Makalah Kehamilan EKTOPIK Niki
Makalah Kehamilan EKTOPIK Niki
DOSEN PEMBIMBING
Dr. dr. Yusrawati, SpOG (K)
DISUSUN OLEH :
NIKI ASTRIA
Puji syukur kepada allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya
kepada kita semua. Salawat dan salam senantiasa saya hanturkan kepada nabi kita
muhammad SAW yang telah membawa kita kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga Saya ucapkan kepada dosen pembimbing
Dr.dr.Hj. Yusrawati, SpOG (K) yang secara langsung atau tidak langsung telah membantu
saya dalam menyelesaikan makalah ini, semoga allah senantiasa melimpahkan karunianya
Saya menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 LatarBelakang.........................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah....................................................................................................2
1.3 TujuanMakalah.......................................................................................................2
1.4 ManfaatMakalah.....................................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................24
3.2 Saran........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................26
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan secara normal akan berada di kavum uteri. Kehamilan ektopik ialah
kehamilan di tempat yang luar biasa.Kehamilan ektopik terjadi setiap saat ketika
rongga uterus. Tempat yang mungkin untuk kehamilan ektopik adalah serviks, tuba
seluruh kehamilan trimester pertama di Amerika serikat adalah kehamilan ektopik, dan
kematian akibat kehamilan di luar uterus lebih besar dari pada kehamilan yang memberi
hasil lahir hidup atau yang dihentikan secara sengaja. Selain itu, kemungkinan untuk
kembali hamil dengan baik akan berkurang setelah kehamilan ektopik. Namun, dengan
diagnosis yang lebih dini, baik kelangsungan hidup ibu maupun konservasi kapasitas
hampir 5% kematian ibu hamil di Negara maju. Namun, kematian akibat kehamilan
ektopik di amerika serikat kini semakin jarang terjadi setelah tahun 1970-an. Angka
kematian kasus dari kehamilan ektopik turun tajam dari tahun 1980 hingga 1992.
penatalaksanaa. Namun, menurut Grimes (2006), dari tahun 1991 sampai 1999, perkiraan
angka kematian untuk kehamilan ektopik adalah 32 per 100.000 pelahiran dibandingkan
1
dengan angka kematian ibu hamil sebesar 7 per 100.000 kelahiran hidup (Cunningham, et
al, 2013).
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
f. Untuk mengetahui Diagnosis Kehamilan Ektopik
mahasiswa kebidanan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sehingga lebih
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manapun selain endometrium. Lokasi implantasi biasanya terletak pada bagian paling
Kehamilan ektopik adalah implantasi ovum yang telah dibuahi diluar kavum uteri.
Kehamilan ektopik dapat muncul dengan nyeri abdomen dengan atau tanpa perdarahan
pervaginam. Pada kelompok pasien tertentu beresiko tinggi, mereka dengan patologi
atau pembedahan tuba sebelumnya, dan mereka dengan alat kontrasepsi dalam rahim.
Kemungkinan kehamilan ektopik harus dipikirkan pada pasien yang beresiko tinggi,
Kelainan tempat kehamilan adalah kehamilan yang berada diluar kavum uteri.
Kehamilan disebut ektopik bila berada ditempat yang luar biasa, seperti didalam tuba,
ovarium atau rongga perut atau juga ditempat yang luar biasa walaupun masih dalam
rahim misalnya serviks, pars interstisialis tuba atau tanduk rudimenter rahim.
Kebanyakan kehamilan ektopik terjadi didalam tuba, angka kejadian kehamilan tuba
Gambar 1
4
Kehamilan ektopik
1. Bedah tuba
2. Sterilisasi
4. Terpajan dietilstilbestron
5. Penggunaan AKDR
6. Kelainan tuba
10. Merokok
1. Kehamilan Tuba
a. Patogenesis
5
Terkadang nidasi terjadi di fimbria. Dari bentuk-bentuk diatas, secara
dalam ligamentum latum. Dan kehamilan paling sering terjadi didalam ampula
tuba.
lipatan selaput tuba, dan telur terletak didalam lipatan selaput lendir. Bila
terjadi didalam lipatan selaput lendir, dan telur masuk kedalam lapisan otot tuba
karena tuba tidak mempunyai desidua. Bila kehamilan pecah, hasil konsepsi akan
Walau kehamilan terjadi diluar rahim, rahim turut membesar karena otot-
diagnosis.
Kehamilan tuba tidak dapat mencapai cukup bulan, biasanya berakhir pada
minggu ke-6 hingga ke-12, yang paling sering antara minggu ke 6-8. Kehamilan
tuba dapat berakhir dengan 2 cara, yakni abortus tuba atau ruptur tuba.
