Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL)

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis dan Sebagai
Penunjang Presentasi Kelompok

Dosen Pengampu : Dr. Harini, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 14 :

1. Fike Meidiva (K7617035)

2. Firani Zofiroh (K7617056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rohman dan Rohim-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah pada mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang di ampu oleh Dr. Harini, M.Pd. tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga
akhir zaman.
Makalah yang penulis susun ini berjudul “Analisis Dampak Lingkungan
Hidup”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya. Akhir kata,
penulis berharap agar makalah ini mampu menambah informasi serta wawasan
bagi kita semua.

Surakarta, 15 April 2020

Penulis

DAFTAR ISI
ii
Halaman

Halaman Judul .............................................................................................i

Kata Pengantar ............................................................................................ii

Daftar Isi ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................2

C. Tujuan ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................3

A. Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup.......................3

B. Tujuan dan Kegunaan Studi Analisis Dampak Lingkungan


Hidup……..................................................................................4

C. Rona Lingkungan Hidup............................................................6

D. Prakiraan Dampak dan Evaluasi Analisis Dampak Lingkungan


Hidup..........................................................................................9

E. Ruang Lingkup Studi dan Metode Analisis Data.......................17

F. Sistematika Penyusunan Dokumen Amdal................................19

BAB III PENUTUP .....................................................................................21

A. Simpulan...........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk
ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Untu telaah yang
dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi
jadi dilakuka baik itu dampak yang negaif maupun positif. Dampak yang
ditimbulkan ini ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan adapula
yang baru terlihat beberapa waktu setelah kegiatan dilaksanakan.

Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah berubahnya suatu


lingkungan dari bentuk aslinya yaitu seperti perubahan fisik kimia, biologi,
atau sosil. Perubahan lingkungan jika tidak diantisipasi dari awal akan
merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap faunam flora maupun
kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, sebelum dilakukan suatu
usaha atau proyek dijalankan maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi
tentang dampak lingkungan yang akan timbul, baik dampak sekarang maupun
dampak yang akan datang. Studi ini dilakukan disamping untuk mengetahui
dampak yang bakal timbul, tetapi juga mencarikan solusi untuk mengatasi
dampak tersebut.

Studi aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah secara


lingkungan hidup, misalnya dari sisi udara, dan air, rencana bisnis
diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia

1
1

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah

1. Apa Yang dimaksud Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)?


2. Apa Tujuan Dan Kegunaan Dari Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL)?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Rona Lingkungan Hidup?
4. Bagaimana Prakiraan Dampak Dan Evaluasi Dari Analisis Dampak
Lingkugan Hidup (AMDAL)?
5. Bagaimana Ruang Lingkup Studi Dan Metode Analisis Data?
6. Bagaimana Sistematikan Penyusunan Dokumen AMDAL?
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan dari


penulisan makalah ini yaitu

1. Mengetahui Pengertian Tentang Analisis Dampak Lingkungan Hidup


(AMDAL)
2. Mengetahui Tujuan Dan Kegunaan Dari AMDAL
3. Mengetahui Pengertian Rona Lingkungan Hidup
4. Mengetahui Dampak dan Evalusi ari Analisis Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL)
5. Mengetahui Ruang Lingkup Studi dan Metode Analisis Data
6. Mengetahui Sistematika Penyusunan Dokumen AMDAL
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dmapak besar dan penting suatu rencana usahah dan
kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah Teknik untuk
menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan
lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternative
pencegahannya.Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus meliputi dampak
lingkungan disekitarnya, baik di dalam usaha atau proyek maupun diluar
suatu proyek yang idjalankan.
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara
maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau
Environmental Impact Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL
diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok,
yaitu :
1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang
kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan
keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak
samping yang timbul.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek-proyek industri. Manusia dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan
aktivitas yang makin lama makin mengubah lingkungannya. Pada
awalnya perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah, tapi setelah
perubahan itu menjadi di luar ambang batas, maka manusia tidak dapat
mentolerir lagi perubahan yang merugikan itu.

