Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr.Wb.

            Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita
semua. Alhamdulillah dengan RahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Anthocerotopsida”. Makalah ini berisi tentang Pengertian Jamur anthocerotopsida, Karakteristik
anthocerotopsida, klasifikasi anthocerotopsida, habitat dan siklus hidup anthocerotopsida, reproduksi
anthocerotopsida dan peranan anthocerotopsida dalam kehidupan.

Semoga dengan adanya makalah ini, kita bisa lebih memahami tentang jamur dan jenis-jenisnya secara
mendalam. Adapun dalam pembuatan makalah ini, tim penulis merasa masih kurang sempurna. Untuk
itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.  

                                                                                                       Cirebon, 18 November 2013

                                                                                                    Tim Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup
berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies (Tjitro,
1983 : 88). Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di
tepi sungai atau danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh
utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat.
Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada
persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk
bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit
dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki,
suatu organ yang melekat dan menyerap, terbena  dalam-dalam di dalam jaringan talusnya. Dalam
beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut sejati.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa karakteristik dari lumut tanduk?

2.      Dimana habitat dari lumut tanduk?

3.      Bagaimana bentuk morfologi dan anatomi dari lumut tanduk?

4.      Bagaimana reproduksi dari lumut tanduk?

5.      Apa peranan dari lumut tanduk?

C.    Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Lumut Tanduk

a.       Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.

b.      Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang menyerupai
tanduk, sehingga disebut lumut tanduk

c.       Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram  dengan tepi bertoreh,
dosiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh melekat pada tanah
dengan perantara rizoid.

d.      Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.

e.       Rizoid berada pada bagian ventral.


f.       Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.

g.      Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat dengan
tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.

h.      Struktur  anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu
pirenoid yang besar.

i.        Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.

j.        Sporogonium terdiri dari kaki dan kapsul (tanpa seta). (Tjitrosoepomo, 2011: 187)

B.     Morfologi dan Anatomi

Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi yang
dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui kapsul menunjukan
kelompok sel-sel steril, yaitu kolummela, di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder
berongga yang berisi elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke
seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis diselingi oleh stomata yang
sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi
menyebabkan sporofit matang hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan
makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding
kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.

Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik di dasarnya.
Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul matang jaringan steril dan jaringan
penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka
spora-spora baru terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus
tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.

Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja yaitu
suku Anthocerotae. Berlainan dengan golongan lumut hati lainnya,
sporogonium Anthocerothalesmempunyai susunan dalam yang lebih rumit.

Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah
dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu
kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang.
Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu
kemudian hampir selalu terisi dengan lender.

Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya.
Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats
terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki
sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus
gametofitnya.

Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium). Sporogonium tidak
bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak pecah seperti
buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel
mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan yang diselubungi oleh jaringan
yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel
mandul yang dinamakan elatera.

Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama,
akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang
mempunyai stomata dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya mengandung koloroplas.

Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang mencakup antara


lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai gametofit lumut hati;
perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh
seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar,
lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.

C.     Habitat

Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang selokan. didaerah yg
mempunyai kelembaban tinggi.

D.    Klasifikasi Lumut Tanduk

Anthocerotopsida terdiri dari satu bangsa, yaitu Anthocerothales. Anthocerothales dibedakan dalam
dua suku, yaitu Anthocerotaceae dan Notothylaceae.

 Suku Anthocerotaceae mempunyai cirri

      sporogonium panjang, silindris dan tumbuh tegak di tengah permukaan talus

      bagian pangkal sporogonium diselubungi oleh involukrum

       sel-sel dinding kapsul mengandung kloroplas, dan terdapat stoma

      Suku ini terdiri 4 marga : Anthoceros, Phaeoceros, Megaceros, dan Dendroceros


  Suku Notothylaceae mempunyai cirri :

      Sporogonium pendek, tumbuh horizontal dan terdapat pada tepi talus

      Dinding kapsul tidak ada sel-sel yg mengandung kloroplas, tidak ada stoma

      Pangkal sporogonium tidak diselubungi involukrum

      Suku ini hanya terdiri satu marga, yaitu


Notothylas. Contoh : Notothylas indica

E.     Reproduksi Lumut Tanduk

Reproduksi pada Lumut tanduk terjadi secara seksual dan aseksual, yaitu:

1.     Reproduksi secara seksual

          Reproduksi secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan anteridium dekat
permukaan atas gametofit. Sebagaimana halnya pada lumut hati atau lumut daun, beberapa spesies
lumut tanduk merupakan tumbuhan uniseksual, sedangkan yang lain merupakan tumbuhan biseksual.
Anteridium Anthoceros bersifat unik, tunggal atau berkelompok tersembunyi dalam suatu ruangan yang
disebut ruang anteridium pada permukaan dorsal talus, demikian pula dengan arkegonium, terbenam
pada talus yang berdaging. Sporofit lumut tanduk secara nyata memiliki sejumlah stomata. Tidak
mempunyai seta atau tangkai dan tampak sebagai tanduk yang halus muncul melalui lapisan basal dari
kaki dekat permukaan talus.

          Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada
suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot
mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah
yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk
kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah
plongan, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan
kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
Reproduksi Aseksual Reproduksi lumut tanduk secara aseksual atau disebut juga reproduksi vegetatif
dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu :

a.      Fragmentasi atau pemisahan lobus dari bagian utama talus. Sel-sel bagian basal dari talus yang tua
mati dan hancur, dan jika proses ini terjadi pada talus yang bercabang, maka menyebabkan lobus dari
talus tersebut saling terpisah. Masing-masing lobus selanjutnya dapat tumbuh lagi menjadi individu yang
baru;

b.     Gemma atau kuncup. Para ahli lumut pernah melaporkan adanya beberapa spesies Anthoceros
dapat menghasilkan gemma yang melekat pada tangkai yang pendek pada permukaan atas dan
sepanjang tepi talus, contoh A. glandulosus dan A. formosae;

c.      Tuber/umbi, ada beberapa jenis lumut tanduk membentuk umbi kecil yang mempunyai
kemampuan untuk menjadi gametofit baru.

F.      Peranan lumut tanduk

1.      Digunakan oleh ilmuwan sbg model dlm experimen biologi tumbuhan.

2.      Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.

3.      Lumut berperan dalam menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir dalam ekosistem hutan.

4.      Lumut dapat digunakan sebagai bahan bakar atau atap rumah.

5.      Lumut dapat digunakan untuk menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada musim kemarau.

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup
berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda
pada sporofitnya. Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang
menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk. Gametofit berupa talus yang sederhana.umut
tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang selokan, didaerah yg
mempunyai kelembaban tinggi. Reproduksi lumut tanduk secara seksual dengan menghasilkan
sederet arkegonium dan anteridium. Sedangkan secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi,
gammae, dan tuber atau umbi. Peranan digunakan oleh ilmuwan sebagai model dalam experimen
biologi tumbuhan. 

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2008. Biologi Umum Jilid 2 Edisi 8. Jakarta: Erlangga

Sutarmi, Siti dkk. 1983. Botani Umum 4 . Bandung: ANGKASA

Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press

Anonim.2010.Lumuttandukanthocerotopsida.http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/lumut-tanduk-
anthecerotopsida.html

Anda mungkin juga menyukai