Anda di halaman 1dari 73

BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1. Tinjauan Umum


2.1.1 Pengertian Rumah
Berikut ini adalah beberapa pengertian rumah dari beberapa sumber, yaitu:
a.  Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi
tempat tinggal manusia maupun hewan, namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau
kandang. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep- konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan
tempat tinggal, seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain. (Wikipedia, 2010, 12 Des, 14.00
WIB)
b. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.(UU No. 4 Tahun
1992 Tentang Perumahan dan Permukiman)
c. Rumah merupakan tempat berlindung dari pengaruh luar manusia, seperti iklim, musuh, penyakit, dan sebagainya. Untuk
dapat berfungsi secara fisiologis, rumah haruslah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dibutuhkan, seperti listrik, air
bersih, jendela, ventilasi, tempat pembuangan kotoran dan lain-lain. (Koesputranto, 1988))
d. Rumah merupakan suatu bangunan, tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Di samping itu, rumah juga
merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat
kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat. (Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148)
e. Elemen terpenting dari pembentukan suatu perumahan adalah rumah itu sendiri. Rumah dapat diartikan sebagai tempat untuk
berumah tangga, tempat tinggal/alamat, lokasi tempat tinggal, bagian dari eksistensi individu/keluarga (terkait dengan status,
tempat kedudukan, identitas), bagian dari kawasan fungsional kota, investasi (keluarga atau perusahaan), sumber bangkitan
pergerakan (trip production), ruang untuk rekreasi, ruang yang digunakan untuk menjalin kehidupan keluarga, serta wadah
sebagai batas privasi. (Anonimous, 2008)
f. Pengertian rumah bagi seseorang bisa mengandung dimensi yang luas. Rumah adalah keluarga dengan budaya internal
beserta sejarahnya serta lingkungan alam, masyarakat dengan budaya lokal.(Allenda, Leonardiansyah : 1) Rumah adalah
bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. (Musthofa, Bisri. 2008 : 64)
g.  Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal (Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Kebutuhan akan dapat berlindung
sebenarnya termasuk kebutuhan yang utama, selanjutnya karena manusia tidak lagi hidup secara berpindah-pindah, maka
mereka memerlukan tempat tinggal yang tetap, yang sekarang bisa disebut rumah. (Juhana, 2000 : 31)
2.1.2 manfaat Rumah Tinggal
Manfaat rumah tinggal
a) sebagai tempat berteduh, jika di luar sedang hujan dan terik panas matahari.
b) sebagai tempat berlindung.
c) sebagai tempat kita hidup dan melakukan aktivitas
d) sebagai tempat melakukan komunikasi langsung dengan keluarga

2.1.3 Tujuan Rumah Tinggal


Untuk membuat sebuah hunian rumah tinggal, harus mengetahui tujuan dan sasaran mendisain rumah tinggal . Diantaranya
sebagai berikut :
tujuan perencanaan :
a) memiliki program ruang yang baik
b) memiliki area dan perlengkapan dapur yang cukup lengkap
c) furnitur yang ada cukup fungsional dan tidak terlalu banyak barang
d) setiap area memiliki gaya dan tema masing – masing
e) memiliki lahan yang cukup luas
f) sasaran perencanaan :
g) penghuni mendapatkan kenyamanan saat berada di rumah tinggal
h) dengan lahan yang cukup luas, penghuni mendapatkan kelengkapan area dengan tatanan yang baik
i) memudahkan segala aktifitas si penghuni
j) pemanfaatan setiap lahan
k) memperhitungkan dan memperhatikan bahan matrial yang akan digunakan, sehingga aman untuk digunakan merancang
kedekatan pada setiap area sesuai fungsinya.
2.2 Tinjauan Khusus Desain Bangunan
2.2.1 Sistem Organisasi Ruang

 Organisasi Ruang

Penataan ruang dalam suatu wilayah atau dalam suatu bangunan sendiri memiliki beberapa metode organisasi,
diantaranya :
Sumber:(www.arsitur.com)

 Bentuk Terpusat
Bentuk-bentuk terpusat menuntut adanaya dominasi secara visual dalam keteratuan geometris, bentuk yang harus
ditempatkan terpusat, misalnya seperti bola, kerucut, ataupun silinder. Oleh karena sifatnya yang terpusat, bentuk-bentuk
tersebut sangat ideal sebagai struktur yang berdiri sendiri, dikelilingi oleh lingkunganya, mendominasi sebuah titik didalam
ruang, atau menempati pusat suatu bidang tertentu. Bentuk ini dapat menjadi symbol tempat-tempat yang suci atau penuh
penghormatan, atau untuk mengenang kebesaran seseorang atau suatu peristiwa.
       
Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan
mengeIiIingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan. Ruang pemersatu terpusat pada umumnya berbentuk teratur dan
ukurannya cukup besar untuk menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingnya. Ruang-ruang sekunder dan suatu
organisasi mungkin setara satu sama lain dalam fungsi, bentuk dan ukuran. Menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang
secara geometnis teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih. Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain
dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap:

a) kebutuhan akan fungsi. 


b) menunjukkan kepentingan relatif. 
c) lingkungan sekitar. 
d) kondisi tapak.Pola sirkuIasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat mungkin berbentuk radial, loop, atau
spiral.

Hampir dalam setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling ruang pusat. contoh gambar :

sumber : (https://cv-yufakaryamandiri.blogspot.com)

 Bentuk linier
Bentuk garis lurus atau linier dapat diperoleh dari perubahan secara proposional dalam dimensi suatu bentuk atau melalui
pengaturan sederet bentuk-bentuk sepanjang garis. Dalam kasus tersebut deretan bentuk dapat berupa pengulanangan atau
memiliki sifat serupa dan diorganisir oleh unsure lain yang terpisah dan lain sama sekali seperti sebuah diding atau jalan.

a) Bentuk garis lurus dapat dipotong-potong atau dibelolkkan sebagai penyeluaian terhadap kondisi setempat seterti
topografi, pemandangan tumbuh-tumbuhan, maupun keadaan lain yang ada dalam tapak. 
b) Bentu garis lurus dapat diletakkan dimuka atau menunjukkan sisi suatu ruang luar atau membentuk bidang masuk
ke suatu ruang di belakangnya. 
c) Bentuk linier dapat dimanipulasi untuk membatasi sebagian. 
d) Bentuk linier dapat diarahkan secara vertical sebagai suatu unsure menara untuk menciptakan sebuah titik dalam
ruang. 
e) Bentuk linier dapat berfungsi sebagai unsure pengatur sehingga bermacam-macam unsure lain dapat ditempatkan
disitu.

Linear juga merupakan suatu urutan dalam satu garis dan ruang-ruang yang berulang. Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari
sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier
yang berbeda dan terpisah.
Organisasi linier biasanya terdiri dan ruang-ruang yang berulang, serupa dalam ukuran, bentuk, dan fungsi.Ruang-ruang yang
secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat berada di manapun sepanjang rangkaian linier.

Derajat kepentingannya ditegaskan melalui ukuran, bentuk, maupun lokasinya.

a) Penempatan ruang penting pada bagian tengah rangkaian linier. 


b) Penempatan ruang penting pada ujung rangkaian linier.
c) Penempatan ruang penting pada titik-titik belok rangkaian linier.
d) Penempatan ruang penting di luar organisasi linier.

Bentuk organisasi Iinier bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap bermacam kondisi dan bentuk tapak. Bentuknya dapat
lurus, bersegmen, atau melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang tapak, diagonal menaiki suatu kemiringan,
atau berdiri tegak seperti sebuah menara. Bentuk-bentuk lengkung dan bersegmen pada organisasi linier melingkupi daerah ruang
eksterior pada sisi cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya menghadap ke pusat daerah. Pada sisi cembungnya bentuk ini tampak
menghadang dan memisahkan ruang di hadapannya terhadap Iingkungannya.
 contoh gambar :

Sumber :( https://cv-

yufakaryamandiri.blogspot.com/2011/03/organisasi-ruang-dalam-arsitektur.html)

 Bentuk radial
Suatu bentuk radial terdiri dari atas bentuk-bentuk linier yang berkembang dari suatu unsure inti terpusat kearah luar menurut
jari-jarinya. Bentuk ini menggabungkan aspek-aspek pusat dan linier menjadi satu komposisi.
Inti tersebut dapat dipergunakan baik sebagai symbol ataupun sebagai pusat fungsional seluruh organisasi. Posisinya yang terpusat
dapat dipertegas dengan suatu bentuk visual dominant, atau dapat digabungkan dan menjadi bagian dari lengan-lengan radialnya.
Lengan-lengan radial memiliki sifat-sifat dasar yang serupa dengan bentuk linier, yaitu sifat ekstrovertnya. Lengan-lenga radial
dapat menjangkau ke luar dan berhubungan atau meningkatkan diri dengan sesuatu yang khusus di suatu tapak. Lengan-langan
radial dapat membuka permukaanya yang diperpanjang untuk mencapai kondisi sinar matahari, angin, pemandangan atau ruang
yang diinginkan.
Organisasi bentuk radial dapat dilihat dan dipahami dengan sempurna dari suatu titik pandang di udara. Bila dilihat dari muka
tanah, kemungkinan besar unsure pusatnya tidak akan dengan jelas, dan pola penyeberan lengan-lengan linier menjadi kabur atau
menyimpang akibat pandangan perspektif.
Contoh :Bentuk kelompok (cluster)

Sumber :(https://cv-yufakaryamandiri.blogspot.com/2011/03/organisasi-ruang-dalam-arsitektur.html)

Jika organisasi terpusat memiliki dasar geometric yang kuat dalam penataan bentuk-bentunya, maka organisasi kelompok
dibentuk berdasarkan persyaratan fungsional seperti ukuran, wujud ataupun jarak letak. Walaupun tidak memiliki aturan
deometrik dan sifat introvert bentuk perpusat organisasi kelompok cukup fleksibel dalam memadukan bermacam-macam wujud,
ukuran, dan orientasi ke dalam strukturnya. Berdasarkan fleksibilitasnya, organisasi kelompok bentuk-bentuk dapat diorganisir
dengan berbagai cara sebagai berikut:

a) Dapat dikaitkan sebagai anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau ruang induk yang lebih besar.
b) Dapat dihubungkan dengan mendekatkan diri untuk menegaskan dan mengekspresikan volumenya sebagai suatu
kesatuan individu.
c) Dapat menghubungkan volume-volumenya dan bergabung menjadi suatu bentuk tunggal yang memiliki suatu
variasi tampak

Suatu organisasi kelompok dapat juga terdiri dari bentuk-bentuk yang umumnya setera dalam ukuran, wujud dan fungsi.
Bentuk-bentuk ini secara visual disusun menjadi sesuatu yang koheren, organisasi nonhirarki, tidak hanya melalui jarak yang
saling berdekatan namun juga melalui kesamaan sifat visual yang dimilikinya. Sejumlah bentuk perumahan kelompik dapat
dijumpai dalam berbagai bentuk arsitektur tradisional dari berbagai kebudayaan. Meskipun tiap kebudayaan melahirkan suatu jenis
yang unik sebagai tanggapan terhadap factor kemampuan teknis, iklim dan social budaya, pengorganisasian perumahan kelompok
ini pada umumnya mempertahankan individualitasnya masing-masing unitnya serta suatu tingkat keragaman moderat dalam
konteks keseluruhan penataan. Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau
hubungan visual. 

