Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar,
Ilmu Sosial Dasar Dan Ilmu Budaya Dasar
Ditulis Oleh :
Kelompok 02 :
Nurul Susanti ()
M. Adli Assiri (1911101322)
M. Saiful Bahri (1911101338)
Dosen :
Misbahul Fuad, M. Pd.I
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri
Samarinda
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sejarah Peradaban Islam”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sejarah Daulah Bani Umayyah. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................... ii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa yang maju dan beradap adalah bangsa yang tidak terlepas dari
beradaban (civilization) dan memakaikan agama (religion) sebagai baju bangganya,
HAR. Gibb (1859-1940) mengatakan, Islam is a complete civilization (Islam adalah
sebuah peradaban yang sempurna). Meskipun demikian, kenyataannya masyarakat
masih banyak yang belum mengerti betul apa itu peradaban dan Islam sebagai
agama yang sempurna belum masuk di hati bangsa ini. Ro aitu al-Muslimah duna
al-Islam, wa ro aitu al-Islama duna al-Muslimah, yaitu nilai-nilai Islam dapat
ditemukan di tengah-tengah non-Muslim, dan sebaliknya nilai-nilai non-Muslim
banyak ditemukan pada masyarakat Islam. Mengapa? Karena masyarakat Muslim
sekarang sudah banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan yang membuat
Islam sendiri runtuh dari nilai tauhidnya.
Dalam perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin lama dikuasai oleh
non-Muslim, alangkah baiknya, sebagai negara yang menghormati peradaban dan
sejarah. Khususnya Muslim ditekankan mengetahuai sejarah-sejarah nenek moyang
yang sudah mendahuluinya sebagai bahan renungan dan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bani Umayyah?
2. Siapa saja penguasa-penguasa Bani Umayyah?
3. Bagaimana Perkembangan Peradaban Bani Umayyah?
4. Bagaimana perkembangan peradaban Ilmu Pengetahuan Bani Umayyah?
5. Mengapa Bani Umayyah mengalami kemunduran?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan apa itu Bani Umayyah
2. Memahami siapa saja yang telah memimpin Daulah Bani Umayyah
3. Mengerti bagaimana perkembangan Bani Umayyah
4. Mengerti akan perkembangan Bani Umayyah di bidang ilmu pengetahuan
5. Memahami sebab kemunduruan Daulah Bani Umayyah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah.
Nama Daulah Umayyah berasal dari nama “Umayyah ibnu Abdi Syam Ibnu
Abdi Manaf”, yaitu salah seorang pemimpin kabilah Quraisy di zaman jahiliah.
Umayyah senantiasa bersaing dengan pamannya, Hasyim ibnu Abdi Manaf untuk
merebut pimpinan dan kehormatan dalam masyarakat. Ia memang memiliki cukup
unsur-unsur yang diperlukan untuk berkuasa pada zaman itu, antara lain berasal dari
keluarga bangsawan, mempunyai cukup kekayaan, dan sepuluh orang putra yang
terhormat dalam masyarakat. Pada zaman jahiliah, orang yang memiliki ketiga
macam unsur itu, berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan
dan kekuasaan.2
1
Darsono, Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam 1. (Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2013) hal.79
2
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 79
2
nyata. Bani Umayyah dengan tegas menentang Rasulullah saw dan usaha-usaha
beliau untuk mengembangkan agama Islam. Sebaliknya, Bani Hasyim, baik yang
telah masuk Islam maupun yang belum, menjadi penyokong dan pelindung
Rasulullah saw.3
Dalam Perang Badar, kekuatan quraisy hampir semua berpusat pada Bani