6
1) Abortus Tuba
(selaput lendir tuba), masuk kedalam lumen tuba, lalu keluar kea rah
lipatan-lipatan selaput lendir di tempat ini tinggi dan banyak. Lagi pula,
rongga tuba di ampula tuba juga agak besar hingga telur mudah tumbuh
kearah rongga tuba dan lebih mudah menembus desidua kapsularis yang tipis
ujung tuba tertutup oleh perlekatan sehingga darah terkumpul di dalam tuba
2) Ruptur Tuba
lendir di istmus tuba tidak seberapa banyak, sehingga besar kemungkinan telur
kelapisan otot tuba. Kemungkinan pertumbuhan kearah rongga tuba pun kecil
karena rongga tuba sempit, sehingga telur menembus dinding tuba kearah
Ruptur istmus tuba terjadi sebelum minggu ke-12 karena dinding tuba
di daerah ini cukup tipis. Namun, ruptur pars intertisialis terjadi lebih lambat,
bahkan terkadang baru terjadi pada bulan ke-4, karena lapisan otot didaerah ini
7
cukup tebal. Ruptur dapat terjadi dengan sendirinya/spontan atau akibat
manipulasi kasar, misalnya akibat periksa dalam, defekasi atau koitus. Ruptur
Pada ruptur tuba, seluruh bagian telur yang sudah mati dapat keluar
dari tuba melalui robekan dan masuk kedalam kavum peritoneum. Bila
pengeluaran janin melalui robekan tidak diikuti oleh plasenta yang tetap
tuba dan batu kemudian menjadi kehamilan abdominal, kehamilan ini disebut
Bila insersi telur terjadi di dinding bawah tuba, ruptur akan mengarah
tuba-ovarial ialah kehamilan yang awalnya berada di ovarium atau tuba, tetapi
Dja13 \l 1033 ].
c. Gambaran Klinis
yang sebagian besar bergantung pada ada tidaknya ruptur. Manifestasi pasien
yang lebih awal dan teknologi diagnostic yang lebih baik memungkinkan sebagian
8
besar kasus terdeteksi sebelum ruptur. Biasanya wanita yang bersangkutan tidak
keterlambatan haid (dengan lama bervariasi) diikuti oleh spotting atau perdarahan
ringan per vagina. Jika terjadi ruptur, pasien biasanya mengalami nyeri hebat di
abdomen bawah dan panggul yang sering diungkapkan sebagai nyeri yang tajam,
menusuk, atau merobek. Terjadi gangguan vasomotor, berkisar dari vertigo hingga
sinkop. Dijumpai nyeri tekan pada palpasi abdomen, dan pemeriksaan dalam
tektouterus, atau mungkin teraba suatu massa nyeri tekan disalah satu sisi uterus.
Gejala iritasi diafragma, yang ditandai oleh nyeri di leher atau bahu, terutama
ketika inspirasi, mungkin timbul pada sekitar separuh wanita dengan perdarahan
Kehamilan ektopik yang masih utuh menimbulkan gejala dan tanda serupa
menimbulkan beragam gejala dan tanda yang jelas dank has bila sudah terganggu.
terkadang jelas lebih kesebelah kiri atau sebelah kanan perut. Selanjutnya,
9
menampilkan gejala syok; perut teraba tegang; nyeri hebat tercetuskan oleh
pemeriksaan dalam, terutama bila serviks digerakkan, atau oleh perabaan kavum
douglasi (forniks posterior); tumor yang lunak dan kenyal juga dapat teraba.
Jadi, gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu yang patut diketahui
antara lain:
1) Nyeri tekan
Gejala ini paling sering dijumpai dan terdapat pada hampir semua
penderita. Nyeri perut dapat bersifat unilateral atau bilateral dibagian bawah
perut, dan terkadang terasa sampai kebagian atas perut. Bila kavum abdomen
terisi darah lebih dari 500 ml, perut akan menegang dan terasa nyeri bila
ditekan, usus terdistensi, dan terkadang timbul nyeri menjalar ke bahu dan
leher akibat rangsang darah terhadap diafragma. Nyeri tekan dapat tercetuskan
digerakkan)
2) Amenorea
ektopik tidak boleh dianggap mustahil terjadi bila gejala ini tidak ditemukan,
biasa
3) Perdarahan pervaginam
10
4) Syok hipovolemik
Tanda-tanda syok lebih nyata bila pasien duduk. Selain itu, oliguria
5) Pembesaran uterus
7) Perubahan darah
terganggu akibat perdara han yang banyak kedalam rongga perut. Namun, kita
harus insaf bahwa penurunan Hb disebabkan oleh pengenceran darah oleh air
leukosit tetap normal atau hanya naik sedikit bila perdarahan terjadi sedikit
2. Kehamilan abdomen
11
a. Kehamilan abdominal primer yaitu telur dari awal berimplantasi didalam rongga
perut.