Organisasi dalam bentuk kelompok atau “cluster” mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu ruang
terhadap ruang lainnya. Sering kali organisasi ini terdiri dari ruang-ruang yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis dan
memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan orientasi. Di dalam komposisinya, organisasi ini juga dapat menerima ruang-
ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan penempatan atau alat
penata visual seperti simetri atau sumbu. Karena pola nya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku, bentuk organisasi ini
bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.
Ruang-ruang cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau sepanjang alur gerak yang
melaluinya. Ruang-ruang dapat juga dikelompokkan berdasarkan luas daerah atau volume ruang tertentu atau dimasukkan dalam
suatu daerah atau volume ruang yang telah dibentuk. Kondisi simetris atau aksial dapat dipergunakan untuk memperkuat dan
menyatukan bagian-bagian organisasi dan membantu menegaskan pentingnya suatu ruang atau kelompok ruang.
contoh gambar :

Sumber :(https://cv-yufakaryamandiri.blogspot.com/2011/03/organisasi-ruang-dalam-arsitektur.html)

 Bentuk grid

Grid adalah suatu system perpotongan dua garis-garis sejajar atau lebih yang berjarak teratur. Grid membentuk suatu pola
geometric dari titik-titik yang berjarak teratur pada perpotongan garis-garis grid dan bidang-bidang beraturan yang dibentuk oleh
garis-garis grid itu sendiri.Grid yang paling umum adalah yang berdasarkan bentuk geometri bujur sangkar. Karena kesamaan
demensi dan sifat semetris dua arah, grid bujur sangkar pada prinsipnya, tak berjenjang dan tak berarah. Grid bujur sangkar dapat
digunakan sebagai skala yang membagi suatu permukaan menjadi unit-unit yang dapat dihitung dan memberikannya suatu tekstur
tertentu. Grid bujur sangkar juga dapat digunakan untuk menutup beberapa permukaan suatu bentuk dan menyatukannya dengan
bentuk geometri yang berulang dan mendalam.

Bujur sangkar, bila diproyeksikan kepada dimensi ketiga, akan menimbulkan suatu jaringan ruang dari titik-titik dan garis-
garis referensi. Di dalam kerangka kerja modular ini, beberapa bentuk dan ruang dapat diorganisir secara visual.

Sumber :(https://cv-yufakaryamandiri.blogspot.com/2011/03/organisasi-ruang-dalam-arsitektur.html)

2.2.2 Zonasi Ruang

Zonasi adalah pembagian atau pemecahan suatu area menjadi beberapa bagian, sesuai dengan fungsi dan tujuan
pengelolaannya.

Yang terbagi jadi 3 area :


1. Privat : dipilih area yang paling terhindar dari kebisingan jalan dan lingkungan sekitar. Maka dipilih area ini adalah area yang
jauh dari jalan umum/penduduk. Pada rumah, zona privat hanya digunakan oleh pemilik atau anggota keluarga ( penghuni
rumah ).
Contoh : Ruang tidur, Ruang kerja.
2. Semi Privat : dipilih area yang memiliki kebisingan dan lalulintas kegiatan sedang. Perancang memilih area ini berada di
tengah-tengah lahan perancangan. Pada rumah, zona semi privat masih meiliki privasi namun tamu dengan kepentingan
tertentu dapat mengakses ke zona tersebut. Contoh : Ruang hobi, ruang musik.
3. Publik : dipilih area yang paling dekat dengan kebisingan jalan dan kepadatan lalulintas kegiatan sekitar. Maka yang dipilih
adalah area yang paling dekat dengan jalan. Pada rumah tinggal, yang termasuk zona publik merupakan tempat yang boleh
diakses oleh siapa saja, contoh : Ruang tamu, ruang makan, wc.
2.2.3 Sirkulasi Ruang

1. Sirkulasi penghubung ruang

Sirkulasi penghubung ruang ialah “Pergerakkan / ruang lingkup gerak  suatu ruang yang saling berhubungan baik dengan
fungsi, bentuk dan lain – lain.Sirkulasi penghubung ruang dibagi menjadi 3, yaitu :
a) Melewati Ruang
Ialah suatu pergerakkan / ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai penghubung ruang satu dengan
lainnya.Mempunyai beberapa ciri :
–        Mempertahankan integritas ruang ( keutuhan ruang, tanpa mengganggu ruang lainnya )
–         Menunjukan ruang yang bebas ( jalan, lorong dsb. )
–         Menghubungkan ruang satu dengan lainnya

Contoh
Lorong sekolah

b) Menembus Ruang
Ialah suatu pergerakkan / ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai penghubung ruang satu dengan lainnya melalui / menembus
ruang yang lain.Mempunyai beberapa ciri :

–         Sirkulasi biasa menerus melewati dalam ruang

–         Bila memotong sebuah ruang dapat membuat  wilayah – wilayah tertentu untuk menjadi tempat aktifitas / ruang
pergerakkan.

Contoh

Ruang sirkulasi
Francis .D.K.Ching. ARSITEKTUR
Bentuk, Ruang, dan Tatanan.
c) Berakhir Dalam ruang
Ialah suatu pergerakkan / ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai pemfokus akses penghubung ruang yang dianggap penting
( mempunyai keunggulan dibandingkan yang ruang yang lain ) dan berakhir pada satu ruang.Mempunyai beberapa ciri :

–         Berkesan fungsional, formal

–         Biasanya mempunyai satu akses jalan

Contoh:

Denah Tribun
d) Bentuk Ruang Sirkulasi
Ruang sirkulasi dapat berbentuk tertutup, terbuka pada salah satu sisinya, atau terbuka pada kedua sisinya.
 Tertutup
Membentuk galeri umum atau koridor pribadi yang berkaitan dengan ruang-ruang yang dihubungan melalui
pintu-pintu masuk pada bidang dinding.
 Terbuka pada Salah Satu Sisinya
Membentuk baIkon atau galeri yang memberikan kontinuitas visual dan kontinuitas ruang dengan ruang-
ruang yang dihubungkannya.
 Terbuka pada Kedua Sisinya
Membentuk deretan kolom untuk jalan lintas yang menjadi sebuah perluasan fisik dari ruang yang

Contoh

Sumber:www.googlesirkulasiruang.com
2. Pola Sirkulasi
1. linear
Suatu pola sirkulasi ruang melalui garis yang mempunyai arah sehingga dapat menjadi unsur pembentuk deretan ruang.Pola ini
sangat mudah ditemui karena banyak dipergunakan.Contoh : jalan raya, jalan tol, sirkuit, lorong sekolah dan rumah sakit dll.

Pola sirkulasi linier Contoh pola sirkulasi di dalam rumah

1. radial

Suatu pola sirkulasi ruang melalui penyebaran atau perkembangan dari titik pusat.Biasanya pola radial ini mempunyai sifat
mempunyai banyak ruang pergerakan.Karena pola yang digunakan sama seperti pola tang digunakan pada jari – jari
sepeda.Contoh : Gym, stadium dsb.
Pola radial Contoh pola sirkulasi radial pada rumah tinngal

4. spiral
Suatu pola sirkulasi ruang dengan cara berputar menjauhi titik pusat.Pola sirkulasi ini sangat berguna pada lahan yang
mempunyai luas terbatas dan pada lahan yang mempunyai kontur tanah yang curam.
Contoh : ram parkiran di mal, jalan didaerah pegunungan dsb.

Pola sirkulasi spiral Pola sirkulasi spiral pada Jalur parkir


melingkar
5. network
Suatu pola sirkulasi ruang melalui jaringan ( penyatuan ) dari beberapa ruang gerak untuk menghubungkan titik – titik terpadu
dalam suatu ruang.Umumnya pola ini dipergunakan pada ruang – ruang gedung perkantoran dimaksudkan agar setiap orang
bisa dengan mudah beraktivitas.Contoh : Ruang perkantoran

Pola sirkulasi network Pola sirkulasi network dalam rumah


6. campuran
Suatu pola sirkulasi ruang yang terdiri dari
gabungan 4 pola ( linier, Radial, Spiral dan Network ) untuk menciptakan suatu pola yang berbeda menimbulkan kesan
harmonisasi dari perpaduan 4 pola.Akan tetapi untuk menciptakannya amat sulit.Apabila tidak sesuai akan menimbulkan
kesanmembingungkan.

Pola sirkulasi campuran Denah rumah tinggal dengan pola sirkulasi


campuran
2.2.4 Elemen Pelengkap Ruang
Elemen pembentuk ruang yang akan dijelaskan di sini adalah aksesoris, pintu dan jendela.
A. Pintu
Pintu adalah salah satu dari utilitas yang paling penting, karena sebuah ruangan hanya bisa di masukin apabila ada pintu, berikut
akan dijelaskan mengenai fungsi dan tipologi dari pintu.
1. Fungsi / kegunaan pintu
Untuk jalan keluar masuknya orang atau barang dari kamar yang satu ke kamar yang lain disebut sebagai pintu dalam, dan keluar
masuknya orang atau barang dari ruang dalam ke ruang luar disebut sebagai pintu luar. Pintu luar juga berfungsi membantu
sirkulasi udara dan penerangan alam kedalam ruang.
2. Tipologi Pintu
Tipologi pintu ada lima pintu swing, pintu geser, pintu lipat, pintu rell dan pintu revolving.
Jenis- jenis pintu yang akan digunakan pada vacation home adalah :
1. Pintu Kayu
Pintu kayu lebih rentan terhadap cipratan air. Sering terkena cipratan, pintu menjadi lembap, kemudian lapuk, dan hancur.
Kerusakan biasanya berawal dari bagian bawah karena bagian ini yang paling sering dan lama terkena air. Kalau pintu sudah
lapuk dan hancur, jalan termudah adalah mengganti daun pintu berikut kusennya dengan yang baru. Karena itu, pintu kayu
kurang cocok untuk kamar mandi kecil. Jika ingin menggunakan pintu kayu, pasang pintu pada area yang jauh dari cipratan air.
Boleh juga Anda melapisnya dengan bahan yang tahan air, seperti akrilik, fiber, atau aluminium, pada bagian dalam yang
menghadap kamar mandi.
Gambar Pintu kayu

Sumber :rumah.com

2. Pintu kaca
Kaca biasa digunakan sebagai pemanis pintu dan jendela, tetapi kaca juga bisa digunakan sebagai material untuk pintu juga.
Pintu utama yang terbuat dari kaca memiliki kesan yang bersih dan elegan, tetapi perlu diperhatikan pula tentang durabilitas dan
tingkat privasi sebuah ruangan apabila menggunakan pintu kaca. Bisa juga menggunakan jenis kaca sandblast, dimana kaca
menjadi buram sehingga baik dari dalam maupun luar orang tidak tembus pandang.

