KELOMPOK 5 :
1. IftitahTalita (1612010137)
2. MustikaApriyani (17012010060)
3. ElisabetTrisiya M. (17012010080)
4. YusrizalAminullah (17012010037)
5. ArizaRahmawati (17012010135)
6. BeniSamprastyo (17012010142)
7. ZulviaIsmawari (17012010172)
8. Rr. SitiFariza Rahman T.M (17012010192)
PENDAHULUAN
Manusia menjadi salah satu faktor penting yang ada dalam berjalannya suatu
organisasi atau perusahaan. Keberadaan manusia tersebut disebut dengan Sumber daya
manusia (SDM). Maka dari itu pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan secara
efektif dan efesien agar tercapainya suatu tujuan dari oraganisai atau perusahaan tersebut.
Maka pentingnya melakukan perencanaan sumber daya manusia agar pengelolaan sumber
daya manusia berjalan dengan baik.
PEMBAHASAN
a. Kondisieksternalantara lain :
1. EkonomidanSosialPolitik
2. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah
3. Penduduk dan Angkata Kerja
4. PasardanAngkatanKerja
5. PerkembanganTeknologi
b. Persyaratan SDM dimasa yang akandatang
Penentuanpersyaratan SDM yang
dibutuhkandimasamendatangselaindipengaruhiolehfaktoreksternal, jugaditentukanoleh:
1. OrganisasidanRancanganPekerjaan
2. PerencanaandanAnggaran
3. KebijaksanaanManajemendanFilosofiOrganisasi
4. SistemdanTeknologidalamOrganisasi
5. TujuandanRencanaOrganisasi.
c. Ketersediaan SDM di masa mendatang yang dapatdiprediksimelalui :
1. Inventarisasibakat yang adasaatini
2. Prakiraanpenguranganpegawai
3. Prakiraanperpindahandanpengembangan
4. Pengaruhpasca program SDM.
d. Prakiraankebutuhan SDM
Yang perlu di ingatdalammelaksanakanprakiraankebutuhan SDM adalah,
kebutuhantersebutharusdibedakan:
Apakahkebutuhantersebutbersifatsegeraatauuntukwaktu yang cukup lama. Di
sampingitujugaperludipertimbangkantingkahupaheksternal,
adatidaknyapenurunanjumlahpegawaiataurealokasipegawai,
perbaikandanpengembanganpegawai.
a. ManajemenKinerja, meliputi:
1. Hal-hal yangberkaitandengankeorganisasiansepertiaktifitaskerja, hubungankerja,
tanggungjawabkerja, standarkerja, dankualitaskehidupankerja.
2. Penilaiankinerja yang terdiridariperencanaandantujuankinerja, bimbingan,
danevaluasi.
3. Strukturimbalansepertikompensiasidanpembagiankeuntungan.
b. Manajemen Karier, meliputi:
1. Sistemdankebijakanperusahaan yang terdiri dari rekrutmen, seleksi dan penempatan,
promosi dan transfer, diklat dan pengembangan serta pemberhentian atau
pensiun.
2. SuksesiManajemen yang meliputikajianindividu, persyaratanposisi,
Petapergantiantempat, rencanapenggantian ( Suksesi )
danperjalanankemajuankarier.
3. Kesempatanberkarier yang meliputisyaratjabatan, polakarierdankomunikasikarier.
4. Rencanakarierindividu yang terdiriatasanalisisisdirisendiri,
rencanakarierperorangandanrencanaaksipengembanganperorangan.
2. Sistem kompensasi yang tepat akan mendorong penetapan tujuan dan perencanaan yang
efektif. Sistem reward yang tepat dan layak akan mendorong perilaku seseorang dalam
bertindak dan mengambil risiko sekaligus mendorong kreatifitas.
5. Sebaiknya perusahaan melibatkan para pegawai, terutama mereka yang terkena pengaruh
dalam proses perencanaan. Memberikan banyak informasi kepada para pegawai tentang
rencana dan kemungkinan akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya
perubahan serta mendapat manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan untuk
pelaksanaan yang efektif.
Kesimpulan :
Perencanaan sumber daya manusia dikaitkan dengan strategi perusahaan dalam
mencapai tujuan/targetnya. Sehingga perencanaan tenaga kerja merupakan salah satu alat
untuk mencapai tujuan perusahaan. Secara umum, Perencanaan Sumber daya manusia
pada PT. Medan Sugar Industry sudah terlaksana dengan baik, namun menemui beberapa
hambatan, hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya pemahaman kepala departemen
membedakan level pada tiap jabatan, sehingga setiap analisa terhadap level jabatan
cenderung subjektif. Subjektifitas user dalam menentukan jumlah dan level karyawan di
unit kerjanya pada akhirnya sulit mencapai kesepakatan mengenai hasil akhir analisa
(struktur organisasi) dan berujung pada ketidakpuasan terhadap struktur yang ada;
kesesuaian hasil analisa jumlah dan level dengan proses bisnis yang ada. Perlunya
pemahaman terhadap kepala departemen dalam membedakan level pada setiap jabatan
agar setiap analisis terhadap level jabatan menjadi cenderung objektif dan perlunya
objektivitas user dalam menentukan jumlah dan level karyawan di unit kerjanya agar
mudah mencapai kesepakatan mengenai hasil akhir analisa atau struktur organisasi yang
akan berujung pada kepuaasan terhadap kesesuaian hasil analisis jumlah dan level dengan
proses yang ada.