Anda di halaman 1dari 4

‫ميحرلا نمحرلا هللا‬ ‫بسم‬

Kaidah Pelajaran Kesembilan Belas


Saudara-saudariku yang dirahmati Allah,

Pada pelajaran ini, kita akan mempelajari kaidah bahasa Arab yang dikenal dengan istilah
“‟Adad wa Ma‟dud”, memang sih “‟Adad wa Ma‟dud”)َ‫ (العَدَدََوَالمَعدَود‬itu ?

Al ‘Adad (َ‫ )العدد‬: Bilangan.

Al Ma’dud )‫ (المعدود‬: Kata yang dibilangkan.

Dalam bahasa Arab “Al ‘Adad (َ‫ ”)العدد‬terbagi menjadi 4 bagian :

1. ‘Adad Mufrod )َ‫ (عددََمفرد‬: yaitu bilangan satuan (1-9).

1
‫ واحدة‬/ ‫ واحد‬-۱ : ‫املثال‬
‫ اثن تان‬/ ‫ اثنان‬-۲
‫ ثَلثة‬/ ‫ ثَلث‬-۳
‫ أرب عة‬/ ‫ أربع‬-٤
‫ َخسة‬/ ‫ َخس‬-٥
ٌّ ‫ س‬-٦
‫ ستَّة‬/ ‫ت‬
‫ سبعة‬/ ‫ سبع‬-۷
ٍ ‫ َث‬-۸
‫ َثانية‬/ ‫ان‬
‫ تسعة‬/ ‫ تسع‬-۹
1
Apa bedanya antara )‫ (واحِ د‬dan )ٌ‫ ? (أ َ َحد‬dalam hal ini ulama berbeda pendapat, Kholil bin Ahmad Al Farohidi –
rihamahullah- berpendapat keduanya memiliki makna yang sama. Adapun Az Zuhri –rohimahullah- berpendapat
keduanya memiliki makna yang berbeda, yang secara ringkasnya kata )‫ (واحِ د‬masih memungkinkan adanya yang
kedua, sedangkan kata )ٌ‫ (أ َ َحد‬hanya menunjukan makna satu dan tidak mungkin ada yang kedua.
Contoh : ٌ‫( سَ يد ٌالٌيُقاو ُمهٌُواحِ د‬zaid tidak dikalahkan oleh seseorang), tapi mungkin saja bisa dikalahkan 2 orang, namun
jika kalimatnya ٌ‫( سَ يدٌ ٌالٌيُقا ِو ُمهٌُأ َ َحد‬Zaid tidak dikalahkan oleh seorangpun), tidak bisa kita katakan dia bisa dikalahkan
oleh 2 orang. Oleh karena itulah kata )‫ (أحد‬hanya digunakan untuk sifat keesaan Allah yang tidak ada satupun yang
serupa dengannya dalam dzat nama dan sifatnya, seperti dalam surat Al Ikhlas ayat 1 )‫(قلٌهوٌهللاٌأحد‬, namun manusia
tidak boleh disifati dengan kata )‫(أحد‬, tidak boleh kita katakan )‫( (سيد ٌأحد ٌفي ٌالكزم‬Zaid satu-satunya orang yang
dermawan), karena nayatanya masih banyak orang yang dermawan seperti zaid atau bahkan melebihi zaid.ٌ

1
‫‪( : Yaitu bilangan yang tersusun dari 2 kata (11-19).‬عددََمَركَّب) ‪2. ‘Adad Murakkab‬‬

