Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang
Kesehatan adalah factor penting didalam kehidupan manusia, karena kondisi ini akan
menunjang segala aktivitas yang akan dilakukan oleh manusia bisa berjalan lancar.
Namun kondisi ini terkadang mengalami suatu hambatan yang disebut penyakit / sakit.
Sakit adalah suatu kondisi tubuh manusia yang tidak bisa bekerja secara normal akibat
suatu virus atau hal – hal yang membuat penyakit di dalam tubuh manusia.
Banyak penyakit – penyakit yang dapat menyereng manusia, sehingga pada makalah ini
mencoba untuk memberikan informasi tentang penyakit – penyakit dan juga cara
penanganannya.
Hal ini tidak luput pula akan membahas tentang penyakit hipertensi, thypoid fever ,
diabetes militus.
B. Tujuan
1. Mengetahui apa itu penyakit
2. Mengetahui etiologi penyakit
3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit
4. Mengetahui patofisiologi penyakit
5. Mengetahui komplikasi penyakit
6. Mengetahui cara penanganan penyakit
C. Manfaat
1. Bagi profesi
Sebagai salah satu sumber dalam perkembangan di bidang profesi keperawatan
penderita hipertensi, typhoid fever, dan diabetes melitus.
2. Bagi pembaca
Memberikan pengertian dan pengambilan keputusan yang tepat kepada pembaca.
Khususnya dalam mengatasi jika ada penderita hipertensi,typhoid fever, dan
diabetes melitus.
3. Bagi Penulis
Penambah ilmu pengetahuan tentang proses keperawatan pada penderita hipertensi,
typhoid fever, dan diabetes melitus.

1
BAB II

PROFIL RUMAH SAKIT I.A.MOEIS SAMARINDA

A. Data Demografi
1. Sejarah Singkat
RSUD I.A Moeis adalah sebuah rumah sakit milik pemerintah,khususnya pemerintah provensi
Kalimantan Timur yang berlokasi di jalan HAMM Rifadin,Harapan Baru,Samarinda.Nama
rumah sakit ini diambil dari nama gubernur Kalimantan timur definitive pertama,yakni Inche
Abdoel Moeis.Rumah sakit ini berlebel tipe C,dan mempunyai tujuh dokter spesialis,dua
dokter gigi,dan dua belas dokter umum.Adapun tipe C adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan kedokteran spesialis terbatas yang menampung pelayanan rujukan dari
puskesmas.RSUD I.A Moeis memiliki lima jeneis ruwang rawat inap,sepuluh kamar vip dan
kelas1 lalu,kelas2 empat kamar,kelas3 lima kamar,dan kelas3B tujuh puluh tempat tidur dalam
bangsal besar.
2. Visi Misi dan Motto
a. Visi:
Menjadikan rumah sakit yang unggul pilihan masyarakat.
b. Misi:
1.Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia rumah sakit.
2.Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit.
3.Meningkatkan system managemen rumah sakit.
4.Meningkatkan status rumah sakit menjadi kelas B pendidikan dan rujukan provensi
Kalimantan timur.
c. Motto:
Kami peduli kesehatan anda.
3. Sarana dan Prasarana RSUD I.A Moeis
a. Luas tanah:12,4 Ha
b. Luas bangunan:12.175,06 M
c. Daya listrik:240.000 VA
d. Generator 1 dan 2:450 Kv dan 730 Kv
e. Pengolahan limbah:Ipal dan Incenerator
f. Sumber air:PDAM
g. Sarana komunikasi:Telepon central 2 induk dengan 52 line extension

2
4. Struktur Managemen RSUD I.A.MOEIS

3
BAB III

PENYAKIT TERBANYAK SELAMA PKL

HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80
mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah
lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal
ginjal, stroke, dan gagal jantung.