Abdi Syams, yaitu satu cabang dari cabang-cabang suku Quraisy. Abu Sufyan
pemilik iring-iringan unta yang membawa barang-barang dagangannya dari negeri
Syams ke Mekah. Setelah ia mengetahui kaum muslimin di Madinah akan
mencegat iring-iringan untanya. Abu Sufyan meminta orang-orang Quraisy untuk
menolongnya sehingga bergeraklah penduduk Kota Mekah di bawah pimpinan Abu
Jahal dan Utbah Ibnu Rabiah Ibnu Abdi Syams, yaitu kakek Mua’wiyah dari pihak
ibunya. Dengan demikian, baik kafilah yang datang dari negeri Syam maupun
pasukan penolong yang datang dari Mekah, semuanya berada di bawah pimpinan
Bani Abdi Syams. Ketika itu jelaslah kekuasaan dan keangkuhan berada dalam
tangan keluarga Bani Abdi Syams.4
Bani Umayyah baru masuk agama Islam setelah Fathu Makkah. Hal itu
dilakukan setelah mereka tidak menemukan jalan lain, selain masuk Islam. Ketika
itu, Nabi Muhammad saw. bersama beribu-beribu sahabatnya menyerbu Kota
Mekah.5
Mu’awiyah bin Abu Sufyan adalah putra dari Abu Sufyan bin Harb, seorang
tokoh berpengaruh dari Bani Umayyah. Ia masuk Islam bersama ayahnya pada saat
terjadi Fathu Makkah. Pada masa Nabi Muhammad saw. ia menjadi salah satu
periwayat hadis yang baik. Pada masa Khalifah Abu Bakar as-siddiq, Mu’awiyah
bin Abu Sufyan memimpin tentara Islam dalam Perang Riddah untuk menumpas
kaum murtad.
3
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 79
4
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 80
5
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 80
3
Peranan Mu’awiyah bin Abu Sufyan bertambah besar pada masa Khalifah
Usman bin Affan. Salah satu sebabnya adalah Usman bin Affan juga anggota Bani
Umayyah. Pada waktu itu, Mu’awiyah bin Abu Sufyan menjabat gubernur di
Damaskus (Suriah).6
Peristiwa penyerahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Mu’awiyah bin
Abu Sufyan itu terkenal dengan sebutan ‘amul-jama’ah atau tahun penyatuan.
Peristiwa itu terjadi pada tahun 661 M. Sejak saat itu, secara resmi pemerintahan
Islam dipegang ole Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Ia kemudian memindahkan pusat
kekuasaan dari Madinah ke Damaskus (Suriah). Keturunan Umayyah memegang
kekuasaan Islam selama 90 tahun, kemudian dikenal dengan Dinasti Umayyah.
6
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 80
7
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 81
8
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 81
4
Selama kurun waktu tersebut pemerintahan dipegang oleh 14 orang khalifah.
Khalifah-khalifah itu adalah sebagai berikut.
Setelah Khalifah Ali Bin Abi Thalib wafat, para pengikut ali menobatkan
Hasan bin Ali menjadi khalifah. Mu’awiyah bin Abu Sufyan bahwa pendukung
Hasan bin Ali tidak begitu banyak, maka mu’awiyah berusaha merangkul kekuatan
baik dari kawan maupun lawan politiknya untuk merebut kekuasaan. Upaya
strategis yang dilakukan Mu’awiyah untuk mewujudkan keinginannya mendirikan
Daulah Bani Umayah antara lain dengan usaha sebagai berikut.
Upaya strategis yang dilakukan oleh Mu’awiyah ini cukup efektif, sehingga
posisi dan dukungan terhadapnya semakin kuat. Akhirnya Mu’awiyah mampu
mengalahkan kekuatan Hasan bin Ali sekaligus memosisikan dirinya menjadi
khalifah penguasa Islam. Cita-citanya mendirikan dinasti atau Daulah Bani
Umayyah.9Berikut para khalifah yang memimpin Daulah Bani Umayyah.
9
Sugiyono dan Moh. Sulaiman, Perjalanan Sejarah Kebudayaan Islam (Solo, PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2014), Hal. 82.
