Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad 20.
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran,
dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam
psikologi. Pembahasan yang berkaitan dengan psikologi hampir selalu menyertakan unsur
sikap baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian
pembahasannya. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, prose
terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya.

Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir yang disiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang diorganisasikan melalui
pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada praktik /
tindakan (Notoatmodjo, 2003).

1.2  Rumusan masalah

Dari permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang maka permasalahan materi ini
adalah :

1. Apa yang dimasud dengan sikap ?

2. Bagaimana sikap terbentuk ?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi sikap ?

4. Apa saja komponen sikap ?

1.3  Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui defenisi sikap, dan terbentunya sikap

2.Mengetahui faktor yang mempengaruhi sikap, dan komponen sikap

1.4  Manfaat penulisan

Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian sikap,


pembentukan sikap, faktor yang mempengaruhi sikap, dan komponen sikap.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau Obyek Psikologi (Soekidjo N, 2003). Obyek psikologi di sini meliputi : simbol,
kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Newcomb dalam Notoatmodjo
(2003) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktifitas, akan tetapi adalah merupakan pre-disposisi tindakan atau perilaku.

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi terhadap suatu obyek, memihak / tidak
memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
sekitarnya (Saifudin A, 2005).

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat -


pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan dalam diri manusia
yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan
tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu
sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap
obyek atau situasi.

2.2  Pembentukan sikap

Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam:

1)   Adopsi

Kejadian - kejadian dan peristiwa - peristiwa yang terjadi berulang - ulang dan terus
menerus, lama - kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

2)   Diferensiasi

Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan


bertambahnya usia, maka ada hal - hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang
tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
3)   Integrasi

Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai


pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk sikap
menegenal hal tersebut.
4)   Trauma

Trauma adalah pengalaman yang tiba - tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan
mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman - pengalaman yang traumatis
dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

2.3  Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi
antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Sikap dapat pula
dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat mengalami perubahan.

Sesuai yang dinyatakan oleh Sheriff & Sheriff (1956), bahwa sikap dapat berubah
karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai hasil dari belajar, sikap tidaklah
terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung
dalam interaksi manusia berkenaan dengan objek teretntu (Hudaniah, 2003).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain:

1.   Faktor internal

Yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan selektif sehingga tidak
semua yang datang akan diterima atau ditolak.

a.    Faktor Genetik dan Fisiologik

Faktor ini berperan penting dalam pembentukan sikap melalui kondisi – kondisi fisiologik.

Misalnya waktu masih muda, individu mempunyai sikap negatif terhadap obat-
obatan, tetapi ia menjadi biasa setelah menderita sakit sehingga secara rutin harus
mengkonsumsi obat – obatan tertentu.

b.   Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus


meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan
emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
Menurut Oskamp, dua aspek yang secara khusus memberi sumbangan dalam membentuk
sikap.

Pertama adalah peristiwa yang memberikan kesan kuat pada individu (salient
incident), yaitu peristiwa traumatik yang merubah secara drastis kehidupan individu,
misalnya kehilangan anggota tubuh karena kecelakaan.

Kedua yaitu munculnya objek secara berulang - ulang (repeated exposure).


Misalnya, iklan kaset musik. Semakin sering sebuah musik diputar di berbagai media akan
semakin besar kemungkinan orang akan memilih untuk membelinya.

c.    Kebudayaan

B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk


kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada
pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan,
ganjaran) yang dimiliki.

Contoh : Sikap orang kota dan orang desa berbeda terhadap kebebasan dalam pergaulan.

d.   Faktor Emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman
pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu
begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan
lebih tahan lama.

Contoh: Prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair)

2.   Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu keadaan – keadaan yang ada di luar individu yang merupakan
stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
a. Pengaruh orang tua

Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anaknya. Sikap


orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya.Misalnya, orang tua
pemusik, akan cenderung melahirkan anak-anak yang juga senang musik.

b.   Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat

Pada umumnya, individu bersikap konformis (sesuai) atau searah dengan sikap
orang orang yang dianggapnya penting. Ada kecenderungan bahwa seorang individu
berusaha untuk sama dengan teman sekelompoknya. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan
orang yang dianggap penting tersebut.

Misalnya seorang anak nakal yang bersekolah dan berteman dengan anak - anak
santri kemungkinan akan berubah menjadi tidak nakal lagi.

c.    Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio,


mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila
cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

Misalnya, media massa banyak digunakan oleh partai politik untuk mempengaruhi
masyarakat dalam pemilihan umum.

d.   Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama

Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat
dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu
yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan
serta ajaran - ajarannya.
2.4  Komponen sikap

Sikap seseorang ditentukan oleh kepuasan yang dirasakan sesuai harapannya.


Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku. Kemudian menurut
Azwar (2005), komponen-komponen sikap adalah

a.    Kognitif

Kognitif terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima yang selanjutnya
diproses menghasilkan suatu keputusan untuk bertindak.

b.   Afektif

Menyangkut masalah emosional subyektif sosial terhadap suatu obyek, secara


umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek.

c.    Konatif

Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam


diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari materi yang telah di jelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan keadaan dalam diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat
dari diri individu atau dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi
obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan
kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Pembentukap sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi


antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Sikap dapat pula
dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat mengalami perubahan.

3.2  Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

H. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Anonim a. 2008. Faktor – Faktor yang mempengaruhi sikap ( Online ) http: // www.Sikap.
Com

Sri Utami Rahayuningsih . 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www.Atttitude,blogspot.


Com

Fitri. 2008. Pengertian Sikap (Online ) http:// Blog dunia Psikologi. Com

Hanurawan Fattah. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung :Rosada

Sarwono Sarlito. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai