Anda di halaman 1dari 5

A.

Konsep Pendidikan Seumur Hidup


Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.
Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah”.
Konsep ppendidikan seumur hidup merumuskan suatu aas bahwa pendidikan
adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal
dunia. Konsep ini sesuai dengan konsep islam seperti yang tercantum dalam hadis
Nabi Muhammad SAW., yang menganjurkan untuk belajar mulai dari buaian
sampai ke liang kubur.
1) Pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah
Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang system
Pendidikan Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua,
yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar
sekolah dibagi pula yang dilembagakan dan yang tidak dilembagakan.
Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidkan sekolah, pendidikan luar
sekolah yang dilembagakan, dan yang tidak dilembagakan ssaling mengisi
dan saling memperkuat.
Philip H. coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu
pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan)
pendidiakan formal (pendidiakan sekolah) pendidikan non-formal
(pendidikan luar sekolah yang dilembagakan). Kata-kata “pendidikan luar
sekolah yang tidak dilembagakan”,”pendidikan sekolah”,dan “pendidiakan
sekolah yang dilembagakan” merupakan istilahyang digunakan dalam UU
sistem Pendidika Nasional din atas.
a. Pendidikan luar sekolah yang tdak dilembagakan
Pendidikan luar sekolah yang tdak dilembagakan adalah proses pendidikan
yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau
tidak sadar, pada umumnyatidak teratur dan tidak sistematis, sejak
seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga,
pekerjaan, hiburan, pasar, atau didalam pergaulan sehari-hari.
Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan
seseorang, karena dalam kebanyakan masyarakat pendidiakan luar sekolah
yang tidak dilembagakan berperan penting melalui keluaga, massyarakat
dan pengusaha.
b. Pendidikan sekolah
Pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis,
mempunyai jenjang dan yang dibagi melalui waktu-waktu tertentu yang
berlangsung dari taman kanak-kanak smpai perguruan tinggi.
Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu-satunya tempa bagi setiap orang
untuk bekajar. Namun, kita menyadari bahwa sekolah merupakan tempat
dan periode yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk
membina seseorsng untuk membina dalam menghadapi masa depannya.
c. Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk
pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan
berencana di luar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tenag pengajar,
fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai, serta komponen-
komponen lainnya yang disesuaikan dengan keadaan peserta, atau peserta
didik supaya mendapatkan hasl yang memuaskan.
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan
praktis, serta pendekatannya lebih fleksibel. Calon peserta didik ( raw-
input ) pendidikan luar sekolah yang dilembagakan, yaitu :
I. Penduduk usia sekolah yang tidak pernah mendapat
keuntungan/kesepakatan memasuki sekolah.
II. Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah.
III. Peserta didik yang putus sekolah ( drop-out ), baik dari
pendidiakn dasar, menengah dan pendidikan tinggi.
IV. Peserta didik yang telah lulus satu system pendidikan sekolah,
tetapi tidak dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
V. Orang yang telah bekerja, tetapi ingin menambah keterampilan
lain.
Di samping pendekatan yang fleksibel hendaknya dapat pula digunakan
pendekatan yang luas dan terintegrasi, agar siapa saja dapat belajar lebih
lanjut berdasarkan keterampilan pertama yang telah mereka peroleh, serta
mengisi segala kekurangan yang menghambat usaha mereka ke arah hidup
yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan luar sekolah yang di
lembagakan dapat memperkuat pendidiakn luar sekolah yang tidak
dilembagakan.
2) Dasar pemikiran Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan
seumur hidup sangat penting. Dasar pemikiran tetsebut ditinjau dari beberapa
segi, antara lain :
a. Ideologis
Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama,
khususnya hak untuk mendap[atkan pendidikan dan peningkatan
pengetahuan serta keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan
memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai
dengan kebutuhan hidupnya.
b. Ekonomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari “linkungan setan kemelaratan”
yang menyababkan kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan
ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup memungkinkan
seseorang untuk :
 Meningkatkan produktivitas
 Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki
 Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan
dan sehat
 Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya
secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat
besar dan penting.
c. Sosiologis
Para orang tua di Negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya
pendidikan sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka
sering kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak
bersekolah sama sekali. Denga demikian pendidikan seumur hidup bagi
orang atas masalh tersebut.
d. Politis
Pada Negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari penting hak
