Anda di halaman 1dari 19

Sosiologi chapter 1

Sejarah
Lahirnya sosiologi Sosiologi sebagai Ilmu tentang Masyarakat.
Sejumlah ilmuwan berusaha menjelaskan adanya hubungan
antarmanusia dan perilaku sosial budaya melalui kehidupan
bermasyarakat dan yang sekarang di kenal sebagai ilmu
sosiologi. Di Eithopia pertama kali terjadi pemikiran terhadap
konsep masyarakat yang lambat laun melahirkan ilmu yang
dinamai sosiologi tersebut. Hal tersebut didorong oleh
beberapa faktor antaralain karena semakin meningkatnya
perhatian terhadap masyarakat dan adanya perubahan-
perubahan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya
masyarakat Eropa. Sosiologi lahir pada abad ke-19 yaitu pada
saat transisi menuju lahirnya masyarakat baru yang di tandai
oleh beberapa peristiwa atau berubahan besar pada masa
tersebut. Beberapa peristiwa besar tersebut antara lain sebagai
berikut: A. Revolusi Prancis (Revolusi Politik) Perubahan
masyarakat yang terjadi selama revolusi politik sangat luar
biasa baik bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya. Adanya
semangat liberalisme muncul di segala bidang seperti
penerapan dalam hukum dan undang-undang. Pembagian
masyarakat perlahan-lahan terhapus dansemua diberikan hak
yang sama dalam hukum. B. Revolusi Industri (Revolusi
Ekonomi) Abad 18 merupakan saat terjadinya revolusi industri.
Berkembangnya kapitalisme perdagangan, mekanisasi proses
dalam pabrik, terciptanya unit-unit produksi yang luas,
terbentuknya kelas buruh, dan terjadinya urbanisasi
merupakan manifestasi dari hiruk-pikuknya perekonomian.
Struktur masyarakat mengalami perubahan dengan munculnya
kelas buruh dan kelas majikan dengan kelas majikan yang
menguasai perekonomian semakin melemahkan kelas buruh
sehingga muncul kekuatan-kekuatan buruh yang bersatu
membentuk perserikatan. Menurut Aguste Comte perubahan-
perubahan tersebut berdampak negatif, yatiu terjadinya konflik
antar kelas dalam masyarakat. Comte melihat, setelah
pecahnya revolusi Prancis masyarakat prancis dilanda konflik
antar kelas. Konflik-konflik tersebut terjadi karena masyarakat
tidak tahu bagaimana mengatasi perubahan akibat revolusi dan
hukum-hukum apa saja yang dapat dipakai untuk mengatur
tatanan sosial masyarakat. Maka Comte menganjurkan supaya
semua penelitian mengenai masyarakat ditingkatkan sebagai
sebuah ilmu yang berdiri sendiri. Comte membayangkan suatu
penemuan hukum-hukum yang dapat mengatur gejala-gejala
sosial. Tetapi Auguste Comte belum dapat mengembangkan
hukum-hukum sosial itu sebagai suatu ilmu tersendiri. Comte
hanya memberi istilah untuk ilmu tersebut dengan sebutan
sosiologi. Istilah sosiologi muncul pertama kali pada tahun 1839
pada keterangan sebuah paragraf dalam pelajaran ke-47 Cours
de la Philosophie (KuliahFilsafat) karya Auguste Comte.Tetapi
sebelumnya Comte sempat menyebut ilmu pengetahuan ini
dengan sebutan fisika sosial tetapi karena istilah ini sudah
dipakai oleh Adolphe Quetelet dalam studi ilmu barunya yaitu
tentang statistik kependudukan maka dengan berat hati Comte
harus melepaskan nama fisika sosial dan merumuskan istilah
baru yaitu sosiologi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
socius(masyarakat) dan logos (ilmu). Dengan harapan bahwa
tujuan Dinamika Sosial.