B. Etiologi
1. Faktor genetik dianggap penting sebagai sebab timbulnya hipertensi. Anggapan ini didukung
oleh banyak penelitian pada hewan percobaan dan tentunya pada manusia itu sendiri. Faktor
genetik tampaknya bersifat multifaktorial akibat defek pada beberapa gen yang berperan pada
pengaturan tekanan darah (Fauci AS et al, 1998).
2. Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling berperan dalam perjalanan munculnya
penyakit hipertensi. Faktor ini meliputi intake garam yang berlebihan, obesitas, pekerjaan,
alkoholisme, stresor psikogenik dan tempat tinggal. Semakin banyak seseorang terpapar faktor-
faktor tersebut maka semakin besar kemungkinan seseorang menderita hipertensi, juga seiring
bertambahnya umur seseorang (Fauci AS et al, 1998).
C.Tanda dan gejala
Hipertensi bisa dikatakan penyakit yang berbahaya karena dapat terjadi tanpa gejala, sehingga bisa
ditemukan saat sudah muncul komplikasi. Namun gejala bisa muncul bila tekanan darah sudah
sangat tinggi. Gejala yang mungkin ditimbulkan, antara lain:
1.Sakit kepala
2.Lemas
3.Masalah dalam penglihatan
4.Nyeri dada
5.Sesak napas
6.Aritmia
7.Adanya darah dalam urine

4
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke
ginjal, mengakibatnkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium
dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor
tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

E. Komplikasi

Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain dalam tubuh.
Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa menimbulkan penyakit-
penyakit serius, seperti:
1. Aterosklerosis. Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang kemudian
disertai dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini
disebut aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat menimbulkan serangan jantung, stroke,
dan penyakit arteri perifer.
2. Kehilangan penglihatan. Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan
pembuluh darah di mata.

5
3. Terbentuk aneurisma. Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh darah
melemah dan melebar. Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah bisa pecah dan
menyebabkan kematian.
4. Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di
ginjal.
5. Gagal jantung. Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras untuk
memompa darah ke seluruh tubuh.
6. Demensia vaskuler. Hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada aliran darah ke otak.

E. Penanganan
1. Penderita hipertensi mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan
berat badan secara ideal
2. Mengubah pola makan
3. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gr natrium
4. Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat
5. Berhenti merokok
6. Dan alkohol

6
THYPOID FEVER
A. Pengertian
Thypoid fever/demam tifoid atau thypus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus
dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran (T.H. Rampengan dan I.R. Laurentz, 1995).
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme
ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang
yang terinfeksi kuman salmonella.( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi (Arief
Maeyer, 1999).
B. Etiologi
1. Salmonella typhosa
2. Salmonela paratyphi a
3. Salmonella paratyphi b
4. Salmonella paratyphi c
5. Feses dan urin pada penderita tyfoid
C. Tanda dan gejala
1. Panas lebih dari 7 hari biasanya mulai demam nglemeng yang makin hari makin tinggi sehingga
pada minggu ke dua makin panas tinggi terus menerus ,terutama malam hari,siang hari panas agak
turun ,tidak pernah mencapi normal (febris intermitten).
2. Gejala sistem gastrointestinal :obstipsi sangat sering muncul,kadang-kadang diare mual muntah
dan kembung jarang.
3. Gejala saraf sentral:apatis kesadaran menurun,mengigil,delirium.
4. Hepatomegali ringan
5. Splenomegali
6. Skibala
D. PATOFISIOLOGI
Kuman salmonella masuk bersama makanan/minuman yang terkontaminasi, setelah berada dalam
usus halus mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (terutama plak peyer) dan jaringan
limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis setempat kuman lewat pembuluh
limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama

