Anda di halaman 1dari 6

BAB III

NASKAH ROLEPLAY

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DENGAN MASALAH FISIK DAN


GANGGUAN JIWA

Pemeran:

1. Aldi Satia Nugraha : Pak Roni (Pasien)


2. Andri Bukhori : Anak Pasien
3. Fauziah Srie Hazmi : Istri pasien
4. Nindyan Heryani : Perawat 1
5. Nurul Haqiqi : Staf administrasi
6. Rizky Sukma : Dokter
7. Titin Sulastri : Perawat 2
8. Wayhu Eginanjar : Adik Pasien
9. Yully Anggraeni : Perawat 3

Pak Roni berusia 30 tahun, pekerjaan sebelumnya kuli bangunan. Ia mengalami


kecelakaan, yaitu terjatuh dari bangunan dengan ketinggian 10 meter. Oleh keluarganya
klien dibawa ke rumah sakit. Karena kondisi tangan kanannya yang tidak memungkinkan
dan keadaan lukanya cukup parah maka tangan kanannya harus diamputasi.

Pagi itu ada seorang perawat datang ke ruangan pak Roni

Perawat 1 : “Assalamualaikum, selamat pagi pak. Perkenalkan nama saya Nindyan


saya akan merawat bapak dari pukul 07-00 sampai dengan 02.00
siang”.

Pak Roni : (hanya terdiam menatap perawat)

Perawat 1 : “Bapak kan belum makan pagi, mari saya bantu untuk makan ya pak?”.

Pak Roni : (memalingkan wajahnya dari perawat)

Perawat 1 : “Bapak kenapa? Bapak harus makan agar bapak tidak lemas. Makan ya
pak saya akan bantu”.
Pak Roni : (tetap terdiam dan tiba-tiba menangis)

Perawat 1 : “Kenapa bapak menangis? Bapak cerita saja apa yang bapak rasakan
sekarang”.

Pak Roni : “Kamu tidak mengerti perasaan saya, kamu tidak tahu kan betapa
menderitanya saya sekarang ini, hidup dengan satu tangan seperti
saya !!”.

Perawat 1 : “Iya pak, saya paham dengan apa yang bapak rasakan”.

Pak Roni : (masih tetap menangis)

Perawat1 : “Sabar ya pak.. semua pasti ada hikmahnya”.

Pak Roni :”Saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya
benar-benar tidak berguna”.

Perawat 1 : “Bapak tidak boleh seperti itu. Bapak itu kepala rumah tangga, bapak
harus tegar untuk menghadapi semua itu. Saya yakin bapak dapat
melakukannya dan melewati cobaan ini. Sekarang saya bantu untuk
makan ya pak”

Pak Roni : “Baiklah sus”.

Tiba-tiba istri pasien datang untuk menjenguk pasien. Dia menanyakan kepada staf
administrasi dimana pasien berada

Istri : “Selamat pagi sus, saya dengan ibu Fauziah istri dari bapak Roni,
dimana keadaan suami saya ya sus”?.

Staf administrasi: “Baik bu, sebentar ya saya akan cek data suami ibu terlebih dahulu”.

Istri : “Silahkan sus”.

Staf administrasi: “ Suami ibu ada diruangan Jasmin bu”

Istri : “Terimakasih sus atas informasinya”

Staf administrasi: “Baik sama-sama bu”


Istri pasien bergegas menuju ruang jasmin. Diruang jasmin ada 2 orang perawat

Istri : “Pagi Sus, bagaimana keadaan suami saya sekarang?”.

Perawat 2 : “Sudah lebih membaik saat ini bu”.

Istri : “Sus, tolong berikan pengarahan pada suami saya, agar dia semangat
kembali”.

Perawat 2 : “Iya kami akan berusaha tapi kami juga butuh bantuan dari ibu dan
keluarganya untuk memberi support untuk pak Roni”.

Istri : “Baik Sus, terima kasih”.

Istri pak Roni berjalan mendekati perawat yang sedang menulis

Istri : ”Sus, bisa saya bicara sebentar”?

Perawat 3 : “Ya bisa bu, mari bicara diluar bu”

Perawat 3 segera keluar dan berbicara dengan Istri pak Roni di luar ruangan.

Istri : “Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya sus? Akhir-akhir ini dia
sangat sensitif dan sering murung?”

Perawat 3 : “Maaf bu, bukan kewenangan saya untuk memberi tahu keadaan pasien.
Nanti akan saya diskusikan dulu dengan dokter ya bu”.

Istri : “Ya sudah sus, terima kasih”.

