Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN OPERASI

PROSES PRODUKSI

OLEH

KELOMPOK 2

1. Putu Dewi Puspita Sari (1832121021)


2. Gusti Ayu Candra Kawiasih (1832121507)
3. Dewa Ayu Mega Nirmala Dewi (1832121664)
4. Luh Widisari (1832121698)

Universitas Warmadewa

Fakultas Ekonomi

2019/2020
A. Pengertian Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang menggunakan beberapa faktor
(menggabungkan) produksi yang ada guna upaya menciptakan suatu produk, baik itu
barang maupun jasa yang memiliki manfaat bagi konsumen. Proses produksi juga
disebut aktivitas pengolahan bahan baku dan bahan pembantu dengan memanfaatkan
peralatan sehingga menghasilkan produk yang lebih berharga daripada bahan awal.
Hasil kegiatan produksi adalah barang dan jasa. Barang adalah benda yang memiliki
sifat fisik dan kimia, dan memiliki periode waktu tertentu. Sementara jasa adalah
sesuatu yang tidak memiliki sifat fisik dan kimia, dan tidak memiliki periode waktu
antara produksi dan konsumsi.

B. Tujuan Proses Produksi


 Untuk menghasilkan suatu produk (barang / jasa).
 Untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
 Untuk memberikan nilai tambah / nilai bagi suatu produk.
 Untuk mendapatkan keuntungan sehingga tingkat kemakmuran yang
diinginkan tercapai.
 Untuk mengganti produk yang rusak, kedaluwarsa, atau telah habis.
 Untuk memenuhi permintaan pasar, baik pasar domestik maupun
internasional.

C. Proses Produksi Dari Segi Manufacturing


Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan
baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain. Proses
produksi merupakan metode atau teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku
menjadi produk.
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik, maka diperlukan
rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Sistem produksi
merupakan kumpulan dari sub sistem-sub sistem yang saling berinteraksi dengan
tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi dapat
berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal,dan informasi, sedangkan output
produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingnya seperti limbah,
informasi, dan sebagainya. Faktor-faktor produksi yaitu sumber daya dasar yang
dipergunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa, sehingga dapat
diartikan beberapa faktor penentu dalam proses produksi adalah bahan baku, mesin,
tenaga kerja, modal,dan informasi. Sistem produksi menurut proses menghasilkan
output secara ekstrim dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Proses produksi kontinyu (Continuous Process) perusahaan manufaktur yang
beroperasi secara terus menerus (continuous) untuk memenuhi stok pasar
(kebutuhan pasar). Selama stok barang hasil produksi yang terdapat dipasaran
masih diperlukan konsumen, perusahaan akan terus memproduksi barang
tersebut. Dalam produksi ini peralatan sengaja disusun dan diatur dengan
memperhatikan urutan-urutan kegiatan yang rutin dalam menghasilkan produk
tersebut.
b. Proses produksi terputus (Intermittent Process/Discrete System) perusahaan
manufaktur yang berproduksi secara terputus-putus menggantungkan proses
produksinya pada pesanan (job order) dalam produksi ini tidak hanya
memproduksi satu jenis spesifikasi barang namun berbagai jenis spesifikasi
barang sesuai pesanan. Artinya perusahaan ini akan berproduksi membuat
suatu jenis barang jika barang tersebut ada yang memesannya. Dan barang
yang dibuat harus sesuai dengan permintaan pemesan. Jika tidak ada pesanan
(order) berarti tidak ada proses produki (job). Oleh karena itu, diberi istilah job
order atau bekerja astas dasar pesanan. Dilihat dari tujuan perusahaan
melakukan operasinya dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan
konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
a. Engineering to order, yaitu bila pemesan meminta produsen untuk
membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya
(rekayasa).
b. Assembly to order, yaitu bila produsen membuat desain standar,
modul-modul opsinya standar yang sebelumnya dan merakit suatu
kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut sesuai dengan
pesanan konsumen.
c. Make to order, yaitu bila produsen menyelesaikan item akhirnya
jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item
tersebut.
d. Make to stock, yaitu bila produsen membuat item-item yang
diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan
konsumen diterima.