‫‪ -۱٦‬س َّ‬
‫ت عشرة ‪ /‬ستَّة عشر‬ ‫املثال ‪ -۱۱ :‬أحد عشر ‪ /‬إحدى عشرة‬

‫‪ -۱۷‬سبع عشرة ‪ /‬سبعة عشر‬ ‫‪ -۱۲‬اثنا عشر ‪ /‬اثن تا عشرة‬

‫‪َ -۱۸‬ثان عشرة ‪َ /‬ثانية عشر‬ ‫‪ -۱۳‬ثَلث عشرة ‪ /‬ثَلثة عشر‬

‫‪ -۱۹‬تسع عشرة ‪ /‬تسعة عشر‬ ‫‪ -۱٤‬أربع عشرة ‪ /‬أرب عة عشر‬

‫‪َ -۱٥‬خس عشرة ‪َ /‬خسة عشر‬


‫‪( : Yaitu bilangan puluhan (10,20,30,40 s/d 90).‬عددَالعقودِ) ‪3. ‘Adad ‘Uqud‬‬

‫‪ ٦۰‬ستُّون‬ ‫ال ‪ ۱۰ :‬عشر ‪ /‬عشرة – عشرة‬


‫املث ُ‬

‫‪ ۷۰‬سبعُون‬ ‫شرون‬
‫‪ ۲۰‬ع ُ‬
‫‪َ ۸۰‬ثانُون‬ ‫‪ ۳۰‬ثَلثُون‬

‫‪ ۹۰‬تسعُون‬ ‫‪ ٤۰‬أرب عُون‬

‫‪ ۱۰۰۰‬ألف‬ ‫‪ ۱۰۰‬مائة‬ ‫سون‬


‫‪َ ٥۰‬خ ُ‬
‫وف) ‪4. ‘Adad Ma’thuf‬‬
‫‪( : Yaitu bilangan bersambung dari 2 angka (21,22,23s/d 99).‬عددَالمعطَ ِ‬

‫شرون‬
‫‪ ۲٦‬ستَّة و ع ُ‬ ‫شرون‬
‫مثال ‪ ۲۱ :‬واحد و ع ُ‬
‫شرون‬
‫‪ ۲۷‬سبعة و ع ُ‬ ‫شرون‬
‫‪ ۲۲‬اثنان و ع ُ‬
‫شرون‬
‫‪َ ۲۸‬ثانية و ع ُ‬ ‫شرون‬
‫‪ ۲۳‬ثَلثة و ع ُ‬

‫‪2‬‬
‫شرون‬
ُ ‫ تسعة و ع‬۲۹ ‫شرون‬
ُ ‫ أرب عة و ع‬۲٤
‫ ثَلثُون‬۳۰ ‫شرون‬
ُ ‫ َخسة و ع‬۲٥
Dalam pelajaran kesembilan belas s/d pelajaran kedua puluh dari kitab durusullughoh jilid 1 ini
penulis menjelaskan kepada kita kaidah “„adad dan ma‟dud” untuk bilangan (1-10).

Apa tujuan dari mempelajari kaidah „adad dan ma‟dud ini ?

Jawab : yaitu agar kita mengetahui bentuk ‘adad (bilangan) yang kita gunakan, apakah „adad
mudzakkar ataukah „adad muannats.

Kita semua telah mengetahui bahwasannya isim (kata benda) bila dilihat dari jenisnya terbagi
menjadi 2 bagian : isim mudzakkar (kt benda laki2) dan isim muannats (kt benda perempuan),
dan ‘adad (bilangan) masuk kedalam golongan isim (kata benda), maka dari itu ‘adad (bilangan)
ada yang mudzakkar dan ada yang muannats.

Kapan kita gunakan ‘adad mudzakkar dan kapan kita gunakan ‘adad muanntas ?

Jawab : yaitu pada saat ada kata yang ingin dibilangkan (ma’dud). Oleh karena itu penting bagi
kita untuk mempelajari kaidah ini, yaitu kaidah ‘adad dan ma’dud.

Berikut penjelasannya :

1. ‘Adad dan Ma’dud (1-2).

Kaidahnya : ‘Adad datang mengikuti jenis (mudzakkar dan muannats) pada ma’dudnya.

