DISUSUN OLEH :
2019/2020
HAL –HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH
B. Selama transfusi
1. Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju transfuse
2. Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat
3. Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama pada 15 menit pertama transfuse
4. Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan frekuensi napas setiap 30 menit
5. Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan berbagai reaksi yang timbul.
C. Setelah transfuse
1. Nilai kembali klien. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah yang sama harus
ditransfusikan dan dosis furosemid (jika diberikan) diulangi kembali.
2. Kaji reaksi yang timbul setelah transfuse
3. Jika timbul reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan darah dan identitas
pasien. Jika terdapat perbedaan, hentikan transfusi segera dan hubungi bank darah.
Tatalaksana:
1) Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
2) Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
3) Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102)
4) Kirim ke bank darah: perlengkapan bekas transfusi darah, sampel darah dari
tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul dalam waktu 24 jam
5) Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfusi secara perlahan dengan darah
baru dan amati dengan seksama
6) Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai reaksi yang
mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan ke dokter jaga dan bank
darah.
c. Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan syok
septik, kelebihan cairan atau anafilaksis)
Tanda dan gejala:
1) demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan)
2) menggigil
3) gelisah
4) peningkatan detak jantung
5) napas cepat
6) urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria)
7) perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
8) bingung
9) gangguan kesadaran.
10) Catatan: pada klien yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol atau syok
mungkin merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancan jiwa.
Tatalaksana :
1) stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
2) jaga jalan napas anak dan beri oksigen (lihat bagan 2.1 dan bagan 2.2)
3) beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam larutan 10 000)
4) tangani syok (lihat bagan 2.1 dan bagan 2.2)
5) beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
6) beri bronkodilator jika terjadi wheezing (lihat bagian 4.4.2)
7) lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin
8) jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB IV
9) beri antibiotik untuk septisemia