Mengingat cukup banyaknya efek samping dari penggunaan obat sakit kepala, ada
baiknya mencoba pengobatan non-obat yang alami yang dapat membantu
mencegah serangan atau bahkan mengobati sakit kepala. Kami menyadur dari
www.faqs.org yang telah mengumpulkan informasi tentang pengobatan alami
tersebut, dan kebanyakan pengobatan yang diinformasikan berikut terbukti
efektif, dan umumnya punya dasar teori yang berhubungan.
Perlu diingat bahwa tidak semua pengobatan ini efektif pada setiap orang. Efek
yang dirasakan pun mungkin berbeda. Beberapa pengobatan bisa jadi malah
menambah rasa sakit kepala, danbeberapa pengobatan mungkin malah tidak
berefek sama sekali. Anda boleh memutuskan untuk mencoba beberapa metode
pengobatan dan memilih metode terbaik untuk Anda.
Pemijatan sederhana
Tekan dua titik pressure di bagian belakang leher yang berjarak kira-kira
dua inci, terletak tepat di bawah tengkorak, satu sampai dua menit.
Tindakan ini dapat melepaskan endorphin yang dapat membantu melegakan
nyeri.
Pijat atau tekan bagian berdaging antara ibu jari dan jari telunjuk.
Tekuk pelan-pelan kepala Anda ke kanan atau ke kiri untuk meregangkan
otot-otot leher. Pijat dan rileks-kan otot-otot yang tegang.
3. Biofeedback
Dengan biofeedback, seseorang akan belajar mengendalikan fungsi tubuh yang
diatur oleh syaraf tak-sadar, misalnya detak jantung. Beberapa fungsi tubuh
seperti otot tegang, telapak tangan yang dingin dan dilepaskannya hormon-
hormon dalam darah seperti adrenalin adalah kendali syaraf tak-sadar yang
terlibat dalam sakit kepala.
Biofeedback berarti memanfaatkan informasi yang tersedia oleh tubuh yang
dikendalikan oleh syaraf tak sadar, lalu secara sadar informasi-informasi
tersebut dirubah agar sesuai dengan kehendak kita. Apabila hal ini dilatih terus
menerus, orang akan terbiasa mengatur fungsi tubuhnya agar bekerja sesuai
kehendaknya.
Fase I pada migrain mirip dengan respon tubuh terhadap rasa takut. Pada fase I,
darah dari tangan dan kepala mengalir ke otot besar. Tangan, terutama ujung-
ujung jari akan menjadi dingin karena darah tertarik keluar. Perasaan bingung
atau ketidakmampuan untuk berpikir jernih yang muncul dalam fase I mirip
dengan rasa takut. Rasa nyeri akan muncul di fase II, ketika pembuluh-pembuluh
darah kepala dan leher over-reaksi dan melebar kembali ke bentuk yang lebih
besar daripada ukuran normal. Sakit kepala ini dapat dicegah dengan menurunkan
tingkat keparahan fase I yang kemudian dapat mencegah terjadinya fase II.