Istri pak Roni kembali masuk ke ruangan.

Perawat 1 : “Baiklah bu, sekarang bapak sudah selesai makan. Nanti siang saya
akan kembali untuk mengantarkan makan siang ya bu”

Istri : “Ya sus,terima kasih”.


Sementara itu perawat segera ke ruang dokter untuk mendiskusikan keadaan pak Roni

Perawat 3 : “Selamat siang dok”.

DokteR : “Selamat siang”.

Perawat 3 : “Saya akan melaporkan kondisi pak Roni dok, sejauh ini kondisinya
baik, namun kejiwaannya masih belum stabil. Dia masih sering diam dan
masih sensitif”.

Dokter : “Baik sus,tentunya keadaan kejiwaan seperti itu merupakan hal yang
wajar. Nanti saya akan memberikan penjelasan lebih kepada keluarga
pasien. Untuk itu, tolong hubungi salah satu keluarga pasien untuk ke
ruangan saya sus”.

Perawat 3 : “Baik dok”.

Dokter : “Terima kasih sus”.

Perawat 3 : “Ya dok”.

Akhirnya perawat kembali ke ruangan pak Roni untuk menghubungi istrinya agar datang
ke ruangan dokter.

Perawat 3 : “Bu, maaf sekarang ibu diminta untuk ke ruang dokter”

Istri : “Ya sus”

Perawat mengantar Istri pak Roni ke ruangan dokter.

Istri : “Selamat siang dok”.

Dokter : “Selamat siang bu, silakan duduk”

Istri :”Ya dok, terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya
Dok? Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan sering terdiam?”.
Dokter : “Ibu tidak perlu khawatir, tentunya itu hal yang wajar ketika seseorang
kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Hal itu membuat harga diri
rendah yang dialami pak Ronggo. Beliau sering sensitif karena beliau
merasa sudah tidak berguna, terlebih beliau sebagai kepala keluarga,
sehingga merasa menjadi beban untuk keluarga”.

Istri : “Ooohhh begitu. Baik Dok, lalu apa yang harus kami lakukan ?”.

Dokter :“Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu
memberikan dukungan agar pak Roni menjadi lebih semangat dan
bangkit untuk tidak berputus asa”.

Istri : “Baiklah dok, terima kasih”.

Dokter : “Ya bu, semoga pak Roni lekas membaik ya bu”.

Istri : “Ya dok”.

Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh istri dan keluarganya sementara itu
perawat masuk lagi ke ruangan pak Roni untuk memberi sarapan lagi.

Perawat 2 : “Selamat pagi pak, bagaimana keadaan bapak pagi ini?”.

Pak Roni : “Alhamdulillah sudah semakin membaik, sus”.

Adik Roni : “Ya sus, alhamdulillah sekarang kakak saya sudah semakin membaik dan
memiliki semangat lagi”.

Perawat 2 : ”Syukurlah. Saya senang mendengar kabar ini, semoga dengan keadaan
yang sudah semakin membaik, membuat bapak semakin bangkit dan tidak
putus asa”.

Adik Roni : “Terimasih sus”.

Perawat 2 : “Saya datang kesini untuk memberikan makan pagi . Mungkin bapak akan
lebih nyaman apabila ibu yang menyuapi bapak ya bu”.
Istri : “Baik sus”.

Anak Pasien : “Lalu apa yang harus kami lakukan jika saat di rumah, bapak kembali
berputus asa?”.

Perawat 2 : “Tenang saja, tentunya hal itu tidak akan terjadi jika Ibu dan keluarga
selalu memberikan semangat dan selalu membuat nyaman pak Roni”.

Anak pasien : “Iya, benar itu sus. Semampunya kami akan terus memberikan
dukungan agar bapak bisa semangat seperti dulu”.

Perawat 2 : “Ya ,itu usaha yang sangat bagus”.

Anak Pasien : “Lalu kapan kakak saya boleh pulang?”

Perawat 2 : “Menurut catatan kami, pak Roni sudah boleh pulang, tetapi lebih jelas
lagi menunggu pengarahan dan ijin dari dokter, karena dokter yang lebih
bertanggung jawab dan memiliki kewenangan untuk memutuskan
kepulangan pasien”.

Adik Pasien : “Baiklah sus,terima kasih”.

Perawat 2 : “Baik, saya pamit dulu. Nanti siang saya akan datang lagi untuk
mengantar makan siang”.

Adik Roni : Ya sus,terima kasih”.

Perawat 2 : Ya, sama-sama”.

Anda mungkin juga menyukai