Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang

Kasus ini terjadi ketika Negara China membuat suatu pulau buatan di wilayah ZEE-
nya, dengan penggunaan pulau buatan tersebut sebagai area pangkalan militer. Aksi China
ini, menyebabkan berbagai tanggapan dari berbagai Negara yang salah satunya USA. Dengan
mengutip dari berita voa Indonesia, disebutkan bahwa pulau buatan tersebut telah
membangun sarana angkatan laut, udara, radar dan sarana lain di pulau-pulau “tiga besar”
kepulauan Spratly Laut China Selatan itu, menurut Asia Maritime Transparency Initiative,
satu proyek penelitian kebijakan Pusat Pengkajian Strategi dan International.

Dengan pemantauan dari pusat pengkajian Amerika itu selama dua tahun ini
menunjukkan hampir selesainya pembangunan infrastruktur militer dan sarana sipil-militer
yang besar di Subi, karang Mischief dan Fiery Cross yang dikuasai China di Spratly, menurut
situs internetnya dan menambahkan Beijing sekarang dapat mengerahkan pesawat tempur
dan peluncur misil yang dapat dipindah-pindah ke Spratly Islands setiap waktu.

B. Dasar Teori
1. China dan UNCLOS
China termasuk negara yang meratifikasi UNCLOS, dengan penandatanganan perjanjian
UNCLOS tahun 1996.
2. Pulau Buatan di ZEE
Dengan mengutip dari UNCLOS, disebutkan bahwa pembuatan pulau baru (artificial
island) di ZEE dibenarkan. Hal ini terbukti dengan terteranya salah satu pasal yang
menyatakan dapat dibuatnya sebuah pulau (pulau buatan) di ZEE, hal ini tertera dalam
Pasal 60 ayat 1. Serta dijelaskan bahwa tujuan penggunaan dari pulau buatan ini
disebutkan sesuai dengan pasal 56, yang diantaranya :
- instalasi dan bangunan
- riset ilmiah kelautan
- perlindungan dan pelestarian lingkungan laut

Pulau buatan tidak memiliki laut teritorialnya sendiri, sehingga dengan adanya
penambahan pulau buatan ini tidak akan menambah luas wilayah laut dari Negara yang
bersangkutan.

3. Hak Negara terhadap ZEE


ZEE menjamin bahwa Negara memiliki hak atas eksploitasi sumber daya pada ZEE
diwilayahnya, tetapi Negara lain tetap dapat menikmati kebebasan dalam navigasi dn
penerbangan.
 
C. Pembahasan
Dalam kasus ini dibatasi untuk wilayah ZEE dari China, sebagai Negara yang telah
menandatangani UNCLOS China secara hukum terikat dengan peraturan yang telah
tercantum dalam UNCLOS. Pembahasan pertama difokuskan untuk artificial island milik
China. Tindakan China untuk membuatan pulau yang berlokasi di spratly island
dibenarkan. Berdasarkan pada Pasal 60 ayat 1 dalam UNCLOS.
Pembahasan kedua difokuskan pada tujuan penggunaan dari pulau buatan tersebut. Telah
disebutkan sebelumnya bahwa dalam Pasal 56, tujuan penggunaan melingkupi
infrastruktur yang bertujuan untuk ekonomi dan penelitian guna keberlanjutan sumber
daya (mempertahankan). Dalam kasus ini, China memnfaatkan untuk pangkalan militer.
Dengan mengutip dari US Congressional Research Service in naval affairs, China
bersamaan dengan Negara kecil lainnya (yang meliputi iran, korea utara, serta Saudi
Arabia) mengambil pendangan yang berbeda mengenai penjelasan ZEE, posisi China dan
beberapa Negara kecil lainnya adalah UNCLOS memberikan Negara hak tidak hanya
untuk aktivitas ekonomi tetapi juga astivitas militer di ZEE.
Dalam kasus ini China dapat mengerahkan pesawat tempur dan peluncur misil yang dapat
dipindah-pindah ke Spratly Islands setiap waktu. Singga dari apa yang dapat dilakukan
China, dapat memberikan keterbatasan Negara lain untuk menikmati kebebasan atas
pelayaran dan penerbangan.

D. Kesimpulan
Dalam kasus ini dibenarkan bahwa China dapat membangun pulau buatan di wilayah
ZEE-nya, tetapi dengan tujuan penggunaan pulau tersebut sebagai pangkalan militer tidak
dibenarkan. Karena tidak sesuai dengan tujuan penggunaan yang menyangkut pada pasal
56.

Anda mungkin juga menyukai