’ZIAH
Agar), NURUL10
sedangkan pada pengenceran ILMY
-1

150 2013 0186


digoreskan pada medium EMBA (Eosin
Methylene Blue Agar)
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

VII. PEMBAHASAN
Pengawasan mutu dan keamanan produk farmasi dan makanan

sangat penting dilakukan guna memberikan jaminan kepada

masyarakat bahwa produk-produk yang mereka gunakan dan

konsumsi memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Analisis kuantitatif mikroorganisme pada suatu sediaan farmasi

makanan-minuman dan kosmetik penting dilakukan untuk mengetahui

mutu sediaan dan bahan farmasi, makanan, minuman, dan kosmetika.

Dalam analisis kuantitatif tersebut ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah mikroorganisme

didalam suatu bahan atau sediaan farmasi, makanan, munaman, dan

kosmetika dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Angka lempeng total (ALT)

b. Metode filtrasi

c. Angka kapang kamir (AKK)

d. Pemeriksaan bakteri patogen

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

Pada percobaan ini, dalam menentukan jumlah cemaran mikroba

(bakteri dan kapang-khamir) serta pemeriksaan bakteri patogen dalam

sediaan farmasi, makanan, minuman, dan kosmetik dengan

menggunakan metode angka lempeng total (ALT), most probable

number (MPN) dan uji bakteri patogen.

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini sebagai

penunjang dalam melakukan percobaan ini adalah bunsen, cawan petri,

enkas, inkubator, korek api, tabung reaksi, ose bulat dan ose lurus. Dan

bahan yang digunakan medium NA (Nutrien Agar), medium PDA (Potato

Dextrosa Agar), medium SCB (Selenite Cystin Enrichment Broth),

medium PW (Pepton Water), NUltra Milk, Handbody Lation (Lovely),

Taro, dan Tolak Angin.

Pada percobaan ini digunakan tiga metode untuk menguji satu

sediaan yaitu angka lempeng total (ALT) untuk menghitung jumlah

cemaran mikraba (bakteri dan kapang-khamir), most probable number

(MPN), dan uji bakteri patogen.

Adapun cara kerja yang dilakukan pada pengujian ALT untuk

cemaran bakteri adalah dibuat larutan stok dari sampel Ultra Milk.

Diencerkan dengan pengenceran 10 -1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Dimasukkan

ke dalam cawan petri yang berisi pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4.

Dimasukkan medium NA (Nutrien Agar) sebanyak 9 mL ke dalam

masing-masing cawan petri. Dihomogenkan dan didiamkan sampai

memadat. Kemudian diinkubasi dalam inkubator dan diamati.

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

Pengerjaan pada pengujian ALT untuk cemaran kapang-khamir

dilakukan dengan dibuat larutan stok dari sampel Ultra Milk. Diencerkan

dengan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Dimasukkan kedalam

cawan petri yang berisi pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3. Dimasukkan

medium PDA (Potato Dextrosa Agar) sebanyak 9 mL kedalam masing-

masing cawan petri. Dihomogenkan dan didiamkan sampai memadat.

Kemudian diinkubasi dalam enkas dan diamati.

Untuk pengerjaan uji bakteri patogen dilakukan dengan dua

pengujian yaitu untuk bakteri Pseudomonas aureginosa dan

Staphylococcus aureus. Untuk bakteri Pseudomonas aureginosa dibuat

larutan stok dari sampel Ultra Milk. Diencerkan dengan pengenceran

10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Pada pengenceran 10-1 diambil satu ose Ultra

Milk dan di masukkan kedalam tabung reaksi yang berisi medium SCB.

Kemudian dilanjutkan untuk pengujian bakteri Staphylococcus aureus

dibuat larutan stok dari sampel Ultra Milk. Diencerkan dengan

pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Pada pengenceran 10-1 diambil

satu ose dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi medium

pepton water (PW).

