Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Makanan tradisional adalah makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu,
dengan cita rasa khas yang diterima oleh masyrakat tertentu.Berbicara mengenai makanan
tradisional akan berkaitan dengan rasa yang khas. Bagi masyarakat Indonesia umumnya amat
diyakini khasiat aneka pangan tradisional, bahan bahan dari makanan tradisional seperti
tempe, tahu, bawang putih, madu, temu lawak, kacang hijau, ikan laut, ikan darat dan lain-
lain. Bahan-bahan yang alami, bergizi tinggi, sehat dan aman, murah dan mudah didapat,
sesuai dengan selera masyarakat sehingga diyakini punya potensi yang baik sebagai makanan
yang sehat.
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki banyak suku, otomatis sangat
banyak juga makanan tradisional yang ada di Indonesia, Namun makanan khas Indonesia
sendiri pada awalnya juga dipengaruhi oleh budaya luar, karena pada jaman dahulu banyak
bangsawan dari Negara lain yang berdagang ke Indonesia, disitulah makanan – makanan khas
mulai terbentuk.Makanan tradisional yang ada di Indonesia sangat unik dari rasa, tekstur,
bentuk, dan aromanya. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas, Indonesia
merupakan Negara yang memiliki banyak sekali suku suku, bayangkan saja jika 1 suku punya
1 maknana khas, banyak sekali makanan khas yang ada di Indonesia, dan biasanya setiap
makanan khas memiliki nilai historisnya masing masing.
b. Permasalahan
Lahan parkir yang tidak ada karena bertepatan pada jalan raya sehingga menimbulkan
kemacetan di jalan simpang jodoh.
Kios-kios yang dimiliki para pedagang rujak yang masih kecil sehingga untuk makan
di tempat sangat kecil. Sehingga para pengunjung kesulitan untuk makan ditempat.
Jalan simpang jodoh dalam kategori rusak sedang. Sehingga membuat para pembeli
merasa kesulitan menuju makanan khas kuliner di tembung.
Biaya sewa kios yang besar yang akan dibangun oleh pemerintah daerah yang
menyebabkan beban bagi pedagang.
BAB II
Solusi terhadap jalan yang sempit adalah disarankan pemerintah daerah untuk
memperluas jalan dan memindahkan para pedagang-pedagang yang dipinggir jalan.
Mereka dipindahkan lalu disediakan tempat berjualan yang lebih strategis agar tidak
menghambat perjalanan para pengendara.
Akses yang sulit karena jalan yang berlubang, berlumpur, dan , disini pemerintah
harus berusaha untuk mengaspal jalanan menuju objek makanan khas daerah tersebut.
Karena salah satu faktor pendorong masyarakat untuk tertarik terhadap objek
makanan khas daerah yaitu dengan kemudahaan akses jalan yang tidak rusak,
berlubang dan berlumpur artinya akses jalan itu harus bagus. Agar para masyarakat
mudah menuju untuk membeli makanan khas rujak tembung.
Pemerintah membangun kios-kios pedagang rujak yang berjualan di pinggir jalan,
bisa juga melibatkan para pihak swasta, apalagi ini merupakan salah satu penyebab
penyumbang kemacetan dijalan tembung. Ada lahan kosong, maka itu dapat dibangun
kios-kios untuk para pedagang rujak sehingga mereka memiliki kios tersendiri dan
lebih luas dalam berjualan makanan khas kota tembung tersebut.
Dengan lahan kosong tersebut yang telah dibangun kios-kios, ada lahan yang bisa
dimanfaatkan sebagai dalam membangun lahan parkir untuk para pembeli makanan
khas kota tembung tersebut. Sehingga para pembeli tidak perlu parkir dipinggir jalan
untuk membeli makanan khas daerah tembung tersebut. Agar tidak menimbulkan
kemacetan dijalanan.
Pemberian modal kepada para pedagang rujak di simpang jodoh. Pembangunan kios-
kios yang dilakukan para pedagang dan pengusaha sehingga membutuhkan biaya
sewa, sehingga ini merupakan kesulitan. Maka pemerintah daerah atau bank swasta
memberikan modal bagi para pedagang rujak. Sehingga yang merupakan salah satu
makana khas tembung tersebut tetap lestari.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Rujak Simpang Jodoh terkenal dengan rasanya yang enak, bumbunya yang kental,
gurih karena dicampur dengan kacang, pedasnya bisa disesuaikan dengan keinginan pembeli.
Sensasi itu sendiri ditimbulkan dari buah pisang batu yang ditumbuk bersamaan dengan
bumbu-bumbu yang digunakan. Lalu buah-buahannya juga segar. Proses penyajiannya bisa
pembeli lihat langsung disini, mulai dari pemilihan buah apa saja yang kita mau, lalu bumbu
dibuat dengan cara di uleg diatas cobek. Setelah bumbu siap, buah-buahan yang telah di
potong-potong dicampur semua dalam bumbunya hingga merata. Adapun keunggulan rujak
dan kebudayaan pedagang ini terhadap bumbu rujak itu ialah dengan buah pisang batu yang
ditumbuk bersamaan dengan bumbu-bumbu yang digunakan sehingga pada saat pembeli
makan rujak tersebut tidak akan mudah sakit perut, itu dikarenakan pisang rujak batu juga
sebagai obat sakit perut dan penetralisir cabe yang banyak digunakan untuk rujak yang pedas.
Jadi ada beberapa ciri-ciri menonjol terhadap ikon khas tembung ini diantaranya yaitu Rujak
buah simpang jodoh menggunakan buah-buahan segar yang memakai bumbu berbalut kuah
kental gula, kacang tanah, pisang batu muda, dan cabai rawit. Pembeli bisa memilih buah-
buahan seperti nenas, mangga, jambu batu, jambu air, ketimun, bengkuang, dan lain-lain.
Pembeli bisa melihat langsung cara pembuatan rujak, pembuatan bumbu-bumbu yang
asli/segar pada rujak.
b. Saran
Seharusnya penelitian seperti ini harus banyak lagi dilakukan agar makanan
tradisional yang telah menjadi budaya kita dpat terekspos dan dapat bersaing di era modern
sekrang ini. Selain itu kita sebagai masyarakat harus mampu melestarikannya, karena ini
merupakan makanan tradisional kita.