SNI 03-2491-2014 Metode Uji Kekuatan Tarik Belah Spesimen Beton Silinder PDF
SNI 03-2491-2014 Metode Uji Kekuatan Tarik Belah Spesimen Beton Silinder PDF
BSN
Gd. Manggala Wanabakti
Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
Telp. +6221-5747043
Fax. +6221-5747045
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk PT 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekayasa Sipil, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2491:2014
Daftar isi
Daftar isi..................................................................................................................................... i
Prakata ..................................................................................................................................... ii
Pendahuluan............................................................................................................................ iii
1 Ruang lingkup .....................................................................................................................1
2 Acuan normatif....................................................................................................................1
3 Ringkasan metode uji .........................................................................................................2
4 Arti dan kegunaan...............................................................................................................2
8 Perhitungan ........................................................................................................................9
9 Laporan...............................................................................................................................9
10 Presisi dan bias ................................................................................................................9
11 Kata kunci .......................................................................................................................10
Lampiran Perubahan ..............................................................................................................11
Gambar 1 -Peralatan bantu penandaan garis tengah kedua sisi spesimen pada mesin uji .....4
Gambar 2 -Detail peralatan bantu penandaan garis tengah kedua sisi spesimen ...................6
Gambar 3 -Alat bantu jig untuk penandaan silinder beton dan bantalan perata beban ............6
Gambar 4 -Detail peralatan bantu penandaan spesimen 150 mm x 300 mm [6 in. x 12 in.] ....8
Gambar 5 - Penempatan spesimen pada mesin uji untuk penentuan kekuatan tarik belah .....8
© BSN 2014 i
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk PT 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekayasa Sipil, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2491:2014
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang “Metode uji kekuatan tarik belah spesimen beton
silinder” merupakan revisi dari SNI 03-2491-2002, Metode pengujian kuat tarik belah beton.
Standar ini merupakan hasil adopsi identik dari ASTM C496/C496M-04, Standard Test
Method for Splitting Tensile Strength of Cylindrical Concrete Specimens.
Standar ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Bahan Bangunan pada Sub Panitia Teknis 91-01-S4
Bahan, Sains dan Konstruksi Bangunan.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman BSN Nomor 8 Tahun 2007 dan telah
dibahas dalam rapat konsensus pada tanggal 3 Juni 2013 di Bandung, oleh Sub Panitia
Teknis yang melibatkan para narasumber, pakar dan, lembaga terkait.
© BSN 2014 ii
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk PT 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekayasa Sipil, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 2491:2014
Pendahuluan Introduction
Dengan adanya standar ini, maka kekuatan The existence of this standard, then splitting
tarik belah digunakan dalam mendesain tensile strength used in designing concrete
elemen struktur beton untuk mengevaluasi structure elements to evaluate shear
ketahanan geser beton dan untuk resistance of concrete and to determine the
menentukan panjang penyaluran dari length of reinforcement. Splitting tensile
tulangan. Kekuatan tarik belah pada strength generally greater than direct tensile
umumnya lebih besar dari kekuatan tarik strength and lower than bending strength
langsung dan lebih rendah dari kekuatan (modulus of rupture).
lentur (modulus of rupture).
Standar ini meliputi penentuan kekuatan This standard covers the determination of
tarik belah spesimen beton silinder, seperti splitting tensile strength of concrete
silinder yang dicetak dan beton inti. cylindrical specimen, such as cylinder was
molded and concrete core.
Standar ini membahas: (a) peralatan yang This standard discussed: (a) equipment that
digunakan, berupa: mesin pengujian, was used, such as: testing machine,
batang atau pelat beban tambahan, pelat additional load of plates or rods, plates of
pembebanan; (b) spesimen uji; (c) loading; (b) test specimens; (c) procedures:
prosedur: penandaan, pengukuran, labelling, measurement, setting position by
pengaturan posisi dengan tanda garis diameter line sign, setting position by jig
diameter, pengaturan posisi dengan alat tools, rate of loading; (d) calculation splitting
bantu jig, laju pembebanan; (d) perhitungan tensile strength of test specimen; (e)
kekuatan tarik belah spesimen uji; (e) reports, and; (f) precision and bias.
laporan, dan; (f) presisi dan bias.
