Anda di halaman 1dari 7

NAMA: QAMARA ANGELITA

NPM: 1806200188

KELAS/ SEMSTER: D1 PAGI / 4

MK: HUKUM HAK ASASI MANUSIA

SEJARAH PERKEMBANGAN HAM DI INDONESIA

Pada dasarnya, perkembangan pemahaman HAM di Indonesia sebagai


tatanan nilai, norma, sikap, dan acuan bertindak dalam masyarakat sudah
berlangsung sejak lama. Secara garis besar, perkembangan pemikiran dan
pengaturan HAM di Indonesia dibagi ke dalam dua periode, yaitu periode
sebelum kemerdekaan dan periode sesudah kemerdekaan. 

A.Periode Sebelum Kemerdekaan (1908) - (1945)

Periode sebelum kemerdekaan ditandai dengan kemunculan berbagai


organisasi pergerakan nasional. Lahirnya berbagai organisasi tersebut tidak
lepas dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penjajah. Berikut
adalah organisasi yang lahir pada periode ini :

1) Budi Utomo (1908), organisasi ini memperjuangkan hak kebebasan berserikat dan


mengeluarkan pendapat.

2)   Sarekat Islam (1911), organisasi ini memperjuangkan hak penghidupan yang layak dan
bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial .

3) Indische Partij (1912), organisasi ini memperjuangkan hak untuk mendapatkan


kemerdekaan dan perlakuan yang sama.

4)  Perhimpunan Indonesia (1925), organisasi ini memperjuangkan hak untuk menentukan


nasib sendiri. 

5) Pendidikan Nasional Indonesia (1931) memperjuangkan hak untuk menentukan nasib


sendiri hak untuk mengeluarkan pendapat hak untuk berserikat dan berkumpul hak
persamaan di muka hukum dan hak untuk turut dalam penyelenggaraan negara.
B. Periode Sesudah Kemerdekaan (1945-sekarang)

1) Periode (1945) – (1950)

Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan, masih menekankan


pada

a)    hak untuk merdeka,

b)    hak kebebasan untuk berserikat dan berkumpul melalui organisasi politik, dan

c)    hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.

Legitimasi HAM secara formal tercantum dalam UUD NRI tahun 1945 dan
Maklumat Pemerintah 3 November 1945. Legitimasi HAM tersebut
memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik.

2) Periode (1950) – (1959)

Periode ini dikenal sebagai masa pemerintahan parlementer yang menganut


prinsip demokrasi liberal. Sejalan dengan prinsip tersebut, implementasi
pemikiran HAM pada periode ini lebih memberi ruang bagi perkembangan
lembaga demokrasi, seperti :

a)    kemunculan partai politik dengan beragam ideologi.

b)    adanya kebebasan pers,

c)    pemilu dengan sistem multipartai ,

d)    kendali parlemen atas pemerintah, dan

e)    wacana pemikiran HAM yang kondusif karena pemerintah memberi kebebasan.

Pada periode ini, Indonesia ikut serta menandatangani dan mengesahkan


(meratifikasi) dua konvensi HAM Internasional, yaitu Konvensi Geneva dan
Konvensi tentang Hak Politik Perempuan.

3) Periode (1959) - (1966)

Periode ini merupakan awal masa Demokrasi Terpimpin, di mana kekuasaan


terpusat kewenangan mengontrol presiden. Akibat dari model pemerintahan
ini adalah tidak adanya pemikiran HAM. Pemerintah membatasi hak sipil dan
hak politik warga negara, seperti hak untuk berserikat berkumpul, dan
mengeluarkan pikiran dengan tulisan.

4) Periode (1966) - (1998)


Periode ini dikenal dengan masa pemerintahan Orde Baru Pemikiran HAM
pada periode ini dibagi ke dalam tiga kurun waktu.

a)    Pada tahun 1967, pemerintah berusaha melindungi kebebasan dasar manusia yang
ditandai dengan adanya hak uji material yang diberikan kepada Mahkamah Agung.

b)    Pada tahun (1970) – (1980), pemerintah cenderung melakukan fpemasungan HAM


dengan sikap defensif yang tercermin dalam produk hukum yang bersifat restriktif
(membatasi) HAM Kebijakan pemerintah tersebut didasarkan antara lain pada alasan bahwa
HAM adalah produk pemikiran Barat dan dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur
budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila.

c)    Pada tahun 1990-an, pembentukan lembaga penegakan HAM seperti Komisi Nasional
(Komnas) HAM pada tahun 1993.

5) Periode 1998-sekarang

Pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi memberikan


dampak yang sangat besar terhadap penegakan dan perlindungan HAM di
Indonesia. Pada periode ini, pemerintah melakukan amandemen UUD NRI
tahun 1945 untuk menjamin HAM Pemerintah menetapkan Undang-Undang
No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-Undang No 26 Tahun 2000
tentang Peradilan HAM. Selain itu, dibentuk Kantor Menteri Negara Urusan
HAM yang kemudian digabung dengan Departemen Hukum dan Perundang-
undangan menjadi Departemen Kehakiman dan HAM (sekarang Kementerian
Hukum dan HAM)

Terdapat pula Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia 19982003 yang
dicanangkan oleh Presiden B.J. Habibie melalui Keputusan Presiden No. 129
Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia
(RANHAM) Indonesia pada tanggal 25 Juni 1998 yang kemudian diubah
dengan Keputusan Presiden No 61 Tahun 2003.