Gambar pintu kaca


Sumber : spesialiskaca.com
B. Jendela
1) Fungsi / kegunaan jendela
berfungsi sebagai fasilitas untuk masuknya Sinar Matahari dari luar kedalam Rumah karena Cahaya Sinar Matahari yg masuk
kedalam Rumah bisa berfungsi untuk membantu membunuh Kuman ataupun Bakteri yg ada didalam Rumah yg dapat
menyebabkan Penyakit untuk kalian semua para pengguna Rumah tersebut.
2) Tipologi jendela
a.Jendela yang dipasang mati dalam kusen.
b. Jendela dengan daun jendela yang dibuka kedalam atau keluar.
c.Jendela dengan daun pintu yang dibuka dengan digeser ke atas atau ke bawah.
d. Jendela dengan kaca-kaca krepyak (terpisah kecil-kecil).
e.Jendela dengan daun yang dibuka dengan diputar dalam sumbu horizontal.
f. Jendela dengan daun seperti dibawah ini biasanya dibuka kedalam agar tidak tampias hujan.
Inilah jendela yang digunakan :
1. Jendela pivot
Jendela pivot lain daripada yang lain karena menggunakan engsel pivot yang diletakkan di tengah-tengah kusen. Jadi, daun jendela
melekat di bagian tengah, bukan pinggir. Jendela pivot banyak digunakan untuk rumah-rumah minimalis. Bisa dibuat terbuka
secara vertikal maupun horisontal. Kelemahannya, jendela ini bisa merusak korden rumah, tidak bisa diberi teralis pengaman, dan
tidak bisa dipasangi kasa nyamuk.
Gambar : Jendela pivot
Sumber:www.fmcdoor.com

2. Jendela geser

Jendela Geser atau juga sering dikenal dipasaran dan diperoyek jendela sleding yaitu sebuah jendela yang bisa kalian gunakan
serta membukannya dengan menggeser kesamping kanan dan kesamping kiri. Karna sebuah jendela geser uPVC ini sangat
memiliki sebuah kelebihannya yang tidak ada di jendela geser yang lain. Mulai dari anti karat, anti bocor, kedap suara, anti
rayap, tahan cuaca, tahan benturan, tahan dari rambatan api, serta dengan perawatannya yang sangat mudah.pada vacation
home ini akan digunakan jendela geser upvc yang berbahan kayu.

Gambar : jendela geser upvc


Sumber : http://gedungarsitek.blogspot.com
2.2.5 Elemen Pembentuk Ruang
Elemen pembentuk ruang interior adalah unsur-unsur yang harus ada dalam interior. Satu dan yang lainnya saling
ketergantungan. Apabila salah satu di antaranya tidak ada maka ia bukanlah interior. Karena ketika satu elemen ini hilang ruangan
tidak bisa berfungsi dan dapat dipergunakan dengan baik.
Elemen pembentuk ruang interior di antaranya meliputi elemen lantai, dinding dan plafon (ceiling). Berikut penjelasan tentang
elemen-elemen tersebut.
1. Lantai
Lantai merupakan bagian paling bawah dalam sebuah ruang. Ia berfungsi untuk membentuk karakter dan menunjang aktivitas
yang ada di dalam ruangan tersebut. Sebagai pembentuk karakter, lantai juga memiliki dampak psikologi yang berbeda-beda
tergantung material apa yang digunakan. Lantai yang menggunakan granit, marmer, keramik dan plester akan membentuk dan
melahirkan suasana ruang yang terasa lebih dingin. Sementara lantai dengan material kayu akan membentuk dan menciptakan
suasana ruang yang lebih hangat.
Berikut adalah desain lantai yang:
1. parket
Parket berasal dari istilah asing yaitu parquette. Parquette berarti menyusun potongan-potongan kayu untuk dijadikan
penutup lantai. Parket dibagi ke dalam 3 jenis yaitu flooring, engineneered ,dan laminte.Parket flooring merupakan jenis olahan
dari kayu keras seperti kayu jati dan ulin. Sementara parket engineered terbuat dari dua bahan yaitu bahan paling atas terbuat
dari veener tipis sedangkan bagian bawahnya berupa jenis multipleks, plywood atau sering disebut juga dengan kayu lapis. Dan
parket laminte terbuat dari serbuk kayu dengan cara dipress. Bahan parket ini tidak terbuat dari kayu asli melainkan
MDF (Medium Density Fiberboard) atau juga terbuat dari fiber dengan motif kayu.
Conntoh ;

Sumber : (www.lantaiparket.com)

2. Dinding
Dinding adalah elemen pembentuk ruang interior selanjutnya. Ia merupakan elemen interior bagian tengah antara plafon dan
lantai. Selain memiliki fungsi sebagai pembentuk dan pemisah ruang, dalam desain interior dinding juga merupakan focal
point dan menjadi salah satu elemen yang bisa didekorasi untuk meningkatkan daya tarik ruang itu sendiri.
Sama halnya seperti lantai, berikut adalah dekorasi dinding yang dibedakan berdasarkan gayayang lazim dalam arsitektur dan
interior design:

1) Dinding Kayu
Kayu bisa menjadi salah satu material terbaik untuk bagian dinding. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik dan
benar, mengombinasikannya dengan material yang lain, dinding kayu bisa memberi tambahan daya tarik sebuah ruangan.
Contoh :
Sumber : (www.jenis-jenisdinding.com)

2) Desain batu alam


Batu alam juga menjadi salah satu material dinding yang bisa memberi tambahan daya tarik sebuah ruang. Dengan
berbagai  variasi bentuknya yang unik dan natural, desain dinding batu bisa terlihat sangat impresif dan atraktif.
Contoh:

Sumber : (www.jenis-jenisdinding.com)

3) Desain dinding natural


Pemanfaaatan bongkahan kayu besar sebagai material dinding, sangat cocok bagi anda yang menginginkan suasana
ruangan yang tampak lebih segar dan natural. Dinding dengan material ini juga sangat khas karena menampilkan kesan
rustic yang kuat.
Contoh :

Sumber : (www.jenis-jenisdinding.com)

3. Plafon (ceiling)
Plafon atau ceiling merupakan bagian paling atas, batasan antara ruang di bawah atap dengan dinding yang memiliki ketinggian
bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Tinggi plafon umumnya adalah 280-400 cm, atau dalam beberapa situasi bisa lebih pendek
dan lebih tinggi dari itu. Kuncinya adalah tergantung kebutuhan.
Plafon berfungsi menyembunyikan area instalasi listrik dan struktur atap sehingga ruangan terlihat lebih indah dan menarik
secara visual. Plafon tidak hanya berfungsi sebagai nilai estetik. Ia juga memiliki fungsi untuk menahan panas dari atap sehingga
udara dalam ruangan dapat lebih terkontrol. Selain itu, plafon juga memiliki peran sebagai akustik ruang.
Dalam desain interior plafon sebagai elemen pembentuk ruang, bisa memiliki jenis atau tipe bermacam-macam, pada
perancangan rumah vacation home digunakan :
1. Plafon kayu(triplek)
Plafon triplek adalah jenis langit-langit yang terbuat dari susunan atau lapisan kayu.Kehadirannya dapat membuat sebuah
ruangan terlihat lebih rapi dan halus.Ini dikarenakan karakteristik permukaannya yang mulus dan berpori-pori rapat.
Sumber:(www.plafonkayu.com)

 Pembagian Ruang-Ruang Dalam Rumah


1. Ruang Keluarga
Ruang keluarga adalah tempat berkumpulnya anggota keluarga dan merupakan inti dari sebuah rumah tinggal, di mana
ruang keluarga mengakomodasi kegiatan penghuni rumah, tidak lain adalah anggota keluarga, yang didominasi oleh kegiatan-
kegiatan bersantai, seperti menonton TV, diskusi, atau sekedar bercengkerama sesama anggota keluarga. Untuk itulah, ruang
keluarga memiliki peran penting dalam menghadirkan kehangatan dan keharmonisan antar anggota keluarga, sehingga diperlukan
ruangan yang nyaman dan kondusif bagi penggunanya. Kenyamanan sendiri terbagi 2, kenyamanan secara batin atau perasaan dan
kenyamanan secara fisik. Dalam kaitan dengan ruang, maka kenyamanan fisiklah yang akan menjadi pembahasan selanjutnya.
Salah satu faktor kenyamanan dalam ruang keluarga dapat dihadirkan melalui suasana ruang yang sejuk. Kesejukan
merupakan faktor penentu dalam ruang keluarga yang bersifat refreshing, yang menghadirkan kesegaran udara. Angin sejuk dalam
ruang dihasilkan dari perpindahan udara/angin. Angin biasanya berpindah dari udara panas ke udara yang lebih dingin. Ketika
suhu udara dalam ruang tinggi, maka udara dalam ruang akan berpindah ke udara yang lebih dingin, biasanya ke udara luar ruang.
Untuk itulah dibutuhkan desain ruang yang baik agar udara dalam ruang dapat bergerak bebas, sirkulasi udara menjadi lancar dan
tercipta kesejukan secara alami dalam ruang.Udara sejuk dapat diciptakan melalui desain ruang yang baik. Untuk menghasilkan
desain ruang keluarga yang baik tersebutlah maka dibutuhkan beberapa tahap dalam mendesain ruang keluarga.
a) Pertama, menentukan posisi ruang keluarga dalam rumah.
Sebaiknya ruang keluarga berada pada posisi yang langsung mendapat udara luar dan mudah di akses oleh seluruh anggota
keluarga.
b) Kedua, memiliki bukaan.
Ruang keluarga sebaiknya mendapat bukaan/pintu-jendela yang langsung menuju ruang luar. Ruang luar dapat juga
dihadirkan melalui pembuatan innercourt atau taman indoor. Hal ini menjaga agar penghawaan alami dalam ruang tetap
terjaga dan udara sejuk tetap dapat dihadirkan dalam ruang.
c) Ketiga, layout ruang keluarga.
Perletakan komponen ruang, seperti furnitur dan dekorasi, sebaiknya tidak menghalangi sirkulasi, baik sirkulasi pengguna
maupun sirkulasi udara dalam ruang. Misal, furnitur yang tinggi atau besar tidak diletakkan di depan bukaan/jendela karena
dapat menghalangi sirkulasi udara.
d) Keempat, dimensi ruang.
Sesuaikan dimensi ruang dengan kebutuhan anggota keluarga. Semakin banyak pengguna atau anggota keluarga, maka
sebaiknya ruang juga semakin luas agar tidak terkesan sumpek.
e) Kelima, pemilihan furnitur ruang.Pemilihan furnitur juga disesuaikan dengan konsep yang dipilih untuk ruang keluarga.
Untuk Anda yang memiliki ruang keluarga tidak terlalu luas, pilihlah konsep-konsep yang minimalis dengan furnitur
sederhana atau simple sehingga ruang tidak berkesan sempit.
Gambar : Ruang Keluarga
sumber :Https://rumahcor.com