Metode uji kekuatan tarik belah Standard test method for splitting
spesimen beton silinder tensile strength of cylindrical
concrete spesimens
1.1 Standar ini meliputi penentuan 1.1 This text method covers the
kekuatan tarik belah spesimen beton determination of the splitting tensile strength
silinder, seperti silinder yang dicetak dan of cylindrical concrete spesimens, such as
beton inti. molded cylinders and drilled cores.
1.2 Nilai-nilai dinyatakan dalam satuan SI 1.2 The values stated in either inch-pound
atau satuan inch pound adalah dianggap or SI units are to be regarded separately as
terpisah sebagai standar. Satuan inch standard. The SI units are shown in
pound ditunjukkan dalam tanda kurung. brackets. The values stated in each system
Nilai-nilai dinyatakan dalam setiap sistem may not be exact equivalents ; therefore,
tidak dapat persis sama, karena itu, setiap each system shall be used independently of
sistem harus digunakan secara terpisah the other. Combining values from the two
satu dengan yang lainnya. Menggabungkan systems may result in nonconformance with
nilai-nilai dari dua sistem dapat the standard.
menghasilkan ketidak sesuaian dengan
standar ini.
1.3 Standar ini tidak dimaksudkan untuk 1.3 This standard does not purport to
mengatasi seluruh masalah keselamatan, address all of the safety concerns, if any,
jika ada, terkait dengan penggunaannya. associated with its use. It is the
Hal ini merupakan tanggung jawab pemakai responsibility of the user of this standard to
standar untuk menetapkan keselamatan establish appropriate safety and health
dan praktik yang tepat untuk kesehatan dan practices and determine the applicability of
menentukan penerapan batasan peraturan regulatory limitations prior to use.
sebelum digunakan.
1.4 Naskah catatan referensi standar ini 1.4 The text of this standard references
yang memberikan penjelasan informasi. notes that provide explanatory material.
Catatan tidak akan dianggap sebagai These notes shall not be considered as
persyaratan standar ini. requirements of the standard.
C31/C31M Practice for Making and Curing C31/C31M Practice for Making and Curing
Concrete Test Spesimens in the Field. Concrete Test Spesimens in the Field.
C42/C42M Test Method for Obtaining and C42/C42M Test Method for Obtaining and
Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Testing Drilled Cores and Sawed Beams of
Concrete. Concrete.
C192/C192M Practice for Making and C192/C192M Practice for Making and
Curing Concrete Test Spesimens in the Curing Concrete Test Spesimens in the
Laboratory. Laboratory.
C670 Practice for Preparing Precision and C670 Practice for Preparing Precision and
Bias Statements for Test Methods for Bias Statements for Test Methods for
Contruction Materials. Contruction Materials.
3.1 Metode uji ini terdiri dari pemberian 3.1 This test method consists of applying a
gaya tekan sepanjang diameter spesimen diametral compressive force along the
beton silinder pada kisaran laju yang length of a cylindrical concrete spesimen at
ditentukan sampai batas keruntuhan. a rate that is within a prescribed range until
Pembebanan ini menimbulkan tegangan failure occurs. This loading induces tensile
tarik pada bidang datar yang diberi beban stresses on the plane containing the applied
dan gaya tekan yang relatif tinggi di daerah load and relatively high compressive
sekitar beban kerja. Keruntuhan tarik terjadi stresses in the area immediately around the
akibat dari keruntuhan tekan karena area applied load. Tensile failure occurs rather
beban dalam keadaan tekan triaksial, than compressive failure because the areas
sehingga memungkinkan untuk menahan of load application are in a state of triaxial
tegangan tekan lebih tinggi dari yang compression, thereby allowing them to
ditunjukkan oleh hasil uji kekuatan tekan withstand much higher compressive
uniaksial. stresses than would be indicated by a
uniaxial compressive strength test result.