Kriteria terpenting dalam mengklasifikasikan proses produksi adalah jenis aliran operasi dari
unit-unit produk yang melalui tahapan konversi. Ada tiga jenis dasar aliran operasi, yaitu
flow shop, job shop, dan proyek. Ketiga jenis dasar aliran operasi ini berkembang menjadi
aliran operasi modifikasi dari ketiganya, yaitu bacth dan continuous. Adapun karakteristik
aliran operasi tersebut adalah sebagai :

a. Flow shop, yaitu proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut
melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya
ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi. Proses jenis ini biasanya
digunakan untuk produk yang mempunyai desain dasar yang tetap sepanjang
waktu yang lama dan ditujukan untuk pasar yang luas, sehingga diperlukan
penyusunan bentuk proses produksi flow shop yang biasanya make to stock.
Bentuk umum proses flow shop dapat dibagi menjadi jenis produksi flow shop
kontinyu dan flow shop terputus.
b. Continuous, proses ini merupakan bentuk ekstrim dari flow shop dimana
terjadi aliran material yang konstan. Biasanya satu lintasan produksi pada
proses kontinyu hanya dialokasikan untuk satu produk saja.
c. Job shop, yaitu merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk
pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan
melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokan berdasarkan fungsinya. Volume
produksi tiap jenis produk sedikit, variasi produknya banyak, lama produksi
tiap jenis produk agak panjang, dan tidak ada lintasan produksi khusus. Job
shop bertujuan memenuhi kebutuhan khusus konsumen, dan biasanya bersifat
make to order.
d. Batch, yaitu merupakan bentuk satu langkah kedepan dibandingkan job shop
dalam hal standarisasi produk, tetapi tidak terstandarisasi seperti produk yang
dihasilkan pada aliran lintasan perakatitan flow shop. Sistem batch
memproduksi banyak variasi produk dan volume, lama proses produksi untuk
tiap produk agak pendek, dan satu lintasan produksi dapat dipakai untuk
beberapa tipe produk.
e. Proyek, yaitu merupakan proses penciptaan satu jenis produk yang agak rumit
dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan kebutuhan
sumber daya dan dibatasinya oleh waktu penyelesaiannya. Jenis ini di
beberapa fungsi-fungsi yang mempengaruhui produksi seperti perencanaan,
desain, pembelian, pemasaran, penambahan personal/mesin (yang biasanya
dilakukan secara terpisah pada system joib shop dan flow shop) harus
diintegrasikan sesuai dengan urut-urutan waktu penyelesaian, sehingga dicapai
penyelesaian yang ekonomis.

D. Ciri-ciri Proses Produksi Manufacturing


 Ciri-ciri proses produksi yang terus-menerus (continuous process / manufacturing)
ialah:
1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produksi
massa) dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandardisir. 
2. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan
peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan. 
3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah
mesin-mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk
tersebut, yang dikenal dengan nama Special Purpose Machines. 
4. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan biasanya agak
otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang
dihasilkan kecil sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai
keahlian atau skill yang tinggi untuk pengerjaan produk tersebut. 
5. Apabila terjadi salah satu mesin / peralatan terhenti atau rusak, maka
seluruh proses produksi akan terhenti. 
6. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi dari
produknya kecil maka job structurenya sedikit dan jumlah tenaga
kerjanya tidak perlu banyak. 
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah
daripada intermitten process / manufacturing. 
8. Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus maka proses
seperti ini membutuhkan maintenance specialist yang mempunyai
pengetahuan dan pengalaman yang banyak. 
9. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang
fixed (fixed path equipment)  yang menggunakan tenaga mesin seperti
ban berjalan (conveyer). 

 Ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten process /


manufacturing) ialah:
1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil
dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas
pesanan. 
2. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan
peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan
yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut
dengan process lay out atau departmentation by equipment.  
3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah
mesin-mesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk
menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir
sama, mesin mana dikenal dengan nama General Purpose Machines. 
4. Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan biasanya kurang
otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang
dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu mempunyai
keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut. 
5. Proses produksi tidak mudah / akan terhenti walaupun terjadi
kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan. 
6. Oleh karena mesin-mesin bersifat umum dan variasi dari produknya
besar, maka terhadap pekerjaan (job) yang bermacam- macam
menimbulkan pengawasan (control) nya lebih sukar. 
7. Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat
ditentukan pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga
persediaan bahan dalam proses lebih tinggi daripada continuous
process / manufacturing, karena prosesnya terputus-putus / terhenti-
henti.  
8. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang
dapat flexible (varied path equipment) yang menggunakan tenaga
manusia seperti kereta dorong atau forklift. 
E. Kekurangan dan Kebaikan Proses Produksi Manufacturing
 Kekurangan / kerugian proses produksi yang terus menerus (continuous
manufacturing) adalah:
1. Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang diminta
oleh konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus
untuk menghasilkan produk-produk yang: (a) Permintaan (demand)
nya besar dan stabil, (b) Style produknya tidak mudah berubah 
2. Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi kemacetan di
suatu tempat / tingkat proses (di awal, di tengah atau di belakang),
maka kemungkinan seluruh proses produksi akan terhenti yang
disebabkan adanya saling hubungan dan urut-urutan antara masing-
masing tingkat proses. 
3. Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan,
karena biasanya tingkat produksi (rate of production) nya telah
tertentu, sehingga sangat kaku (rigid).

 Kebaikan / kelebihan proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing)


adalah:
1. Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit (unit production cost)
yang rendah apabila: (a) Dapat dihasilkannya produk dan volume yang
cukup besar, (b) Produk yang dihasilkan distandarsir 
2. Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga
manusia, terutama karena sistem pemindahan bahan yang
menggunakan tenaga mesin / listrik. 
3. Biaya tenaga kerja (labor cost) nya adalah rendah, karena jumlah
tenaga kerjanya yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang ahli
(cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang dihasilkan. 
4. Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih rendah, karena
jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan
pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi).    
 Kekurangan / kerugian proses produksi yang terputus-putus  (intermitten
manufacturing) adalah:
1. Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan
sangat sukar dilakukan karena kombinasi urut-urut pekerjaan yang
banyak sekali di dalam memprodusir satu macam produk, dan
disamping itu dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak sekali
karena produknya yang berbeda tergantung dari pemesanannya. 
2. Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling banyak sekali dan sukar
dilakukan, maka pengawasan produksi (production control) dalam
proses produksi seperti ini sangat sukar dilakukan. 
3. Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan
mentah dan bahan-bahan dalam proses, karena prosesnya terputus-
putus dan produk yang dihasilkan tergantung dari pesanan. 
4. Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena
banyak dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan
adalah tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk tersebut.    

 Kebaikan / kelebihan dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten


manufacturing) adalah:
1. Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan
produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibilitas ini diperoleh
terutama dari: (a) Sistem penyusunan peralatan (lay out) nya yang
berbentuk process lay out, (b) Jenis / type mesin yang digunakan dalam
proses yang bersifat umum (general purpose machines), (c) Sistem
pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga kerja mesin tetapi
tenaga manusia.  
2. Oleh karena mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum
(general purpose machines), maka biasanya dapat diperoleh
penghematan uang dalam investasi mesin-mesin, sebab harga mesin-
mesin ini lebih murah daripada mesin-mesin yang khusus (special
purpose machines). 
3. Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau
kemacetan di suatu tempat / tingkat proses.

Anda mungkin juga menyukai