2. Ruang Tamu
Ruang tamu adalah ruang yang diciptakan bagi tamu yang berkunjung. Kendati tamu hanya singgah sementara di rumah,
arsitektur ruang interior yang disajikan di ruang ini tidak bisa asal-asalan. Pasalnya meski kecil, ruang tamu merefleksikan
keseluruhan rumah anda. Arsitektur ruangan yang berada di posisi depan inilah yang sering dikunjungi, terutama tetangga yang
sering bertandang. Selain itu, arsitektur interior atau tampilan ruang tamu memunculkan penilaian tersendiri dari tamu terhadap si
pemilik rumah. Karena itu, ruang tamu harus dapat memberi rasa nyaman dengan tampilan yang indah “arsitektur ruang dan
interior ruang tamu biasanya mencerminkan pribadi penghuninya. Meski terlihat simpel, penataannya harus disesuaikan dengan
furnitur dan gaya arsitektur rumah bersangkutan. Biasanya demi kepraktisan, sebagian orang meniadakan ruang tamu di rumahnya.
Di rumah-rumah yang mungil, ruang tamu fungsinya seringkali digabung dengan ruang lain. Misalnya tamu yang akrab langsung
dipersilakan masuk di ruang keluarga. Sementara itu, tamu lain cukup diterima di teras rumah saja. Namun untuk sebagian orang,
ruang tamu tetap jadi bagian yang sangat penting . Bagi rumah dengan ukuran yang pas-pasan tentu selain harus layak menerima
tamu, ruang ini harus diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu menghabiskan ruangan. Bagi pemilik rumah yang cukup luas, tentu
hal ini tidak akan menjadi masalah. Di rumah mungil, ruang tamu tentu juga berukuran mungil, karenanya jangan memenuhi ruang
tamu dengan furniture. Cukup sediakan sofa dengan dua dudukan (two seaters), satu sofa single seater, dan meja kecil. Apabila
masih ada ruang lebih tambahkan meja sudut. Furnitur yang ada jika memungkinkan letakkan disandarkan ke dinding agar ruang
terlihat lebih lega. Agar tidak monoton, menggabungkan dua buah sofa yang berbeda sangatlah menarik. Beda disini maksudnya
adalah beda bentuk, beda desain, ataupun beda warna. Untuk menjembataninya carilah benang merah antara keduanya, misalnya
berupa warna yang senada. Seperti gambar di bawah ini :

Gambar : ruang tamu


Sumber : http://redsun.co.id/product/sf019/
3. Ruang Kerja
Ruang Kerja adalah tempat kita melakukan kegiatan yang umumnya berhubungan dengan mata pencaharian atau sumber nafkah.
Pekerjaan yang dilakukan bisa bermacam-macam, mulai dari administrasi sampai kreatif. Dalam perkembangannya, kegiatan yang
merupakan hobi atau aktivitas untuk mengisi waktu juga layak disebut pekerjaan, apalagi jika hobi atau aktivitas tersebut bisa
menghasilkan uang, walaupun mungkin tidak berkala.
Saat ini orang-orang sangat membutuhkan kehadiran ruang kerja dalam hunian mereka, baik berupa ruang baca atau
perpustakaan kecil, ruang kerja untuk menyelesaikan tugas kantor yang belum selesai, maupun ruang kerja untuk mereka yang
bekerja paruh waktu di rumah. Selain praktis karena menghemat waktu, bekerja di rumah juga menghemat tenaga dan biaya.
Pekerjaan yang kita geluti belum tentu sama dengan pekerjaan orang lain. Setiap pekerjaan memiliki spesifikasi berbeda, begitu
pula dengan prioritas orang dalam melakukan suatu pekerjaan. Hal inilah yang melahirkan perbedaan kebutuhan akan ruang kerja.
Ruang kerja yang di pakai padda vacation home adalah jenis Kantor di Rumah Kantor di rumah atau home office secara sederhana
bisa diartikan sebagai area atau ruang dalam hunia yang berfungsi sebagai tempat kerja atau tempat ide dihasilkan. Elemen home
office tidak jauh berbeda dengan elemen kantor pada umumnya. Seperti kantor, home office sebaiknya ditempatkan di lokasi yang
jauh dari kebisingan.
Gambar : Ruang Kerja Gambar : Jenis-Jenis Ruang Kerja
Sumber : Pribadi
Sumber : Https://Www.Dwell.Com/Article/Bouska-Residence-Frank-Lloyd-Wright-Designs-27adb3f0

4. Ruang Tidur
Ruang tidur adalah tempat paling privat di dalam rumah. Di sinilah pemilik rumah melepas kepenatan fisik, pikiran, dan emosi.
Itulah sebabnya ruang tidur adalah tempat yang paling sering di desain secara khusus. Prinsip utama sebuah ruang tidur haruslah
nyaman dan memberikan ketenangan. Ruang tidur harus memenuhi dua fungsi utamanya yaitu :Fungsi fisik, ruang tidur dapat
menjadi tempat untuk mengakomodasi segala macam barang dan kegiatan penghuni rumah yang sifatnya sangat privat.Fungsi
psikologis, ruang tidur diharapkan menjadi tempat yang dapat memberi kenyamanan optimal ketika penghuni benar-benar
membutuhkan istirahat.Oleh sebab itu, desain ruang tidur dirancang dengan menggunakan elemen interior yang menenangkan,
misalnya dari segi warna dipilih warna-warna pastel atau warna natural.Jika rumah anda tergolong mungil dengan luas ruang yang
terbatas, ada baiknya mengaplikasikan warna cat cerah atau terang pada ruangan tersebut. Warna-warna yang terang akan
memberikan kesan bersih, lapang, dan luas. Namun, yang harus diingat adalah penggunaan warna terang ini sebaiknya pada ruang-
ruang public yang secara fungsional diperuntukan sesuatu yang umum, seperti living room, ruang tamu, ruang makan, dan
sejenisnya.
Jika sudah masuk ke ruangan yang lebih pribadi sebaiknya anda bermain dengan warna yang disukai. Contohnya, anda tidak
bisa memaksakan untuk mewarnai kamar anda ataupun buah hati dengan warna yang terang karena belum tentu mereka
menyukainya.Namun, pemilihan warna inipun harus diperhatikan dan dipertimbangkan dengan jeli agar tidak berakhir dengan
penggunaan warna-warna yang “teduh”- seperti warna ungu, biru muda, hijau, turquoise, silver, dan krem misalnya karena warna-
warna teduh akan membuat kemauan belajar anak anda menjadi berkurang.
Kamar tidur di bagi menjadi :

Gambar :jenis-jenis teruang tidur


Sumber :pribadi
gambar : kamar tidur utama gambar : kamar tidur cewek gambar :kamar tidur cowok
sumber : https://www.dekoruma.com sumber : https://comtemporary-decor-do.com sumber : https://kids.pakemi.com

5. Ruang Dapur
Dapur secara harafiah berarti suatu tempat, biasanya di dalam rumah di mana seseorang melakukan aktivitas mengolah
dan menyediakan bahan makanan atau pangan. Aktivitas ini disebut memasak. Dengan berkembangnya budaya dan teknologi,
bentuk dapur selalu berubah-ubah. Umumnya Dapur di bagi menjadi dua tipe, yaitu dapur bersih dan dapur kotor. Dapur bersih
bisa di tempatkan dekat ruang keluarga, ataupun meja makan, karena memang fungsinya untuk menaruh makanan yang sudah
dimasak. Sedangkan untuk dapur kotor, berfungsi untuk melakukan proses masak-memasak, sehingga letaknya pun berada di
belakang.Memiliki sebuah dapur yang indah tentu akan semakin lengkap bila kita sendiri nyaman ketika menggunakannya.
Bahkan sebenarnya kenyamanan menjadi faktor utama dibandingkan hanya sekedar indah saja. Untuk membuat suasana
arsitektur ruang dan arsitektur interior dapur menjadi nyaman untuk penggunanya, banyak hal yang harus disesuaikan. Mulai
dari ukuran dapur yang sesuai dengan proporsi tubuh penggunanya, kenyamanan suhu arsitektur ruang dan arsitektur interior,
pencahayaan yang cukup, sirkulasi udara, serta sistem air bersih dan air kotor, dan sistem instalasi listrik untuk peralatan dapur.
Dapur sebagai area memasak haruslah lega dan rapi, sementara barang-barang pendukung untuk itu sangatlah banyak.
Untuk menyimpan peralatan makan dapat disimpan di kitchen set bagian atas, sedangkan untuk menyimpan peralatan
memasak, bahan makanan bahkan tabung gas dapat Anda manfaatkan bawah meja dapur. Tidak semua barang di dapur harus
masuk almari. Ada beberapa yang baik untuk dipajang seperti gelas, sendok dan botol minuman. Untuk dapur yang kecil
sementara barang yang akan diwadahi masih butuh tempat dapat mewadahi barang-barang tersebut dengan
menggantungkannya. Selain jadi aksen juga untuk mengamankan dari hewan dapur seperti tikus atau kucing.
Dapur bisa dibagi menjadi 3 bagian utama. Yang pertama adalah kegiatan menyimpan makanan. Untuk menyimpan
bahan makanan diperlukan area penyimpanan, yakni lemari dan lemari es. Yang kedua adalah kegiatan mempersiapkan bahan,
yaitu, mencuci, meracik, dan memotong bahan makanan. Untuk keperluan ini memerlukan area persiapan berupa meja dan bak
cuci (sink). Yang ketiga adalah kegiatan memasak, dalam hal ini diperlukan tempat atau area meletakkan kompor atau
microwave. Ketiga area ini idealnya tidak boleh diletakkan sembarangan. Ada teori peletakan di dapur yang dikenal dengan
bentuk segitiga. Artinya, area persiapan, masak, dan penyimpanan, sebaiknya membentuk alur segitiga. Sehingga jika
pekerjaan akan diulang alurnya akan tetap sama dan tidak mengganggu pekerjaan lainnya.

Dalam arsitektur dapur dan interior ruang dapur ketika meletakkan perangkat masak sebaiknya tidak sembarangan,
pertimbangkan berbagai faktor untuk memperoleh kenyamanan dan efisiensi.

1. Kompor
Dalam interior ruang dan interior desain, dapur sebaiknya jangan diletakkan di depan jendela yang bisa dibuka karena
dapat mengganggu nyala api. Apabila menggunakan kompor gas, sediakanlah lemari penyimpanan tabung gas. Posisi
tabung gas yang lebih aman yaitu dengan meletakkan di luar dapur yang posisinya dekat dengan ruang terbuka. Apabila
terjadi kebocoran gas dapat langsung terbuang ke udara bebas, dan mengurangi resiko tabung meledak. Namun cara ini
sedikit merepotkan pada pemasangannya.
2. Bak Cuci Piring (sink)
Dalam interior ruang dan interior desain dapur sebaiknya diletakkan berhadapan dengan jendela yang dapat dibuka, atau
berdekatan dengan jendela. Posisi ini membantu pergantian udara di area sink agar tidak terlalu lembab. Juga jangan
meletakkan bersebelahan langsung dengan kompor, apabila terpaksa berilah jarak sekitar 50 cm antara kompor dan sink.