5
a. Mu’awiyah bin Abi Sufyan (661-681 M)
Mu’awiyah bin Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umayyah dan
menjabat sebagai khalifah yang pertama. Ia memindahkan ibu kota dari
Madinah al-Munawarah ke kota Damaskus dalam wilayah Suriah. Pada masa
pemerintahannya, ia melanjutkan perluasan wilayah kekuasan Islam yang
terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali. 10
1) Kemajuan Pada Masa Mu’awiyah
Semenjak berkuasa, Mu’awiyah mulai mengubah koalisi
kesukuan Arab menjadi sebuah sentralisasi monarkis. Ia
memperkuat barisan milter dan memperluas kekuasaan
administratif negara dan merancang alasan-alasan moral dan
politis yang baru demi kesetian terhadap khalifah. Selanjutnya
ia berusaha menertibkan kebijakan militer dengan tetap
mempertahankan panglima-panglima Arab yang memimpin
pasukan kebangsaan Arab.11
2) Umat Merasakan Kembali Kedamaian dan Keamanan
Pada masa Mu’awiyah, rakyat merasa aman dan tenang.
Hanya wilayah Irak termasuk Kufah, Bashrah, dan kota-kota
sekitar yang masih terus bergejolak. Penduduknya terus
menciptakan provokasi dan fitnah serta merobek kesatuan umat.
Jika di pimpin penguasa yang lembut dan pemaaf, mereka akan
merongrongnya dan memberontak, dan jika dipimpin penguasa
yang keras dan tegas, mereka takut dan patuh. Untuk itu,
Mughirah ibn Syu’bah diangkat sebagai gubernur di sana sejak
tahun 41 hingga 49 H. Mughirah bisa memimpin mereka dengan
kearifan, kecerdasan, dan ketegasan bila diperlukan. 12
10
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ Jurnal Pusaka, Vol. 3, No.
1, 2015. Hal. 115.
11
Muh. Jabir, ‘’Dinasti Bani Umayah Di Suriah’’ Jurnal Hunafa, Vol. 4, No. 3, September 2007.
Hal. 3.
12
Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam (Jakarta, Kemenag Timur Raya,
2014), Hal. 241.
6
b. Yazid bin Mu’awiyah (681-683 M)
13
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ...Hal. 115-116.
7
c. Muawiyah bin Yazid (683-684 M)
Pada 64 H, Yazid menyerahkan kursi kekhalifahan kepada putranya,
Mu’awiyah II, lelaki shaleh tapi lemah. Ia menyingkir dari wilayah kekuasaan dan
mati setelah hanya 3 bulan menjabat jadi khalifah. Mayoritas penguasa wilayah
Syam membaiat Abdullah ibn Zubayr sebagai khalifah berikutnya. Marwan juga
berniat pergi untuk memberikan baiatnya. Tapi, ditengah jalan, marwan berpapasan
dengan Ubaydillah ibn Ziyad, penyembelih Husein di Karbala. Atas bujukan dan
janji Ubaydillah, Marwan membatalkan niatnya. Di sini tampak bahwa Ubaydillah
ibn Ziyad takut akan dikisas bila kekhalifahan sampai jatuh ke tangan Abdullah ibn
Zubayr.14Muawiyah bin Yazid menjabat sebagai Khalifah pada tahun 683-684 M
dalam usia 23 tahun. Dia seorang yang berwatak lembut. Dalam pemerintahannya,
terjadi masa krisisdan ketidakpastian, yaitu timbulnya perselisihan antar suku
diantara orang-orang Arab sendiri. Ia memerintah hanya selama enam bulan. 15
d. Marwan bin Al-Hakam (68-685 M)
Sebelum menjabat sebagai penasihat Khalifah Utsman bin Affan, ia berhasil
memperoleh dukungan dari sebagian orang Syiria dengan cara menyuap dan
memberikan berbagai hak kepada masing-masing kepala suku. Untuk
mengukuhkan jabatan Khalifah yang dipegangnya maka Marwan sengaja
mengawini janda Khalifah Yazid, Ummu Khalid. Ia wafat dalam usia 63 tahun dan
masa pemerintahannya selama 9 bulan 18 hari. 16
1) Sosok Marwan ibn Al-Hakam
Marwan adalah generasi pertama tabiin. Ia meriwayatkan
hadis dari Umar, Utsman, Zayd ibn Tsabit dan selainnya. Imam
al-Bukhari mengambil hadis darinya. Saat berkuasa, ia
mengumpulkan sahabat Nabi yang masih hidup, meminta saran
mereka dan mengerjakan sesuatu sesuai kesepakatan mereka.
14
Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam,...Hal. 252-253.
15
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ...Hal. 116
16
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ...Hal. 116
8
e. Abdul Malik bin Marwan
Abdul Malik bin Marwan dilantik sebagai Khalifah setelah kematian ayahnya,
pada tahun 685 M. Dibawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mencapai
kekuasaan dan kemuliaan. Ia terpandang sebagai Khalifah yang perkasa dan
negarawan yang cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan Dunia Islam dari
para pemberontak, sehingga pada masa pemerintahan selanjutnya, di bawah
pemerintahan Walid bin Abdul Malik Daulah bani Umayyah dapat mencapai
puncak kejayaannya.Ia wafat pada tahun 705 M dalam usia yang ke-60 tahun. Ia
meninggalkan karya-karya terbesar didalam sejarah Islam. Masa pemerintahannya
berlangsung selama 21 tahun 8 bulan. Dalam masa pemerintahannya, ia
menghadapi sengketa dengan khalifah Abdullah bin Zubair. 17
Berikut diantara pencapaian Abdul Malik ibn marwan saat menjabat
sebagai khalifah :
1) Penerbitan Mata Uang
Pada 76 H , Abdul Malik mencetak mata uang baru dalam
sejarah islam. Rakyat antusias menyambut dan
menggunakannya. Dikisahkan, saat mengirim surat ke
Byzantium, Abdul malik mencantumkan kalimat qul huwa allah
ahad dibagian atas surat, juga nama Nabi dan tanggal penulisan.
Kaisar Byzantium membalasnya dan menulis, ‘’kalian sudah
menciptakan ini dan itu .... Jangan ulangi lagi! Jika kalian
menolak, kami akan mengirimkan dinar-dinar yang bertuliskan
sesuatu yang buruk tentang Nabi kalian.’’
Hal ini mendapat perhatian serius dari Khalifah Abdul Malik.
Khalifah memanggil Khalid ibn Yazid ibn Mu’awiyah dan
meminta sarannya. Khaldi berkata,, ‘’Haramkan dinar-dinar
mereka dan cetaklah mata uang baru yang bertuliskan nama-
nama Allah.’’
17
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ...Hal. 116
9
Abdul Malik menerima saran Khalid dan segera
mewujudkannya. Begitu pula al-Hajjaj yang mencetak dirham
baru bertuliskan kalimat qul huwa allah ahad. Bentuk mata
uang baru ini menyebar sehingga negara islam memiliki
kebebesan moneter sendiri.
2) Arabisasi Diwan
Diwan berarti tempat mendokumentasikan segala sesuatu
terkait hak-hak kekuasaan, seperti masalah kebijakan dan
moneter serta semua pihak yang terlibat didalamnya, seperti
pasukan militer pegawai tetap pemerintahan.