Konsep dan definisi sosiologi
Pernahkan kalian berpikir apa sosiologi itu ? Sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang perilaku sosial antara individu
dengan individu, individu dengan kolompok, dan kelompok
dengan kelompok. Manusia sebagai makhluk sosial tidak
pernah jauh dengan yang namaya hubungan sosial, karena
bagaimanapun hubungan tersebut memengaruhi perilaku
orang-orang. Sebagai bidang studi, cakupan sosiologi sangatlah
luas. Sosiologi juga melihat bagaimana orang mempengaruhi
kita, bagaimana institusi sosial utama, seperti pemerintah,
agama, dan ekonomi memengaruhi kita, serta bagaimana kita
sendiri memengaruhi orang lain, kolompok, bahkan organisasi.
Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi
adalah Auguste Comte( 1798-1857 ) seorang filsuf dari prancis,
sehingga Auguste Comte dikenal sebagai BAPAK SOSIOLOGI.
Secara etimologis, sosiologi berasal dari dua kata yaitu socious
(bahasa latin) yang artinya teman, dan logos (bahasa yunani)
yang artinya kata, perkataan atau pembicaraan. Jadi sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang cara bermasyarakat.
Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian sosiologi yaitu
:
1.Roucek dan Warren, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antar manusia dalam kelompok.
2.Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Sosiologi adalah
ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
3.Mayor Polak, Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari masyarakat secara keseluruhan, yaitu hubungan
antara manusia satu dengan manusia lain, manusia dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal
maupun kelompok informal atau baik kelompok statis maupun
kelompok dinamis.
Disini saya akan sedikit menambahkan Imajinasi sosiologi,
menurut C, Wright Mills imajinasi sosiologi adalah kesadaran
hubungan antara individu dengan masyarakat yang lebih luas,
baik pada masa kini maupun masa lalu. Kesadaran ini
memungkinkan kita semua untuk memahami kaitan antara
situasi sosial personal kita secara dekat, serta dunia sosial
impersonal secara jauh yang mengelilingi dan
membantumembentuk diri kita. Imajinasi sosiologis
memungkinkan kita untuk melampaui pengalaman dan
pengamatan personal dalam memahami isu publik yang lebih
luas.
Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial
lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup
semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok , serta kelompok
dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup
kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal,
yaitu sebagai berikut :
Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan penggunaan
sumber-sumber kekayaan alam
Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian,
berkaitan dengan apa yang dialami warganya
Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan
kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta
prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Semoga artikel tersebut di atas tentang Apa Arti Sosiologi Itu
dapat membantu kalian untuk memahami dan mengenal apa
itu sosiologi.
Objek Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki beberapa objek.
Berikut adalah beberapa objek sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan:
Objek Sosiologi Material
Mengacu pada benda fisik, sumber daya, dan tempat yang
menentukan kulturnya. Seperti rumah, tetangga, daerah/kota,
kantor, tempat ibadah, sekolah, peralatan, produk, dan lain
sebagainya. Semua aspek fisik tersebut menentukan perilaku
dan kultur seseorang.
Contoh dari perubahan sosial karena materi adalah karena di
internet terdapat banyak sekali materi tugas, maka siswa harus
mempelajari bagaimana cara memakai komputer dan internet.
Lama-kelamaan internet akan menjadi kebutuhan siswa itu
walaupun untuk tujuan lain seperti berkomunikasi
menggunakan facebook.
Objek Sosiologi Non Material
Mengacu pada budaya dan adat istiadat. Seperti nilai-nilai,
norma, aturan, bahasa, moral, organisasi, dan lembaga.
Contohnya, konsep dari suatu agama melahirkan suatu aturan,
nilai, bahasa, moral, dan etnis yang disesuaikan dengan agama
yang dianut.
Objek Sosiologi Agama
Pengaruh dari objek agama ini dapat menjadi pemicu dalam
hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun
dampak yang memengaruhi hubungan manusia.
Objek Sosiologi Budaya
Objek budaya merupakan salah satu faktor yang dapat
memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.
Objek Sosiologi Formal
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai
makhluk sosial atau masyarakat. Sehingga objek formal
sosiologi ialah hubungan manusia antara manusia serta proses
yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

Ciri-Ciri Sosiologi Sebagai Ilmu


Terdapat 4 ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan secara
umum. Karakteristik sosiologi yang ada meliputi sifat-sifat
sosiologi di antaranya adalah empiris, teoritis, kumulatif dan
non-etis. Berikut merupakan penjelasan 4 ciri-ciri ilmu
sosiologis menurut para ahli selengkapnya.
Empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan
pada observasi terhadap kenyataan menggunakan akal sehat
dan indra, sehingga hasilnya tidak bersifat spekulatif.
Sebagai contoh, sosiologi mempelajari tentang fenomena
kemacetan di ibu kota Jakarta. Argumentasi yang muncul dari
penelitian sosiologi, misalnya adalah kemacetan disebabkan
oleh rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
kebijakan transportasi publik yang dicetus pemerintah daerah.
Dengan kata lain, masyarakat Jakarta yang merupakan pelaku
kemacetan tidak percaya bahwa transportasi publik akan
menciptakan kenyamanan baik secara pelayanan maupun
akses. Dampaknya, masyarakat lebih suka naik kendaraan
pribadi. Argumen tersebut diambil dari realitas objektif di
lapangan dan bukan spekulasi kosong. Ketika argumentasi
tersebut bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka
unsur empiris telah dipenuhi oleh penelitian sosiologi.
Teoritis, artinya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan selalu
berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil pengamatan
empiris. Abstraksi merupakan penarikan kesimpulan yang
menjelaskan hubungan sebab-akibat dari gejala-gejala sosial
yang diteliti.
Sebagai contoh, sosiologi menjelaskan adanya hubungan yang
signifikan antara kemacetan dengan tingkat kepercayaan
publik terhadap pemerintah yang rendah. Abstraksi yang
dihasilkan merupakan pernyataan yang menegaskan
pentingnya meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah untuk menanggulangi kemacetan.
Pernyataan tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan
melalui proses panjang penelitian sejak observasi hingga
penarikan kesimpulan.
Kumulatif, artinya sosiologi membangun argumen yang tidak
turun begitu saja di ruang hampa, melainkan disusun atas
teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori-teori tersebut
merupakan hasil dari penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya.
Sebagai contoh, penelitian sosiologi tentang kemacetan
menghasilkan kesimpulan baru yang melibatkan kesimpulan-
kesimpulan yang pernah dibuat sebelumnya. Misal, penelitian
sebelumnya mengatakan bahwa penyebab macet adalah
karena tingginya daya beli masyarakat, termasuk daya beli
konsumsi mobil pribadi. Penelitian lain menyebutkan bahwa
mobil memberikan prestige dan status yang menjanjikan buat
penggunanya.
Kumulatif sebagai ciri-ciri sosiologi artinya beberapa hasil
penelitian tersebut dilibatkan dalam analisis sehingga
kesimpulan baru yang sudah ada merupakan hasil akumulasi
pengetahuan.
Non etis, artinya sosiologi membahas suatu permasalahan
sosial tanpa mempersoalkan nilainya, yaitu baik atau buruknya
suatu persoalan yang dibahas. Sosiologi lebih berkepentingan
untuk menjelaskan mengapa suatu fenomena terjadi.
Penjelasan tersebut juga harus logis, mendalam, dan mudah
dipahami.
Sebagai contoh, kemacetan sebagai masalah sosial dalam
penelitian sosiologi tidak dinilai sebagai hal yang buruk.
Sosiologi tidak berkepentingan untuk menjustifikasi bahwa
kemacetan itu buruk. Tentu saja, tidak pula mengatakan bahwa
kemacetan itu baik.
Sosiologi hanya menjelaskan mengapa kemacetan di ibu kota
Jakarta bisa terjadi. Ketika penjelasannya mengatakan bahwa
kemacetan bisa terjadi karena rendahnya tingkat kepercayaan
publik terhadap pemerintah, sosiologi tidak pula menjustifikasi
bahwa tingkat kepercayaan publik yang rendah itu buruk.
Sosiologi bersifat non etis, artinya tidak menjustifikasi baik atau
buruk suatu persoalan sosial.