milik, dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan lain-lain. Karena
itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang.
Dengan demikian, maka inilah yang menjadi tugas pendidikan seumur
hidup.
e. Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi para sarjana,
teknisi, dan pemimpin di Negara berkembang perlu memperbarui
pengetahuan dan keterampilan mereka, seperti yang dilakukan oleh para
sejawat mereka di negara maju.
f. Psikologi dan pedadogis
Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap
konsep, teknik dan metode pendidikan. Selain itu, perkembangan tersebut
menyebabkan makin luas, dalam dan kompleksnya ilmu pengetahuan.
Akibatnya, tidak mungki lagi diajarkan seluruhnya kepada peserta didik di
sekolah. Karena itu, tugas pendidikan sekolah yang utama sekarang ialah
mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat
dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidup; memberikan
keterampilan kepada peserta didik untuk secara cepat, dan
mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik. Untuk
itu semua, perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan atas
pendidikan seumur hidup.
Dalam pendidikan seumur hidup dikenal dengan adanya 4 macam konsep
kunci, yaitu : 1) konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri, 2) konsep
belajar seumur hidup, 3) konsep pelajar seumur hidup, dan 4) kurikulum
yang membantu pendidikan seumur hidup
B. Arah Pendidikan Seumur Hidup
Pada umumnya pendidkan seumur hidup diarahkan pada orang-orang
dewasaa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan
keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam hidup.
1) pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagaimana generasi penerus, kaum muda/dewasa membutuhkan
pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest”
yang merupakan tuntunan hidup mereka sepanjang masa.
Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka
umumnya dan latihan kleterampilan bagi para pekerja, sangat membantu
mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang
merupakn kunci keberhasilan.
2) Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisis lain yang perlu
memperoleh perhatian dan pemenuhan olah karena anak akan menjadi “
tampat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.
Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi
pembangunan pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya
menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Proses penddiakan menekankan pada metodologi yang mengajar oleh
karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar dan
kepribadian belajr yang kuat.
Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis,
keterampilan dasar da mempertinggi daya pikir anak, sehingga
memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan
mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang
akan dating.
C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-program
Pendidikan
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan sebagaimana
dikemukakan oleh W.P. Guruge, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan
dalam enam kategori, sebagai berikut :
1) Pendidikan baca tulis
Pengetahuan-pengetahuan baru didapat diperolah terutama melalui bacaan.
Bagi anak didik secara fungsional diberikan kecakapan membaca, menulis dan
berhitung. Untuk diberikan/disediakan bacaan.
2) Pendidikan vokasional
Dengan majunya teknologi dan industrialisasi maka pendidikan kejuruan itu
tidak boleh dipandang sekali jadi dan selesai. Program pendidikan yang
bersikap remedial dan para lulusan sekolah itu menjadi tenaga terampil dan
produktif harus terus meneus menyesuaikan kemajuan teknologi.
3) Pendidikan profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendaknya
telah tercipta built in mechanisme yang memungkinkan golongan profesional
terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan metodologi, perlengkapan
dan sikap profesionalnya.
4) Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka
mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan merupakan
konsekuensi penting daripada asas pendidikan seumur hidup atau pendidikan
terus-menerus.
5) Pendidikan kewarganegaraan negara dan kedewasaan politik
Dalam pemerintahan dan masyarakat yang demokratis, maka kedewasaan
warga negara dan para pemimpinnya dalam kehidupan negara sangat penting.
Untuk itu pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik itu merupakan
bagian yang penting dari pendidikan seumur hidup.
6) Pendidikan kultural dan penngisian waktu luang
Seseorang yang disebut “educated man” harus memahami dan menghargai
sejarah, kesusastraan, agama, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri.
Pengetahuan tersebut di samping memperkaya khasanah hidupnya, juga
memungkinkan untuk mengisi waktu luangnya yang lebih menyenangkan.
D. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Sasaran Pendidikan
Adapun mengenai implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini pada
sasaran pendidikan W.P. Guruge juga mengklasifikasikan dalam enam kategori,
masing-masing dengan prioritas programnya, yaitu :
a. Para buruh petani
b. Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya
c. Para pekerja yang berketerampilan
d. Golongan teknisi dan profesionalis
e. Para pemimpin dalam masyarakat
f. Golongan anggota masyarkat yang sudah tua

Anda mungkin juga menyukai