Diwan terpenting kekhalifahan Islam, Departemen
perpajakan (diwan al-kharraj), masih memakai penulisan
bahasa asing dalam pengarsipannya sebagaimana pada masa-
masa pra-Islam. 18
f. al-Walid bin Abdul Malik
Masa pemerintahan Walid bin Malik adalah masa ketentraman,
kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa
pemerintahannya tercatat suatu peristiwa besar, yaitu perluasan wilayah kekuasaan
dari Afrika Utara menuju wilayah Barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711
M. Perluasan wilayah kekuasaan Islam juga sampai ke Andalusia (Spanyol)
dibawah pimpinan panglima Thariq bin Ziad. Perjuangan panglima Thariq bin Ziad
mencapai kemenangan, sehingga dapat menguasai kota Kordova, Granada dan
Toledo. Selain melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga
melakukan pembangunan besar-besaran selama masa pemerintahannya untuk
kemakmuran rakyatnya. Khalifah Walid bin Malik meninggalkan nama yang sangat
harum dalam sejarah Daulah Bani Umayyah dan merupakan puncak kebesaran
Daulah tersebut. 19
18
Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam ... Hal. 262-263.
19
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ... Hal. 116-117.
10
g. Sulaiman bin Abdul Malik (715-717 M)
Sulaiman Bin Abdul Malik menjadi Khalifah pada usia 42 tahun. Masa
pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. Ia tidak memiliki
kepribadian yang kuat hingga mudah dipengaruhi penasehat-penasehat disekitar
dirinya. Menjelang saat terakhir pemerintahannya barulah ia memanggil Gubernur
wilayah Hijaz, yaitu Umar bin Abdul Aziz, yang kemudian diangkat menjadi
penasehatnya dengan memegang jabatan wazir besar. Hasratnya untuk memperoleh
nama baik dengan penaklukan ibu kota Constantinopel gagal. Satu-satunya jasa
yang dapat dikenangnya dari masa pemerintahannya ialah menyelesaikan dan
menyiapkan pembangunan Jamiul Umawi yang terkenal megah dan agung di
Damaskus. 20
20
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ... Hal. 117.
21
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ... Hal. 117.
11
i. Yazid bin Abdul Malik (720-724 M)
Yazid bin Abdul Malik adalah seorang penguasa yang sangat gandrung kepada
kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang
sebelumnya hidup dalam ketentraman dan kedamaian, pada zamannya berubah
menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat
menyatakan kon-frontasi terhadap pemerintahan Yazid. Pemerintahan Yazid yang
singkat itu hanya mempercepat proses kehancuran Imperium Umayyah. Pada waktu
pemerintahan inilah propaganda bagi keturunan Bani Abbas mulai dilancarkan
secara. aktif. Dia wafat pada usia 40 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung
selama 4 tahun, 1 bulan. 22
22
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ... Hal. 117-118.
12
k. al-Walid bin Yazid (743-744 M)
suka rela mengundurkan dirinya dari jabatan khilafah dan mengangkat baiat
terhadap Marwan bin Muhammad. Dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada
tahun 132 H.
Pemerintahan Yazid bin Walid tidak mendapat dukungan dari rakyat, karena
perbuatannya yang suka mengurangi anggaran belanja negara. Masa
pemerintahannya penuh dengan kemelut dan pemberontakan. Masa
pemerintahannya berlangsung selama 16 bulan. Dia wafat dalam usia 46 tahun. 24
23
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ... Hal. 118
24
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ... Hal. 118
25
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ... Hal. 118
13
n. Marwan bin Muhammad (745-750 M)
Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahlawan. Beberapa
pemberontak dapat ditumpas, tetapi dia tidak mampu mengahadapi gerakan Bani
Abbasiyah yang telah kuat pendukungnya. Marwan bin Muhammad melarikan diri
ke Hurah, terus ke Damaskus. Namun Abdullah bin Ali yang ditugaskan membunuh
Marwan oleh Abbas As-Syaffah selalu mengejarnya. Akhirnya sampailah Marwan
di Mesir. Di Bushair, daerah al Fayyun Mesir, dia mati terbunuh oleh Shalih bin
Ali, orang yang menerima penyerahan tugas dari Abdullah. Marwan terbunuh pada
tanggal 27 Dzulhijjah 132 H\5 Agustus 750 M. Dengan demikian tamatlah
kedaulatan Bani Umayyah, dan sebagai tindak lanjutnya dipegang oleh Bani
Abbasiyah. 26
Dalam bahasan yang terdahulu disebutkan bahwa pada masa Khalifah Ali bin
Abi Thalib, umat Islam terpecah menjadi beberapa golongan. Setiap golongan
mempunyai tokoh yang mereka yakini paling berhak menduduki jabatan khalifah.