3
3

Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan konsekuensi


ia harus mengeluarkan biaya. Tanggung jawab penyelenggaraan Amdal ini
bukan berarti harus diemban pemrakarsa proyek itu sendiri. Ia dapat
menyerahkan penyelenggaraan ini kepada konsultan swasta atau pihak lain
atas dasar saran dari pemerintah. Namun, pemrakarsa proyek tetap sebagai
pihak yang bertanggung jawab, bukan pihak konsultan swasta pembuat
AMDAL tersebut.

B. Tujuan dan Kegunaan Studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup


1. Tujuan AMDAL
Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari
suatu rencana usaha kegiatan. Untuk mencapai tujuan ini penyusunan
AMDAL harus didasarkan sesuai dengan pdoman penyusunan studi
Ananalisis Dampak dan Lingkungan Hidup
Hal – hal yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan studi
AMDAL sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi semua rencana usaha dan kegiatan yang akan
dilaksanakan terutama yang menimbulkan dmapak besar dan
penting terhadap lingkungan.
b. Mengidentifikasi komponen – komponen lingkungan hidup yang
akan terkena dampak besar dan penting.
c. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha dan kegiatan
usaha yang menimbulkan dmapak besar
d. Merumuskan RKL dan RPL

2. Kegunaaan AMDAL
AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian
dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruh dan
utuh dari perusahaan dan lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai
untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya dengan
menggunakan dokumen yang benar.
4

Kegunaaan dilaksanakan studi AMDAL adalah:


a. Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dana
pembangunan wilayah
b. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan kegiatan usaha.
c. Memberi masukan untuk penyusunan desain terperinci teknis
dari usaha atau kegiatan.
d. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha atau kegiatan.

Selanjutnya, beberapa peran AMDAL adalah sebagai berikut :


a. Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan. Aktivitas
pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila rencana
pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak
lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek yang akan dibangun.
Dalam kenyataanya nanti, apabila dampak lingkungan yang telah
diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataannya, ini dapat saja
terjadi karena kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau
pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai AMDAL. Agar
dapat dihindari kegagalan pengelolaan ini maka pemantauan
haruslah dilakukan sedini mungkin, sejak awal pembangunan, secara
terus menerus.
b. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek. AMDAL merupakan
salah satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk
mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain
seperti aspek teknik dan aspek ekonomis. Seharusnya AMDAL
dilakukan bersama-sama, dimana masing-masing aspek dapat
memberikan masukan untuk aspek-aspek lainnya sehingga penilaian
yang optimal terhadap proyek dapat diperoleh. Kenyataan yang biasa
terjadi adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek lingkungan
5

tidak dapat menghasilkan kesesuaian di dalam studi kelayakan untuk


aspek lainnya. Bagian dari AMDAL yang diharapkan oleh aspek
teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan
lingkungan yang dapat menunjang perwujudan proyek, terutama
sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air, energi,
manusia, dan ancaman alam sekitar.
c. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan
dokumen penting sumber informasi yang detail mengenai keadaan
lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan
lingkungan di masa setelah proyek dibangun. Dokumen ini juga
penting untuk evaluasi, untuk membangun proyek yang lokasinya
berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas.

C. Rona Lingkungan Hidup


Sasaran utama AMDAL Yaitu untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup dari segala bentuk perusakan, pencemaran, atau kegiatan yang
merugikan kelestarian lingkungan yang pada akhirnya akan merugikan
manusia sendiri.
Rona Lingkungan Hidup pada umumnya sangat beraneka ragam dalm
bentuk ukuran, bentuk, tujuan, sasaran, dsb. Rona hidup lingkungan juga
berbeda dari letak geografi, keanekaragaman factor lingkungan dan
pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan timbulnya dampak lingkungan
hidup juga berbeda -bedasesuai dengan keadaan rona lingkungannya.
Hal yang harus dicermati dalam rona lingkungan hidup
1. Wilayah studi rencana usaha taua kegiatan.
2. Kondisi kualitatf dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alama yang
ada di wilayah studi rencana usaha bai yang sudah dan yang akan
dimanfaatkan.

Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang bisa di


pilih dan ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam KA-AMDAL.
6

1) Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:
1) Iklim, kualitas udara, dan kebisingan:
a) Komponen iklim ini meliputi tipe iklim, suhu, (maksimum,
minimum), rata- rata, kelembapan curah hujan dan jumlah hari
hujan, keadaan angin (arah percepatan), serta intensitas radiasi
matahari.
b) Data periodic bencana(siklus tahunan lima tahunan speerti
angin ribu, banjir bandang)
c) Pola iklim mikro,pol penyebaran bahan pencemar udara secara
umum.
d) Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilaya
studi rencana.
2) Fisiografi:
a) Topografi bentuk lahan dan jenis tanah
b) Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas
tanah.
c) Keunikan, dan kerawanan bentuk – bentuk lahan dan bantuan
secara geologis.
3) Hidrologi:
a) Karakteristik fisik suangai,danau, rawa, dan lain – lain
b) Rata – rata debit decade, bulan, tahunan.
c) Kadar sedimentasi (lumpur).
d) Kondisi fisik daerah resapan air
e) Tingkat penyediaan dan kebutuhan oemanfaatan air.
f) Kualitas fisik kima dan mikroiologi dan parameter kualitas air
yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
4) Hidrologi ( pola hidrodinmika kelautan):
a) Pasang surut
b) Arus gelombang laut
7

c) Abarasi dan akresi serta pola sedimentasi


5) Ruang lahan dan tanah
a) Inventrisasi tata guna lahan dan sumber daya lain
b) Inventarisasi estetika dan keindahan bentang laam serta daerah
rekereasi
2) Biologi
1) Flora:
a) Tipe vegetasi seoerti sifat – sifat dan kerawanannya yang berada
di wilayah studi rencana usaha.
b) Jenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang – undang.
c) Keunikan dari vegetasi dan ekosistemnya.
2) Fauna:
a) Taksiran kelimpahan ragam fauna, habitat,penyebaran pola
migrasi, populasi hewan
b) Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan.
c) Perikehidupan hewan termasuk cara perkembang biakan , siklus
dan daur hidupnya, cara bertelur dan beranak.
3) Sosial
a) Demografi:
(1) struktur penduduk menurut kelompok umur, jrnis kelamin,
pendidikan, agama
(2) tingkat kepadatan penduduk
(3) pertumbuhan penduduk ( angkat kelahiran, kematian, pola
migrasi)
(4) tenaga kerja ( tingkat partispasi angkatan kerja, pengangguran)
b) Ekonomi:
(1) Ekonomi rumah tangga (Tingkat pendapatan)
(2) Ekonomi sumber daya alam ( polaa pemilikan dan penguasaan
sumber daya, penggunaan lahan)
8

(3) Perekonomian local dan regional ( kesempatan kerja, nilai


tambah dan proses manufaktur dll)
c) Budaya:
(1) adat istiadat, nilai dan norma
(2) proses social seperti kerja sama, asosiatif, disosiatif, akulturasi,
asimilasi
(3) pranata social masyarakat dibidan ekonomi
(4) warisan budaya ( cagar alam dansitus purbakal)
(5) adaptasi ekologis.
(6) Lapisan social berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan
dan kekuasaan.
4) Kesehatan Masyarakat
(1) Kondisi sanitasi lingkungan
(2) Status gizi masyarakat
(3) Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses
penyebaran penyakit
(4) Potensi bersar dampak timbulnya penyakit

D. Prakiraan Dampak Dan Evaluasi Analisis Dampak Lingkungan Hidup


A. Prakiraan Dampak

Bagian ini menjelaskan metode prakiraan dampak yang digunakan


untuk memprakirakan besaran dan sifat penting dampak dalam studi
AMDAL untuk masing-masing dampak penting hipotetik, termasuk
rumus-rumus dan asumsi prakiraan dampaknya disertai
argumentasi/alasan pemilihan metode tersebut.

Maksudnya prakiraan dampak merupakan suatu proses untuk


menduga/mengantisipasi respon atau perubahan suatu kondisi lingkungan
tertentu akibat adanya rencana kegiatan tertentu, yang berlangsung pada
ruang dan waktu tertentu. Sebagai contoh dampak penambangan batubara
terhadap vegetasi, erosi, kualitas air, dan pendapatan masyarakat. Terhadap
9

kegiatan penambangan batubara tersebut masing-masing komponen


lingkungan tersebut (vegetasi, erosi, kualitas air, pendapatan masyarakat)
pada ruang dan waktu tertentu, memberi respon/perubahan yang berbeda-
beda.

