Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS

‘’KEWIRAUSAHAAN’’

DISUSUN OLEH:

MAWAR SARI

NPM:

16111003443157

PRODI MANAJEMEN SORE


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SAMARINDA
KATA PENGANTAR

Kita dan setiap orang masing-masing pasti ingin mendapatkan pekerjaan yang layak, namun
tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja saat ini sangat terbatas dan tidak berbanding
lurus dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar. Oleh sebab itu semua pihak harus terus
berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja
dengan lulusan institusi pendidikan.Di era global sekarang ini keadaan ekonomi di Indonesia
memang sangat memprihatinkan, namun kita tidak boleh menyerah pada keadaan sekarang
ini yang serba sulit kita harus berusaha,kreatif,inovatif dan berani mengambil suatu
keputusan serta resiko untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.kita tidak harus
bergantung pada orang lain.Untuk mendapatkan suatu pekerjaan kita harus berusaha
semaksimal mungkin. Dengan kita berwira usaha kita bisa belajar mandiri dan bisa
memaknai arti penting kehidupan secara tidak langsung kita sudah membantu banyak orang.
Bisnis adalah sebuah pembelajaran, dimana dibutuhkan analisa yang sangat dalam tentang
prospek dan kelayakan dalam usaha itu. Oleh karena itu, bisnis itu harus dimulai sejak dini
sehingga kita memiliki banyak waktu untuk dapat berpikir dan mengolah otak demi
kesuksesan usaha tersebut.

Samarinda,18 maret 2017

Mawar sari
KATA
PENGANTARi........................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................iii

A. LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................1


B. TUJUAN.....................................................................................................,..2

BAB II ISI.................................................................................................................3

A. SEJARAH SINGKAT ..............................................................................4


B. LANDASAN TEORI ...............................................................................5
C. ANALISIS 9 ASPEK................................................................................6
D. ANALISIS KEBERHASILAN.................................................................7
E. INDIKATOR-INDIKATOR UTAMA DAYA SAING SEEBUAH
PRODUK....................................................................................................8

BAB III PENUTUP .................................................................................................9

A.KESIMPULAN .........................................................................................10
B. SARAN ....................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara
memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produk barang atau jasa. Dalam
menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki :

1. Skill (kemampuan)
Seorang pelaku usaha harus memiliki skill (kemampuan) untuk berwirausaha karena
tanpa skill (kemampuan) seorang pelaku usaha tidak akan mungkin bisa berwirausaha
dan skill (kemampuan) ini adalah modal utama yang harus dimiliki dalam
berwirausaha.

2. Tekad (kemauan)
Apabila seorang pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada tekad
(kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka skill (kemampuan) berwirausaha itu
akan sia-sia karena tidak dapat tersalurkan.

3. Modal
Modal merupakan aspek yang sangat menunjang dalam hal memulai dan menjalankan
suatu usaha disamping mempunyai skill dan tekad.

4. Target dan Tujuan


Seorang pelaku usaha apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa
menentukan target dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target dan tujuan tidak
direncanakan maka usaha yang dijalankan tidak mungkin dapat bertahan lama.

5. Tempat
Tempat berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki karena sangat menunjang
dalam hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu bahan pertimbangan oleh konsumen
mengenai wirausaha yang sedang dijalankan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai contoh inspirasi dalam memulai suatu usaha baru
b. Sebagai tolak ukur jika mau memulai berwirausaha
c. Menjadi gambaran dalam berwirausaha bagi pemula wirausaha
d. Mengembangkan jiwa berwirausaha bagi mahasiswa
e. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
BAB II

ISI

A. Sejarah Singkat
Achmad Zulfikar adalah putra dari Bapak Suherman dan Ibu Juati. Anak ketiga dari
empat bersaudara ini berusia 27 tahun memiliki seorang istri yang bernama Putri
Karina dan seorang putra bernama Achmad Nawawi Faturahman. Panggilan akrabnya
adalah Aa Fikar. Dahulu ia tinggal bersama orangtuanya di daerah Tamanasari Jl.
Mangga Besar IV K Jakarta Barat. Setelah menikah ia tinggal bersama istri dan
anaknya di daerah krukut Jl. Thalib 3 Dalam No.4a Rt.004/Rw.05 Tamansari Jakarta
Barat.

