Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN INVESTASI

PERKEMBANGAN REKSADANA DI INDONESIA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen investasi minggu ke -14

Disusun oleh :
Muh. Athfal Ardhan Habibi (041511233227)
Ridhwan Hidayat (041511233182)

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
PENGERTIAN REKSADANA
Menurut UU no: 8 Tahun 1995 tentang pasar modal Reksa Dana Adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di
investasikan dalam portopolio efek oleh manajer investasi.

terdapat empat unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:

1. Reksadana merupakan kumpulan dana dan pemilik (investor).


2. Diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen investasi.
3. Reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
4. Reksadana tersebut merupakan instrumen jangka menengah dan panjang
Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat
berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga
yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut.
Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada
bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, di mana bank kustodian inilah
yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur.

Bentuk Hukum Reksadana


Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk
hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT.
Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana)
suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda
dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha
pengelolaan portofolio investasi.
Kontrak Investasi Kolektif
kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga
mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer
Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank Kustodian
diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan administrasi investasi.

Karakteristik Reksadana
Berdasarkan karakteristiknya maka reksadana dapat digolongkan sebagai berikut:
Reksadana Terbuka
adalah reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan Manajemen Investasi
yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan di Bursa efek. Harga
jualnya biasanya sama dengan Nilai Aktiva Bersihnya. Sebagian besar reksadana
yang ada saat ini adalah merupakan reksadana terbuka.
Reksadana Tertutup
adalah reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen
investasi yang menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutup hanya dapat dijual
kembali kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Harga
jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya.

Jenis-jenis Reksadana
Reksadana Saham.
Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya
80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Efek
saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain
melalui pertumbuhan harga-harga saham dan deviden. Reksadana saham memberikan
potensi pertumbuhan nilai investasi yang paling besar demikian juga dengan
risikonnya.
1. Reksadana Campuran.
Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas
dan efek hutang yang perbandingannya tidak termasuk dalam kategori reksadana
pendapatan tetap dan reksadana saham. Potensi hasil dan risiko reksadana campuran
secara teoretis dapat lebih besar dari reksadana pendapatan tetap namun lebih kecil
dari reksadana saham.
2. Reksadana Pendapatan Tetap.
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang malakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang.
Risiko investasi yang lebih tinggi dari reksadana pasar uang membuat nilai return bagi
reksadana jenis ini juga lebih tinggi tetapi tetap lebih rendah daripada reksadana
campuran atau saham.
3. Reksadana Pasar Uang.
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang melakukan investasi 80% pada efek
pasar uang yaitu efek hutang yang berjangka kurang dari satu tahun, seperti SBI,
deposito. Reksadana pasar uang merupakan reksadana yang memiliki risiko terendah
namun juga memberikan return yang terbatas.
4. Reksadana Index
Reksadana Index adalah reksadana yang isinya adalah sebagian besar dari index
tertentu (tidak semua, yang penting merefleksikan index tersebut) dan dikelola secara
pasif, artinya tidak melakukan jual beli di bursa, kecuali ada subscription baru atau
redemption, oleh karenanya reksadana index biasanya keuntungan dan kerugiannya
sejalan dengan index tersebut (jika ada selisih, biasanya selisihnya kecil). Jika
reksadana tersebut diperjualbelikan di bursa, maka disebut Exchange Traded Fund
(ETF) dan harganya berfluktuasi tiap detiknya, sehingga sebenarnya mirip saham.
Keduanya, baik reksadana index maupun ETF disebut pengelolaaan dana index dan di
Amerika Serikat pada tahun 2013, mencakup 18,4% dari seluruh pengelolaan dana
bersama (mutual funds).[2]

Nilai Aktiva Bersih


NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil
dari suatu Reksa Dana, NAB adalah nilai yang menggambarkan total kekayaan bersih Reksa
Dana setiap harinya. Produk Reksadana dijual dalam satuan unit, Reksadana memungkinkan
investor membeli dalam jumlah unit, maupun dalam Rupiah yang dikonversi dalam unit.
NAB per saham/unit penyertaan (NAB/UP) adalah harga wajar dari portofolio suatu
Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit
penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut. Nilai ini berubah-ubah
setiap harinya dan dipengaruhi oleh transaksi pembelian dan penjualan Reksa Dana oleh para
investor, harga pasar dari aset Reksa Dana dan perubahan dana kelolaan.

Manfaat Reksadana
Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu
alternatif investasi yang menarik antara lain:
1. Dikelola oleh manajemen profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang
memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer
Investasi sangat penting mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai
keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam
menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar modal.
2. Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan
mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan
Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga
tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu
atau dua jenis saham atau efek secara individu.
3. Transparansi informasi
Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan
biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau
keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.Pengelola Reksa Dana wajib
mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta
menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara
teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
4. Likuiditas yang tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus mempunyai
tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan
kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing
Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka
wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian
dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk
melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.
Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila Investor individu melakukan
transaksi sendiri di bursa.

SEJARAH REKSADANA
tahun 1976 reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa.
Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan reksa dana yang disebut dengan sertifikat
Danareksa.
Pada tahun 1995, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang
mencakup pula peraturan mengenai reksa dana melalui UU No. 8 tahun 1995 mengenai pasar
modal. Adanya UU tersebut menjadi momentum munculnya reksa dana di Indonesia yang
diawali dengan diterbitkannya reksa dana tertutup oleh PT. BDNI Reksa Dana.

KONDISI REKSADANA SAAT INI DI INDONESIA


Produk reksadana berbasis syariah meraih pertumbuhan signifikan seiring dengan
berkembangnya industri keuangan syariah. jumlah dana kelolaan reksadana syariah yang
melesat 82,35% secara year on year dari Rp 17 triliun per Maret 2017 menjadi Rp 31 triliun
pada Maret 2018. Adapun jumlah produk reksadana syariah dari berbagai jenis yang tercatat
di Infovesta Utama telah berjumlah 178 produk hingga April 2018. Masyarakat Ekonomi
Syariah (MES) mendorong penetrasi reksa dana syariah di Indonesia. Berdasarkan data dari
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total dana kelolaan atauAsset Under
Management (AUM) reksa dana syariah baru sekitar Rp30 triliun hingga jumat (20/04/2018).
Jumlah itu hanya sekitar 5,79 persen dari total AUM reksa dana yang mencapai Rp517
triliun.
Tantangan Reksa Dana Syariah kunci peningkatan penetrasi reksa dana syariah adalah
edukasi kepada masyarakat karena tidak semua investor memahami produk reksa dana,
termasuk reksa dana berbasis syariah.
Dua hal penting yang perlu difokuskan :
• masyarakat sendiri masih belum banyak yang peduli investasi. Selanjutnya, reksa
dana juga masih belum begitu dikenal dan dipahami.
• Tantangan berikutnya barulah soal prinsip syariah itu sendiri. Sebagian masyarakat
masih meragukan apakah instrumen investasi pasar modal itu benar-benar syariah.

Anda mungkin juga menyukai