Dalam perkembangan selanjutnya. Mu’awiyah bin Abu Sufyan berhasil menduduki
jabatan khalifah. Pada waktu itu, umat Islam terpecah menjadi tiga golongan
besar.27 Tiga golongan tersebut adalah sebagai berikut.
26
Muhammad Nur, ‘’Pemerintah Islam Masa Daulat Bani Umayyah’’ ... Hal. 119
27
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 82
14
a. Golongan Pendukung Dinasti Umayyah
Golongan ini terdiri atas penduduk Syam (Suriah), Mesir, dan daerah-
daerah sekitarnya. Mereka berpendapat bahwa khalifah harus berasal dari
orang Quraisy dan keturunan Dinasti Umayyah lebih berhak untuk itu.
c. Golongan Khawarij
Golongan ini adalah golongan yang menentang Ali bin Abi Thalib dan
Mu’awiyah bin Abu Sufyan secara terang-terangan. Golongan ini
berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan telah
dari jalur Islam setelah pristiwa tahkim. Golongan Khawarij berpendapat
bahwa khalifah adalah hak tiap-tiap orang Islam asalkan memenuhi syarat
kecakapan dan keagamaan.28
28
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 82
29
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 83
15
Pada masa Dinasti Umayyah, dibentuk lima lembaga pemerintahan. Lima
lembaga tersebut adalah
30
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 83
31
Darsono,Ibrahim. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam,....Hal. 83
32
Sugiyuno, Sulaiman. Perjalanan Sejarah Kebudayaab Islam. (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2014) Hal. 88
16
pada masa ini banyak gerakan-gerakan yang berusaha mengembangkan ilmu
pengetahuan. Seperti, gerakan ilmu agama, gerakan filsafat, gerakan sejarah.33
33
Sugiyuno, Sulaiman. Perjalanan Sejarah Kebudayaab Islam,...Hal. 88
34
Sugiyuno, Sulaiman. Perjalanan Sejarah Kebudayaab Islam,...Hal. 89
17
b. Para pengikut Syi’ah yang tidak senang dengan kekhalifahan Daulah Bani
Umayyah senantiasa berusaha untuk mengadakan perlawanan terhadap
semua kebajikan kekhalifahan Bani Umayyah.
c. Bangkitnya kekuatan kelompok Abbasyiah yang senantiasa mencari titik
lemah pemerintahan Daulah Bani Umayyah kemudian mereka
memanfaatkan untuk mencari dukungan masa sebanyak mungkin guna
memperlancar jalan guna menumbangkan Bani Umayyah35
35
Sugiyuno, Sulaiman. Perjalanan Sejarah Kebudayaab Islam,...Hal. 89
18
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Nama Bani Umayah berasal dari nama seorang pemimpin Kabilah Quaraisy
pada zaman Jahiliah ialah Umayah Ibnu Abdi Syam Ibnu Abdi Manaf. Khalifah
yang memerintah Dinasti bani Umayah sebanyak 14 (empat belas) oarng yaitu :
Mu’awiyah ibnu abi Sofyan, Yazid Ibnu Muawiyah, Muawiyah bin Yazid, Marwan
Ibnu Hakam, Abdul Malik Ibnu Marwan, Walid Ibnu Abdul Malik, Sulaiman Ibnu
Abdul Malik, Umar ibnu Abdul Azis, Yazid Ibnu Abdul Malik, Hisyam Ibnu Abdul
Malik, Al-Walid ibnu Yazid Ibnu Abdul Malik, Yazid Ibnu Al Walid Ibnu Abdul
malik, Ibrahim bin al-Walid, Marwan Ibnu Muhammad.
19
Daftar Pustaka
20