Aa Fikar ini dulunya pernah bekerja di sebuah restaurant, namun karena banyaknya
kebutuhan yang harus dipenuhi untuk keluarganya, gaji yang beliau dapatkan tidak
mampu memenuhi kebutuhannya. Untuk itulah beliau memulai berwirausaha kecil-
kecilan dirumahnya dengan menjual sosis bakar,ice bubble dan makanan lainnya.
Usaha beliau sempat berhenti karena beliau ingin lebih fokus mengurusi istrinya yang
sedang hamil.

Setelah kelahiran putra pertamanya, beliau berhenti menjadi karyawan di restaurant


tempat ia bekerja, kini ia memulai membuka usaha barunya yaitu “ANAWFATH
CAFE” . Nama tersebut diambil dari nama putra pertamanya, usaha ini masih dibilang
baru dan kecil-kecilan,dengan tekad dan kesungguhan beliau memulai usahanya,
diharapkan usaha ini semkin berkembang dan lebih maju lagi.

B.Landasan Trori

a. Inti dan Hakikat Kewirausahaan


Kewirausahaan (Suryana: 2003) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(create new and different) melalui berfikir kreatif dan inovatif. Suryana (2003)
mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan
nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru
dan berbeda melalui :
1. Pengembangan teknologi baru
2. Penemuan pengetahuan ilmiah baru
3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada
4. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber
daya lebih efisien Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru
dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Sedangkan
inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan
masalah dan menemukan peluang. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk
memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan
kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.

b. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan


Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha
adalah:
1. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau
pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh
kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian,
ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis
adaalh untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses
adalahwirausaha yang mandiri dan percaya diri.

2. Berorientasi tugas dan hasil


Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja
keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku
inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan
pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap,
bergairah dan semangat berprestasi.

3. Keberanian mengambil risiko


Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk
mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang.
Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan
menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua
alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang
konservatif . Pilihan terhadap risiko tergantung pada :
a.       Daya tarik setiap alternatif
b.      Kesediaan untuk rugi
c.       Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal Selanjutnya kemampuan untuk
mengambil risiko tergantung dari :
a.       Keyakinan pada diri sendiri
b.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan
kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
c.       Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realitis

4. Kempemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia
selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor
baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan
sebagai suatu yang menambah nilai.

5.      Berorientasi ke masa depan


Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya  dengan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.

c. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki
ciri-ciri :
a.       Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut
cukup baik
b.      Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
c.       Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan Kewirausahaan
adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-
cara baru.

Menurut Everett E. Hagen ciri-ciri innovational personality sebagai berikut :


a.       terbuka terhadap pengalaman
b.      memiliki kemampuan untuk bekerja dengan penuh imajinasi
c.       memiliki keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian
d.      selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan
e.       Has a duty or responsibility to achieve, memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk
berprestasi
f.       memiliki kecerdasan dan energik
Sedangkan menurut Alma (2003), jalan menuju wirausaha sukses adalah :
·         mau kerja keras
·         bekerjasama
·         penampilan yang baik
·         yakin
·         pandai membuat keputusan
·         mau menambah ilmu pengetahuan
·         ambisi untuk maju
·         pandai berkomunikasi
Proses kreatif dan inovatif (Suryana: 2003) hanya dilakukan oleh orangorang yang memiliki
jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
a.       Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
b.      Berinisiatif (energik dan percaya diri)
c.       Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
d.      Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resiko
dengan penuh perhitungan) dan Suka tantangan.
Faktor pribadi yang mempengaruhi kewirausahaan : motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai
pribadi, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan dari faktor lingkungan adalah peluang,
model peran dan aktivitas.

d. Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu :
seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi
sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan/kegiatan.
Keterampilan yang harus dimiliki Suryana (2003) :
a.       Managerial skill
b.      Conceptual skill
c.       Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
d.      Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan)
e.       Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu) Kompetensi
diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung
berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang ingin dicapai.
C. Analisis Keberhasilan

disimpulkan sebagai berikut :

1. Kebutuhan Pokok
a. Sandang
Kebutuhan sandang / pakaian beliau dan keluarganya terbilang memadai.
b. Pangan
Untuk kebutuhan pangan, keluarga ini memiliki cara tersendiri untuk memenuhinya
dengan membuat makanan dirumah/ tidak beli diwarung nasi atau tempat makan, untuk
menghemat waktu dan mengembangkan kemampuan memasaknya.
c. Papan
Saat ini beliau masih tinggal dirumah ibu mertuanya, dulu ia sempat mengontrak rumah
namun karena jarak yang terlalu jauh mereka kembali kerumah yang kini dibuatnya usaha
Anawfath Café.
d. Kesehatan
Untuk kesehatan beliau dan keluarganya tidak memakai jasa asuransi apapun.
e. Pendidikan
Pendidikan terakhir pemilik Anawfath Café ini adalah SMA ,tetapi ia memiliki cukup
pengalaman bekerja diberbagai tempat dan berbagai bidang pekerjaan.