Ada 3 (tiga) prinsip dasar yang perlu diketahui dalam melakukan prakiraan
dampak lingkungan, termasuk dalam hal ini prakiraan dampak aspek sosial,
yakni:

a. Prinsip 1, Merujuk pada batasan tentang dampak lingkungan yang


digunakan dalam AMDAL, maka prakiraan dampak lingkungan harus
dilakukan dengan pendekatan “Dengan dan Tanpa Proyek”. Dengan
pendekatan ini pakar ilmu sosial yang terlibat dalam penyusunan AMDAL
tidak hanya memprakirakan kondisi sosial/ ekonomi/budaya yang akan
terjadi bila ada proyek pembangunan, tetapi juga harus memprakirakan
kondisi sosial/ekonomi/budaya bila tanpa ada proyek pembangunan. Ini
sungguh merupakan suatu tantangan karena umumnya pakar ilmu sosial
relatif lebih mengetahui perilaku perubahan sosial akibat adanya proyek
pembangunan, ketimbang memprakirakan perubahan yang akan terjadi
bila tanpa ada proyek pembangunan.
b. Prinsip 2, Keterkaitan dengan dokumen Kerangka Acuan (KA).
Prakiraan dampak lingkungan yang tertuang di dalam dokumen ANDAL
harus difokuskan pada setiap komponen lingkungan yang menurut
dokumen KA berpotensi mengalami perubahan mendasar. Sebagai misal,
dalam dokumen KA teridentifi kasi bahwa 5 komponen aspek fi sik-kimia,
3 komponen aspek biota, dan 6 komponen aspek sosial diduga akan
terkena dampak penting (berubah mendasar); maka prakiraan dampak
harus difokuskan ke setiap komponen dari 14 komponen lingkungan yang
tercantum di dalam dokumen KA. Apabila dalam studi ANDAL ternyata
dijumpai bahwa hanya 12 komponen lingkungan yang berpotensi terkena
dampak penting, sehingga berbeda dengan yang tercantum dalam
10

dokumen KA, maka perbedaan tersebut perlu diutarakan/dibahas di dalam


dokumen AMDAL.
c. Prinsip 3, Keterkaitan antar komponen lingkungan yang terkena dampak.
Mengingat dampak lingkungan pada dasarnya saling terkait dan pengaruh
mempengaruhi satu sama lain (lihat Lembar Informasi 3 dari bahan ajar 1,
tentang Karakteristik Dampak Sosial); maka dalam melakukan prakiraan
dampak hal ini harus diperhatikan benar karena analisa dilakukan oleh
tenaga ahli yang bidangnya berbeda-beda. Disinilah peranan Ketua Tim
Studi AMDAL: senantiasa menjaga keterkaitan antar dampak lingkungan
yang ditelaah.

B. Lingkungan Kajian Prakiraan Dampak

Dalam prakiraan dampak lingkungan terkandung dua macam kajian, yakni:

a. Prakiraan atas seberapa besar perubahan atau dampak lingkungan


(magnitude of impact) yang akan timbul sebagai akibat adanya proyek.
b. Evaluasi atas mendasar tidaknya atau penting tidaknya dampak
lingkungan yang akan timbul bagi kehidupan sosial, ekonomi, budaya,
kesehatan dan ekologi.
Kajian yang pertama pada dasarnya bertujuan untuk menjawab
pertanyaan: apakah dampak yang akan timbul berskala besar atau kecil (big
or little magnitude of impact), dan bersifat positif atau negatif? Sedangkan
kajian yang kedua berkenaan dengan seberapa jauh perubahan atau dampak
lingkungan yang akan timbul itu bersifat penting atau mengubah secara
mendasar aspek-aspek tertentu dari kehidupan sosial, ekonomi, budaya,
kesehatan dan ekologi. Dengan perkataan lain kajian tentang penting dampak
berkenaan dengan sejauh mana kepentingan manusia dan kepentingan
kehidupan ekologi berubah mendasar sebagai akibat adanya proyek.