3. Almari Penyimpan/Kulkas
Sebaiknya jangan arsitektur dapur dan interior ruang saat meletakkan kulkas di dekat kompor atau area yang terkena sinar
matahari. Hal ini untuk mencegah naiknya suhu kulkas saat pintu dibuka, yang berakibat borosnya penggunaan energi
listrik karena kulkas harus mengeluarkan energi ekstra untuk mendinginkan kembali.

Merancang sebuah arsitektur desain dan arsitektur ruangan dapur tentu saja membutuhkan standar ukuran tertentu, tujuannya
tentu saja untuk membuat nyaman bagi penggunanya karena sesuai dengan kondisi tubuh.

1. Posisi Meja Dapur (kabinet bawah)


Tinggi meja atau kabinet bawah harus disesuaikan ukuran penggunanya, apakah pendek atau tinggi. Karena pada meja
dapur ini tempat meletakkan kompor dan sink, sebaiknya setinggi pinggul pengguna.

2. Kabinet Atas
Ketinggian interior ruangan dan interior kitchen set dasar kabinet atas juga disesuaikan dengan tinggi pengguna dapur.
Bila terlalu tinggi mengakibatkan terlalu sulit mengambil benda yang disimpan di kabinet atas, sedang bila terlalu rendah
kepala berisiko terbentur sisi lemari. Sisa ruang antara kabinet atas dan meja biasanya diberi ornamen khusus seperti ;
keramik, kaca, atau stainless steel.
3. Jarak Sirkulasi
Interior ruangan dan interior kitchen set dan area kerja yang terletak antara meja dapur atau kabinet bawah harus nyaman
untuk aktifitas bekerja di dapur untuk pengguna. Misalnya untuk 2 orang bekerja saling membelakangi, orang dapat
berlalu lalang di belakang orang yang sedang bekerja di dapur. Harus diperhitungkan pula kondisi orang yang sedang
membungkuk atau berjongkok ketika sedang membuka kabinet bawah.

Fungsi dapur saat ini bukan hanya sekedar tempat untuk memasak, tetapi juga bisa memberikan nilai lebih pada kenyamanan
dan estetika. Perencanaan dapur modern sekarang mengikuti prinsip segitiga yang menyatakan bahwa tiga fungsi utama dapur
adalah penyimpanan (seperti kulkas), persiapan, dan memasak. Prinsip ini menekankan agar antara ketiga fungsi tersebut, tidak
saling menghalangi namun juga jarak keduanya tidak terlalu jauh. Di era modern ini, bentuk dapur juga bermacam-macam,
dapur bisa di bentuk sebagus mungkin dengan gaya yang sesuai dengan pemiliknya, seiring perkembangan desain interior,
dapur mulai berubah fungsinya. Beberapa bentuk dapur yang umum adalah :

• Bentuk dapur “I” (lurus)


Model ini hanya memiliki satu dinding, sedangkan untuk posisi sink, kompor, dan kulkas pada satu garis lurus. Untuk
model ini hanya memiliki satu dinding, bentuk ini banyak di pakai di rumah-rumah mungil atau luasan terbatas. Semua
fungsi tadi ditempatkan pada satu dinding sehingga "segitiga" itu menjadi garis. Bentuk ini kurang efektif namun hemat
tempat.

• Bentuk dapur “L”


Semua alat-alat dapur ditempatkan pada dua dinding yang berpotongan (di sudut). Bentuk L, desain seperti ini cocok
apabila lokasi dapur menyatu dengan ruangan lainnya seperti ruang keluarga atau ruang makan. Dapur dengan bentuk L
memakai dua sisi dinding. Kulkas seringkali diletakkan pada sisi yang lebih lebar, sedangkan sink di sisi yang sama.
Untuk kompor diletakkan pada sudut yang menyiku terhadap sink.

• Bentuk dapur “U”


Dengan menempati 3 dinding. Bentuk U, model ini sangat efisien dari sisi jarak mempersiapkan makanan. Pada model
ini kompor, sink, dan kulkas terletak pada dinding yang berbeda dan menawarkan segitiga alur kerja yang kompak.
Umumnya sink di letakkan di tengah dapur, posisi sink berhadapan dengan lokasi yang terbuka, seperti menghadap
jendela. Dan untuk kompor berada di sisi yang berhadapan dengan kulkas. Model ini sangat cocok untuk ruangan yang
berbentuk bujur sangkar. Dapur yang nyaman dan menyenangkan tidak selalu berwujud dapur yang luas dan berisi
aneka perabot dan perlengkapan dapur yang modern dan super canggih. Dapur bisa kita ciptakan yang sederhana serta
cantik, yang terpenting kita tahu betul prinsip dan tips menata dapur. Dengan menata dapur yang sederhana serta cantik,
maka kita telah menciptakan sebuah sudut rumah yang menyenangkan, khususnya bagi para ibu dan remaja putri yang
hobi berlama - lama memasak serta mengkreasikan aneka menu. Model atau bentuk dapur tergantung dari ruang yang
tersedia dan kebutuhan pemiliknya. Yang terpenting adalah apapun bentuk dapur, Anda merasa nyaman ketika
memasak.
Model dapur yang akan digunakan :
Gambar: dapur
Sumber :http://dekoruma.com

6. Kamar Mandi
Kamar mandi merupakan salah satu ruangan yang paling penting di dalam arsitektur rumah. Fungsi kamar mandi sangat penting
dan merupakan ruangan yang harus ada di dalam bangunan rumah.Saat ini fungsi kamar mandi tidak hanya sebagai tempat untuk
membersihkan tubuh saja, namun banyak dimanfaatkan untuk temapt relaksasi dan berbagai ide kreatif lainnya yang
memanfaatkan kamar mandi di dalam rumah. Misalkan dulu kamar mandi hanya terdiri dari bak dan kloset saja, sekarang sudah
memiliki beragam lainnya di dalam ruang kamar mandi. Bahkan, saat ini kamar mandi memiliki dua jenis yang berbeda, yaitu
kamar mandi basah dan kering.
Biasanya kamar mandi ini terdiri dari area shower dan kloset. Diantara kedua tersebut dibatasi dengan kain atau tirai, kaca, atau
tembok. Hal ini bertujuan agar ruang shower yang basah tidak akan menyebar ke seluruh ruangan karena sudah ada pembatas
antara ruang shower dan kloset serta westafel untuk menjaganya agar tetap kering.Untuk saat ini, ada kamar mandi yang
menggunakan bathtub untuk menjaga area lannya benar-benar kering. Biasanya bathtub memiliki shower namun dibatasi dengan
tirai dan bisa tetap membuat kawasan lain di kamar mandi tetap kering.
Jenis kamar mandi yang digunakan :
Kamar mandi kering
Gambar : kamar mandi kering
Sumber : http://rumah123.com

2.2.6 Sistem Transportasi Vertikal Pada Bangunan


Timbulnya bangunan-bangunan tinggi disebabkan oleh kebutuhan ruang yang selalu meningkat terutama di pusat- pusat kota,
baik sebagai ruang kerja/kantor ataupun tempat –tmpat tinggal/flat-flat.
Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau memberi fasilitas sirkulasi dalam bangunan gedung
bertingkat, serta merupakan sarana prasarana yang memperlancar pergerakan manusia di dalamnya.
Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pada perencanaan bangunan bertingkat banyak adalah masalah transportasi, baik yang
bersifat manual (tangga, ramp) maupun yang bersifat mekanis (elevator, ekalator, conveyor dll).
Sistem Transportasi Vertikal Manual
Sistem transportasi manual artinya pergerakannya masih mengandalkan tenaga manusia untuk berpindah antar level lantai.
Vacation home menggunakan tipe system trasformasi:
1. Tangga
Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak - undak (trap) yang menghubungakan satu lantai dengan lantai diatasnya dan
mempunyai fungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat.
Penempatan atau letak ruang tangga tersendiri mudah dilihat dan dicari orang, tidak berdekatan dengan ruang lain agar tidak
menggangu aktifitas penghuni lain. Tangga juga mempunyai fungsi sebagai jalan darurat, direncanakan dekat dengan pintu keluar,
sebagai antisipasi terhadap bencana kebakaran, gempa keruntuhan dan lain - lain
2. Bentuk tangga
Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dan ruangan yang tersedia.untuk menambah suasana yang harmonis
dalam ruangan,bentuk tangga juga sebaiknya dibuat indah dan serasi dengan interior ruangan .
Dengan makin majunya tingkat kebudayaan manusia,perkembangan teknologi yang memproduksi bahan dan alat bangunan ,ide
para seniman ,maka bentuk tangga makin lama makin berkembang variasi,bahkan dewasa ini bentuk tangga sudah merupakan
bentuk seni tersendiri
Berbagai tangga yang umumnya dipakai yaitu :
1. Tangga Lurus
2. Tangga Miring
3. Tangga Lengkung
4. Tangga Siku
5. Tangga Lingkar
Gambar :
Penjelasan masing masing bentuk
1. Tangga lurus

Ada yang menyebut tangga model ini adalah one wall stair. Tangga ini menerus dari bawah keatas dalam satu arah, tanpa
berbelok. Kadang ditengah terdapat bordes sebagai area transisi atau istirahat. Tangga lurus membutuhkan ruang tangga yang
panjang, artinya butuh tempat yang lebih banyak secara horizontal. Dapat dikatakan inilah kelemahan,tangga model lurus
karena akan memakai lahan yang panjang. Biasanya digunakan pada rumah luas yang berbentuk memanjang seperti lorong
yang beratap sedang atau rendah. Penggunaan bentuk ini akan menghasilkan ruang bawah tangga yang cukup luas sehingga
dapat dimanfaatkan menjadi ruang tertentu.

Gambar : tangga lurus


Sumber : pribadi

2. Tangga miring
Tangga miring mempunyai ibu tangga yang lurus ,tetapi beberapa anak tangganya dinuat miring,biasanya pada anak-anak tangga
pertamansampai beberapa anak tangga berikutnya.anak tangga yamg miring mempunyai lebar yang tidak sama ,bagian sisi dalam
lebarnya lebih kecil daripada lebar sisi luar .tangga miring hanya bersifat menambah nilai artistiknya saja.
3. tangga lengkung
Bisa jadi inilah tangga yang paling mewah, karena bentuknya yang sangat artistik karena melengkung dimana lengkungannya
menciptakan keindahan ruang. Biasanya digunakan pada rumah yang luas dan memiliki atap yang tinggi. Jika memilih mempunyai
tangga melingkar, sebaiknya jangan gunakan ruang bawah tangga untuk fungsi apapun karena bisa mengurangi tampilan tangga.
Lebih cocok untuk model rumah type klasik, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk yang diterapkan pada rumah minimalis.
4. Tangga siku (L)
Tangga ini pada ketinggian tertentu berbelok arah (atau seperti membentuk huruf L, karena panjang tangga tidak memungkinkan
untuk dibuat lurus seperti model I. Tentunya lebih hemat ruang karena bisa mengikuti bentuk dinding, sehingga tangga semacam
ini banyak sekali digunakan di hunian-hunian modern karena dapat ditempatkan dipojok ruang. Tempat berbeloknya arah tangga
ini biasanya digunakan untuk bordes. Pada rumah tinggal kebanyakan, tangga berbentuk huruf L sangatlah digemari. Ini
disebabkan tangga jenis tersebut dapat dipadukan secara baik dengan denah dan struktur rumah yang pada umumnya berbentuk
persegi empat. Tangga bentuk L masih memungkinkan memanfaatkan ruang bawah tangga.