2. Hutang Vs Kartu Kredit


Untuk memulai usahanya ini pemilik memperoleh modal dari hasil kerja kerasnya selama ia
bekerja dan ditambah dengan pinjaman dari pihak lain .

3. Manfaat untuk orang lain


Usaha ini jelas memberikan manfaat untuk orang lain , salah satunya dengan membuka
lapangan pekerjaan baru untuk orang-orang yang butuh pekerjaan dan mengembangkan
kemampuan wirausahanya.

4. Gaya Hidup
Gaya hidup beliau bisa dibilang sangat sederhana, ramah, mudah bergaul dan mau berbagi
dengan siapapun yang kesulitan.
D. Indikator-indikator utama daya saing sebuah produk

A. Pengertian daya saing


    Pada dasarnya sebuah wilayah yang memiliki suatu produk akan berhasil bila suatu produk
yang dibuatnya/diciptakan memiliki sesuatu yang lebih dari yang lain sehingga harga yang
akan dibuatnya akan semakin tinggi. Maka dari itu hari-hari ini banyak produk yang
dipasarkan sehingga muncul sebuah daya saing yang ketat dan yang memenuhi syarat
pengujian.
Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang memenuhi
pengujian internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara tingkat pendapatan
yang tinggi dan berkelanjutan, atau kemampuan daerah menghasilkan tingkat pendapatan dan
kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan eksternal.
Daya saing juga dapat juga diartikan sebagai kapasitas bangsa untuk menghadapi tantangan
persaingan pasar internasional dan tetap menjaga atau meningkatkan pendapatan riil-nya.
      Ada beberapa pengertian daya saing yang mencakup wilayah, sebagai berikut :
 1.  Daya saing tempat (lokalitas dan daerah) merupakan kemampuan ekonomi dan
masyarakat lokal (setempat) untuk memberikan peningkatan standar hidup bagi
warga/penduduknya .
2. Daya saing daerah berkaitan dengan kemampuan menarik investasi asing (eksternal) dan
menentukan peran produktifnya .
3. Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan
tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan
domestik dan internasional .

Ada beberapa yang sangat berpengaruh terhadap daya saing, yaitu :


1.  Iklim yang kondusif
     Pada hal ini peningkatan daya saing bergantung kepada iklim. Contoh saja suatu produk
teh, jika saja iklim tidak mendukung maka daya saing di pasar akan menurun karena tanaman
teh belom dapat diproduksi. Ini dikarenakan iklim yang tidak mendukung bisa kemarau yang
berkepanjangan atau ada sebab lain.

2.  Keunggulan komparatif


     Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo.
Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif
antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara
mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada
negara lainnya. Adapun keunggulan kompetitif lebih mengarah pada bagaimana suatu daerah
itu menggunakan keunggulan-keunggalannya itu untuk bersaing atau berkompetisi dengan
daerah lain.
Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia
mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam
memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua
negara bersedia bertukar kopi dan timah. Akan tetapi dalam kerangka perdagangan kopi
dunia, keunggulan kompetitif Indonesia akan lebih besar dibanding Malaysia untuk bersaing
di pasar internasional. Sebaliknya dalam perdagangan Timah, Malaysia memiliki keunggulan
kompetitif lebih baik dibanding Indonesia.

3.  Keunggulan kompetitif


     Seperti contoh diatas, keunggulan kompetitif Indonesia akan lebih besar dibanding
Malaysia untuk bersaing di pasar internasional. Sebaliknya dalam perdagangan Timah,
Malaysia memiliki keunggulan kompetitif lebih baik dibanding Indonesia.

Ada beberapa indikator meningkatnya daya saing :


1.      Pertama yakni makroekonomi, di mana indikator daya saing dilihat dari beberapa aspek
seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan
neraca antara ekspor dan impor.

