Anda di halaman 1dari 5

1. Apa devinisi dari Gangguan Bipolar ?

Gangguan Bipolar adalah keadaan dimana suasana hati berubah ubah secara cepat antara
depresi dan mania. Seringkali perubahan suasana hati ini ini melebihi susana hati (mood)
yang normal. Peningkatan suasana hat ini lah yang disebut dengan mania. Gangguan bipolar
ini dapat terjadi karena seseorang memiliki gangguan pada dua kutup suasana hati, yaitu
Depresi (perasaan sedih mendalam). dan Mania (gembira berlebihan). Dan seringkali
pergantian sangat cepat/sekejap.

2. Apa tanda dan gejala pada Gangguan Bipolar ?


(Muhith, Abdul. 2015.Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV. Andi Offset. )

Afektif Kognitif Fisiologis Psikologis


Gambaran yang Ambisi Dehidrasi Agresif
berlebihan (euforia)
Hargadiri meningkat Mudah terpengaruh Nutrisi yang tidak Hiperaktif
adekuat
Tahan kritik Mudah beralih Berkurangnya Aktifitas motorik
perhatian kebutuhan meningkat
tidur/istirahat
Waham kebesaran Berat badan Kurang bertanggung
menurun jawab
Ilusi Royal
Flight of ideas Iritable atau suka
berdebat
Gangguan penilaian Perawatan diri
kurang
Tingkah laku seksual
yang berlebihan
Bicara bertele-tele

(Surbakti. 2010. Gangguan Kebahagiaan Anda dan Solusinya. Jakarta: Pt. Elex Media
Komputindo. )
Mania Ringan = kegembiraan berlebihan, tidak kenal lelah, energi yang berlebihan, percaya
diri yang ebrlebihan, tidak takut bahaya, tidak memerlukan tidur banyak (cukup 2-3 jam
sehari ), berpindah pindah aktifitas, memiliki rencana besar, tidak menyukai detai, reaksi
berlebihan terhadap hal kecil, prilaku impulsif, tidak mempertimangkan resiko bahaya
tindakan yang dilakukan.
Mania Berat = berteriak-teriak, brjalan bolak-balik, memukul mukul tembok, marah marah,
waham ( ct. Pencapaian perestasi atau kekayaan ).
Depresi = mengalami kelesuan, mengalami kesedihan, dsb.
pasien yang menderita gangguan bipolar biasanya tidak konsisten dalam bertindak,
biasnya berbicara sangat menyenangkan, gembira, penuh semangat, optimis, dan memiliki
gagasan cemerlang, namun dalam sekejab bisa murung, putus asa, letih, lesu, dan berbeban
berat.
Ciri FISIOLOGIS = mengalami kesulitan menelan makann, tidak ada selera makan atau selera
makan hilang(anorexia), tidak ada keinginan untuk mengurus diri, malas mandi/bersolek/
merias diri/ atau merapikan diri.
3. Apa faktor penyebab/ etiologi dari Gangguan Bipolar ?
( Kusumaningtyas. 2013. Mereka Bilang Aku Gila Perjuangan Hidup Panjang Bipolar
Disorder. Yogyakarta : Galang Pustaka. )
Faktor genetik, fisiologis, lingkungan, biologi otak, depresi, peristiwa kehidupan yang
menyebabkan stress.

4. Apa faktor stressor dari Gangguan Bipolar ?


(Bastaman, Tun, Amir, Nurmiati, Idris, Irma Kusumadewi, Wiguna, Tjhin. Leksikon Istilah
Kesehatan Jiwa & Psikiatrik. Jakarta: EGC.)
Stressor dapat mempengaruhi integritas hubungan sosial individu ct: pengalaman
kehilangan, perpisahan, kurangnya dukungan sosial, nilai ( pengungsi/ migrasi ), faktor
predisposisi atau kecenderungan individu memegang peran penting dalam resiko terjadi
akibat terbentuknya manifestasi gangguan penyesuaian diri yang meliputi ( depresi,
ansietas, kekhawatiran, perasaan tidak mampu mengatasi msalah, tidak mampu membuat
perencanaan dengan baik, ketidak sesuaiaan terhadap pencapaian sehati hati/ yang di
targetkan).