C. Prakiraan (Besar) Dampak


11

Berdasarkan Prinsip Pertama tersebut, maka untuk mengetahui seberapa


besar dampak lingkungan yang akan timbul pada dasarnya harus diukur
selisih antara:

Kondisi lingkungan sosial tertentu yang diprakirakan akan terjadi di waktu


mendatang sebagai akibat adanya proyek (sebagai misal, tingkat pendapatan
penduduk sekitar proyek tujuh tahun setelah proyek beroperasi) Kondisi
lingkungan yang diprakirakan akan terjadi di ruang dan waktu tertentu tanpa
adanya kegiatan proyek (sebagai misal, tingkat pendapatan penduduk pada
tujuh tahun mendatang bila tidak ada proyek). Untuk memudahkan prakiraan
kondisi lingkungan tanpa proyek di masa mendatang, umumnya para
penyusun AMDAL mengasumsikan kondisi lingkungan di masa mendatang
dipandang sama atau konstan dengan situasi sebelum ada proyek.

Hal lain yang perlu diketahui adalah, prakiraan dampak sangat terkait
dengan dimensi ruang dan waktu berlangsungnya dampak. Sehingga dapat
dikatakan dampak lingkungan suatu rencana usaha/kegiatan bersifat unik dan
khas, yakni hanya berlaku untuk ruang dan waktu tertentu akibat aktivitas
tertentu dari rencana usaha/kegiatan.

Sehingga dalam konteks prakiraan dampak aspek sosial harus dapat


dianalisis:

a. Siapa yang terkena dampak (who are going to be aff ected). Siapa
menunjuk pada berapa orang yang terkena, ciri-ciri mereka
bagaimana (umur, pekerjaan, tingkat kerentanan dan sebagainya).
Siapa disini juga bisa menunjukkan satuan analisa: individu, keluarga
atau masyarakat.
b. Dalam bentuk apa (in what way) mereka terkena dampak. Misalnya,
penduduk yang tinggal disepanjang rute menuju ke proyek, akan
terkena dampak dari aktivitas transportasi peralatan. Aktivitas ini
akan menimbulkan bising dan debu.
12

c. Berapa lama dampak itu berlangsung. Dampak bising dan debu akan
berlangsung selama masa konstruksi. Penyusun studi bisa menghitung
berapa lama masa konstruksi itu berjalan.

D. Evalusi Analisis Dampak Lingkungan Hidup


Evaluasi dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap
sesuatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas tersebut
dapat bersifat alamiah baik kimia, fisik maupun biologi.

Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal:

a. Metode Informal
Metode Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai variabel,
misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi skor,
misalnya dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun
metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai
penting dampak. Karena itu disinipun terjadi fluktuasi yang besar antara
anggota tim dan pemberian nilai. Kadar subyektivitas evaluasi itu tinggi.
Misalnya, seorang pejabat Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan
Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung untuk memberikan nilai
penting yang lebih tinggi untuk dampak margasatwa daripada seorang
pejabat Direktorat Jenderal Industri Dasar.

b. Metode Formal
Metode formal dapat dibedakan dalam:

1) Metode Pembobotan

Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode


yang ditentukan secara eksplisit. Sebuah contoh ialah sistem
pembobotan menurut Battelle utnuk pengembangan sumberdaya air
(Dee.el.al.1973). Dalam sistem Battelle ini lingkungan dibagi dalam
empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/ kimia, estetik, dan
13

kepentingan manusia/ sosial. Masing-masing kategori terdiri atas


komponen. Misalnya, komponen dalam katergori ekologi ialah jenis dan
populasi teresterial. Selanjutnya komponen dibagi dalam indikator
dampak. Contoh indikator dampak dalam komponen jenis dan populasi
teresterial ialah tanaman pertanian dan vegetasi alamiah. Masing-masing
kategori, komponen dan indikator dampak dinilai pentingnya relatif
terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.