Gambar : tangga siku


Sumber : pribadi

5. Tangga lingkar
Tak memiliki lahan yang luas untuk menempatkan tangga? Gunakan tangga putar. Tangga putar ini kadang ada yang menyebutnya
tangga spiral.Tangga ini adalah tangga yang paling hemat tempat. Biasanya hanya membutuhkan area tidak lebih dari 1,5mx1,5m.
Sering digunakan sebagai tangga menuju loteng atau tempat jemuran. Penempatannya kadang-kadang di luar ruangan. Bahan
material pembuat tangga ini biasanya dari besi karena relatif mudah untuk dibuat melengkung atau spiral. Lebar rata-rata anak
tangga horizontal adalah 60 cm. sedang tinggi injakan anak tangga biasanya lebih tinggi dari tangga lain yaitu rata-rata 25 cm.
Hanya untuk dilewati satu orang. Tangga ini lebih menekankan fungsi dari pada keindahan meskipun ada juga yang membuatnya
tampil menarik.

Gambar : tangga lingkar


Sumber :pribadi

1. Perhitungan dan standarisasi bentuk tangga serta ukurannya

Membuat tangga disamping keindahan perlu diperhatikan segi – segi teknisnya, harus diperhatikan juga kemudahan, rasa aman,
bagi orang yang melaluinya.
1. Lebar anak tangga;
a) Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.
b) Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.
c) Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.

Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:
a. Untuk satu orang, lebarnya 60 – 80 cm
b. Untuk dua orang, lebarnya 120 cm
c. Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm

2. Lebar dan tinggi anak tangga (trap);


Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik
tangga perlu diperhatikan lebar dan tinggi anak tangga.
Rumus untuk anak tangga (undak – undak)
2t + l = 60 – 65 cm
t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrede)
l = lebar anak tangga (lebar injakan = aantrede)
Rumus diatas didasarkan pada;
– Satu langkah arah datar antara 60 – 65 cm.
– Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar dari pada melangkah datar.
Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.
Umumnya ukuran:
t = tinggi tanjakan; 16 – 20 cm atau 14 – 20 cm. Masih mudah didaki.
l = lebar tanjakan; 26 – 30 cm atau 22,5 – 30 cm. Seluruh telapak kaki (sepatu) dapat berpijak penuh.
Contoh hitungan:
Selisih tinggi lantai = 320 cm.
Dicoba; t = 16 cm
l = 26 cm
2t + l = 16 + 26 = 58 < 60
 Tangga Terlalu Landai, Melelahkan.
Dicoba; T = 20 Cm
L = 28 Cm
2t + L = 2. 20 + 28 = 68 < 65
 Tangga Terlalu Curam, Cepat Lelah.
Dicoba; t = 18 cm
l = 28 cm
2t + l = 2. 18 + 28 = 64 cm
’ boleh dipakai.
image005
£ anak tangga = 320 / 18 – 1 = 17,778 – 1 = 16,778 buah
Jumlah anak tangga yang tidak merupakan bilangan bulat, diatasi dengan cara;
Jumlah anak tangga yang dibulatkan keatas menjadi 17 buah. Selisih beda tinggi anak tangga dibagi merata:
320 / t -1 = 17 ’ t = 17, 778 cm.
Mengingat selisih tinggi kurang dari 1 cm, tidak akan terasa, maka beda tinggi anak tangga diletakkan pada satu anak tangga yang
paling dibawah atau paling atas.

3. Ukuran ruang tangga:

Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi lubang ventilasi untuk dapat udara segar dan penerangan alam, agar
menghemat pemakaian listrik pada siang hari.

Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk tangganya.

Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm, jumlah anak tangga 17 buah dengan bordes.

a). Tangga lurus:

Luas ruang tangga = 100 x 548 = 1 x 5,48 = 5,48 m2


b). Tangga siku:

Luas ruang tangga = (1 x 2,24) + (1 x 1) + (1 x 2,24) = 5,48 m2

c). Tangga balik:

Luas ruang tangga = 2 x 3,24 = 6,48 m2

 Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun tangga, jadi tidak banyak energi yang keluar,
tetapi jika kemiringan dibuat terlalu landai dan dapat menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak
memakan tempat (space) yang ada, jadi kurang efisien.
 Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 380.

Konstruksi tangga dan bahan tangga

 Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan penghubung ke lantai tingkat. Menurut peraturan pembebanan
Indonesia untuk gedung, 1983, bahwa beban ditangga lebih besar dari beban pada pelat lantai.

Untuk bangunan rumah tinggal = 250 kg/ m2

Dan bangunan umum diambil = 300 kg/ m2

 Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi ada penurunan bisa menyebabkan sudut
kemiringan tangga berubah, Jika konstruksi tangga tersendiri artinya terpisah dengan struktural rangka bangunan, dibuatkan
pondasi tersendiri rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.

 Bidang momen yang terjadi pada ibu tangga;

4. Bahan tangga
Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.

a). Tangga kayu;

Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan suasana ruang.

b). Tangga beton bertulang;

Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum atau
bangunan tingkat rendah atau sampai dengan 4 (empat) lantai.

c). Tangga baja;

Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar, biasanya dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat
dengan bentuk lingkar.

d). Tangga dari batu alam;

Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak memerlukan perhitungan konstruksi.Disamping beberapa jenis
tangga ada juga tangga gerak (eskalator), tangga ini bergerak naik atau turun, tanpa perlu melangkahkan kaki, karena digerakkan
dengan mesin, biasanya dipasang pada bangunan komersil dan biaya operasionalnya mahal.
1.2.7 Peraturan Bangunan

2.2.7.1 Garis Sempadan Bangunan


Garis Sempadan Bangunan didefinisikan sebagai garis batas minimal yang membatasi bangunan Anda dengan batas lahan
yang Anda miliki, baik itu dengan jalan, tepi sungai, tepi pantai, rel kereta api, jaringan tegangan tinggi, ataupun bangunan tetangga.
Tujuan utama Garis Sempadan Bangunan adalah untuk keamanan, baik keamanan Anda maupun lingkungan sekitar bangunan Anda.
Dengan memberikan jarak antara bangunan Anda dengan sekitarnya, akan meminimalkan resiko yang dapat membahayakan bangunan
Anda maupun bangunan di sekitar; misalkan saja, apabila ada bencana kebakaran, bangunan roboh, atau kecelakaan lalu lintas. Selain
itu, apabila bangunan Anda di simpang jalan, memberikan jarak antara bangunan Anda dengan jalan meminimalkan resiko
kecelakaan. Bisa dibayangkan betapa berbahanya jika bangunan tetangga Anda terbakar padahal bangunan Anda menempel di
sebelahnya; atau misalnya Anda mengendarai kendaraan di persimpangan jalan, di mana terdapat bangunan yang menghalangi
penglihatan Anda untuk melihat pengendara lain dari arah yang berlawanan.
Jarak aman atau GSB bagi setiap bangunan besarnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dengan lokasi dan kelas jalan. Di area-
area tertentu, ada yang memiliki GSB sebesar 0 (nol). Ini artinya tidak ada batas sedikitpun antara bangunan dengan sekitarnya. Secara
umum, besaran GSB sama dengan setengah dari lebar jalan. Semakin lebar jalan, maka akan semakin besar nilai GSB. Untuk
pemukiman perumahan, standar GSB yang diberikan berkisar antara 3 – 5 meter. Aturan mengenai GSB ini secara lebih detil
dijabarkan dalam peraturan daerah masing-masing wilayah. Untuk mengetahui besaran pastinya, Anda dapat menanyakannya pada
pemerintah daerah Anda.

2.2.7.2 Koefisien Dasar Bangunan


Koefisien Dasar Bangunan atau KDB merupakan angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan
yang dapat dibangun dengan luas lahan yang tersedia. Apa maksudnya? Jadi, KDB adalah batas maksimal lahan yang diperbolehkan
untuk dibangun dalam suatu tapak/site. KDB merupakan peraturan yang menentukan seberapa besar luas lantai dasar bangunan Anda
yang boleh dibangun.
Apa saja yang terhitung sebagai KDB? KDB ditentukan sebagai bagian luas ruangan beratap yang memiliki dinding lebih dari 1,2
meter dan juga proyeksi bangunan. Proyeksi bangunan sendiri adalah ruang terbuka di lantai dasar yang berada di bawah bangunan
dan atau unsur bangunan. Apabila luas proyeksi dinding yang memiliki tinggi tidak lebih dari 1,2 meter, KDB akan dihitung 50%
dengan catatan tidak melebihi 10% dari nilai KDB yang telah ditetapkan. Jika luas proyeksi lebih dari 10%, maka KDB akan dihitung
100%. Peraturan tersebut juga berlaku untuk ramp sirkulasi kendaraan dan tangga terbuka.
Nilai KDB antara satu wilayah dengan wilayah lainnya tidak sama. Apa yang membuat nilai KDB di setiap wilayah berbeda-
beda? Nilai KDB yang berbeda-beda disebabkan karena beberapa hal, antara lain adanya perbedaan peruntukan lahan dan juga lokasi
daerahnya. Nilai KDB yang berada di daerah perkotaan pasti akan berbeda dengan nilai KDB di daerah pinggiran kota. Nilai KDB di
kawasan industri pasti akan berbeda dengan nilai KDB di kawasan komersial. Kalau begitu, di mana kita bisa tahu besaran nilai KDB?
Lalu, siapa yang menentukan perbedaan besaran nilai KDB tersebut? Biasanya nilai KDB dapat ditemukan dalam Rencana Detil Tata
Ruang (RDTR) di masing-masing wilayah. Nilainya ditentukan oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan setiap daerah.
Salah Satu Contoh Tabel KDB untuk Daerah Jakarta Pusat yang termuat dalam Rencana Detil Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi (Sumber: http://bappedajakarta.go.id/)
Tabel di atas adalah salah satu contoh rencana detil tata ruang yang berlaku untuk daerah Jakarta Pusat. Bukan hanya memuat tentang
KDB saja, isi di dalamnya juga memuat tentang KLB, Ketinggian Bangunan, dan lain sebagainya. Coba perhatikan kolom yang
memuat niai KDB dalam tabel di atas. Nilai KDB di setiap zona berbeda-beda. Bahkan di beberapa zona, tertulis bahwa nilai KDB
adalah nol (0). Apa maksudnya? Artinya zona tersebut tidak diperbolehkan untuk dibangun oleh bangunan apapun karena masuk ke
dalam zona taman atau area ruang terbuka hijau.
Lalu, bagaimana cara kita membaca dan menghitung jika nilai KDB tertulis bukan angka nol? Sebagai contoh, jika suatu daerah
memiliki besaran nilai KDB 40%, itu artinya lahan di kawasan tersebut hanya diperbolehkan untuk memiliki luas lantai dasar sebesar
40% dari keseluruhan luas lahannya. Jika luas seluruh lahan 100 m2, maka luas lahan yang diperbolehkan untuk dibangun hanya
sebesar 40 m2. Lahan yang tersisa selanjutnya hanya diperbolehkan untuk area terbuka atau ruang terbuka hijau.
Jika kita memiliki bangunan dan ingin mengetahui apakah bangunan tersebut sesuai atau tidak dengan nilai KDB yang berlaku, kita
dapat mengeceknya dengan melakukan perhitungan nilai KDB. Dari perhitungan tersebut, kita bisa melihat apakah bangunan kita
telah sesuai dengan besaran KDB yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau tidak.