5. Apa jenis-jenis / klasifikasi dari ganguan Bipolar ?


(Semiun, Yusnius. 2006. Kesehatan Mental 3.Yogyakarta: Kanisius.)
Tipe mania : pada tipe ini suasana hati yang paling dominan adalah mania/seneng. Mania
sendiri ada mania sekunder yang mana mania sekunder ini terjadi akibat penggunaan obat-
obatan antidepresan, ataupun obat obatan stimuluan(ampetamin, kokain), L-dopa yang
digunakan untuk merawat penyakit parkison, atau azoniazid yang digunakan untuk merawat
tuberkolose.
Tipe depresi : pada tipe ini suasana hati paling dominan atau ekstrem adalah
depresi/tertekan.
Tipe campuran : pada tipe ini manifestasi-manifestasi manik mungkin lebih sering dari pada
manifestasi-manifestasi depresif atau sebaliknya.
Tipe sirkuler : pada tipe ini akan ada saat dimana pergantian terus-menerus yang hampir
berirama antara antara serangan manik dan serangan depresif.
Tipe Gangguan siklotimik (cyclotymic disorder) : yaitu masa dimana perubahan-perubahan
terus dalam suasana hati antara depresif dan kegembiraan, tetapi depresi dan kegembiraan
itu kurang ekstream dibandingkan pada gangguan bipolar.

6. Apa pemeriksaan penunjang pada pasien gangguan Bipolar ?


(Semiun, Yusnius. 2006. Kesehatan Mental 3.Yogyakarta: Kanisius.)
Pemeriksaan dengan menggunakan pendekatan psikologis, pendektatan fisiologis(ketidak
seimbangan fisiologis, metabolisme glukosa serebral), faktor genetik (penelitian keluarga,
penelitian saudara kembar, penelitian anak angkat, pemeriksaan langsung terhadap Gen).

7. Apa patofisiologi dari Gangguan Bipolar ?


( Nasir, Abdul, muhith, Abdul. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori.
Jakarta: Selemba Madika. )
Teori biologi pada gangguan bipolar (mania) :
a. Neurotransmiter pada mania (gangguan bipolar).
Otak menggunakan sejumlah senyawa neurokimiawi sebagai pembawa pesan untuk
komunikasi berbagai bagian-bagian di otak dan sistem saraf. Bila saru sel saraf ( neuron)
berakhir, didekatnya ada neuronlaiya. Satu neurotransmiter menuju ke dendrit neuron
di dekatnya melalui celah sinaptik, ditangkap reseptor-reseptor pada celah sinaptik
tersebut. Neurotransmiter yang berpengaruh pada terjadinya gangguan bipolar adalah
dopamin, norepineprin, serotonin, GABA, glutamat,asetilkolin. Selain itu, ada kelompok
neurotransmiter lain yang berperan penting pada timbulnya mania, yaitu golongan
neuropeptida, termasuk endorfin somatottatin, vasopresin, dan oksitesin.
Neurotransmiter-neurotransmiter ini, dalam beberapa cara tidak seimbang
(unbalenced) pada otak individu mania dibanding otak otak individu normal:
- GABA ( gamma-aminobutyric acid) diketahui menurunkan kadarnya dalam
darah dan cairan spinal pada pada pasien mania.
- Norepinefrin meningkat kan kadarnya pada celah sinaptik, tetapi dengan
serotonin normal.
- Dopamin juga meningkatkan kadarnya pada celah sinaptik, yang
menimbulkan hiperaktifitas, agresifitas dan mania, sepertihalnya dengan
skizofrenia.
- Antidepresan trisiklik dan MAO inhibitor yang meningkatkan epineprin bisa
merangksang timbulnya mania, antipsikotik yang mem-blok reseptor
dopamin dan menurunkan kadar dopamin.
b. An integrated theory of bipolar disoder. Gangguan bipolar merefleksikan adanya
gangguan motivational yang disebut dengan Bahavioral Activation System (BAS). BAS
memfasilitasi kemampuan manusia untuk mendeteksi atau memperoleh penghargaan
dari lingkungan dan hal ini telah dikatkan dengan positive emotional states, karakteristik
kepribadian seperti ekstrovert, peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk
tidur. Sementara peristiwa positif tidak terkait dengan perubahan simpom mania,
pencapaian tujuan tidak terkait dengan perubahan simtom depresi, dengan demikian
BAS dan maivestasi prilaku berupa pancapaian tujuan diasosiasikan dengan simtom
mania dari gangguan bipolar.