·      2). Metode Ekonomi

Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai


nilai uang. Untuk dampak yang mempunyai nilai uang penerapan metode
ini masih mengalami banyak kesulitan. Cara yang umum dipakai ialah
untuk memberikan harga bayangan (shadow price) pada dampak tersebut.
Harga bayangan itu didasarkan pada kesediaan orang atau pemrintah
untuk membayar / untuk menerima biaya ganti rugi untu lingkungan
yang terkena dampak tersebut. Misalnya pemerintah mengalokasikan
anggaran belanja tertentu untuk penjagaan dan pemeliharaan cagar alam
dan taman nasional. Demikian pula orang bersedia untuk mengeluarkan
biaya untuk mengunjungi suatu cagar alam atau taman nasional.
Besarnya anggaran belanja atau biaya perjalanan tersebut merupakan
harga bayangan cagar alam, yaitu nilai yang diberikan oleh pemerintah/
orang kepada cagar alam itu.

Dalam hal lingkungan yang tercemar biaya deperlukan untuk


membersihkan lingkungan dari pencemaran, biaya itu makin tinggi,
dengan demikian tingginya tingkat kebersihan yang dikehendaki
masyarakat.

Pada prinsipnya dampak pada manusia dapat pula diberi harga


bayangan. Misalnya, harga bayangan untuk dampak kesehatan dapat
dihitung berdasarkan upah yang hilang dan atau biaya pengobatan.
14

Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk dampak


kesehatan dapat dihitung berdasarkan upah yang hilang dan atau biaya
pengobatan. Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk
pelayanan kesehatan, misalnya vaksinasi, dapat disebut pula sebagai
harga membayar perlindungan jiwa dari kematian. Banyak tantangan
masih diberiklan terhadap pemberian nilai uang pada lingkungan
terutama pada jiwa dan kesehatan manusia, tantangan itu terutama
berkaitan dengan masalah etik.

E. Evalusai Sifat Penting Dampak

Evaluasi terhadap sifat penting dampak merupakan hal yang lebih


subyektif dibanding prakiraan (besar) dampak. Sebab dampak lingkungan
yang berskala besar (big magnitude of impact), belum tentu mengakibatkan
perubahan yang mendasar atau penting (importance) pada aspek-aspek
tertentu dari kehidupan. Sebaliknya, dampak lingkungan yang berskala kecil
(little magnitude of impact) dapat saja merubah secara mendasar kehidupan
sosial, ekonomi, budaya dan ekologi di sekitarnya.

Hal tersebut tidak lain karena penilaian atas pentingnya dampak merujuk
pada pengertian sejauh mana dampak lingkungan yang timbul bersifat
mendasar atau penting bagi stabilitas dan kepulihan ekosistem (ecological
importance), serta bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat
(social importance). Setiap kelompok masyarakat memberi nilai penting yang
berbeda-beda terhadap perubahan stabilitas dan kepulihan ekosistem, serta
kehidupan sosial ekonominya. Perbedaan ini muncul karena adanya perbedaan
dalam latar belakang budaya, serta perbedaan ruang dan waktu. Dengan
demikian “nilai penting” ini bersifat dinamis, sesuatu yang dipandang penting
saat ini oleh suatu kelompok masyarakat dapat berubah menjadi tidak penting
pada beberapa tahun mendatang, demikian pula sebaliknya. Disamping faktor
budaya, penting tidaknya dampak pada kehidupan sosial juga dapat berbeda-
beda tergantung pada lapisan sosial (misal kaya, menengah atau miskin), dan
15

golongan sosial yang terkena dampak (misal, kalangan pemerintah,


masyarakat sekitar proyek, kalangan pakar, kalangan LSM). Misalnya, suatu
rencana usaha/kegiatan diduga akan menimbulkan dampak penting positif
terhadap pendapatan dikalangan penduduk yang memiliki ketrampilan yang
menunjang kegiatan proyek, namun dampak penting positif ini tidak berlaku
bagi lapisan sosial masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan.

Dalam evaluasi sifat penting, besar dampak lingkungan yang akan timbul
--termasuk dalam hal ini aspek sosial-- dievaluasi secara cermat sejauh mana
perubahan tersebut membawa pengaruh yang mendasar terhadap tatanan
kehidupan sosial dan ekologi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
seperangkat kriteria tertentu yang bersifat legal, yakni Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting, yang dikukuhkan melalui Keputusan Kepala
Bapedal. Dalam Pedoman tersebut secara formal ditetapkan batasan dan
criteria dampak yang bersifat penting yang berlaku untuk aspek fisika kimia,
biologi, dan sosial.

