Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis dan Sebagai
Penunjang Presentasi Kelompok
SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rohman dan Rohim-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah pada mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang di ampu oleh Dr. Harini, M.Pd. tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga
akhir zaman.
Makalah yang penulis susun ini berjudul “Analisis Dampak Lingkungan
Hidup”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya. Akhir kata,
penulis berharap agar makalah ini mampu menambah informasi serta wawasan
bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
Halaman
C. Tujuan ........................................................................................2
A. Simpulan...........................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk
ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Untu telaah yang
dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi
jadi dilakuka baik itu dampak yang negaif maupun positif. Dampak yang
ditimbulkan ini ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan adapula
yang baru terlihat beberapa waktu setelah kegiatan dilaksanakan.
1
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah
PEMBAHASAN
Menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dmapak besar dan penting suatu rencana usahah dan
kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah Teknik untuk
menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan
lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternative
pencegahannya.Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus meliputi dampak
lingkungan disekitarnya, baik di dalam usaha atau proyek maupun diluar
suatu proyek yang idjalankan.
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara
maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau
Environmental Impact Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL
diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok,
yaitu :
1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang
kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan
keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak
samping yang timbul.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek-proyek industri. Manusia dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan
aktivitas yang makin lama makin mengubah lingkungannya. Pada
awalnya perubahan lingkungan itu belum menjadi masalah, tapi setelah
perubahan itu menjadi di luar ambang batas, maka manusia tidak dapat
mentolerir lagi perubahan yang merugikan itu.
3
3
2. Kegunaaan AMDAL
AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian
dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruh dan
utuh dari perusahaan dan lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai
untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya dengan
menggunakan dokumen yang benar.
4
1) Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:
1) Iklim, kualitas udara, dan kebisingan:
a) Komponen iklim ini meliputi tipe iklim, suhu, (maksimum,
minimum), rata- rata, kelembapan curah hujan dan jumlah hari
hujan, keadaan angin (arah percepatan), serta intensitas radiasi
matahari.
b) Data periodic bencana(siklus tahunan lima tahunan speerti
angin ribu, banjir bandang)
c) Pola iklim mikro,pol penyebaran bahan pencemar udara secara
umum.
d) Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilaya
studi rencana.
2) Fisiografi:
a) Topografi bentuk lahan dan jenis tanah
b) Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas
tanah.
c) Keunikan, dan kerawanan bentuk – bentuk lahan dan bantuan
secara geologis.
3) Hidrologi:
a) Karakteristik fisik suangai,danau, rawa, dan lain – lain
b) Rata – rata debit decade, bulan, tahunan.
c) Kadar sedimentasi (lumpur).
d) Kondisi fisik daerah resapan air
e) Tingkat penyediaan dan kebutuhan oemanfaatan air.
f) Kualitas fisik kima dan mikroiologi dan parameter kualitas air
yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
4) Hidrologi ( pola hidrodinmika kelautan):
a) Pasang surut
b) Arus gelombang laut
7
Ada 3 (tiga) prinsip dasar yang perlu diketahui dalam melakukan prakiraan
dampak lingkungan, termasuk dalam hal ini prakiraan dampak aspek sosial,
yakni:
Hal lain yang perlu diketahui adalah, prakiraan dampak sangat terkait
dengan dimensi ruang dan waktu berlangsungnya dampak. Sehingga dapat
dikatakan dampak lingkungan suatu rencana usaha/kegiatan bersifat unik dan
khas, yakni hanya berlaku untuk ruang dan waktu tertentu akibat aktivitas
tertentu dari rencana usaha/kegiatan.
a. Siapa yang terkena dampak (who are going to be aff ected). Siapa
menunjuk pada berapa orang yang terkena, ciri-ciri mereka
bagaimana (umur, pekerjaan, tingkat kerentanan dan sebagainya).
Siapa disini juga bisa menunjukkan satuan analisa: individu, keluarga
atau masyarakat.
b. Dalam bentuk apa (in what way) mereka terkena dampak. Misalnya,
penduduk yang tinggal disepanjang rute menuju ke proyek, akan
terkena dampak dari aktivitas transportasi peralatan. Aktivitas ini
akan menimbulkan bising dan debu.
12
c. Berapa lama dampak itu berlangsung. Dampak bising dan debu akan
berlangsung selama masa konstruksi. Penyusun studi bisa menghitung
berapa lama masa konstruksi itu berjalan.
a. Metode Informal
Metode Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai variabel,
misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi skor,
misalnya dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun
metode ini tidak memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai
penting dampak. Karena itu disinipun terjadi fluktuasi yang besar antara
anggota tim dan pemberian nilai. Kadar subyektivitas evaluasi itu tinggi.