8. Apa komplikasi yang disebebkan akibat Gangguan Bipolar ?


9. Bagaimana cara penatalaksanaan pada pasien gangguan Bipolar ?
( Nasir, Abdul, muhith, Abdul. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori.
Jakarta: Selemba Madika. )
Terapi = terapi psikodinamik, terapi cognitive-behavioral, mindfulness- based cognitive
therapy, social skill training, behavioral activation therapy, terapi psikologis, family- focused
treatment, terapi biologis ( electroconvulsive therapy ).
Obat =
- Atrisiklik seperti imipramin (tofranil ) dan amitriplin (elavil), adalah obat
yang berfungsi untuk mencegah pengambilang kembali norepinefrin dan
serotonin oleh presinaptric neuron setelah dilepaskan, kemudian
meninggalkan lebih banyak neurotransmiter pada sinaps sehigga transmisi
pada impuls saraf berikutnya menjadi lebih mudah.
- Penghambat pengembalian serotonin selektif/ mengatasi gangguan
unipolar, yaitu ( SSRI-selevtive serotonin reiptake inhibitors), seperti
fluoksetin (prizac) dan Setralin ( zoloft).
- Penghambat monoamin oksidase (MAO), seperti trnilsipromin ( parnate ).

10. Bagaimana cara lingkungan menghadapi pasien dengan Gangguan Bipolar ?


(Muhith, Abdul. 2015.Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV. Andi Offset. )
Prioritas utama dalam merawat pasien mania dan depresi/ Bipolar disorder adalah dengan
mencegah terjadinya kecelakaan. Karena klien yang menderi bipolar disorder memiliki daya
nilai yang rendah, hiperaktif, senang tindakan yang beresiko tinggi, maka klien harus
ditempatkan di temoat yang aman. Tempat-tempat yang dalat dikatakan aman untuk pasien
yang menderita bipolar disorder adalah dilantai dasar,perabotan yang dasar, kurangi
rangsang, dan suasana yang tenang.

11. Apakah model penyebab pada pasien Gangguan Bipolar ?


( Nasir, Abdul, muhith, Abdul. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori.
Jakarta: Selemba Madika. )
Teori psikologi tentang gangguan bipolar :
a. Tekanan hidup adalah faktor penting munculnya gaguan bipolar.
b. Dukungan sosial dapat mempercepat penyembuhan gejala depresi , tetapi tidak gejala
mania.
c. Attributional style + sikap disfungsi + kejadian buruk-- penigkatan gejala depresi
ataupun mania pasien bipolar.
d. Self esteem individu mania mungkin sangat rendah.

12. Apa asuhan keperawatan pada kasusu ini ?


13. Apa intervensi keperawatan pada kasusu ini ?
(Muhith, Abdul. 2015.Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV. Andi Offset. )
- Lingkungan (memperhatikan lingkungan dari pasien karena pasien yang
menderita bipolar disorder memiliki daya nilai yang rendah dan memiliki
resiko bunuh diri).
- Hubungan Perawat-Klien ( hubungan saling percaya terapetik perlu dibina
dan dipertahankan dengan tujuan dapat mengontrol prikaku klien) perawat
harus bersikap hangat, menerima, diam aktod, jujur, dan empatim berbicara
dengan lambat, sederhana, dan beri waktu klien untuk berfikir dan
menjawab.
- Afektif ( perawat harus memiliki sikap menerima klien, hangat, sederhana
karena dapat memebrikan perasaan klien sedang dihargai, perawat juga
harus memiliki harapan bahwa klien akan lebih baik, perawat harus memiliki
prinsip menrima dan menenagkan bukan mengembirakan klien, klien di
dorong untuk mengekspresikan pengalaman menyakitkan dan
menyenangkan secara verbal.
- Kognitif ( berutuan untuk meningkatkan kontrol diri dari klien terutama
dalam prilaku, meningkatkan hargadiri, dan membantu klien memodifikasi
harapan yang negatif, yaitu dengan mengidentifikasi semua ide pikiran yang
negatif. Identifikasi aspek positif yang dimiliki klien. Dorong klien menilai
kembali persepsi, logika, rasional. Bantu klien mengubah persepsi yang
salah/ negatif ke persepsi positif, dari tidak realistis ke realistis. Sertakan
klien pada aktifitas yang mempertahankan hasil, beri penguatan dan pujian
akan keberhasilan yang di capai.
- Prilaku (dengan emmberikan tangung jawab secara bertahap dalam kegiatan
di ruangan, berikan penguatan berupa motivasi).
- Sosial ( bertujuan untuk meningkatkan hubungan sosial klien dengan cara:
kaji kemampuan, dukungan dan minat klien. Observasi dan kaji sumber
dukungan yang ada pada klien. Bimbing klien melakukan hubungan
interpersonal, dengan role model, berupa role play. Berikan penguat dan
dukungan positif. Dorong klien untuk memulai hubungan sosial yang lebih
luas( perawat, klien).
- Fisiologis ( tingkatkan kebutuhan dasar seperti makan, minum, istirahat,
kebersihan, dan penampilan diri perlu mendapat perhatian perawat. Berikan
perhatian khusus dan ektra jika memiliki potensi untuk bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai