TINJAUAN PUSTAKA
perawatan kedokteran gigi guna mempertahankan gigi yang sehat serta penampilan
yang secara sosial dapat diterima.18 Pasien dengan kehilangan gigi tersebut dapat
gigitiruan cekat. Pemakaian gigitiruan merupakan upaya rehabilitasi fungsi gigi yang
2.1.1 Defenisi
menggantikan gigi dan jaringan pendukungnya, secara sebagian atau seluruhnya yang
menggantikan gigi yang hilang dan jaringan pendukungnya serta melestarikan apa
yang masih ada di dalam rongga mulut yang pemakaiannya dapat dibuka dan
adalah gigitiruan yang menggantikan satu gigi atau lebih pada rahang atas atau
masalah estetik, terutama yang disebabkan hilangnya gigi depan. Kehilangan gigi
terutama di regio depan dapat membawa dampak psikologis bagi pasien, yaitu karena
dengan bibir masuk ke dalam dan dagu menjadi tampak lebih ke depan. Selain itu
timbul garis yang berjalan dari lateral sudut bibir dan lipatan-lipatan yang tidak sesuai
Alat bicara dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian yang bersifat statis,
yaitu gigi, palatum dan tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis, yaitu lidah,
bibir, vulva, tali suara dan mandibula. Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang
sempurna dapat mempengaruhi suara pasien, misalnya pasien yang kehilangan gigi
depan atas dan bawah. Kesulitan bicara dapat timbul, meskipun hanya bersifat
sementara, dalam hal ini kesulitan tersebut akan pulih bila dilakukan pemasangan
mampu kembali mengucapkan kata-kata dan berbicara dengan jelas, seperti a) huruf
labial yaitu huruf yang diucapkan oleh bibir, misalnya b,p,m; b) labio-dental yaitu
huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal gigi depan atas,
misalnya f,v,ph; c) linguo-dental yaitu huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi
atas depan, misalnya th,n; d) linguo-palatal: bila lidah berkontak dengan palatum
belakang, misalnya sh,ch.j,z,r; bila lidah berkontak dengan palatum keras dan lunak,
misalnya y,l; bila lidah berkontak dengan palatum lunak, misalnya k,c,g dan e) bunyi
hilang dengan gigitiruan lepasan. Makanan harus dikunyah terlebih dahulu supaya
timbul karena hilangnya gigi. Resorpsi linggir alveolus yang terjadi akibat tidak
adanya rangsangan fungsional dari gigi dapat dicegah dengan pemakaian gigitiruan
lepasan.
Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak
memasuki ruang kosong. Migrasi ini dapat berlanjut menyebabkan renggangnya gigi
yang lain. Pada ruang yang kosong tersebut dapat terjadi penumpukan sisa makanan
di daerah interdental sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi plak. Hal ini akan
periodontal.
pengunyahan pada gigi yang tinggal. Keadaan ini akan memperburuk kondisi
2.1.3 Jenis
beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau bawah yang dapat dibuka dan
b. Tooth tissue borne, yaitu pendukung gigitiruan adalah gigi dan jaringan
lunak
a. GTSL akrilik, yaitu gigitiruan yang basisnya dibuat dari bahan resin
akrilik
b. GTSL kerangka logam, yaitu gigitiruan yang basisnya dibuat dari logam
dari bahan nilon termoplastik yang memiliki sifat fisik dan estetik yang khas
hilang serta menggantikan jaringan pendukungnya pada rahang atas dan rahang
2.2.4.1 Usia
dengan peningkatan populasi usia lanjut.26 Menurut perkiraan antara tahun 2000-
2030, populasi lansia di Amerika Serikat akan meningkat sekitar 83%, di Inggris
47%, di Rusia 34%, di Cina 16%, di Jepang 34%, di Mesir 15%, dan di Argentina
75%. Secara keseluruhan, populasi lansia yang berumur lebih dari 65 tahun di seluruh
dunia akan naik dari 7,5% menjadi 12,5%. Peningkatan jumlah lansia ini
menyebabkan angka kehilangan gigi masih ada meskipun insidens kehilangan gigi
telah menurun.27
Semakin bertambahnya usia, maka semakin banyak pula jumlah gigi yang
hilang. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan proses fisiologis pada proses
kondisi kesehatan rongga mulut serta kondisi gigi yang mudah tanggal akibat resorbsi
Fungsi gigitiruan yaitu menggantikan gigi yang hilang, memperbaiki estetik, fungsi
lansia di Srilanka menyatakan sekitar 40% responden kehilangan kurang dari 12 gigi
dan 17% responden kehilangan seluruh gigi, dari total sampel yang kehilangan gigi,
sekitar 77,9% tidak memakai gigitiruan.29 Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Temitope Ayodeji Esan dkk tahun 2002 di Nigeria menunjukkan bahwa jumlah
yang dilakukan Alan B, dkk (2005) memperkirakan 21,4% gigitiruan digunakan oleh
pasien yang berusia antara 15-74 tahun. Prevalensi kelompok yang paling banyak
menggunakan gigitiruan lepasan adalah pada usia 55-64 tahun yaitu 22,2%.31 Pada
penelitian yang dilakukan oleh Lina Natamiharja tahun 1991 tentang pemakaian
gigitiruan lepas dan hubungannya dengan faktor sosial ekonomi pada masyarakat
Medan Kota menunjukkan bahwa persentase orang yang kehilangan gigi adalah
banyaknya jumlah gigi yang hilang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pallegedara
dkk (2005) pemakaian gigitiruan pada pasien yang telah mengalami kehilangan 13-32
gigi cenderung meningkat 9,11 kali lebih tinggi daripada pasien dengan kehilangan
hanya 12 gigi. Hal ini mengakibatkan pemakaian gigitiruan akan menjadi meningkat
ditemukan dalam konsentrasi rendah pada rongga mulut, yaitu kurang dari 20 sel/cc
saliva.10,11,33
tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan
berkembang menjadi blastospora dan akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk
memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang. Hifa semu
sekitar septum. Pada beberapa strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat
dan dalam jumlah sedikit (Gambar 1). Sel ini dapat berkembang menjadi
klamidospora yang berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 μ.34
Pada sediaan apus, Candida tampak sebagai ragi lonjong, bertunas, gram-
positif, berukuran 2-3 x 4-6 µm, dan sel-sel bertunas yang memanjang menyerupai
hifa (pseudohifa).11
agar yang dikultur pada temperatur 37°C, umumnya berbentuk bulat seperti pasta,
berwarna krem dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan kadang-kadang
sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang lebih tua (Gambar 2). Umur biakan
mempengaruhi besar kecil koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam
permukaan proksimal gigi penyangga dan permukaan mukosa yang ditutupi oleh
larutan gula dan karbohidrat akan tetap berkontak dengan gigi dan mukosa yang
bersentuhan dengan gigitiruan.22 Brill dkk (1977), Bates dkk (1978) dan Addy dkk
albicans.8 Penumpukan plak tidak hanya terjadi di sekitar gigitiruan, tetapi juga pada
gigi asli.1,16 Berdasarkan penelitian Nikawa dan Himada (1990) serta Monroy (2005)
ditemukan pada plak yang terisolasi dari permukaan gigitiruan yang berkontak
dengan mukosa.5,17,37 Penumpukan plak ini tidak akan terjadi apabila pasien pemakai
gigitiruan dengan baik. 1 Plak pada gigitiruan 50% dapat dihilangkan dengan cara
mekanik yaitu dengan cara menyikat gigitiruan setiap pagi dan malam, 20-30% dapat
dihilangkan secara kimiawi yaitu dengan merendam gigitiruan dalam air, air sabun
atau larutan desinfektan pada malam hari dan 80% dapat dihilangkan dengan
akan semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena terjadi penutupan mukosa dalam
maupun gigitiruan oleh lidah dan saliva. Akibatnya sisa makanan akan semakin
gigitiruan yang terlalu lama dapat menyebabkan inflamasi pada mukosa di bawah
sebagian lepasan.2 Hal ini terjadi karena banyaknya sisa makanan yang menumpuk
pada permukaan anatomis basis gigitiruan penuh yang menutupi seluruh mukosa pada
rahang atas. Pada pemakai gigitiruan sebagian lepasan, denture stomatitis jarang
dijumpai dan bila dijumpai, biasanya terjadi dibawah permukaan basis gigitiruan
prevalensi Candida albicans pada permukaan gigitiruan. Oleh karena itu, dianjurkan
untuk membuka gigitiruan pada malam hari atau selama 6-8 jam setiap hari untuk
terus menerus mempunyai prevalensi Candida albicans yang lebih tinggi. Sekitar
74% pasien yang memakai gigitiruan siang dan malam hari, cenderung mengalami
Candida albicans.5
mulut, adalah:12,28,40-42
1. Saliva
saliva dan membentuk lapisan organik tipis yang disebut pelikel yang mengandung
pada permukaan gigitiruan dan menyebabkan saliva pada pemakai gigitiruan tidak
semakin besar. Edgerton dkk, Hoffman dan Haidaris (1998) melaporkan bahwa
Candida albicans secara selektif menyerap musin saliva yang akan meningkatkan
2. pH
disebabkan oleh perubahan pH dalam rongga mulut. Candida albicans adalah spesies
Candida yang paling banyak ditemukan dalam rongga mulut normal rata-rata 45%
yaitu pada dorsum lidah, mukosa dan permukaan gigi yang ditutupi plak.9,39 Jumlah
pH antara permukaan gigitiruan yang berkontak dengan mukosa bersifat lebih asam
rongga mulut.
3. Adhesi
ligand Candida dan sel reseptor inang. Reseptor ligand Candida albicans adalah
mannoprotein.
4. Mannoprotein
Dinding sel Candida albicans terdiri atas mannan polisakarida, glukan dan
kitin. Mannan dan mannoprotein merupakan lapisan terluar dinding sel Candida
albicans dengan persentasi 15,2-22,9%, protein 6-25%, lipid 1-7% dan kitin kira-kira
0,6-9%.
blastospora pada sel epitel rongga mulut. Hidrofobik sel Candida albicans berikatan
7. Hifa
epitel rongga mulut. Germ tube Candida albicans akan meningkatkan perlekatan ke
sel mukosa, hal ini merupakan mekanisme virulensi spesies Candida. Beberapa faktor
pertumbuhan.
Candida albicans dapat tumbuh pada media yang terdiri dari garam, karbon
(misalnya glukosa), nitrogen (misalnya garam amonia) dan phospat serta memerlukan
persyaratan adanya biotin. Candida albicans ini akan tumbuh pada temperatur 20°-
langsung, yang dilakukan dengan pewarnaan gram yang akan terlihat sel ragi,
blastospora, atau hifa semu dan pemeriksaan biakan, yang dilakukan dengan
menggunakan media Sabouraud's dextrose agar (SDA) yang terdiri dari nutrien agar
dan antibiotik (Chloramphenicol dan Gentamicin) dan diinkubasi pada suhu 37ºC
dalam inkubator selama 24-48 jam. Koloni yang terlihat berupa yeast like colony.
Koloni Candida diidentifikasi jika ada koloni halus seperti pasta yang berwarna
krem serta mempunyai bau ragi. Pembiakan jamur tersebut dilakukan pada corn meal