Pokok bahasan sosiologi
Sebagai bagian dari ilmu sosial, pokok bahasan Sosiologi
membahas seputar manusia dan kehidupan sosialnya. Ada
empat pokok bahasan Sosiologi, yaitu fakta sosial, tindakan
sosial, khayalan sosiologis, dan realitas sosial.
Fakta Sosial
Fakta sosial sebagai pedoman dalam bertindak serta berpikir
yang muncul dari luar individu dan mempunyai kekuatan
memaksa atas individu tersebut. Misalnya, pengendara sepeda
motor diwajibkan untuk menggunakan helm dan memiliki SIM,
hal tersebut tertuang dalam peraturan perundang-undangan
dan memiliki sanksi jika dilanggar.
Tindakan Sosial
Tindakan sosial merupakan tindakan yang dilakukan atas dasar
mempertimbangkan perilaku orang lain. Misalnya, perilaku
sebagian orang yang tidak menggunakan helm ketika
mengendarai sepeda motor akan memengaruhi tindakan orang
lain.
Imajinasi Sosiologis
Imajinasi sosiologis ialah pemahaman atas apa yang terjadi di
masyarakat dan hubungannya dengan apa yang terjadi di
dalam diri sendiri. Misalnya, kamu mengetahui bahwa kamu
tidak menggunakan helm saat berkendara (sepeda motor), lalu
kamu membayangkan jika separuh penduduk lingkunganmu
melakukan tindakan yang sama, apakah polisi tetap akan
memberikan sanksi?
Realitas Sosial
Realitas sosial adalah kenyataan yang hidup dalam
masyarakat. Misalnya, kenyataan bahwa ada beberapa orang
yang tidak dikenakan sanksi saat mengendarai sepeda motor
tanpa menggunakan helm dikarenakan memiliki relasi dengan
pejabat setempat.
Fungsi Sosiologi dalam Mengenali Gejala Sosial di
Masyarakat
Berdasarkan penerapannya, maka biasanya ilmu dibedakan
antara ilmu pengetahuan murni (pure science) dengan ilmu
pengetahuan yang diterapkan (applied science).
Ilmu Sosiologi dapat berfungsi sebagai ilmu murni dan ilmu
terapan. Fungsi sosiologi sebagai ilmu murni, merupakan
pencarian ilmu pengetahuan, penggunaan praktisnya bukan
merupakan perhatian utama, berbagai hasil penelitian sosiologi
digunakan untuk pengembangan ilmu sosiologi itu sendiri.
Kemudian fungsi sosiologi sebagai ilmu terapan, merupakan
pencarian cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan
ilmiah guna memecahkan masalah yang ada di masyarakat.
Hasil penelitian sosiologi dapat dijadikan sebagai jalan keluar
atau penyelesaian masalah sosial. Data sosiologi dapat
membantu menerangkan sebab-sebab terjadinya suatu
masalah sosial seperti tindak kejahatan, kemiskinan dan
masalah sosial lainnya.
Sebagai contoh, ketika seorang ahli sosiologi yang melakukan
penelitian tentang struktur sosial dari perkampungan yang
miskin dan kumuh, ini menunjukkan fungsi sosiologi sebagai
ilmu murni. Akan tetapi jika ahli sosiologi tersebut sedang
meneliti bagaimana cara mencegah kejahatan dalam daerah
miskin dan kumuh, maka hal ini menunjukkan fungsi sosiologi
sebagai ilmu terapan.
Penerapan pengetahuan sosiologis praktis telah digunakan
secara umum. Beberapa ahli sosiologi dipekerjakan oleh
perusahaan-perusahaan, biro-biro pemerintah dalam bidang
perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. Sebagai contoh,
badan pembentuk undang-undang dalam mempersiapkan
peraturan baru sering berkonsultasi dengan para sosiolog,
karena rekomendasi kebijakan dari ilmuwan sosial merupakan
salah satu faktor yang memiliki peran penting.
Terdapat banyak sekali pengetahun ilmiah dan informasi dalam
lingkup ilmu sosiologi mengenai sejumlah masalah sosial,
seperti penyebab dan penanggulangan kejahatan dan
kenakalan, kecanduan alkohol dan obat-obatan, kejahatan
seksual, sebab dan akibat diskriminasi ras, atau penyesuaian
keluarga terhadap masyarakat yang sedang berubah.