Cara Menghitung Besaran KDB (Sumber: Koleksi Pribadi)


Nah, bagaimana jika ternyata bangunan kita melebihi batas maksimal dari KDB yang diperbolehkan? Lalu, bagaimana dengan
bangunan-bangunan di luar sana yang melebihi nilai KDB yang telah ditetapkan? Apabila hal tersebut terjadi, sama seperti halnya
peraturan-peraturan bangunan lainnya, akan ada sanksi yang diberikan kepada pemilik bangunan. Sanksi dapat berupa surat
peringatan, penarikan izin, denda, hingga terjadinya pembongkaran bangunan.
Skema Koefisien Dasar Bangunan dalam Suatu Lahan (Sumber: Koleksi Pribadi)
Adanya sanksi tersebut bukan tanpa alasan. Peraturan tentang Koefisien Dasar Bangunan atau KDB adalah sebuah cara untuk
menciptakan ruang yang tertata dan terkendali sehingga ruang dalam kota tidak tumbuh secara liar. Selain itu, adanya peraturan KDB
berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara jumlah lahan terbangun dan jumlah ruang area terbuka hijau. Dengan demikian,
diharapkan sistem dalam kota tetap terjaga dengan baik. Nah, dengan menaati peraturan tersebut, artinya kita telah menjaga diri dan
lingkungan sehingga meminimalisir terjadinya bencana banjir yang disebabkan oleh kurangnya area resapan air.
1) Koefisien Lantai Bangunan
Koefisien Lantai Bangunan merupakan angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai bangunan yang dapat
dibangun dengan luas lahan yang tersedia. Maksudnya apa? Jadi, nilai KLB nantinya akan menentukan berapa luas lantai keseluruhan
bangunan yang diperbolehkan untuk dibangun. Bisa dikatakan bahwa KLB adalah batas aman maksimal jumlah lantai bangunan yang
diperbolehkan untuk dibangun. KLB atau Koefisien Lantai Bangunan ini biasanya berlaku pada bangunan tinggi (highrise building).
Peraturan ini berkaitan dengan peraturan tentang Ketinggian Bangunan. Dengan mengetahui KLB dari lahan yang akan dibangun,
akan mudah bagi Anda untuk dapat menghitung jumlah luas keseluruhan lantai bangunan sehingga dapat diperkirakan berapa jumlah
lantai yang dapat dibangun. Dari sana, maka Anda pun akan mengetahui perkiraan ketinggian bangunan, apakah telah sesuai dengan
peraturan yang berlaku atau tidak. Selain menghitung keseluruhan luas lantai, beberapa yang terhitung sebagai Koefisien Lantai
Bangunan antara lain: overstek (tritisan/lantai bangunan) yang lebarnya lebih dari 1,5 meter, overstek yang memiliki akses seperti
balkon, serta luas lantai parkir beserta sirkulasinya apabila luasannya lebih dari 50%.
Selain itu, bangunan parkir yang dibangun bukan sebagai bangunan pelengkap diperbolehkan memiliki luas lantai 150% dari
yang telah ditetapkan dalam RDTR (Rencana Detail Tata Ruang). Bangunan parkir yang dibangun sebagai prasarana parkir
perpindahan moda dan terintegrasi dengan angkutan umum massal juga diperbolehkan memiliki luasan 200% dari luas total lantai
yang diperbolehkan dalam KLB. Sama seperti peraturan bangunan lainnya, adanya aturan tentang Koefisien Lantai Bangunan ini pada
dasarnya agar dapat mengendalikan tata ruang kota sehingga tercipta ruang yang nyaman bagi kita tinggal. Selain itu, peraturan
tentang Koefisien Lantai Bangunan ini adalah sebuah bentuk pengendalian tata ruang yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatur
kepadatan penduduk dan meminimalkan kemacetan.
Koefisien Lantai Bangunan di setiap wilayah memiliki nilai yang berbeda-beda. Perbedaan nilai KLB tersebut biasanya terjadi
karena adanya perbedaan peruntukan lahan dan juga zonasi kawasan. Semakin padat sebuah kawasan, maka semakin besar nilai KLB.
Apa artinya jika nilai KLB semakin besar? Itu artinya luas keseluruhan lantai yang dapat dibangun semakin besar.

Nilai tersebut berbeda-beda disebabkan oleh beberapa hal, antara lain harga lahan, ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana
(jalan), dampak atau kebutuhan terhadap prasarana tambahan, serta ekonomi dan pembiayaan.
Di mana Anda dapat mengetahui nilai Koefisien Lantai Bangunan? Nilai KLB terdapat dalam peraturan Rencana Detail Tata Ruang
Wilayah di setiap daerah. Untuk wilayah DKI Jakarta, nilai KLB beserta peraturan bangunan lainnya tercantum dalam Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, seperti halnya yang termuat dalam tabel di atas.
Dalam tabel tersebut, dapat terlihat bahwa nilai KLB berkisar antara 0, 1, 1.5, 2, dst. Sebagaimana definisi dari KLB, nilai
tersebut merupakan hasil perbandingan dari luas keseluruhan bangunan dengan luas tanah. Lalu, bagaimana cara membacanya? Jika
Anda memiliki lahan seluas 100 m2 dan lahan Anda tersebut berada di daerah dengan zona yang memiliki nilai KLB 2, maka artinya
luas seluruh lantai yang diperbolehkan untuk dibangun adalah 200 m2. Sementara itu, jika lahan memiliki nilai KLB nol (0) artinya
lahan tersebut berada di zona taman atau area yang diperuntukkan untuk ruang terbuka hijau. Itu berarti lahan tersebut tidak
diperuntukkan untuk bangunan dan tidak boleh dibangun.
Jika Anda memiliki bangunan yang telah dibangun dan ingin memastikan apakah nilai KLB bangunan Anda sesuai dengan peraturan
yang berlaku atau tidak, Anda tinggal membagi nilai luas keseluruhan lantai dengan luas tanah. Apabila nilai KLB hasil perhitungan
Anda lebih besar dari nilai KLB yang diperbolehkan, artinya bangunan tersebut melanggar peraturan tentang KLB maksimal yang
diperbolehkan.

Lalu, bagaimana jika orang melanggarnya? Sebagaimana peraturan bangunan pada umumnya, pelanggaran terhadap peraturan
KLB juga akan dikenakan sanksi. Sanksi yang diberikan dapat berupa surat penarikan izin hingga adanya pembongkaran bangunan.
Akan tetapi, ada peraturan dari pemerintah yang memberikan keleluasaan dengan adanya Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan
dan Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan atau disebut sebagai Transfer Development Right (TDR). Apa yang
dimaksud dengan kedua sistem tersebut? Kedua sistem tersebut memungkinkan pemilik bangunan untuk dapat menambah luasan
lantai maksimum di dalam bangunan.
Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan dilakukan bagi bangunan-bangunan yang menyediakan fasilitas umum berupa sumbangan
positif bagi lingkungan pemukiman terpadu, seperti adanya jalur pejalan kaki dan ruang terbuka hijau. Sementara itu, Sistem Transfer
of Development Right merupakan hak pemilik bangunan atau pengembang yang dapat dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang
dihitung berdasarkan pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan KLB terbangun. Maksimum KLB yang dapat
dialihkan umumnya sebesar 10% dari nilai KLB yang ditetapkan dan hanya dimungkinkan apabila terletak dalam satu daerah
perencanaan yang sama dengan catatan bahwa yang bersangkutan telah memanfaatkan minimal 60% KLB-nya dari KLB yang sudah
ditetapkan pada daerah perencanaan. Peraturan yang mengatur kedua sistem ini secara lebih rinci dapat dilihat dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
2) Koefisien Dasar Hijau
Koefisien Dasar Hijau (KDH) adalah angka perbandingan antara luas ruang terbuka di luar bangunan untuk penghijauan,
terhadap luar persil. Ruang terbuka alamiah merupakan bagian dari ruang di luar bangunan yang tidak tertutup oleh beton/tidak ada
penghambat bagi air untuk meresap kedalam tanah. Besaran KDH sebagaimana telah ditetapkan PERMEN PU No.29/PRT/M/2006
tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung yaitu mengharuskan minimal sebesar 10% dari luas persil keseluruhan.
2.2.8 Stuktur Bangunan

Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower structure)dan struktur atas (upper structure). Struktur
bawah (lower structure) yang dimaksud adalah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, sedangkan
yang dimaksud dengan struktur atas (upper structure) adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom,
balok, plat, tangga. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda di dalam sebuah struktur.
Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan
baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi kriteria kekuatan (strenght),
kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan umur rencana bangunan (durability).

Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan
beban angin (wind load) menjadi bahan perhitungan awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan besar dan arah gaya-gaya
yang bekerja pada setiap komponen struktur, kemudian dapat dilakukan analisis struktur untuk mengetahui besarnya kapasitas
penampang dan tulangan yang dibutuhkan oleh masing-masing struktur (Gideon dan Takim, 1993).Perencanaan struktur atas harus
mengacu pada peraturan atau pedoman standar yang mengatur perencanaan dan pelaksanaan bangunan beton bertulang, yaitu Standar
Tata Cara Penghitungan Struktur Beton nomor: SK SNI T-15-1991-03, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983,
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1983, dan lain-lain (Istimawan, 1999).
2.2.8.1 Struktur Atas (Upper Structure)
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini
terdiri atas kolom, pelat, balok,dinding geser dan tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting.

Komponen-Komponen Struktur Gedung Bagian Atas

1. Kolom

Sumber : (www.cv-yufakaryamandiri.blogspot.com)

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada
suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total
(total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama
untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen
struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak
tiga kali dimensi lateral.Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan
tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua
material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan
dan gaya tarik pada bangunan.

      2. Balok
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan
lantai dan pengikat kolom lantai atas.Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal
  
 3. Plat Lantai 
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.

Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :

1. Besar lendutan yang diijinkan


2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
3. Bahan konstruksi dan plat lantai

Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat (Szilard, 1974)

1. Pelat kaku
2. Membran
3. Pelat flexibel
4. Pelat tebal

Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari :

1. Plat Lantai Kayu


2. Plat Lantai Beton
3. Plat Lantai Yumen ( Kayu Semen )

Sistem plat lantai


1. a) Sistem Pelat SatuSistem
2. b) Pelat Dua Arah

   4.Tangga

Sumber : (www.cv-yufakaryamandiri.blogspot.com)

Tangga merupakan suatu komponen struktur yang terdiri dari plat, bordes dan anak tangga yang menghubungkan satu lantai
dengan lantai di atasnya. Tangga mempunyai bermacam-macam tipe, yaitu tangga dengan bentangan arah horizontal, tangga dengan
bentangan ke arah memanjang, tangga terjepit sebelah (Cantilever Stairs) atau ditumpu oleh balok tengah., tangga spiral (Helical
Stairs), dan tangga melayang (Free Standing Stairs).