2.      Kedua, kualitas infrastruktur. Meskipun masih banyak yang harus dilakukan untuk
meningkatkan sektor infrastruktur, sektor ini diketahui telah mengalami peningkatan dari
semula dari peringkat 96 menjadi peringkat 90.

3.      Ketiga, kesehatan dan pendidikan dasar yang meningkat dari peringkat 82 menjadi
peringkat 62. Menurut laporan Program (Millenium Development Goals/MDG's), pada 2010
bidang kesehatan masih perlu ditingkatkan terutama dalam masalah gizi buruk, kematian ibu
sewaktu melahirkan, dan penyakit HIV AIDS.

Sedangkan untuk bidang pendidikan menunjukkan kenaikan. Partisipasi masyarakat dalam


mengenyam pendidikan SD tercatat sebesar 94,7 persen, SMP sebesar 66,5 persen, serta
melek huruf sebesar 99,4 persen.

Dengan adanya peningkatan peringkat daya saing Indonesia, ini menunjukkan peningkatan
kepercayaan dunia usaha terhadap upaya Pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur dan
iklim usaha di Indonesia. Selain itu kenaikan peringkat ini diharapkan akan mendorong
masuknya investasi asing ke Indonesia.

Adapula indikator utama pembentuk daya saing :


1.      Lingkungan usaha produktif
Sebagai contoh :
2.      Perekonomian daerah
3.      Ketenagakerjaan dan sumberdaya manusia
4.      Infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan
5.      Perbankan dan lembaga keuangan
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat daya saing setiap
variabel adalah sebagai berikut :

1.      Variabel perekonomian daerah, dengan sub variabel :

• Nilai Tambah
X1=PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
X2=Laju Pertumbuhan PDRB
X3=PDRB Per Kapita
• Tabungan
X4=Tabungan
X5=Laju Pertumbuhan Tabungan
• Kinerja Sektoral
X6=Laju Pertumbuhan Produktivitas Sektor Industri
X7=Laju Pertumbuhan Produktivitas Sektor Jasa
X8=Laju Pertumbuhan Produktivitas Sektor Pertanian

2.      Variabel infrastruktur dan sumber daya alam (SDA), dengan sub variabel :

• Modal Alamiah
Y1=Ketersediaan dan Kualitas Sumber Daya Lahan
Y2=Sumber Daya Air
Y3=Sumber Daya Hutan
• Modal Fisik
Y4=Luas Wilayah Perkotaan
Y5=Panjang Jalan per Luas Wilayah Wilayah Perkotaan
Y6=Kualitas Jalan Raya
Y7=Produksi Listrik
Y8=Fasilitas Telepon per Kapita

3.      Variabel sumber daya manusia (SDM), dengan sub variabel :

• Angkaketergantunga, angkatan kerja, prosentase angkatan kerja, jumlah penduduk


usiaproduktif terhadap total penduduk, jumlah penduduk J@TI Undip, Vol VII, No 1,
Januari 2012 45
Yang berkerja, pengangguran;
 Pendidikan ; tingkat partisifasi siswa, dan rasio jumlah pengajar siswa
 Ketenagakerjaan
X1= angka ketergantungan
X2= angka kerja
X3= presentase angkatan kerja
X4= presentase penduduk usia produktif terhadap total penduduk
X5= jumlah penduduk yang bekerja
X6= penganggura
Dan inilah beberapa contoh gambar festival kewiraushaan yang ada di untag samarinda:
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dimana ada kemauan, usaha, kerja keras dan berfikir maju maka segala kesulitan akan
menjadi kemudahan. Terbukti dengan kisah dari Bang Djaja yang dulunya susah payah
membuka usaha, sampai meminjam uang untuk modal usahanya, kini ia mampu
membuktikan ia mampu menjadi wirausaha yang sukses.
Hidup sulit dan sangat sederhana tidak mematahkan semangatnya untuk berusaha, sampai ia
menjadi suksespun ia tetap menjadi Bang Djaja yang ramah dan bersahaja. Dari gerobak kecil
sampai menjadi warung yang cukup besar ia rai dengan kerja keras. Berusaha memuaskan
konsumennya dan tak henti pula ia berkreasi untuk mengembangkan usahanya.

