HERKUTANTO
Herkutanto
GURU BESAR FAKULTAS KEDOKTERAN UI
a) Kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya,
• Bunuh diri
b) Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau kondisi pasien
d) Terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau produk darah
atau transplantasi organ atau jaringan
Maksud dan Tujuan PMKP 9.1
e) Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi
dikirim ke rumah bukan rumah orang tuanya
Semua kejadian yang sesuai dengan definisi harus dilakukan Analisis Akar Masalah
(RCA=Root Cause Analysis). Analisis dan rencana tindakan selesai dalam waktu 45 hari
setelah kejadian. Tujuan AAM (Analisa akar masalah) adalah agar rumah sakit dapat
mengerti dengan baik dan komprehensif asal kejadian. Apabila AAM menunjukkan
perbaikan sistem atau tindakan lain dapat mengurangi risiko seperti itu terjadi lagi, rumah
sakit merancang ulang proses dan mengambil tindakan yang perlu dilakukan. Kejadian
sentinel bukan indikator terkait dengan pelanggaran hukum (lihat juga TKRS 4.1).
Penting untuk diperhatikan bahwa istilah kejadian sentinel tidak selalu mengarah pada
kepada kekeliruan (error) atau kesalahan (mistake) maupun memberi kesan
pertanggungjawaban legal (liability) tertentu
Elemen penilaian PMKP 9.1 Telusur Skor
1. Pimpinan rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang jenis kejadian sentinel 10 TL
regulasi tentang jenis kejadian dalam sistem pelaporan insiden - -
sentinel sekurang - kurangnya, seperti keselamatan pasien internal dan 0 TT
diuraikan pada a) sampai f) di eksternal
Maksud dan Tujuan (lihat juga PMKP 9
EP 1). (R)
2. RS telah melakukan RCA/AAM D Bukti pelaksanaan RCA/AAM tidak 10 TL
setiap ada kejadian sentinel di RS & melewati 45 hari dari waktu terjadinya 5 TS
tidak melewati waktu 45 hari terhitung kejadian 0 TT
sejak terjadi kejadian atau sejak
diberi tahu ttg adanya kejadian. (D,W) W Komite PMKP/Tim KPRS
8
Elemen penilaian PMKP 9.1 Telusur Skor
3. Ada bukti rencana D Bukti rencana tindaklanjut 10 TL
tindak lanjut dan AAM/RCA yang telah 5 TS
pelaksanaan langkah- dilaksanakan 0 TT
langkah sesuai hasil O
AAM/RCA. (D,O,W) Lihat pelaksanaan dari
rencana tindak lanjut
Hasil akhir dari RCA adalah dihasilkannya Rencana Aksi yang berisi strategi
organisasi rumah sakit yang bertujuan untuk mengurangi risiko kejadian
serupa di kemudian hari.
RCA tidak untuk mencari siapa (individu) yang salah
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
Pasal 18
(1) Setiap Insiden harus dilaporkan secara internal kepada tim Keselamatan Pasien dalam waktu
paling lambat 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam dengan menggunakan format laporan
sebagaimana tercantum pada Formulir 1.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh tim Keselamatan Pasien untuk
memastikan kebenaran adanya Insiden.
(3) Setelah melakukan verifikasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tim Keselamatan
Pasien melakukan investigasi dalam bentuk wawancara dan pemeriksaan dokumen. (4)
Berdasarkan hasil investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tim Keselamatan Pasien
menentukan derajat insiden (grading) dan melakukan Root Cause Analysis (RCA) dengan
metode baku untuk menemukan akar masalah.
“ALUR MANAJEMEN RISIKO”
Incident / Accident /
Identifikasi risiko Screening
48 jam
Grading risiko
Evaluasi risiko
Tidak
Kelola risiko
Ya
Sentinel: RCA
Buat rencana kerja, mengumpulkan data tidak boleh pakai asumsi, Sumber data: Kajian
dok,Wawancara,Observasi
Analisa setiap masalah utk mencari akar penyebab: diagram Tulang ikan,5 Why
“ Membentuk tim”
Umumnya tim dibentuk secara ad hoc, dengan jumlah maksimal anggota tim adalah 9 orang (jumlah ganjil)
Anggota tim terdiri dari staf rumah sakit dari tiap level yang berhubungan atau terlibat dengan isu atau kejadian
tidak diharapkan (memahami alur proses kegiatan) dan otoritas rumah sakit yang memiliki kewenangan
memutus (eksekutif RS).
Tim dipimpin oleh seorang ketua yang dihormati, memiliki pengetahuan luas mengenai organisasi rumah sakit
dan memiliki kemampuan melakukan RCA. Selain itu, ia juga memiliki kemampuan untuk “mengajak” anggota tim
untuk aktif.