b. Kehamilan abdominal sekunder yaitu diawali oleh kehamilan tuba dan setelah
ligamentum latum.
hal ini jarang terjadi; lazimnya, janin mati sebelum cukup bulan (bulan ke 5 atau ke
Janin dapat tumbuh sampai cukup bulan. Prognosis janin kurang baik karena
banyak yang mati stelah dilahirkan. Selain itu, resiko kelainan congenital lebih tinggi
a. Pernanahan yaitu kantong kehamilan mengalami abses yang dapat pecah melalui
dinding perut, kedalam usus atau kandung kemih. Bersama nanah, keluar bagian-
c. Perlemakan yaitu janin berubah menjadi zat kuning seperti minyak kental
(adipocere).
Bila kehamilan berlanjut sampai cukup bulan, timbul his, artinya pasien
merasa nyeri dengan teratur seperti pada persalinan biasa. Akan tetapi, bila kita
memeriksa dengan teliti, tumor yang mengandung anak tidak pernah mengeras (tidak
12
Pada pemeriksaan dalam, pembukaan ternyata tidak membesar, paling-paling
sebesar 1-2 jari, dan serviks tidak merata. Bila jari-jari kedalam kavum uteri, akan
teraba uterus yang kosong. Bila penderita tidak lekas ditolong dengan laparotomi,
kehamilan sudah agak lanjut. Gejala dan tanda kehamilan abdominal adalah sebagai
berikut:
perut hebat disertai pusing atau pingsan waktu terjadi ruptur tuba.
c. Tumor yang mengandung anak tidak pernah mengeras (tidak ada kontraksi
Braxton hicks).
f. Bagian-bagian tubuh anak lebih mudah teraba karena hanya terpisah oleh dinding
perut.
g. Selain tumor yang mengandung anak, terkadang dapat teraba tumor lain, yakni
h. Pada rontgen abdomen atau USG, biasanya tampak kerangka anak yang terletak
j. terdapat shuffle vascular disisi medial spina iliaka. Shuffle ini diduga berasal dari
arteri ovarika.
13
k. Bila sudah ada his, dapat terjadi pembukaan sebesar + jari dan tidak membesar;
bila jari dimasukkan ke dalam kavum uteri, uterus ternyata kosong. [ CITATION
Dja13 \l 1033 ].
3. Kehamilan ovarium
Kehamilan ovarial jarang terjadi dan biasanya berakhir dengan rupture pada
hamil muda.
spiegelberg, yakni:
4. Kehamilan serviks
Kehamilan servikal jarang sekali terjadi. Nidasi terjadi dalam selaput lendir
hebat hingga serviks perlu ditampon; bila tindakan ini tidak menolong, dilakukan
bekas seksio sesarea telah dilaporkan lebih dari 30 tahun yang lalu oleh Larsen dan
14
Solomon (1978). Kehamilan ini memiliki ukuran beragam dan dalam banyak hal
1. Kehamilan limpa
2. Kehamilan hati
3. Kehamilan retroperitoneum
4. Kehamilan omentum
Bila tidak didiagnosis dan diangkat, akhirnya akan rupture. Tanda dan gejalanya
1. Sebelum ruptur
Mungkin hampir tidak terlihat sehingga perdarahan bercak tampak seperti masa
menstruasi normal.
c. Massa lunak teraba pada adneksa. Massa mungkin berbatas tegas bila terdistensi
darah.
e. Mual, muntah lebih jarang terjadi dari biasanya. Diare menjadi lebih sering dari
biasa.
f. Uji kehamilan positif, tetapi mungkin negatif sampai 50% dari keseluruhan
15
g. Nyeri abdomen akut mungkin ditemukan dimana saja di abdomen.
2. Setelah ruptur
e. Nyeri pada leher dan bahu, khususnya saat inspirasi karena iritasi diafragma
1. Abotus spontan
b. Sedikit nyeri
2. PRP
3. Kista ovarium
a. Menstruasi normal
16
b. Nyeri yang tidak biasa
4. Apendisitis
2.6 Diagnosis
b. Terdapat rasa nyeri mendadak disertai rasa nyeri didaerah bahu dan seluruh
abdomen.
2) Gejala ini spesifik untuk kehamilan tuba, tetapi nyeri menyebar ke tengah atau
1) Perdarahan pervaginam berasal dari pelepasan desidua dan dari abortus tuba.
17
3) Gejala perdarahan dan/atau perdarahan.