Peran Sosiologi dalam Pembangunan
Sumbangan sosiologi sangat besar dalam proses
pembangunan. Peran sosiologi dalam tahap-tahap
pembangunan yaitu:
1. Perencanaan. Tahap perencanaan perlu diadakan
identifikasi terhadap berbagai kebutuhan masyarakat,
misal lapisan sosial, saluran komunikasi, kekuasaan dan
sebagainya.
2. Pelaksanaan. Dalam tahap pelaksanaan perlu dilakukan
penyorotan terhadap kekuatan dalam masyarakat dan
pengamatan  terhadap perubahan yang terjadi. Adapun
dalam tahap evaluasi diadakan analisis terhadap efek
pembangunan.
3. Evaluasi. Tahap evaluasi dilakukan dengan menganalisis
terhadap dampak pembangunan. Evaluasi dapat
digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan, dan
diidentifikasi kekurangan, kemunduran, atau
kemerosotan. Sehingga dapat dilakukan pengadaan,
penambahan, dan peningkatan secara seimbang.
Peran Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-
unsur kebudayan atau masyarakat yang dianggap dapat
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah
diantaranya dapat muncul bersumber pada faktor: ekonomi,
biologis, psikologis dan kebudayaan.
Hasil penelitian sosiologi dapat dijadikan sebagai jalan keluar
atau penyelesaian masalah sosial.  Kemudian data sosiologi
dapat membantu menerangkan sebab-sebab terjadinya tindak
kejahatan, kemiskinan dan masalah sosial lainnya.
Peran Sosiologi dalam Perencanaan Sosial
Secara umum, sosiologi memiliki beberapa kegunaan dalam
perencanaan sosial yaitu:
 Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan
masyarakat dari tipe masyarakat tradisional sampai pada
tipe masyarakat modern, sehingga menyusun dan
memasyarakatkan perencanaan sosial relatif mudah
digunakan.
 Sosiologi memahami hubungan manusia dengan
lingkungan alam, hubungan antar golongan, proses
perubahan dan pengaruh   penemuan baru. Hal ini berarti
perencanaan ke depan yang disusun atas dasar kenyataan
faktual dalam masyarakat oleh sosiologi relatif dapat
 Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas
obyektivitas. Obyektivitas berarti kesanggupan melihat
dan menerima fakta sebagaimana adanya, bukan
sebagaimana diharapkan terjadi.
 Dengan berpikir secara sosiologis, maka suatu
perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui tingkat ketertinggalan dan kemajuan
masyarakat dilihat dari sudut kebudayaan.
Peran Sosiologi dalam Penelitian Sosial
Terdapat banyak sekali pengetahun ilmiah dan informasi dalam
lingkup ilmu sosiologi mengenai sejumlah masalah sosial,
seperti penyebab dan penanggulangan kejahatan dan
kenakalan, kecanduan alkohol dan obat-obatan, kejahatan
seksual, sebab dan akibat diskriminasi Suku Ras dan Agama
(SARA), atau penyesuaian keluarga terhadap masyarakat yang
sedang berubah.
Manfaat Sosiologi
Berikut ini merupakan beberapa manfaat mempelajari
sosiologi:
 Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat
dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi
maupun (dan terutama) sebagai anggota kelompok atau
masyarakat.
 Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat
kita dalam masyarakat, serta dapat melihat ‘dunia’ atau
‘budaya’ lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
 Sosiologi membantu kita mendapatkan pengetahuan
tentang berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi
dalam masyarakat, baik antarindividu, antarkelompok,
maupun antarindividu dan kelompok.
 Sosiologi membantu mengontrol dan mengendalikan
tindakan dan perilaku sosial setiap anggota masyarakat
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
 Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami
norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat lain, serta memahami perbedaan-perbedaan
yang ada. Tanpa hal itu perbedaan-perbedaan yang ada
dalam masyarakat akan menjadi alasan untuk timbulnya
konflik di antara anggota masyarakat.
 Akhirnya, bagi kita sebagai generasi penerus bangsa,
mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis,
dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial dalam
masyarakat yang dewasa ini semakin kompleks, serta
mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan
akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi
sehari-hari.
Pada akhirnya, dengan mempelajari sosiologi, kita menjadi tahu
siapa kita, dan bagaimana seharusnya kita berperilaku sebagai
anggota masyarakat di manapun kita berada.
Fungsi sosiologi
 Memantau perkembangan kebudayaan masyarakat
 Mengetahui hubungan antar manusia dengan alam,
individu, kelompok dan sosial budaya
 Membantu mengambil keputusan
 Membantu pengendalian perilaku
Baca: Contoh kalimat pujian
Manfaat sosiologi
Manfaat sosiologi adalah memberikan edukasi tentang nilai dan
sikap atas setiap tindakan sosial, baik yang sudah atau belum
dilakukan, sehingga tidak terjadinya konflik sosial.
Berikut ini adalah manfaat dari sosiologi, diantaranya:
1. Menumbuhkan kepekaan sosial yang terjadi di
masyarakat, sehingga dapat mendorong terjadinya
hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan
satu sama lain.
2. Menghindari konflik sosial, dimana tidak akan terjadi jika
semuanya saling mengerti dan sadar pentingnya toleransi.
3. Menambah pengetahuan tentang keragaman yang ada di
masyarakat sehingga timbulnya sikap saling menghargai.
4. Meningkatkan Integritas Nasional, sehingga tercipta suatu
bangsa yang maju, memiliki standar hidup tinggi, juga
tidak mudah terprovokas.
Cahpter 2
Norma dan Nilai Sosial
Pengertian Nilai Sosial
Merupakan nilai yang tertanam di dalam masyarakat mengenai
baik atau buruknya suatu hal dan perilaku. Artinya, nilai
menunjukkan ukuran masyarakat dalam menetapkan suatu hal
itu baik atau buruk. Pengertian ini tidak terbatas dengan yang
di atas saja ya, Quipperian. Beberapa ahli juga sudah berhasil
merumuskan nilai sosial berdasarkan keilmuan dan
keahliannya masing-masing.
Siapa sajakah ahli yang dimaksud?
1. Robert M.Z. Lawang
Menurut Lawang, nilai sosial merupakan sesuatu yang
dianggap baik dan berharga dan memengaruhi orang yang
memiliki nilai tersebut.
2. Kimball Young
Young berpendapat bahwa nilai sosial merupakan asumsi
abstrak yang sering tidak disadari apa yang baik, benar, dan
dianggap penting dalam masyarakat.
3. A.W. Green
Green berpendapat bahwa nilai sosial merupakan kesadaran
yang secara efektif berlangsung disertai emosi terhadap ide,
objek, dan individu.
4. Claudia Wood
Menurut Claudia, nilai sosial adalah petunjuk umum yang sudah
berlangsung sejak lama hingga akhirnya mampu mengarahkan
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Clyde Kluckhohn
Nilai sosial berkaitan dengan kebudayaan masyarakat. Setiap
masyarakat memiliki nilai tertentu mengenai sesuatu.
6. Koentjaraningrat
Nilai budaya merupakan pedoman tertinggi dalam kehidupan
manusia.
Setelah Quipperian tahu pengertian menurut para ahli, kira-kira
bagaimana sih ciri-ciri suatu pedoman itu dikatakan sebagai
nilai sosial?
Ciri-ciri Nilai Sosial
iri-cirinya adalah sebagai berikut, Quipperian. Simak di bawah
ini, ya.
1. Ditentukan melalui interaksi antarmanusia yang terjadi
secara intensif, bukan merupakan bawaan sejak lahir.
2. Ditransformasi melalui proses belajar, seperti sosialisasi,
enkulturasi, dan difusi.
3. Peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan sosial.
4. Berbeda-beda untuk setiap kelompok.
5. Memiliki efek yang berbeda-beda terhadap di setiap
tindakan.