Teknik RCA: Langkah 1
“ Merumuskan masalah”
Incident
KTD
TEKNIK RCA:
- proses sesuai dengan kebijakan dan prosedur,
dengan:
LANGKAH 3
- peta kejadian saat terjadi insiden maupun yang rutin
MENENTUKAN
dilakukan CRITICAL EVENT
Identifikasi juga faktor kontribusi lainnya, seperti: faktor
manusia, peralatan, administratif.
MENENTUKAN CRITICAL EVENT
Incident
KENYATAANNYA KTD
PERBEDAAN CE
GAP
SEHARUSNYA
Teknik RCA: Langkah 3
“ Identifikasi Critical Event (Collect and Assess Data of Proximate Cause)”
AKSI Disebabkan
oleh
PRIMARY
Bukti EFFECT
Penyebab yang
Waktu dan
bersifat
tempat
KONDISI
RANGKAIAN PENYEBAB TEORITIS
Sebab / Disebab
Akibat kan oleh
Sebab / Disebab
Akibat kan oleh Sebab / Disebab
Akibat kan oleh
B. Apakah insiden dapat berulang dengan faktor-faktor penyebab yang serupa walaupun
penyebab telah dikoreksi atau dihilangkan?
C. Apakah kondisi yang serupa tetap terjadi, walau penyebab telah dikoreksi atau
dihilangkan?
Jika jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut adalah TIDAK, maka penyebab yang
telah diidentifikasi tersebut merupakan AKAR MASALAH.
5 Why RCA
TEKNIK RCA: LANGKAH 5 ANALISIS BARRIER
Barrier apa yang ada untuk Apakah barrier Apa penyebab barrier tersebut gagal dan dampaknya?
mencegah salah sisi operasi? tsb bekerja
efektif?
Panduan menyatakan bahwa Tidak 1. Panduan tidak menyatakan siapa yang melakukan dan dimana harus
ahli bedah atau asisten harus dilakukan. Tindakan yang dilakukan sebagian-sebagian oleh asisten dan
melihat dan mengecek ahli bedah namun komunikasi dan transfer informasi tidak lengkap.
pasien termasuk menandai 2. Ahli Bedah memilih untuk memeriksa pasien satu hari sebelum
sisi yang akan dipoperasi prosedur dan menandai sisi operasi sendiri. Namun oleh karena pasien
sebelum dilakukan prosedur. terlambat masuk, sisi operasi ditandai oleh asisten yang tak terlatih.
Tidak 1. Asisten menandai dengan menggunakan pena kulit pada tempat yang
Penandaan dilakukan secara tidak umum, yang tidak langsung dapat terlihat oleh ahlii bedah. Asisten
tepat pada tempat yang tersebut belum terlatih mengenai tata cara penandaan dan tidak ada
layak. prosedur bagaimana melakukan penandaan .
2. Kaus kaki kompresi menutupi tempat penandaam.
Teknik RCA: LANGKAH 5
Brain storming : Rencana perubahan sebagai suatu barrier
5
TEKNIK RCA: LANGKAH 5
Melakukan Desain Rencana Aksi
• “ANALISIS BARRIER” TARGET
HAZARD
BARRIER
Brain storming : Rencana perubahan sebagai suatu barrier
PAGAR
SKALA EFEKTIVITAS
Hazard: Serangan harimau (ROOT CAUSE)
Target: Manusia
No. RATING
BARRIER (1-6)
Penjelasan kepada
keluarga pasien
(informed consent)
Alur Peristiwa Kamar Operasi
Sign in tidak Dilakukan Time out tidak
dilakukan anestesi spinal dilakukan
Didapatkan Dilakukan
pus, insisi insisi
diperlebar apendektomi
ALUR PERISTIWA KAMAR OPERASI
2. METODE FMEA
LANGKAH 7: IMPLEMENTASI
1. KEBIJAKAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
2. PANDUAN DAN PROSEDUR STANDAR PELAKSANAAN
SURGICAL CHECK LIST
3. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
4. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESELAMATAN PASIEN
PADA SELURUH TIM KAMAR OPERASI
5. SIMULASI KESELAMATAN PASIEN
LATIHAN
CPD ETIK, MEDIKOLEGAL, DAN KESELAMATAN PASIEN
Kasus 3
Transfusi darah
Seorang pasien penderita anemia kronik membutuhkan transfusi darah sebanyak 500 cc.
