Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS

FUNDAMENTAL
Definisi

▰ Analisis fundamental adalah analisis


yang dilakukan pada surat berharga
untuk menentukan nilai surat berharga
dan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
Analisis Fundamental

1. Mengestimasi nilai faktor-faktor


fundamental yg mempengaruhi harga
saham di masa yang akan datang.
2. Menerapkan hubungan variabel-
variabel tersebut
Analisis Fundamental

Analisis fundamental digunakan untuk:


1. Mengetahui mahal atau murahnya
harga saham saat ini atau nilai pasar
2. Mengetahui kinerja keuangan suatu
perusahaan
Alur analisis fundamental

Analisis
Analisis Manfaat dan ekonomi,
Model valuasi
fundamental risiko industri,
perusahaan
Analisis Ekonomi
▰ Kondisi perekonomian mempengaruhi pasar dan keadaan
pasar akan mempengaruhi pemodal
▰ Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya:
1. Tingkat inflasi
2. Suku bunga
3. Nilai tukar mata uang
4. Pendapatan nasional per kapita
5. Kebijakan mengenai harga bahan bakar
Analisis Industri

▰ Aspek dalam analisis industri,


diantaranya:
1. Kinerja historis
2. Persaingan
3. Kebijakan pemerintah
4. Perubahan struktural
Analisis Perusahaan

▰ Analisis perusahaan dilakukan terhadap


variabel-variabel yang mempengaruhi nilai
intrinsik saham.
▰ Model penilaian yang sering dipergunakan
untuk mengetahui harga saham murah atau
mahal adalah PV (Present Value) dan PER
(Price Earning Ratio)
Model Penilaian

1. Present Value
Menggunakan pendekatan dividen untuk menentukan harga
saham saat ini (nilai intrinsik) dengan menghitung Present Value
dari proyeksi dividen yang akan diterima.
2. Price Earning Ratio
Menentukan PER yang wajar dan menggambarkan kesediaan
investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah
perolehan laba perusahaan.
MODEL PRESENT VALUE
▰ Model yang menggunakan pendekatan dividen sehingga naik/turunnya dividen
yang dibagikan dapat mempengaruhi nilai intrinsik maupun nilai pasar.
▰ Rumus Dasar n dt
Po = ∑ (1 + r)t
t=1

▰ Note: Di akhir periode atau jika saham dijual maka dividen akhir periode
ditambah harga saham akhir periode (Pn)
Keterangan:
Po =Nilai Intrinsik Saham
dt = Dividen Per Share (DPS) yang diterima pada periode t
r = tingkat pengembalian yang dikehendaki investor
KRITERIA PENILAIAN PRESENT
VALUE

▰ Nilai Intrinsik (NI) : present value arus kas yang


diharapkan dari saham tersebut.
▰ Pedoman perbandingan dalam model present value untuk
menentukan apakah overvalued atau undervalued:
1. NI > Nilai Pasar Undervalued (dinilai terlalu rendah
oleh pasar atau kemurahan)
2. NI < Nilai Pasar  Overvalued (dinilai terlalu tinggi
pasar atau kemahalan)
3. NI = Nilai Pasar  Wajar
PENDEKATAN DIVIDEN

▰ Jenis-Jenis pendekatan dividen:


1. Dividen dengan jumlah tetap atau pertumbuhan
adalah nol (Zero Growth Model)
2. Dividen dengan pertumbuhan adalah konstan
(Gordon Model)
3. Dividen dengan pertumbuhan adalah tidak
konstan (Multiple Growth Model)
MODEL PRICE EARNING RATIO

▰ Rumus mencari PER Teoritis atau intrinsik:


PER (x) = (1-b) / (r-g)
▰ Rumus mencari PER yang sesuai dengan pasar :
PER (x) = Harga saham / EPS
Keterangan:
b = persentase laba ditahan
(1-b) = Dividend Payout Ratio
r = cost of equity atau tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor.
mencari r dengan model Capital Asset Pricing Model, yaitu r = Rf + β(Rm-Rf))
g = pertumbuhan dividen atau g = b x Return On Equity
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PER TEORITIS

▰ Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah


1. Dividen Payout Ratio (DPR) yaitu rasio laba yang dibayarkan sebagai dividen. Rumus : 1-b
2. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor atau cost of equity (r)
3. Pertumbuhan dividen
▰ Sesuai dengan persamaan tersebut, maka apabila faktor-faktor lain konstan:
1. Semakin tinggi DPR, Semakin tinggi PER
2. ----II---- rendah DPR, Semakin rendah PER
3. Semakin tinggi cost of equity, Semakin rendah PER
4. ----II---- rendah cost of equity, Semakin tinggi PER
5. Semakin tinggi pertumbuhan dividen, Semakin tinggi PER
6. ----II---- rendah pertumbuhan dividen, Semakin rendah PER
KRITERIA PENILAIAN PRICE
EARNING RATIO