6. Dapat memengaruhi kepribadian individu.

Klasifikasi Nilai Sosial


1. Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
 Nilai yang terencanakan (Internalized value)
Nilai yang terencanakan ini sudah tertanam di alam bawah
sadar, sehingga untuk melakukan sesuatunya sudah secara
otomatis. Jika nilai tersebut dilanggar, maka akan muncul rasa
malu atau rasa bersalah.
 Nilai dominan
Nilai dominan merupakan nilai yang dianggap lebih penting
daripada nilai-nilai lainnya. Pedoman untuk melakukan nilai
dominan didasarkan pada banyaknya orang yang menganut
nilai tersebut, lamanya nilai tersebut dianut, usaha untuk
mempertahankan nilai tersebut, dan tingginya kedudukan
orang yang menganut nilai tersebut.
2. Berdasarkan Pendapat Para Ahli
 Profesor Notonegoro
Prof. Notonegoro membaginya jadi tiga, yaitu nilai material,
nilai vital, dan nilai rohani.
 Clyde Kluckhohn
Clyde membaginya menjadi lima, yaitu nilai hakikat hidup
manusia, nilai hakikat karya manusia, nilai hakikat kedudukan
manusia dalam ruang dan waktu, nilai hakikat hubungan
manusia dengan alam sekitar, dan nilai hakikat hubungan
manusia dengan sesamanya.
Lalu, apa sih fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat?
Fungsi Nilai Sosial
1. Alat untuk menentukan kelas sosial.
2. Mengarahkan tingkah laku agar sesuai dengan nilai yang
ada.
3. Memberikan dorongan bagi individu untuk menjalankan
peran sosial.
4. Memberikan dorongan bagi masyarakat agar
mengedepankan kerja sama.
5. Mengontrol individu agar selalu berbuat baik.
Belajar nilai sosial sama artinya dengan belajar tata cara
bermasyarakat ya, Quipperian. Seluruh nilai-nilai yang
terkandung diharapkan mampu memperbaiki moral
masyarakat. Nilai sosial tidak akan ada artinya jika tidak
dibarengi dengan munculnya norma sosial. Lalu, apa itu norma
sosial?
Pengertian Norma Sosial
Norma sosial adalah petunjuk yang harus dijalankan dalam
kehidupan karena di dalamnya berisi perintah, larangan, dan
anjuran untuk mengatur tingkah laku masyarakat.
Ciri-Ciri Norma Sosial
Adapun ciri-ciri norma sosial adalah sebagai berikut.
1. Biasanya tidak tertulis.
2. Merupakan hasil kesepakatan.
3. Ditaati bersama.
4. Bagi yang melanggar, akan mendapatkan sanksi.
5. Bisa berubah.
Fungsi Norma Sosial
dapun fungsi norma sosial adalah sebagai berikut.
1. Alat untuk menertibkan dan menjaga stabilitas di
masyarakat.
2. Aturan atau pedoman tingkah laku yang tidak tertulis.
3. Alat pengontrol dalam masyarakat.
Seperti Quipperian ketahui, nilai dan norma sosial itu bersifat
tidak tertulis, sehingga rentan untuk mengalami perubahan.
Apa saja faktor yang memengaruhi ketahanan nilai dan norma
sosial?
Bertahan dan Berubahnya Nilai dan Norma Sosial
Nilai dan norma sosial bisa tetap bertahan karena faktor
berikut.
1. Kurangnya informasi
Apa benar kurangnya informasi justru bisa mempertahankan
nilai dan norma sosial? Jika informasi tentang perubahan nilai
dan norma sosial yang diterima oleh suatu kelompok
masyarakat kurang, maka masyarakat tersebut akan semakin
kokoh mempertahankan nilai dan norma tersebut karena
ketidaktahuannya akan ada perubahan.
2. Rasa takut terhadap celaan sosial
Celaan sosial menjadi salah satu cara untuk mempertahankan
eksistensi nilai dan norma sosial. Pada umumnya, seseorang
akan takut dan malu jika mendapatkan celaan sosial saat
melanggar norma yang ada. Misalnya saja, seseorang akan
berpikir seribu kali sebelum melakukan aksi yang tidak baik
karena mereka takut dengan sanksi yang akan diterima
maupun takut akan perlakuan warga terhadapnya.