Agar pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai persepsi dan kriteria


yang sama tentang dampak penting, beberapa peraturan perundang-undangan
yang diterbitkan telah memuat beberapa ketentuan tentang faktor-faktor
penentu dan tolok ukur dampak penting. Dalam UU No. 23 tahun 1993 dan PP
No. 27 Tahun 1997 dimuat enam faktor yang menentukan dampak lingkungan
dapat bersifat penting, yakni :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

2. Luas wilayah persebaran dampak

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

5. Sifat kumulatif dampak

F. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.


16

Untuk mengukur sejauh mana perubahan lingkungan bersifat mendasar,


telah diterbitkan ketentuan tentang tolok ukur dampak penting, yakni
Keputusan

Kepala BAPEDAL No. KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai


Ukuran Dampak Penting. Keputusan tersebut menyatakan bahwa ukuran
dampak penting terhadap lingkungan ditetapkan dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut:

a. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan


secara relatif dengan skala usaha (besar kecilnya), hasil guna, dan daya
guna dari rencana usaha atau kegiatan.
b. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula
didasarkan pada dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah
satu aspek lingkungan, atau juga terhadap kesatuan dan kaitannya
dengan aspek-aspek lingkungan lain dalam wilayah studi yang telah
ditentukan.
c. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan, baik yang
bersifat positif atau negatif, tidak boleh dipandang sebagai faktor yang
berdiri sendiri-sendiri, melainkan harus diperhitungkan
keseluruhannya sebagai satu kesatuan untuk keperluan pengambilan
keputusan.

E. Ruang Lingkup Studi dan Metode Analisis Data


Ruang lingkup studi meliputi dampak besar penting yang ditelaah, yakni :
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak,terutama
komponen langsung yang berkaitan dengan dampak yang
ditimbulkannya.
2. Kondisi rona lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan
terutama komponen langsung yang terkena dampak yang
ditimbulkannya.
17

3. Jenis-jenis kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi beserta dampak-


dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup.
4. Aspek-aspek yang diteliti sebagaimana yang dimaksud pada butir-butir
1,2,3,4 mengacu pada hasil pelingkupan yang tertuang dalam dokumen
kerangka acuan AMDAL.

Identitas pemrakarsa dan penyusun AMDAL terdiri :

1. Pemrakarsa
a. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa
rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab pelaksana rencana
usaha dan/atau kegiatan.
2. Penyusun AMDAL
a. Nama dan alamt lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan
kualifikasi dan rajukan.
b. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab penyusun AMDAL.

Wilayah studi Lingkup wilayah studi mencakup pada penetapan wilayah


studi yang digariskan dalam cuan untuk AMDAL dan hasil pengamatan di
lapangan. Batas wilayah studi AMDAL dimaksud digambarkan pada peta
dengan skala yang memadai. Pelingkupan wilayah studi

Lingkup wilayah studi AMDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan


batas-batas ruang,sbb:

1. Batas proyek
2. Batas ekologis
3. Batas social
4. Batas administrative
5. Batas ruang lingkup studi AMDAL
18

Metode pengumpulan dan analisis data Perlunya dilakukan metode


pengumpulan dan analisis data yang ilmiah dengan pertimbangan mengingat
studi AMDAL merupakan telaahan mendalam atas dampak besar dan penting
usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup.

a. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer maupun skunder harus
bersifat sahih dan dapat dipercaya (reliable) yang diperoleh melalui
metode atau alat yang bersifat sahih.
b. Metode pengumpulan data, metode analisis atau alat yang digunakan,serta
lokasi pengumpulan data berbagai komponen lingkungan hidup yang
diteliti.lokasi pengumpulan data agar dicantumkan pada peta dengan skala
memadai.
c. Pengumpulan data dan informasi untuk demografi social ekonomi,sosial
budaya, pertahanan dan keamanan dan kesehatan masyarakat
menggunakan kombinasi dari tiga atau lebih metode agar diperoleh data
yang realibitasnya tingggi