7
hati dan limpa. Di tempat ini kuman difagosit oleh sel-sel fagosit RES dan kuman yang tidak
difagosit berkembang biak. Pada akhir masa inkubasi 5-9 hari kuman kembali masuk ke darah
menyebar ke seluruh tubuh (bakteremia sekunder) dan sebagian kuman masuk ke organ tubuh
terutama limpa, kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali dari kandung
empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi usus. Dalam masa bakteremia ini kuman
mengeluarkan endotoksin. Endotoksin ini merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh lekosit
pada jaringan yang meradang. Selanjutnya zat pirogen yang beredar di darah mempengaruhi pusat
termoregulator di hipothalamus yang mengakibatkan timbulnya gejala demam.
Makrofag pada pasien akan menghasilkan substansi aktif yang disebut monokines yang menyebabkan
nekrosis seluler dan merangsang imun sistem, instabilitas vaskuler, depresi sumsum tulang dan panas.
Infiltrasi jaringan oleh makrofag yang mengandung eritrosit, kuman, limfosist sudah berdegenerasi
yang dikenal sebagai tifoid sel. Bila sel ini beragregasi maka terbentuk nodul terutama dalam  usus
halus, jaringan limfe mesemterium, limpa, hati, sumsum tulang dan organ yang terinfeksi.
Kelainan utama yang terjadi di ileum terminale dan plak peyer yang hiperplasi (minggu I), nekrosis
(minggu II) dan ulserasi (minggu III). Pada dinding ileum terjadi ulkus yang dapat menyebabkan
perdarahan atau perforasi intestinal. Bila sembuh tanpa adanya pembentukan jaringan parut.
E. Komplikasi
1. Komplikasi pada saluran pencernaan mirip dengan usus buntu
a. Pendarahan.
b. Perforasi (lubang) pada usus , alias usus bocor.
c. Peritonitis (infeksi selaput rongga perut).
2. Komplikasi diluar saluran pencernaan
a. Typoid toksik (TYFOID ENSEFALOPATI), dengan gejala gangguan mental dan penurunan
kesadaran.
b. Syok septik dengan gejala penurunan tekanan darah, nadi yang halus dan cepat di sertai dengan
ujung ujung jari yang dingin.
c. Heptitits Typosa dengan gejala mata kuning dan pembesaran hati.
d. Pankreatitis typosa.
F. Penanganan
Karena disebabkan oleh infeksi bakteri, satu-satunya cara efektif untuk mengatasi penyakit ini adalah
antibiotikumumnyaantibiotikyangdigunakanadalah kloramfenikol, ciprofloksasin, ampicillin, kotrimok
sasol, ceftriakson, dan sebagainya. Selain itu, penderita juga dianjurkan untuk meminum banyak
cairan guna mencegah dehidrasi akibat demam dan diare yang berkelanjutan.  Jika perlu, akan

8
diberikan pula obat untuk mengurangi gejalanya, seperti obat penurun panas, obat mual, obat batuk.
Terakhir, penderita juga dianjurkan untuk megonsumsi makanan bertekstur lembut

DIABETES MELITUS

A .Pengertian
Diabetes militus adalah kondisi hiperglikimia dengan beraneka kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal yang menimbulkan beraneka kelainan komplikasi kronik yang terjadi pada mata, ginjal,
saraf, pembuluh darah.
B. Etiologi
1. Pada diabetes melitus type I
a. Factor genetic :
Umumnya penderita diabetes tidak mewarisi diabetes type I itu sendiri namun mewarisi
sebuah presdisposisi atau sebuah kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes type I.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yg memililiki type antigen HLA (Human
Leucocyte Antigen) tertentu. HLA ialah kumpulan gen yg bertanggung jawab atas antigen
tranplantasi & proses imun lainnya.
b. Factor imunologi :
Pada diabetes type I terdapat fakta adanya sebuah respon autoimun. Ini adalah respon
abnormal di mana antibody terarah pada jaringan normal tubuh secara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yg dianggapnya seakan-akan sebagai jaringan asing.
c. Factor lingkungan :
Factor eksternal yg akan memicu destruksi sel B pancreas, sebagai sampel hasil penyelidikan
menyebutkan bahwa virus atau toksin tertentu akan memicu proses autoimun yg bisa
memunculkan destuksi sel B pancreas.
2. Pada diabetes melitus type II
a. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologi yang secara drastis menurun dengan cepat
pada usia setelah 40 tahun yang penurunan ini berisiko pada penurunan endokrin pankreas
untuk memproduksi insulin.
b. Obesitas
Mengakibatkan sel sel b pankreas mengalami hipertropi yang akan berpengaruh terhadap
penurunan produksi insulin.
c. Riwayat keluarga

9
Pada anggota keluarga terdekat pasien dm type II ( dan pada kembaran non identik ) resiko
menderita penyakit ini 5 sampai 10 kali lebih besar dari subjek.
d. Gaya hidup
Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan cepat saji yang kaya pengawet,
lemak, dan gula, makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja pankreas.