Setelah mendapat instruksi dari dokter, perawat mengambil contoh darah dan menulis formulir
permintaan ke unit transfusi darah PMI. Pada saat yang sama, terdapat 2 orang pasien yang
juga membutuhkan transfusi darah. Setelah tiga contoh darah terkumpul, perawat meminta
kurir untuk mengambil darah ke UTD PMI. Oleh kurir tersebut, ketiga contoh darah
dimasukkan ke dalam box khusus dan membawa ke PMI. Setelah mendapatkan darah sesuai
permintaan, kurir membawa kembali darah dan diterima oleh perawat ruangan. Setelah
melakukan pengecekan, perawat memberikan darah tersebut kepada pasien. Keesokan harinya,
dokter menginstruksikan lagi agar pasien diberi darah 500 cc lagi. Proses yang sama dilakukan,
namun kali ini UTD PMI menelpon RS tersebut. Oleh karena, contoh darah pasien tersebut
memiliki golongan darah B berbeda dengan contoh darah yang dibawa kemarin yang
bergolongan darah O. Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada tim keselamatan pasien
sebagai suatu kejadian sentinel.
RUMUSAN MASALAH
• WHO pasien anemia kronik
• WHAT salah transfusi
• WHERE di ruangan
• WHEN hari pertama
• HOW bersamaan dikirim 3 contoh darah ke PMI
Pasien anemia kronik mendapat transfusi darah salah pada hari pertama
di ruangan setelah pengiriman 3 contoh darah secara bersamaan ke PMI
Kasus 4
Pasien kejang di UGD
• Seorang wanita 53 tahun datang ke UGD RS langganannya disuatu sore hari karena badan terasa lemas, dan
meminta disuntik vitamin C seperti biasa. Setelah pemeriksaan rutin dokter jaga, dokter memerintahkan perawat
untuk memberikan suntikan vitamin C.
• Perawat mempersilahkan pasien berbaring ditempat tidur, periksa tekanan darah dan pulse oksimetri normal,
kemudian perawat mengambil ampul vitamin C dari laci obat dan menyuntikkan melalui jalur intravena.
• Beberapa menit kemudian pasien meng-gapai2kan tangannya, saturasi oksigen berangsur menurun dan kejang
klonik seluruh tubuh.
• Dokter jaga segera memberikan pernafasan / ventilasi dengan bagmask dan memberi obat diazepam intravena.
Kejang teratasi, saturasi O2 kembali normal, tetapi pasien tidak bernafas dan tidak sadar.
• Sambil memberikan ventilasi dokter yg curiga ada sesuatu dg obatnya, memeriksa ampul kosong vitamin C,
ternyata ampul tersebut berlabel obat Atracurium. Dokter segera memerintahkan untuk memberi antagonis obat
pelumpuh otot Atracurium tsb.
• Setelah 10 menit, pasien bernafas normal kembali dan mulai pulih sadar. Pasca kejadian tsb, pasien diobservasi 1
hari di HCU, kemudian dipulangkan tanpa komplikasi.
RUMUSAN MASALAH
• WHO pasien wanita 53 th
• WHAT kejang
• WHERE di ruang gawat darurat
• WHEN suatu sore hari
• HOW setelah disuntik vit C
Seorang pasien berusia 8 tahun direncanakan pembedahan appendektomi pada hari Rabu, 4 Juli
pukul 11 siang oleh dokter Y. Namun kemudian, pada hari H, operasi dimundurkan menjadi
pukul 2 siang. Pada hari yang sama, terdapat pasien bernama Hadi 9 tahun akan menjalani
operasi eksisi soft tissue tumor auricula pada pukul 2 siang dengan dokter W. Dokter Y tiba di RS,
pada pukul 13.30 wib dan meminta pasien bernama Adi segera dikirim ke kamar operasi. Oleh
karena, para perawat sedang persiapan pergantian shift, maka perawat junior yang mengirim
pasien ke kamar operasi. Pasien dibawa oleh perawat tersebut ke kamar operasi dan diterima
oleh petugas kamar operasi dan dilakukan penyerahan status dan langsung dimasukkan ke
kamar operasi, dimana dokter anestesi beserta asisten sudah siap untuk melakukan pembiusan.
Dilakukan pembiusan umum dan dilanjutkan dengan pemasangan aseptik dan antiseptik serta
pemasangan drapes oleh perawat. Setelah drapes terpasang, operator masuk dan melakukan
tindakan appendektomi. Setelah operasi berjalan selama 30 menit, petugas kamar operasi
memberitahukan kepada tim operasi, bahwa pasien Aditama baru saja diturunkan, dan yang
dioperasi adalah pasien bernama Hadi. Kejadian ini kemudian dilaporkan kepada direktur RS,
dan diminta segera dilakukan RCA untuk kasus tersebut. Kejadian ini baru pertama kali terjadi di
RS tersebut.
TUGAS ANDA
1. Gunakan langkah-langkah RCA untuk menentukan akar masalah
dan rencana aksi pencegahan
2. Presentasikan secara berkelompok