F. Sistematika Penyusunan Dokumen Amdal


Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( AMDAL ) perlu disusun secara
sistematis, sehinga dapat :
1. Langsung mengemukakan masukan penting yang bermanfaat bagi
pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengelolaan rencana usaha
dan/atau kegiatan.
2. Mudah dipahami isinya oleh semua pihak termasuk masyarakat, bila
dipandang masyarkat, dan mudah disarikan isinya pemuatan dalam
media yang selama menyusun AMDAL.
3. Memuat uraian singkat tentang :
a. Rencana Usaha dan/atau kegiatan dengan berbagai kemungkinan
dampak besar dan pentingnya, baik pada tahap prakonstruksi,
konstruksi, operasi, maupun pasca-operasi.
19

b. Keterangan mengenai kemungkinan adanya kesenjangan data


informasi serta berbagai kekurangan dan keterbatasan yang
dihadapi selama menyusun AMDAL. Hal ini yang dipandang
sangat perlu untuk melengkapi ringkasan. Personal selling
dilakukan customer service atau service assistanc
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. AMDAL adalah suatu kajian (semacam rangkuman dari suatu analisa)


yang berisikan mengenai dampak besar dan penting (dampak yang
berpengaruh secara makro) terhadap suatu lingkungan hidup akibat suatu
kegiatan yang diadakan pada lingkungan itu sendiri.
2. Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari
suatu rencana usaha kegiatan. Sehingga Kegunaaan dilaksanakan studi
AMDAL adalah: Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dana
pembangunan wilayah, membantu proses pengambilan keputusan tentang
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan kegiatan usaha.,
memberi masukan untuk penyusunan desain terperinci teknis dari usaha
atau kegiatan, memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha atau kegiatan
3. Hal yang harus dicermati dalam rona lingkungan hidup yaitu wilayah studi
rencana usaha taua kegiatan, dan kondisi kualitatf dan kuantitatif dari
berbagai sumber daya alama yang ada di wilayah studi rencana usaha baik
yang sudah dan yang akan dimanfaatkan.
4. Prakiraan dampak Amdal merupakan suatu proses untuk
menduga/mengantisipasi respon atau perubahan suatu kondisi lingkungan
tertentu akibat adanya rencana kegiatan tertentu, yang berlangsung pada
ruang dan waktu tertentu. Sebagai contoh dampak penambangan batubara
terhadap vegetasi, erosi, kualitas air, dan pendapatan masyarakat.
5. Evaluasi dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu
perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas tersebut dapat
bersifat alamiah baik kimia, fisik maupun biologi.Dampak dapat
dievaluasi secara informal dan form
22

6. Ruang lingkup studi meliputi dampak besar penting yang ditelaah, yakni :
Rencana usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak,terutama komponen
langsung yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya, kondisi
rona lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan terutama
komponen langsung yang terkena dampak yang ditimbulkannya, jenis-
jenis kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi beserta dampak-dampak
yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup, aspek-aspek yang diteliti
sebagaimana yang dimaksud pada butir-butir 1,2,3,4 mengacu pada hasil
pelingkupan yang tertuang dalam dokumen kerangka acuan AMDAL.
7. Sisematika penyusunan dokumen amdal perlu disusun secara sistematis
dan harus memuat uraian singkat tentang : Rencana Usaha dan/atau
kegiatan dengan berbagai kemungkinan dampak besar dan pentingnya,
baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, maupun pasca-operasi,
keterangan mengenai kemungkinan adanya kesenjangan data informasi
serta berbagai kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi selama
menyusun AMDAL hal ini yang dipandang sangat perlu untuk melengkapi
ringkasan.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawati & Sudarwati. 2017. Analisis Studi Kelayakan Usaha Bisnis Cassava
Chips di Perumahan Mardani Raya. JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri.
4(1): 37
Kalangi, Karla. 2018. Kedudukan Amdal Tentang Eksploitasi Pertambangan
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lex Privatum Journal. Vol 4: 1
Kasmir & Jakfar. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenadamedia Group.

Syarifudin,. 2015. Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan(Amdal) Terhadap Usaha/Kegiatan Yang Berdampak Bagi
Lingkungan Hidup. Amdal – Unihaz. 15(1): 6.

Umar, H. (2015). Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama

Yakin, K. Sumardi. 2017. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)


Sebagai Instrumen Pencegahan Pencemaran dan Perusakan Lingkungan.
Badamai Law Journal. Vol 2: 113-132.

23

Anda mungkin juga menyukai