Pada percobaan MPN (Most Probable Number), sampel yang

digunakan adalah Ultra Milk sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

pada pengenceran 10-1 positif terdapat bakteri, pada pengenceran 10 -2

negatif tidak terdapat bakteri dan begitu pula dengan pengenceran 10 -3

tidak terdapat bakteri.

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

Untuk pengujian cemaran mikroba dengan menggunakan metode

angka lempeng total (ALT) untuk menghitung jumlah bakteri dan kapang-

khamir digunakan konsentrasi pengenceran berbeda yaitu untuk bakteri

dimulai pada pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4 dan untuk kapang-khamir

dimulai pada pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3. Hal ini dimaksudkan

untuk meminimalkan jumlah bertumbuhan bakteri pada cawan petri

karena hal tersebut dapat menyulitkan dalam perhitungan. Selain itu,

kapang-khamir (jamur) membutuhkan nutrisi yang banyak dalam

pertumbuhannya sehingga dimulai dengan angka pengenceran 10 -1, 10-2,

dan 10-3 karena pada pengenceran ini diduga jumlah konsentrasi dari

nutrisi yang terkandung dalam pengenceran tersebut masih dapat

memenuhi kebutuhan jamur untuk tumbuh.

Pada percobaan ini, diperoleh tiga data yaitu ALT bakteri, kapang-

khamir, MPN, dan uji bakteri patogen. Pada percobaan ALT bakteri

diperoleh hasil pada pengenceran 10 -2 tumbuh sebanyak 14 koloni

bakteri, 10-3 tumbuh sebanyak 17 kolon bakteri dan 10-4 diperoleh

sebanyak 1 koloni bakteri. Percobaan ALT kapang-khamir diperoleh hasil

pada pengenceran 10-1 tidak ditumbuhi koloni jamur, 10-2 tumbuh

sebanyak 2 koloni bakteri dan 10-3 diperoleh sebanyak 1 koloni jamur.

Sehingga diperoleh jumlah ALT bakteri 1,4 x 10-2 koloni/mL dalam

sediaan Ultra Milk dan dinyatakan layak untuk digunakan.

Pada percobaan uji bakteri patogen sampel handbody lotion tidak

mengandung bakteri patogen jenis apapun. Hal ini dapat dilihat dari hasil

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

tabung reaksi yang tidak mengalami perubahan apapun setelah

diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Sehingga percobaan ini tidak

perlu dilakukan untuk pengujian medium spesifik.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa jumlah koloni pada :

1. ALT bakteri diperoleh hasil pada pengenceran 10 -2 tumbuh

sebanyak 14 koloni bakteri, 10-3 tumbuh sebanyak 17 kolon bakteri

dan 10-4 diperoleh sebanyak 1 koloni bakteri.

2. ALT kapang-khamir diperoleh hasil pada pengenceran 10 -1 tidak

ditumbuhi jamur, 10-2 tumbuh sebanyak 2 koloni bakteri dan 10-3

diperoleh sebanyak 1 koloni jamur.

3. Uji bakteri patogen sampel Ultra Milk tmengandung bakteri

Sehingga diperoleh jumlah ALT bakteri 1,4 x 10-2 koloni/mL

dalam sediaan Ultra Milk dinyatakan layak untuk digunakan.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Djide, N., 2006, Analisis Mikrobiologi Farmasi, Universitas


Hasanuddin, Makassar

Irianto, K., 2006, Mikrobiologi jilid 1, Yrama Widya, Bandung

Irianto, K., 2006, Mikrobiologi jilid 2, Yrama Widya, Bandung

Ikapi., 1987, Mikrobiologi Dasar, Djambatan, Surabaya

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186
UJI MIKROBIOLOGIS SEDIAAN 201
FARMASI 5

Radji, M., 2010, Buku Ajar Mikrobiologi, EGC, Jakarta

ANNAS TA’ZIAH NURUL ILMY


150 2013 0186

Anda mungkin juga menyukai