▰ Pedoman perbandingan dalam model PER untuk


menentukan apakah overvalued atau undervalued:
1. PER Teoritis > PER yang sesuai dengan pasar
Undervalued (dinilai terlalu rendah oleh pasar atau
kemurahan).
2. PER Teoritis < PER yang sesuai dengan pasar 
Overvalued (dinilai terlalu tinggi pasar atau kemahalan)
3. PER Teoritis = PER yang sesuai dengan pasar  Wajar
CONTOH

Berikut ini adalah rincian laporan keuangan PT BUMI Resources


tahun 2012:
▰ Harga penutupan Rp 2.425
▰ Earning Per Share (EPS) Rp 88.33
▰ Laba Bersih Rp 1.714.038.228.000
▰ Jumlah Lembar Saham 19.404.000.000
▰ Return On Equity 12.95 %
▰ Tingkat keuntungan yang disyaratkan 12%
▰ Kebijakan pembayaran dividen (DPR) 30%
Pada akhir tahun 2012 apakah Overvalued / Undervalued saham
BUMI?
ANALISIS FUNDAMENTAL

▰ Analisis berikutnya untuk mengetahui


kinerja keuangan perusahaan apakah
baik atau buruk yang akan berdampak
pada saham perusahaan tersebut:

“ANALISIS RASIO”
ANALISIS RASIO

▰ Klasifikasi rasio sebagai berikut:


1. Liquidity: mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayarkan.
2. Activity: mengukur efisiensi & efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aset-asetnya
3. Leverage: mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan
dana dari hutang dan kemampuan membayar bunga.
4. Profitability: menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dari penggunaan modalnya.
LIQUIDITY RATIO

1. Current Ratio (Rasio Lancar): Kemampuan


peusahaan dalam melunasi keuangan jangka
pendeknya.
CR(%)= (Aktiva Lancar/Hutang Lancar) x 100

2.Quick Ratio: Sama dengan current ratio tapi lebih


memfokuskan pada komponen aktiva lancar yang
lebih likuid.
QR(%) = [(Aktiva Lancar – Persediaan)/Hutang Lancar]
x 100
ACTIVITY RATIO

1. Receivable Turnover: informasi tentang kualitas piutang dagang dan


kesuksesan perusahaan dalam mengumpulkan piutang dagang.
RT(Kali) = Penjualan Kredit Bersih Setahun/Rata-Rata Piutang
2. Inventory Turnover: mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola
persediaan.
IT (Kali) = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata persediaan
3. Average Collection Period: mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu tertentu.
ACP (hari) = 360 hari / Receivable Turnover
4. Total Aset Turnover: mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki
perusahaan
TATO (Kali) = Penjualan Bersih / Total Aktiva
LEVERAGE RATIO

1. Debt Ratio : Berapa persen aset perusahaan yang dibelanjai dengan


hutang.
DR (%) = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100
2. Debt to Equity Ratio : Berapa perbandingan hutang dengan modal
sendiri.
DER (%) = (Total Hutang /Modal Sendiri) X 100
3. Interest Coverage Ratio: Kemampuan perusahaan memenuhi beban
tetapnya berupa bunga dengan laba yang diperolehnya.
ICR (Kali) = Laba Sebelum Bunga dan Pajak /Beban Bunga
PROFITABILITY RATIO

1. Net Profit Margin : Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan


dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.
NPM(%) = (Laba Bersih setelah pajak/Penjualan Bersih) X 100
2. Return on Asset : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
ROA (% )= (Laba Bersih setelah pajak / Total Aktiva) X 100
3. Return on Equity : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan
ROE(%) = (Laba Bersih setelah pajak / Modal Sendiri) X100
4. Basic Earning Power (BEP) : kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
usaha dengan aktiva yang digunakan
BEP (%) = (Laba Operasi / Total Aktiva) x 100
KRITERIA PENILAIAN ANALISIS RASIO

▰ Pedoman yang digunakan analisis rasio untuk


menentukan apakah perusahaan berkinerja baik
atau buruk:
1. Membandingkan hasil rasio sekarang dengan
rasio tahun lalu pada perusahaan yang sama.
2. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan
dengan rasio-rasio kelompok perusahaan yang
sejenis.

Anda mungkin juga menyukai