‫ طالبة واحدة‬/ ‫ طالب واحد‬-۱ : ‫املثال‬

‫ طالب تان اثن تان‬/ ‫ طالبان اثنان‬-۲


((terkadang cukup disebutkan ma’dudnya saja tanpa ‘adadnya )‫ان‬
َِ ‫َطا ِلب‬/َ‫))(طا ِلب‬.

2. ‘Adad dan Ma’dud (3-10).

Kaidahnya :

1. ‘Adad dan ma’dud terbentuk seperti kaidah idhofah (mudhof-mudhof ilaihi).


2. Ma’dud datang dalam bentuk jamak.
3. ‘Adad datang berlawanan dengan jenis (mudzakkar dan muannats) pada ma’dudnya
ketika dalam keadaan mufrod (tunggal).

3
ٍ ‫ث طالب‬
‫ات‬ ٍ ‫ ثَلثةُ طََُّل‬-۳ : ‫املثال‬
ُ ‫ ثَل‬/ ‫ب‬
ٍ ‫ أربع طالب‬/ ‫ب‬
‫ات‬ ٍ َّ‫ أرب عةُ طَُل‬-٤
ُ
ٍ ‫ َخس طالب‬/ ‫ب‬
‫ات‬ ٍ َّ‫ َخسةُ طَُل‬-٥
ُ
ٍ ‫ت طالب‬
‫ات‬ ٍ َّ‫ ستَّةُ طَُل‬-٦
ُّ ‫ س‬/ ‫ب‬

ٍ ‫ سبع طالب‬/ ‫ب‬


‫ات‬ ٍ َّ‫ سبعةُ طَُل‬-۷
ُ
ٍ ‫ تسع طالب‬/ ‫ب‬
‫ات‬ ٍ َّ‫ تسعةُ طَُل‬-۹
ُ
ٍ ‫ عشر طالبا‬/ ‫ب‬
‫ت‬ ٍ َّ‫ عشرةُ طَُل‬-۱۰
ُ
Keterangan : ‘Adad (bilangan) harokat akhirnya bisa berubah-ubah tergantung kedudukannya
didalam sebuah kalimat.

Contoh : 1. Marfu : ‫ثَالَثَةُ طُالَّب‬ ‫َخَر َج‬

2. Majrur : ٌ‫الاب‬
ٌ‫ط‬ ُ ٌ‫ِلثَالَثَ ِة‬

3. Mansub : contohnya akan dipelajari di jilid 2 insyaallah.

Dalam pelajaran kesembilanbelas ini kita baru mempelajari penggunaan kaidah „Adad dan
ma‟dud khusus untuk ma‟dud mudzakkar saja, adapun pada „ma‟dud muanntas dan latihan
penguasaan untuk gabungan ma‟dud mudzakkar dan ma‟dud muanntas akan kita pelajari di
pelajaran keduapuluh setelah pelajaran ini insyaallah.

Faidah tambahan : dalam pelajaran ini kita dapati kalimat seperti ini : )‫ب؟‬ ٌِ ‫( ٌَكم ٌثَ َمنُ ٌهَذا ٌال ٌِكتَا‬,
pertanyaannya adalah kenapa setelah )‫ (كَم‬kata ) ُ‫ (ث َمن‬marfu’? bukannya setiap kata yang jatuh
setelah )‫ (كَم‬manshub? Jawabannya adalah pada kalimat tersebut ada kata yang dibuang yaitu
)‫الا‬
ٌ ‫(ر َيا‬ ِ ‫َمٌر َياالاٌث َ َمنُ ٌهَذاٌَال ِكت َا‬
ِ , yang asal kalimatnya adalah )‫ب؟‬ ِ ‫(ك‬.
Demikianlah materi kaidah bahasa Arab yang bisa penulis sampaikan dalam pelajaran ini.
Semoga bermanfaat wa baarokallahu fiikum.

Penulis : Bima Abdul Aziz, Lc

Anda mungkin juga menyukai