Pada 22 Juni 2015 telah ditandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor


75 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 20152019
Perpres ini dibuat berdasarkan pertimbangan RANHAM tahun 20112014 yang
telah berakhir perlu dilanjutkan.

RANHAM adalah dokumen yang memuat sasaran, strategi, dan fokus


kegiatan prioritas rencana aksi nasional hak asasi manusia Indonesia.
RANHAM digunakan sebagai acuan kementerian Tembaga, dan pemerintah
daerah dalam melaksanakan

penghormatan, perlindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM di


Indonesia.
Sasaran umum RANHAM adalah meningkatkan penghormatan perlindungan,
pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM bagi seluruh lapisan
masyarakat Indonesia oleh negara terutama pemerintah dengan
mempertimbangkan nilai-nilai agama moral, adat istiadat, budaya,
keamanan, ketertiban umum, dan kepentingan bangsa Indonesia.

Berbagai langkah tersebut menunjukkan bahwa pemerintah telah berupaya


melakukan pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM dalam berbagai
aspek, yaitu aspek politik sosial, ekonomi, budaya, keamanan, hukum, dan
pemerintahan.

Soal Pertanyakaan dan jawab

1. Bagaimana Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia?

Setelah mengetahui sejarah HAM di dunia, maka pertanyaan tentang HAM yang
muncul selanjutnya adalah bagaimana sejarah perkembangan HAM di Indonesia?

Jawab :

1. Pada Masa Prakemerdekaan

Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia baru muncul pada abad ke-19.
Orang Indonesia pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran
mengenai HAM adalah Raden Ajeng Kartini. Pemikiran itu diungkapkan dalam
surat-surat yang ditulisnya 40 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan.
2. Pada Masa Kemerdekaan

a. Pada Masa Orde Lama

Gagasan mengenai perlunya HAM selanjutnya berkembang dalam sidang


BPUPKI. Tokoh yang gigih membela agar HAM diatur secara luas dalam UUD
1945 dalam sidang itu adalah Mohammad Hatta dan Mohammad Sukiman, tetapi
upaya mereka kurang berhasil. Hanya sedikit nilai-nilai HAM yang diatur dalam
UUD 1945. Sementara itu, secara menyeluruh HAM diatur dalam Konstitusi RIS
dan UUDS 1950.

b. Pada Masa Orde Baru

Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Ini terjadi
terutama karena HAM dianggap sebagai paham liberal (barat) yang
bertentangan dengan budaya timur dan Pancasila. Karena hal itulah, HAM hanya
diakui secara sangat minimal. Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun
1993, namun komisi tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik karena kondisi
politik. Berbagai pelanggaran HAM terus terjadi, bahkan disinyalir terjadi pula
berbagai pelanggaran HAM berat. Hal itu akhirnya mendorong munculnya
gerakan reformasi untuk mengakhiri kekuasaan orde baru.

c. Pada Masa Reformasi

Masalah penegakan hak asasi manusia di Indonesia telah menjadi tekad dan
komitmen yang kuat dari segenap komponen bangsa terutama pada era
reformasi sekarang ini. Kemajuan itu ditandai dengan membaiknya iklim
kebebasan dan lahirnya berbagai dokumen HAM yang lebih baik.

2. Ada Berapa Macam Hak Asasi Manusia?

Jawab:
Pertanyaan tentang HAM yang selanjutnya adalah ada berapa macam hak asasi
manusia? Dari berbagai pendapat tentang macam-macam hak asasi manusia,
dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia dapat dikelompokan menjadi enam
macam, yaitu sebagai berikut.

 Hak asasi pribadi atau personal rights yang meliputi hak kebebasan


menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak,
menikah, dan sebagainya.
 Hak asasi ekonomi atau property rights, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli atau menjual serta memanfaatkannya, mendirikan perusahaan, dan
lain-lain.
 Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau rights of legal equality. Misalnya hak mendapatkan
perlindungan hukum, hak yang sama untuk menjadi pejabat pemerintah.
 Hak asasi politik atau political rights, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemilu, hak mendirikan partai politik, hak dipilih dan memilih.
 Hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and cultural rights. Misalnya
hak untuk mendapatkan pendidikan, hak mengembangkan kebudayaan, dan hak
menikmati hasil kebudayaan.
 Hak asasi mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau procedural rights, misalnya hak mendapatkan prosedur yang benar dalam
hal penangkapan, penggeledahan, proses peradilan, dan sebagainya.

3.Apa Saja Instrumen Hukum HAM di Indonesia?

Jawab:

Pertanyaan tentang HAM yang selanjutnya adalah mengenai Instrumen Hukum


HAM yang ada di Indonesia. Saat ini, setidaknya ada 6 instrumen hukum yang
mengatur HAM di Indonesia. Enam instrumen hukum tersebut adalah:  

a. Undang-undang dasar 1945

b. Ketetapan MPR nomor XVII/MPR/1998 tentang hak asasi manusia


c. UU NO.39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia

d. UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

e. Undang-Undang No. 11 tahun 2005 tentang Pengesahan International


Covenant on Economic, Social, and Cultural Right (Konvenan Internasional
tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya)

f. Undang-Undang No. 12 tahun 2005 tentang Pengesahan International


Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak
Sipil dan Politik)

Anda mungkin juga menyukai