Misalnya, seorang pejabat Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan
Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung untuk memberikan nilai
penting yang lebih tinggi untuk dampak margasatwa daripada seorang
pejabat Direktorat Jenderal Industri Dasar.
b. Metode Formal
Metode formal dapat dibedakan dalam:
1) Metode Pembobotan
Hal tersebut tidak lain karena penilaian atas pentingnya dampak merujuk
pada pengertian sejauh mana dampak lingkungan yang timbul bersifat
mendasar atau penting bagi stabilitas dan kepulihan ekosistem (ecological
importance), serta bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat
(social importance). Setiap kelompok masyarakat memberi nilai penting yang
berbeda-beda terhadap perubahan stabilitas dan kepulihan ekosistem, serta
kehidupan sosial ekonominya. Perbedaan ini muncul karena adanya perbedaan
dalam latar belakang budaya, serta perbedaan ruang dan waktu. Dengan
demikian “nilai penting” ini bersifat dinamis, sesuatu yang dipandang penting
saat ini oleh suatu kelompok masyarakat dapat berubah menjadi tidak penting
pada beberapa tahun mendatang, demikian pula sebaliknya. Disamping faktor
budaya, penting tidaknya dampak pada kehidupan sosial juga dapat berbeda-
beda tergantung pada lapisan sosial (misal kaya, menengah atau miskin), dan
15
Dalam evaluasi sifat penting, besar dampak lingkungan yang akan timbul
--termasuk dalam hal ini aspek sosial-- dievaluasi secara cermat sejauh mana
perubahan tersebut membawa pengaruh yang mendasar terhadap tatanan
kehidupan sosial dan ekologi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
seperangkat kriteria tertentu yang bersifat legal, yakni Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting, yang dikukuhkan melalui Keputusan Kepala
Bapedal. Dalam Pedoman tersebut secara formal ditetapkan batasan dan
criteria dampak yang bersifat penting yang berlaku untuk aspek fisika kimia,
biologi, dan sosial.
1. Pemrakarsa
a. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa
rencana usaha dan/atau kegiatan.
b. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab pelaksana rencana
usaha dan/atau kegiatan.
2. Penyusun AMDAL
a. Nama dan alamt lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan
kualifikasi dan rajukan.
b. Nama dan alamat lengkap penanggung jawab penyusun AMDAL.
1. Batas proyek
2. Batas ekologis
3. Batas social
4. Batas administrative
5. Batas ruang lingkup studi AMDAL
18
a. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer maupun skunder harus
bersifat sahih dan dapat dipercaya (reliable) yang diperoleh melalui
metode atau alat yang bersifat sahih.
b. Metode pengumpulan data, metode analisis atau alat yang digunakan,serta
lokasi pengumpulan data berbagai komponen lingkungan hidup yang
diteliti.lokasi pengumpulan data agar dicantumkan pada peta dengan skala
memadai.
c. Pengumpulan data dan informasi untuk demografi social ekonomi,sosial
budaya, pertahanan dan keamanan dan kesehatan masyarakat
menggunakan kombinasi dari tiga atau lebih metode agar diperoleh data
yang realibitasnya tingggi
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
6. Ruang lingkup studi meliputi dampak besar penting yang ditelaah, yakni :
Rencana usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak,terutama komponen
langsung yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya, kondisi
rona lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan terutama
komponen langsung yang terkena dampak yang ditimbulkannya, jenis-
jenis kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi beserta dampak-dampak
yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup, aspek-aspek yang diteliti
sebagaimana yang dimaksud pada butir-butir 1,2,3,4 mengacu pada hasil
pelingkupan yang tertuang dalam dokumen kerangka acuan AMDAL.
7. Sisematika penyusunan dokumen amdal perlu disusun secara sistematis
dan harus memuat uraian singkat tentang : Rencana Usaha dan/atau
kegiatan dengan berbagai kemungkinan dampak besar dan pentingnya,
baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, maupun pasca-operasi,
keterangan mengenai kemungkinan adanya kesenjangan data informasi
serta berbagai kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi selama
menyusun AMDAL hal ini yang dipandang sangat perlu untuk melengkapi
ringkasan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawati & Sudarwati. 2017. Analisis Studi Kelayakan Usaha Bisnis Cassava
Chips di Perumahan Mardani Raya. JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri.
4(1): 37
Kalangi, Karla. 2018. Kedudukan Amdal Tentang Eksploitasi Pertambangan
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lex Privatum Journal. Vol 4: 1
Kasmir & Jakfar. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenadamedia Group.
23