Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK KULIAH ONLINE STASE KMB

MATERI IMUNOLOGI DAN PENCERNAAN

DISUSUN OLEH :

ANAK AGUNG GEDE ANDIKA P (2019040703)


GALUH NILA MELINDA (2019040718)
NIMAS ASRIWIDIANTARI (2019040746)
NURUL ‘AENI (2019040735)
UUN AINUN NAIM AL ROSYD (2019040746)
YUNITA D S (2019040746)
ARTIANI WIDYAWATI (2019040752)
DIMAS YULI WIDIYANTO (2019040751)

PROGRAM STUDI NERS

UNNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI

2019/2020
SOP TRANSFUSI DARAH

A. Pengertian
Terapi invasive (medis) untuk memberikan darah/komponen darah dengan resiko tinggi,
berupa morbiditas dan mortalitas baik dalam jangka panjang maupun pendek. Tranfusi darah
merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang memerlukan darah dengan
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set tranfusi.
B. Tujuan :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia berat.
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya, faktor pembekuan
untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
C. Indikasi
1. Anemia pada pendarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan
2. Anemia kronis, jika Hb tidak bisa dinaikkan dengan cara lain
3. Gangguan trombolitik, karena defisiensi komponen darah
4. Plasma loss/hipoalbumin jika tidak dapat lagi diberikan plasma subtitle/larutan albumin.
D. Kontra indikasi

Kontraindikasi umum pemberian transfusi adalah hipersensitivitas terhadap prouk


komponen darah yang diberikan. Terdapat juga kontraindikasi spesifik untuk masing-masing
komponen darah sebagai berikut:

1. Whole Blood

Transfusi whole blood dikontraindikasikan pada pasien dengan risiko kelebihan


cairan yang meningkat seperti pada kondisi anemia kronik dan gagal jantung. Tranfusi ini
juga dikontraindikasikan pada kondisi yang membutuhkan terapi monokomponen (misal
fresh frozen plasma pada koagulopati) dan komponen darah spesifik tersedia.
2. Packed Red Cell

Packed red cell sebaiknya tidak digunakan untuk anemia yang dapat dikoreksi
dengan terapi nontransfusi (misal anemia defisiensi besi) kecuali koreksi segera
diperlukan. Terapi ini juga tidak boleh digunakan hanya untuk meningkatkan volume
darah dan/atau tekanan onkotik.

3. Konsentrat Trombosit

Konsentrat trombosit dikontraindikasikan pada keadaan pencegahan perdarahan pada


pasien yang akan dioperasi, kecuali sudah ada data yang jelas bahwa pasien mengalami
defisiensi trombosit. Konsentrasi trombosit ini juga dikontraindikasikan pada pasien
dengan idiopathic autoimmune thrombocytopenic purpura (ITP), thrombotic
thrombocytopenic purpura (TTP), haemolytic uremic syndrome (HUS), heparin induced
thrombocytopenia (HIT), disseminated intravascular coagulation (DIC) yang tidak
ditangani serta sepsis yang disertai trombositopenia.

Pada kondisi destruksi autoimun platelet seperti ITP, pemberian platelet


dikontraindikasikan karena tidak akan menunjukkan manfaat klinis. Hal ini terjadi karena
platelet yang ditransfusikan akan mengalami destruksi segera sama seperti platelet pasien.

4. Fresh Frozen Plasma

Pada kondisi defisiensi faktor pembekuan darah spesifik dan komponen tersebut
tersedia, fresh frozen plasma tidak boleh diberikan. Fresh frozen plasma juga tidak boleh
diberikan pada kondisi defisiensi vitamin K jika koreksi dapat tercapai dengan
suplementasi vitamin K.

5. Albumin

Cairan albumin dikontraindikasikan pada kondisi anemia berat atau gagal jantung.

6. Faktor Pembekuan Darah Spesifik

Tidak terdapat kontraindikasi khusus pada pemberian transfusi komponen


pembekuan darah spesifik seperti faktor VIII, IX, atau X.[4]
E. Persiapan pasien
1. Memberitahu prosedur tindakan pada klien
2. Melakukan infornmed concent
3. Memonitor tanda-tanda vital (minimal 30 menit sebelum tindakan)
4. Cocokkan data klien dikantong darah dengan data yang ada dilembar observasi
5. Kosongkan urobag
F. Persiapan Alat
1. Kateter besar (18G atau 19G)
2. Cairan IV salin normal (Nacl 0.9%)
3. Set infuse darah dengan filter
4. Produk darah yang tepat
5. Sarung tangan sekali pakai
6. Kapas alcohol
7. Plester
8. Manset tekanan darah
9. Stetoskop
10. Thermometer
11. Format informed concent/persetujuan pemberian transfusi yang ditanda tangani
G. Prosedur
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Jelaskan prosedur kepada klien, kaji pernah atau tidak klien menerima transfuse
sebelumnya dan catat reaksi yang timbul
3. Minta klien untuk melaporkan adanya tanda-tanda alergi seperti sesak nafas, rasa
demam, mual, nyeri punggung, menggigil, sakit kepala, gatal-gatal atau ruam, dll
dengan segera
4. Pastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan
5. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
6. Alat-alat didekatkan disisi klien
7. Pasang selang IV dengan menggunakan kateter berukuran besar
8. Gunakan selang infuse yan memiliki filter didalam selang/blood set
9. Gantungkan botol larutan salin normal 0.9% untuk diberikan setelah pemberian infuse
darah selesai
10. Ikuti protokol lembaga dalam mendapatkan produk darah dari bank darah
11. Identifikasi produk darah dan klien dengan benar
12. Ukur tanda vital dasar klien
13. Berikan dahulu larutan salin normal. Mulai berikan transfuse secara perlahan
diawali dengan pengisian filter didalam selang
14. Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah bersama klien.
15. Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit pertama transfuse, selanjutnya
ukur setiap jam.
16. Pertahankan kecepatan infuse yang di programkan dengan menggunakan pompa infuse.
17. Jika ditemukan tanda-tanda alergi, hentikan transfuse darah dan segera ganti blood set
dengan yang baru, berikan infuse Ns 0.9%, ukur tanda-tanda vital jika ada gangguan
hemodinamik lakukan tindakan berdasarkan pada penatalaksanaanklien dengan gangguan
hemodinamik.
18. Rapikan pasien
19. Bereskan alat-alat
20. Lepas dan buang sarung tangan, cuci tangan.
21. Dokumentasikan : golongan darah, Rh (+/-), nomor kantong, respon klien, dll.

Referensi

4. H. S. Authority, “Clinical blood transfusion,” 2011.

Anda mungkin juga menyukai