C. Tanda dan gejala


Karateristik diabetes tipe dua tersebut sebenarnya bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi kita agar
lebih waspada terhadap penyakit ini. Selain rutin melakukan pemeriksaan gula darah, ada beberapa
gejala diabetes melitus yang perlu kita waspadai :
1. Cepat haus
Polidipsia adalah kondisi dimana seseorang merasakan haus yang berlebihan dan seringkali
merupakan gejala awal diabetes. Terkadang seseorang akan merasa kering di daerah dalam mulut.
Namun, gejala seperti ini tidak berarti seseorang pasti menderita diabetes karena orang yang
melakukan aktivitas berat dan cuaca panas juga bisa membuat kita gampang haus. Namun,
waspadai jika Anda masih tetap haus bahkan setelah banyak minum. Gampang haus terjadi karena
kadar gula berlebih dalam darah menyerap air terus menerus dari jaringan sehingga membuatnya
dehidrasi.
2. Banyak buang air kecil
Banyak minum berarti sering juga buang air kecil. Lebih sering buang air dari biasanya dan volume
air seni yang abnormal dinamakan poliuria. Orang dewasa normalnya mengekskresikan satu
sampai dua liter air seni setiap harinya. Jangan remehkan kondisi selalu ingin buang air kecil,
terutama di malam hari. Dehidrasi parah akibat sering kencing dapat memengaruhi fungsi ginjal.
3. Cepat lapar
Poliphagia adalah kondisi dimana seseorang mengalami rasa lapar yang berlebih dan merupakan
satu dari tiga gejala utama diabetes. Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat
otot dan organ melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena
kurang makan sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan mengirimkan
sinyal lapar.
4. Penurunan berat badan
Walau nafsu makan meningkat, penderita diabetes dapat mengalami penurunan berat badan,
bahkan sangat drastis. Menjelang dewasa, berat badan manusia cenderung stabil dari tahun ke
tahun. Turun atau naik 1-2 kilo adalah lazim, tapi berhati-hatilah bila perubahannya sampai 5
persen dari berat badan. Karena kemampuan metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan

10
menggunakan apapun lain sebagai 'bahan bakar', misalnya otot dan lemak sehingga orang akan
tampak kurus.
5. Rasa lelah dan lemah yang tidak biasa
Kekurangan gula akan menyebabkan kekurangan energi. Kerja tubuh akan melambat dan malah
membakar otot atau lemak selama beraktivitas.

6. Pandangan kabur
Gula darah yang terlalu tinggi akan mengambil cairan dari tubuh, bahkan cairan dalam lensa mata.
Dehidrasi jenis ini akan memengaruhi kemampuan berkonsentrasi dan berakhir pada kehilangan
penglihatan total bila tidak dirawat dalam jangka waktu yang lama.
7. Pemulihan luka yang lama atau sering infeksi
Diabetes tipe 2 memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka atau melawan infeksi.
Luka yang butuh berminggu-minggu untuk pulih berpotensi terkena infeksi dan membutuhkan
pengobatan medis. Bila Anda sering mengalami ini, waspadalah akan penyakit di baliknya,
termasuk diabetes.

8. Warna kulit gelap


Penderita diabetes tipe 2 memiliki bercak gelap, kulit lembek dan lipatan di badannya. Kondisi ini
bernama acanthosis nigricans. Biasanya bercak dan lipatan ini terdapat di daerah ketiak dan sekitar
leher. Kondisi ini juga menandakan gangguan insulin.