Nilai dan norma sosial ternyata juga bisa berubah karena faktor
berikut.

Terjadinya perubahan sosial mengakibatkan perubahan


perilaku dan pola pemikiran masyarakat.
Mudahnya akses informasi membuat masyarakat semakin
kritis dengan setiap perubahan. Semakin sering informasi
diperoleh, semakin besar peluang untuk berubah.
Sikap positif terhadap perubahan juga bisa memicu
perubahan nilai dan norma sosial dalam masyarakat.
Kebutuhan masyarakat yang semakin beragam, terkadang
diiringi dengan sedikit perubahan yang bisa mendarah daging.
Contohnya, zaman dahulu belum ada telepon genggam,
sehingga untuk berkomunikasi setiap orang harus melalui tatap
muka. Namun, berbeda dengan sekarang, kebutuhan akan
telepon genggam yang semakin penting membuat masyarakat
rela mengeluarkan uang untuk sekadar membeli pulsa.
Klasifikasi Norma Sosial
A. Berdasarkan daya ikatnya
Bila berdasarkan daya ikatnya, norma sosial dibagi menjadi
lima, yaitu sebagai berikut.
1. Cara (Usage)
Merupakan bentuk perbuatan atau perilaku yang dilakukan di
dalam masyarakat namun tidak terus menerus. Jika melanggar
norma ini, hukuman yang didapatkan hanya berupa celaan
atau teguran saja.
2. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang
dalam bentuk yang sama dan secara sadar, sehingga
perbuatan itu dianggap baik oleh masyarakat. Contohnya
adalah pemberian angpau di saat lebaran.
3. Tata Kelakuan (Mores)
Merupakan kumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat
hidup dari sekelompok manusia sebagai bentuk pengawasan
terhadap anggotanya.
4. Adat Istiadat (Custom)
Adat istiadat merupakan kumpulan tata kelakuan yang menjadi
pedoman tertinggi dalam hidup bermasyarakat karena sudah
terintegrasi sangat kuat pada masyarakat penganutnya. Bagi
seseorang yang melanggarnya, akan mendapatkan sanksi yang
cukup keras. Contoh adat istiadat adalah proses memingit bagi
calon pengantin.
5. Hukum (Law)
Hukum merupakan norma tertulis, bersifat formal, dan
disahkan oleh negara.
B. Berdasarkan Sifatnya
Klasifikasi norma sosial berdasarkan sifatnya dibagi menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
1. Norma Tidak Resmi (Nonformal)
Merupakan norma yang dirumuskan secara tidak jelas dan
tidak bersifat mengikat bagi masyarakat.
2. Norma Resmi (Formal)
Merupakan norma yang dirumuskan dan diwajibkan bagi
seluruh masyarakat, contohnya seseorang yang mencuri akan
diadili lalu dipenjara.
C. Berdasarkan Aspek atau Sumbernya
Klasifikasi norma sosial berdasarkan aspek atau sumbernya
dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1. Norma Agama
Norma agama merupakan norma yang berasal Tuhan, sehingga
tidak ada yang bisa mengubah dan memanipulasi isinya dan
bersifat mutlak.
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan merupakan peraturan yang berasal dari hati
nurani yang menghasilkan akhlak, contohnya tidak boleh
melakukan tindakan tak senonoh selain dengan pasangan yang
sah.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarahkan
untuk berperilaku wajar dan baik dalam masyarakat, contohnya
tidak boleh meludah sembarangan.
4. Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan yang dibuat oleh lembaga-
lembaga tertentu.
Penjelasan di atas merupakan bagian penting saat Quipperian
ingin mempelajari nilai dan norma sosial. Pada dasarnya, kamu
harus selalu patuh akan pedoman hidup bermasyarakat,
contohnya saja berkata sopan kepada orang yang lebih tua.
Jika Quipperian ingin melihat video penjelasan tutor tentang
nilai dan norma sosial ini, silahkan gabung dengan Quipper
Video, ya. Nikmati proses pembelajarannya bersama tutor kece
Quipper Video dan kerjakan latihan soalnya. Sampai jumpa!

Anda mungkin juga menyukai