NASKAH ROLEPLAY
Pemeran:
Perawat 1 : “Bapak kan belum makan pagi, mari saya bantu untuk makan ya pak?”.
Perawat 1 : “Bapak kenapa? Bapak harus makan agar bapak tidak lemas. Makan ya
pak saya akan bantu”.
Pak Roni : (tetap terdiam dan tiba-tiba menangis)
Perawat 1 : “Kenapa bapak menangis? Bapak cerita saja apa yang bapak rasakan
sekarang”.
Pak Roni : “Kamu tidak mengerti perasaan saya, kamu tidak tahu kan betapa
menderitanya saya sekarang ini, hidup dengan satu tangan seperti
saya !!”.
Perawat 1 : “Iya pak, saya paham dengan apa yang bapak rasakan”.
Pak Roni :”Saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya
benar-benar tidak berguna”.
Perawat 1 : “Bapak tidak boleh seperti itu. Bapak itu kepala rumah tangga, bapak
harus tegar untuk menghadapi semua itu. Saya yakin bapak dapat
melakukannya dan melewati cobaan ini. Sekarang saya bantu untuk
makan ya pak”
Tiba-tiba istri pasien datang untuk menjenguk pasien. Dia menanyakan kepada staf
administrasi dimana pasien berada
Istri : “Selamat pagi sus, saya dengan ibu Fauziah istri dari bapak Roni,
dimana keadaan suami saya ya sus”?.
Staf administrasi: “Baik bu, sebentar ya saya akan cek data suami ibu terlebih dahulu”.
Istri : “Sus, tolong berikan pengarahan pada suami saya, agar dia semangat
kembali”.
Perawat 2 : “Iya kami akan berusaha tapi kami juga butuh bantuan dari ibu dan
keluarganya untuk memberi support untuk pak Roni”.
Perawat 3 segera keluar dan berbicara dengan Istri pak Roni di luar ruangan.
Istri : “Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya sus? Akhir-akhir ini dia
sangat sensitif dan sering murung?”
Perawat 3 : “Maaf bu, bukan kewenangan saya untuk memberi tahu keadaan pasien.
Nanti akan saya diskusikan dulu dengan dokter ya bu”.
Perawat 1 : “Baiklah bu, sekarang bapak sudah selesai makan. Nanti siang saya
akan kembali untuk mengantarkan makan siang ya bu”
Perawat 3 : “Saya akan melaporkan kondisi pak Roni dok, sejauh ini kondisinya
baik, namun kejiwaannya masih belum stabil. Dia masih sering diam dan
masih sensitif”.
Dokter : “Baik sus,tentunya keadaan kejiwaan seperti itu merupakan hal yang
wajar. Nanti saya akan memberikan penjelasan lebih kepada keluarga
pasien. Untuk itu, tolong hubungi salah satu keluarga pasien untuk ke
ruangan saya sus”.
Akhirnya perawat kembali ke ruangan pak Roni untuk menghubungi istrinya agar datang
ke ruangan dokter.
Istri :”Ya dok, terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya
Dok? Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan sering terdiam?”.
Dokter : “Ibu tidak perlu khawatir, tentunya itu hal yang wajar ketika seseorang
kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Hal itu membuat harga diri
rendah yang dialami pak Ronggo. Beliau sering sensitif karena beliau
merasa sudah tidak berguna, terlebih beliau sebagai kepala keluarga,
sehingga merasa menjadi beban untuk keluarga”.
Istri : “Ooohhh begitu. Baik Dok, lalu apa yang harus kami lakukan ?”.
Dokter :“Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu
memberikan dukungan agar pak Roni menjadi lebih semangat dan
bangkit untuk tidak berputus asa”.
Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh istri dan keluarganya sementara itu
perawat masuk lagi ke ruangan pak Roni untuk memberi sarapan lagi.
Adik Roni : “Ya sus, alhamdulillah sekarang kakak saya sudah semakin membaik dan
memiliki semangat lagi”.
Perawat 2 : ”Syukurlah. Saya senang mendengar kabar ini, semoga dengan keadaan
yang sudah semakin membaik, membuat bapak semakin bangkit dan tidak
putus asa”.
Perawat 2 : “Saya datang kesini untuk memberikan makan pagi . Mungkin bapak akan
lebih nyaman apabila ibu yang menyuapi bapak ya bu”.
Istri : “Baik sus”.
Anak Pasien : “Lalu apa yang harus kami lakukan jika saat di rumah, bapak kembali
berputus asa?”.
Perawat 2 : “Tenang saja, tentunya hal itu tidak akan terjadi jika Ibu dan keluarga
selalu memberikan semangat dan selalu membuat nyaman pak Roni”.
Anak pasien : “Iya, benar itu sus. Semampunya kami akan terus memberikan
dukungan agar bapak bisa semangat seperti dulu”.
Perawat 2 : “Menurut catatan kami, pak Roni sudah boleh pulang, tetapi lebih jelas
lagi menunggu pengarahan dan ijin dari dokter, karena dokter yang lebih
bertanggung jawab dan memiliki kewenangan untuk memutuskan
kepulangan pasien”.
Perawat 2 : “Baik, saya pamit dulu. Nanti siang saya akan datang lagi untuk
mengantar makan siang”.