4) Bercak ini timbul pada 75% kasus yang timbul satu atau dua minggu setelah
keterlambatan haid.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk seperti:
a. Keadaan umum
(nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, defense musculaire), ini disebabkan
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
18
2) Tes kehamilan (urine dan HCG)
c. Pemeriksaan kuldosentesis
Pengantar
penanganan spesialistis.
adalah segera merujuk penderita (ibu) ke fasilitas yang lengkap seperti puskesmas,
penatalaksanaan kehamilan ektopik tergantung pada beberapa hal, antara lain lokasi
2. Optimalisasi keadaan umum ibu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah,
19
3. Pada keadaan syok segera diberikan infus cairan seperti dextrose 5%, glukosa 5%,
garam fisiologis dan oksigen sambil menunggu darah. (kondisi penderita harus
a. Penatalaksanaan bedah
ektopik, kecuali jika wanita yang bersangkutan secara hemodinamis tidak stabil.
terhadap basis data cochrane dan temuan mereka diringkaskan sebagai berikut:
2) Setiap metode diikuti oleh kehamilan uterus berikutnya dengan jumlah yang
sama.
3) Kehamilan ektopik berikutnya lebih jarang terjadi pada wanita yang diterapi
20
6) Biaya laparoskopi jauh lebih rendah, meskipun sebagian berpendapat bahwa
fimbria.
Antagonis asam folat ini sangat efektif terhadap trofoblas yang cepat
berproliferasi dan telah digunakan selama lebih dari 40 tahun untuk mengobati
kehamilan dini. Pada terapi medis ini, beberapa factor yang memprediksi
c. Penatalaksanaan ekspektansi
terapi medis dan bedah, mengharuskan bahwa terapi ekspektansi hanya dilakukan
pada wanita tertentu yang sudah mendapat konseling. (Cunningham et al, 2013)
mungkin mengingat bahaya perdarahan dan ileus. Tujuan operasi hanya melahirkan
21
pada kehamilan abdominal menimbulkan perdarahan hebat karena plasenta melekat
perdarahan yang hebat, persediaan darah harus cukup. [ CITATION Dja13 \l 1033 ].
dini dari lesi yang berukuran kecil dapat diatasi dengan reseksi baji ovarium atau
sistektomi. Pada lesi yang lebih besar, sering dilakukan ovariektomi, dan laparoskopi
telah digunakan untuk reseksi atau ablasi laser (Herndon dkk, 2008). Yang terakhir,
saluran kemih meningkat karena serviks yang membesar dan berbentuk tong. Untuk
c. Emboli arteri
22
Dianjurkan melakukan laparotomi. (Cunningham et al,2013).
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diagnosis pada pasien ini adalah kehamilan ektopik terganggu. Perawatan yang
dilakukan sejak pasien datang adalah segeras mencari tahu kepastian diagnosis kehamilan
ektopik terganggu dengan mengambil data lengkap dari anmnesis, pemeriksaan fisik
tes kehamilan dan USG. Setelah didapatkan diagnosis kerja kehamilan ektopik terganggu,
kondisi pasien yang stabil setelah di operasi, luka operasi terawat dengan baik, os
memimta pulang paksa pada perawatan hari ke sembilan dan diminta kontrol luka operasi
3 hari di poliklinik.
Hal yang dapat dilakuakan sekarang adalah memberi edukasi pada pasien ini
untuk lebih jeli dalam menghadapi tanda-tanda kemungkinan hamil lagi, seperti langsung
ke dokter untuk memastikan apakah dirinya benar-benar hamil dan mendapat perawatan
yang lebih ketat. Dijelaskan juga faktor – faktor resiko seperti infeksi pelvikm penyakit
menukar seksual, usia dan larangan merokok untuk mencegah bertambah besarnya resiko
terjadinya kehamilan ektopik terganggu, karena pada pasien yang perna mengalami
penyakit ini, jelas sebelumnya sudah ada faktor resiko untuk memungkinkan terjadinya
24
3.2 Saran
sebagai salah salah kegawatdaruratan Obstetri yang jika tidak ditangani secara tepat
25
DAFTAR PUSTAKA
Anik, M. (2016). Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, & Spong. (2013). Obstetri Williams. Jakarta:
EGC.
Djamhoer, M., Firman, F. W., & Jusuf, S. E. (2013). Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan
Geri, M., & Carole, H. (2009). Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik. Jakarta: EGC.
Harry, K. G., & Tjokorda, G. A. (2012). Ultrasonografi Buku Ajar Obstetri Ginekologi.
Jakarta: EGC.
Lauren A, D., Jessica E, D., & Meredith B, T. (2012). Rujukan Cepat Kebidanan. Jakarta:
EGC.
26