Anda di halaman 1dari 2

4 Stop Ketika Work From Home Bagi Ayah

Insight Kajian Ayah Irwan Rinaldi - 6 April 2020


Wabah corona pengennya selesai. Tapi work from home kok juga pengen selesai? Bukannya selama
di rumah aja ayah bisa sering bertemu dengan keluarga, terutama anak?
Bisa jadi, karena belum bisa menyesuaikan ritme saat bekerja di rumah. Bisa jadi juga karena belum
terbiasa berinteraksi dengan keluarga saat bekerja. Tapi jangan sampai karena hadirnya keluarga malah
jadi tidak nyaman. Lah kok bisa? Bukannya keluarga adalah tempat kembali yang harusnya menjadi
tempat yang nyaman?
Ayah Irwan berdiskusi dengan banyak ayah. Hingga menyimpulkan ada beberapa hal penting yang
harus ayah perhatikan saat work from home. Berikut adalah insight kajian dari Ayah Irwan Rinaldi
melalui live streaming Youtube Langkah Kita.
1. Stop Menyalahkan
Belajar untuk stop menyalahkan orang lain. Menyalahkan istri, menyalahkan anak.
“Ini salah kamu nih nggak benar ngajarin anak. Aku kan sudah capek kerja”
“Duh ini kok kamu belum mandi sih, kan udah sore.”
Berhentilah menyalahkan. Sampaikan ke hati kita, bahwa anak adalah amanah dari Allah. Allah
sudah memilih kita sebagai ayah atas anak. Maka manfaatkan sebaik-baik amanah yang sudah
Allah berikan. Amanah berupa jabatan di kantor yang tidak selamanya dijaga sebaik-baiknya. Bahkan
berusaha untuk mendapatkan yang lebih. Bagaimana dengan amanah sepanjang masa sebagai seorang
ayah?
2. Stop Complain
Jika anak adalah amanah, maka kelak anak akan dipertanggungjawabkan di hari perhitungan. Sudahkah
kita membesarkan dengan sebaik-baiknya? Jangan mengeluh, karena anak adalah amanah.
Bahkan jika suatu waktu anak datang dengan kondisi tidak diduga, ayah belajarlah untuk
bertanggungjawab. Apa yang bisa ayah lakukan? Membersihkan ingusnya, mendengar ceritanya,
menggendongnya. Sadari bahwa ini adalah kesempatan emas untuk membangun ikatan dengan anak.
3. Stop Defensif
Berhentilah untuk berlindung dari kesalahan yang sudah dilakukan. Ayah misalkan mengajarkan hal
yang baik kepada anak. Makan menggunakan tangan kanan. Lalu anak melihat ayah memakan dengan
tangan kiri dan menegur. Stop defensive, akui kesalahan dan perbaiki. Bersyukurlah anak sudah
mengerti dengan apa yang seharusnya.
Pun jika ada kesempatan baik lainnya, bersikaplah proaktif. Tidak perlu menunggu-nunggu. Ingat
bahwa waktu dan perkembangan anak tidak mundur, melainkan akan terus maju.

Rezky Firmansyah | @rezky_passionwriter


4. STOP Jaim
Bisa jadi, kita melihat anak seorang teman yang begitu nyaman saat bersama ayahnya. Saat kita melihat
di rumah, lalu merasa kok anak tidak bisa lepas dan total dengan saya ya?
Bisa jadi karena jaim. Maka berhentilah jaim di depan anak. Belajar untuk menampilkan yang total
kepada anak. Kelak ayah akan melihat sesuatu yang luar biasa. Apa itu? Bisa jadi pengalaman yang tak
ternilai harganya. Pembelajaran untuk masa depan. Dan masih banyak hal lain yang kita belum tahu
atas perbuatan baik hari ini.
***
Ayah sudah melakukan 4 stop ini. Lantas, apakah PR work from home pengasuhan keluarga sudah
selesai? Ternyata belum. Ada satu hal kunci yang tidak boleh kita lupakan. Apa itu? Doa.
Sebelum bermain atau aktivitas lain bersama anak, inilah hal terpenting. Berdoa dan menyerahkan
diri kepada Allah. Karena ayah hebat tidak akan pernah tercapai jika tidak dihebatkan oleh Allah.
Karena kedekatan dan kelekatan anak dan ayah itu Allah yang menentukan.

Allah

Ayah Anak

Ayah harus membangun cinta segitiga dalam membangun cinta kepada anak. Puncaknya adalah cinta
kepada Allah. Ayah mencintai anak karena Allah. Anak mencintai ayah karean Allah. Ayah dan anak
sama-sama membangun cinta untuk dan kepada Allah. Penting bagi kita untuk mempelajari hal teknis
dengan 4 stop tadi. Tapi doa adalah yang utama.
Seberapa penting doa? Contoh saja. Tentang ayah yang tidak jaim misalkan. Bisa jadi saat ayah
berusaha untuk total di hadapan anak, tapi setelah itu ayah merasa kosong. Apa-apa yang dia lakukan
hanyalah drama dan akting. Tidak sepenuhnya. Hanya aksesoris saja tapi ruhnya tidak ada. Ya bisa jadi
karena doa. Doa dan hati yang tulus akan memberikan ruh yang kuat. Insyaallah.

Rezky Firmansyah | @rezky_passionwriter

Anda mungkin juga menyukai