Bagian-Bagian struktur tangga :

1. a) Ibu Tangga
2. b) Anak Tangga
                   
Jenis-jenis tangga menurut strukturnya :
1. Tangga Plat
2. Tangga Balok
3. Tangga kantilever
  5. Dinding Geser
Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya
lateral. Biasanya dinding geser berbentuk persegi panjang, Box core suatu tangga, elevator atau shaft lainnya. Dan biasanya diletakkan
di sekeliling lift, tangga atau shaft guna menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang dalam bangunan.

6. Atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos).Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang
dipilih, dan lapisan penutupnya. Di daerah tropis atap merupakan salah satu bagian terpenting. Struktur atap terbagi menjadi rangka
atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup. Penopang rangka atap adalah balok kayu /
baja yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda.

1. Kuda – kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya
sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda – kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap.
Umumnya kuda-kuda terbuat dari :

 Kuda-kuda kayu
Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.

 Kuda-kuda bambu
Pada umumnya mampu mendukun beban atap sampai dengan 10 m.

 Kuda-kuda baja
Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapar mendukung beban atap sampai beban atap sampai
dengan bentang 75 m, seperti pada hanggar pesawat, stadion olahraga, bangunan pabrik, dan lain-lain.

 Kuda-kuda dari beton bertulang


Dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 m.
Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu membentuk segitiga. Kuda-kuda diletakkan di atas
dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horizontal maupun momen,
karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam
satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan
beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).

2.2.8.2 Struktur Bawah Bangunan

Sumber : (www.cv-yufakaryamandiri.blogspot.com)

Struktur bawah gedung umumnya terdapat beberapa pekerjaan, yaitu:

 Pondasi (pancang, bore pile, telapak, dll)


 Galian tanah
 Pile cap dan sloof
 Raft Fondation (jika ada)
 Dinding penahan tanah / retaining wall
 Waterproofing (umumnya waterproofing membrane atau integral)
 Urug tanah kembali dan pemadatan tanah
1. Pondasi
Pengertian umum untuk Pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau
bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di
atasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban – beban
bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti: tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh
terjadi penurunan level melebihi batas yang diijinkan.
Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras,
padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan. Pondasi merupakan bagian struktur
dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan diatasnya, maka proses pembangunannya harus
memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:
1. Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.
2. Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak)
3. Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca
4. Tahan terhadap pengaruh bahan kimiaStuktur bawah fondasi

Secara umum jenis-jenis struktur bawah (pondasi) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pondasi dangkal, sumuran, dan pondasi dalam.

1. Pondasi dangkal
Yang dimaksud pondasi dangkal adalah apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B) kurang dari 4,
(Df/B < 4). Jenis pondasi ini digunakan apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif dangkal(0,6-2,0 m)

2. Pondasi dalam
Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah yang keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang
yang dimasukkan ke dalam sehinggamencapai tanah keras (Df/B >10 m), tiang-tiang tersebut disatukan oleh poer/pile cap.
Struktur bawah bangunan pondasi terdiri dari pondasi dan tanah pendukung pondasi. Pondasi berfungsi untuk mendukung seluruh
beban bangunan dan meneruskan beban bangunan tersebut kedalam tanah dibawahnya. Suatu sistem pondasi harus dapat menjamin,
harus mampu mendukung beban bangunan diatasnya, termasuk gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa, dll. Untuk itu pondasi
haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak mengalami penurunan, tidak mengalami patah, karena akan sulit untuk memperbaiki suatu
sistem pondasi.

Akibat penurunan atau patahnya pondasi, maka akan terjadi :

1. Kerusakan pada dinding, retak-retak, miring dan lain –lain


2. Lantai pecah, retak, bergelombang

3. Penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lain.

Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bangunan diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan
sebagian atau seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan. Pembuatan pondasi dihitung berdasarkan hal-hal berikut :
1. Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati serta beban-beban lain dan beban- beban yang
diakibatkan gaya-gaya eksternal.

2. Jenis tanah dan daya dukung tanah.

3. Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat.

4. Alat dan tenaga kerja yang tersedia.

5. Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan.

6. Waktu dan biaya pekerjaan.

Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang disebut soil investigation , atau penyelidikan tanah. Pondasi
harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat. Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah keras dan besar tegangan
tanah/ daya dukung tanah, maka perlu diadakan penyelidikan tanah, yaitu dengan cara :

a. Pemboran (drilling) : dari lubang hasil pemboran (bore holes), diketahui contoh-contoh lapisan tanah yang kemudian dikirim ke
laboraturium mekanika tanah.

b. Percobaan penetrasi (penetration test) : yaitu dengan menggunakan alat yang disebut sondir static penetrometer.
Ujungnyaberupa conus yang ditekan masuk kedalam tanah, dan secara otomatis dapat dibaca hasil sondir tegangan tanah (kg/cm2).
2. GalianTanah
Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil
yang tercantum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi
yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.

Apabila pada lokasi yang akan dijadikan bangunan terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon
dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau instansai
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan, maka Kontraktor harus mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat
pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.

Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longosoran tanah
di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga
pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan
selapis demi selapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi, baik mengenai kedalaman,
lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.

3. Struktur Basement
Konstruksi basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung.
Tapi sebagai struktur bawah tanah, desain maupun pelaksanaan konstruksi basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan
banyak hal. Disamping aspek teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek lingkungannya. Mutu pekerjaan
pada konstruksi basement akan sangat mempengaruhi umur dari basement tersebut.Pengendalian terhadap mutu terpadu sangat
diperlukan untuk mencapai produk konstruksi mutu tinggi dan dapat diandalkan. Beberapa hal yang berkaitan dengan galian Basement
yang perlu diperhatikan adalah beban dan metode galian. Beban tersebut biasanya berupa beban terbagi rata, beban titik, dan beban
garis dan beban terbagi rata memanjang. Sedangkan metode galian dimana dibagi menjadi: open cut, cantilever, angker, dan strut.

Pemilihan metode galian disesuaikan dengan perencanaan bangunan dan konsdisi di lapangan. Pada metode galian basement ada
beberapa factor yang perlu diperhatikan antara lain: jenis tanah, kondisi proyek, muka air tanah, besar tekanan tanah yang bekerja,
waktu pelaksanaan, analisa biaya dan sebagainya.Beberapa masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembuatan galian basement,
seperti penurunan permukaan tanah disekitar galian yang dapat menyebabkan kerusakan structural pada bangunan dekat galian, fan
retaknya saluran dan sarana yang lain. Salah satu penyebabnya adalah penurunan permukaan air tanah disekitar galian akibat
pemompaan selama konstruksi. Untuk mencegah masalah yang timbul maka metode pemilihan dewatering sangan menentukan.

2.2.9 Utilitas
2.2.9.1 Pencahayaan
Pencahayaan atau lighting selain berfungsi sebagai penerangan juga dijadikan bahan aksesoris untuk memberi nilai estetika
sebuah ruangan. Berdasarkan sumbernya, pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan:
A. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari.Untuk mendapatkan pencahayaan alami
pada suatu ruang di perlukan jendela - jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang - kurangnya 1/6 daripada luas
lantai.Faktor - faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
a. Variasi intensitas cahaya matahari
b. Distribusi dari terangnya cahaya
c. Efek dari lokasi pemantulan cahaya
d. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.
B. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang memanfatkan teknologi buatan manusia atau energi olahan seperti
lampu. Pencahayaan buatan bertujuan memenuhi kebutuhan cahaya pada siang maupun malam hari, dan terutama untuk
kebuthan cahaya dalam ruang. Berdasarkan pengaplikasiannya, pencahayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pencahayaan
langsung dan tidak langsung. Berikut definisinya:
o Cahaya Langsung
Sistem pencahayaan langsung adalah penempatan lampu yang langsung menyinari bidang atau bagian ruang yang
diinginkan. Sistem ini biasanya digunakan pada aktivitas yang memerlukan cahaya tinggi seperti meja baca tulis, ruang kerja,
untuk mesin jahit dan lain sebagainya.
contoh

Sumber : (www.arsitur.com)

2. Cahaya tidak Langsung


Sistem pencahayaan tidak langsung adalah penempatan lampu selain pada bidang atau
bagian ruang yang ingin disinari. Misalnya menempatkan lampu di bawah meja, di belakang
lemari lampu yang menyorot dinding dan lain-lain. Tujuannya agar mata tidak terlalu silau, ini
digunakan pada ruangan dengan aktivitas santai seperti lampu ruang keluarga, lampu tidur,
dan lain-lain.
Contoh

Sumber : (www.arsitur.com)

2.2.9.2 Penghawaan awal


1.      Pengertian
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan
udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.
Sifat Angin
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi,
tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi.
Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran
naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi
Terjadinya Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini
berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang
menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung
lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan
daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Penghawaan alami 
proses pertukaran udara di dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka.
Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses
penguapan di permukaan kulit sehingga dapat memnerikan kesejukan bagi penghuni bangunan.
Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan. Di dalam bangunan banyak terbentuk uap air dari
berbagai macam aktivitas seperti memasak, mandi, dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam ruangan. Aneka
zat berbahaya juga banyak terkandung pada cat, karpet, atau furnitur, yang timbul akibat reaksi bahan kimia yang terkandung di
dalam benda-benda  tersebut dengan uap air. Jika bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, zat-zat kimia tersebut
akan tertinggal di dalam ruangan dan dapat terhirup oleh manusia.Untuk memaksimalkan potensi angin untuk penghawaan,
perlu adanya aliran udara di dalam bangunan. Untuk itu diperlukan bukaan yang lebih dari satu buah dalam satu ruangan,
dengan posisi yang berhadapan, agar tercipta ventilasi silang (cross ventilation).
Penghawaan Buatan

Manusia membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort) untuk melakukan aktivitas secara optimal.
Dengan adanya lingkungan udara yang nyaman ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara
pada suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu. Bila dalam suatu ruangan yang panas dan
pengap, manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya tentu juga akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan
aktifitasnya secara baik, dan ia merasa tidak kerasan. Maka kenyamanan dalam ruangan yang menyangkut udara harus
terpenuhi yaitu meliputi: temperatur udara, kelembaban udara, pergerakan udara, dan tingkat kebersihan udara.
Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau kondisi yang harus memenuhi persyaratan
tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan
buatan (air conditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan
beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.
Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya beban kalor pada
ruang/bangunan (karena fungsi AC adalah untuk menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap
nyaman. Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi,
hantaran panas ventilasi atau infiltrasi, beban panas intern (manusia dan peralatan elektronik atau mesin).

Anda mungkin juga menyukai