B SARAN
Menumbuhkan Jiwa dan Kompetisi Kewirausahaan
1. Menumbuhkan Jiwa Wirausaha
Mungkin kita pernah mendengar bahwa keluarga yang kaya akan memunculkan anak-anak
yang kaya karena mereka terbiasa kaya. Begitu pula ada yang menganggap bahwa seseorang
menjadi pengusaha karena memang bapakibunya, kakek-neneknya, dan sebagian besar
keluarganya adlah keturunan pengusaha. Anggapan seperti ini menurut hemat penulis
merupakan pemikiran yang keliru. Tidak bisa dipungkiri memang, ada banyak pengusaha
yang lahir dari keluarga atau keturunan pengusaha. Tetapi bukan berarti diturunkan secara
genetis. Mungkin hal ini terjadi karena aspek lingkungan pengusaha yang cukup kuat
mempengaruhi jiwa orang tersebut untuk menjadi pengusaha. Menjadi wirausaha
(entrepreneur) tentu saja merupakan hak azasi semua kita. Jangan karena mentang-mentang
kita tidak punya turunan pengusaha sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha.
Langkah awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke dunia wirausaha adalah
menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak cara yang dapat dilakukan misalnya:

1.      Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah maupun
tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan
2.      Melalui seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali
diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga melalui
media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita
3.      Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik
yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor). Melalui pelatihan
ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan linghkungan akan diuji
dan selalu diperbaiki dan dikembabngkan
4.      Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat berwirausaha.
Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (sucess story), media televisi, radio majalah
koran dan berbagai media yang dapat kita akses untuk menumbuhkembangkan jiwa
wirausaha yang ada di diri kita. Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat
mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha. Pertanyaannya, aspek-aspek kejiwaan apa
saja yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa wirausaha ? Untuk membahas
lebih lanjut mengenai pertanyaan tersebut, penulis akan mencoba membahas pendapat
Suryana (2003) bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
a. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri
bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang mendasar
yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin
bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai
rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis
untuk terus maju.

b. Berinisiatif (energik dan percaya diri)


Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh
seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang
penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu
berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan,
sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.

c. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)


Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang oleh
seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila dihadapkan pada kondisi
gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya.
Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur
menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan
adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.

d. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil


resiko dengan penuh perhitungan) Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci
menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru
walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional.
Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung jawab kepada
orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri,
minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang
harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin meraih sukses dalam
berwirausaha.

e. Suka tantangan
Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus mundurnya seorang
manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. apa yang menyebabkan mereka hengkang dari
perusahaannya dan meninggalkan kemapanan sebagai seorang manajer? Sebagian dari
mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban tugas rutin yang entah kapan
berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih dinamis yang selama ini belim
mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka bekerja. Akhirnya mereka menelusuri
aktivitas seperti apakah yang dapat memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan ?
“Berwirausaha” ternyata menjadi pilihan sebagian besar manajer yang sengaja keluar dari
kemapanannya di perusahaan. Mengapa “wirausah ?” Ternyata begitu banyak variasi
pekerjaan dan perubahan yang sangat menantang dalam dunia wirausaha.

2. Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan


Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu :
seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi
sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan/kegiatan.
Keterampilan yang harus dimiliki :

a. Managerial skill
Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki
wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan menganalisis dan mengembangkan pasar,
kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber
daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses. Secara garis
besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal
dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah
kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen
administrasi niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik
negeri maupun swasta. Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak
serta melalui pengalaman.

b. Kemampuan untuk merumuskan tujuan


Kebijakan dan strategi usaha merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses. Tidak
mudah memang mendapatkan kemampuan ini. Kita harus akstra keras belajar dari berbagai
sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain dalam
berwirausaha.

c. keterampilan memahami
Mengerti, berkomunikasi dan berelasi Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada
orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan
usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak peluang dalam merintis
dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
ini misalnya denganmelatih diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan
melatih kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain

d. keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan


Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Berbagai
permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini. Wirausaha dituntut untuk
mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai
alternatif pemecahannya. Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik dari berbagai
alternatif yang ada. Agar tidak salah menentukan alternatif, sebelum mengambil keputusan,
wirausaha harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan.
Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara. Selain
pendiudikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan berbagi pengalaman
dapat kita peroleh.

e. keterampilan mengatur dan menggunakan waktu


Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress adalah
ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan
mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga
membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Seorang wirausaha harus terus belajar mengelola
waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan
rencana-rencana yang telah digariskan.

Anda mungkin juga menyukai