D. Patofisiologi
1. Pada diabetes militus type I
Terjadinya dm tipe 1 utamanya disebabkan oleh defisiensi insulin. Defisiensi insulin dapat
menyebakan gangguan metabolisme lipid, protein, dan glukosa. Gangguan metabolisme lipid
terjadi karena meningkatnya asam lemak bebas dan benda keton sehingga penggunaan glukosa
erkurang dan menyebabkan hiperglikemia. Gangguan metabolisme protein terjadi karena
meningkatnya kecepatan proteolisis yang menyebabkan asam amino dalam plasma tinggi.
Gangguan metabolisme glukosa terjadi karena peningkatan proses glukoneo genesis sehingga
glukosa hepatik meningkat
2. Pada dm type II

Terjadinya dm tipe II disebabkan oleh resistensi insulin. Resistensi insulin dikarenakan obesitas
dan penuaan disfugsi sel b pankreas sehingga menyebabkan defisiensi insulin dan terjadinya
peningkatan glukosa hepatik yang tidak disertai kerusakan sel b pankreas

11
E. Komplikasi
1. Komplikasi Akut
a. Ketoasidosis diabetic
Dekompensasi kekacauan metabolik akibat defisiensi insulin dan resistensi insulin.

Hipoglikemia 
Penurunan kadar glukosa dalam darah. Biasanya disebabkan kadar insulin yang kurang tepat
atau asupan karbohidrat yang kurang. 
c. Hiperglikemia 
Meningkatnya kadar glukosa dalam darah. 
2. Komplikasi kronis 
a. Komplikasi mikrovaskuler adalah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah besar seperti
dijantung dan diotak yang sering mengakibatkan kematian serta penyumbatan pembuluh darah
besar diekstremitas bawah. 
1. Retinopati diabetikum disebabkan karena kerusakan pembuluh darah retina 
2. Nefropati diabetikum ditandai dengan ditemukannya kadar protein yang tinggi dalam urin
disebabkan kerusakan pada glomerulus. 
3. Neoropati diabetikum ditandai dengan hilangnya reflek dan adanya gangguan pada saraf. 
4. Gangrene 
b. Komplikasi makrovaskuler adalah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah kecil. 
1. Penyakit jantung coroner
2. Gangguan ginjal
3. Hipertensi
F. Penanganan
1. Lakukan pemeriksaan fisik setiap tahun
2. Rawat kebersihan dan kesehatan kaki pada penderita dm
3. Memeriksa kadar gula darah
4. berolahraga secukupnya
5. Melakukan pengontrolan menu makan (Diet)

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hipertensi
Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat dihadapi
baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan
menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin
atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan
garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan
garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.

2. Tyfoid fever

Demam tifoid adalah suatu  infeksi akut pada usus kecil yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi. Di Indonesia penderita demam tifoid cukup banyak diperkirakan 800/100.000 penduduk per
tahun, tersebar dimana-mana, dan ditemukan hamper sepanjang tahun.
Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang paling sering pada anak besar, umur
5-9 tahun. Dengan keadaan seperti ini, adalah penting melakukan pengenalan dini demam tifoid,
yaitu adanya 3 komponen utama : Demam yang berkepanjangan (lebih dari 7 hari), Gangguan
susunan saraf pusat / kesadaran.

3. Diabetes militus
Diabetes atau yang sering disebut dengan Diabetes Mellitus merupakan penyakit kelainan
metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh kelenjar
pankreas.Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin,meskipun jumlahnya normal.
Penyakit Diabetes terdiri atas dua macam, yaiti Diabetes tipe 1 (IDDM) dan Diebetes tipe 2
(NIDDM).

13
Cara mengontrol gula darah dalam tubuh ialah dengan cara berolah raga secara teratur, melakukan
senam khusus diabetes,  berjalan kaki, bersepeda, berenang, serta diet dengan cara yang benar

B. Saran

1. Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya. Karena di
dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
2. Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah makanan yang
bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
3. Rajin berolahraga
4. Mengonsumsi makanan yang rendah garam
5. Mengurangi makanan dan minuman yang manis

14

Anda mungkin juga menyukai