3.2 Bantalan kayu lapis yang tipis, yang 3.2 Thin, plywood bearing strips are used to
digunakan untuk meratakan beban distribute the load applied along the length
sepanjang silinder. of the cylinder.
3.3 Beban maksimum yang diberikan 3.3 The maximum load sustained by the
pada spesimen dibagi dengan faktor spesimen is divided by appropriate
geometri yang tepat untuk mendapatkan geometrical factors to obtain the splitting
kekuatan tarik belah. tensile strength.
4.1 Kekuatan tarik belah pada umumnya 4.1 Splitting tensile strength is generally
lebih besar dari kekuatan tarik langsung dan greater than direct tensile strength and
lebih rendah dari kekuatan lentur (modulus lower than flexural strength (modulus of
of rupture). rupture).
4.2 Kekuatan tarik belah digunakan dalam 4.2 Splitting tensile strength is used in the
mendesain elemen struktur beton untuk design of structural lightweight concrete
mengevaluasi ketahanan geser beton dan members to evaluate the shear resistance
untuk menentukan panjang penyaluran dari provided by concrete and to determine the
tulangan. development length of reinforcement.
5 Peralatan 5 Apparatus
5.1 Mesin pengujian- Mesin pengujian 5.1 Testing Machine – The testing machine
harus sesuai dengan persyaratan ASTM shall conform to the requirements of Test
C39/C39M dan dari tipe dengan kapasitas Method C39/C39M and be of a type with
yang cukup dengan laju pembebanan yang sufficient capacity that will provide the rate
dijelaskan dalam 7.5. of loading prescribed in 7.5.
5.2 Batang atau pelat beban tambahan - 5.2 Supplementary Bearing Bar or Plate – If
Bila diameter atau ukuran permukaan the diameter or the largest dimension of the
perata beban sebelah atas lebih besar atau upper bearing face or the lower bearing
blok peratabeban sebelah bawah lebih kecil block is less than the length of the cylinder
dari panjang silinder yang diuji maka harus to be tested, a supplementary bearing bar
dipasang batang perata beban tambahan or plate of machined steel shall be used.
atau pelat baja. Permukaan batang atau The surfaces of the bar or plate shall be
pelat tersebut harus dipasangkan pada machined to within ± 0.001 in. [0.025 mm] of
mesin yang memiliki tingkat kerataan ± planeness, as measured on any line of
0,025 mm [0,001 in.] bila diukur pada garis contact of the bearing area. It shall have a
singgung bidang tekan. Permukaan batang width of at least 2 in. [50 mm], and a
atau pelat tersebut harus berukuran lebar thickness not less than the distance from
minimal 50 mm [2 in.] dan tebal tidak kurang the edge of the spherical or rectangular
dari jarak antara tepi bidang tekan bagian bearing block to the end of the cylinder. The
bawah dari mesin uji hingga ujung silinder. bar or plate shall be used in such manner
Batang perata tambahan atau pelat tersebut that the load will be applied over the entire
harus digunakan sedemikian rupa hingga length of the spesimen.
beban tekan diberikanpada seluruh panjang
dari spesimen.
5.3 Pelat pembebanan- Untuk setiap 5.3 Bearing Strips – Two bearing strips of
spesimen harus disediakan dua buah nominal 1/8 in. [3.2 mm] thick plywood, free
bantalan perata pembebanan yang terbuat of imperfections, approximately 1 in. [25
dari kayu lapis tanpa cacat dengan tebal mm] wide, and of a length equal to, or
nominal 3,2 mm [1/8 in.] dan lebar kira-kira slightly longer than, that of the spesimen
25 mm [1 in.], dan panjang sama dengan, shall be provided for each spesimen. The
atau sedikit lebih panjang dari spesimen. bearing strips shall be placed between the
Bantalan perata pembebanan harus spesimen and both the upper and lower
ditempatkanantara spesimen dan bagian bearing blocks of the tsting machine or
bawah dan bagian atas blok perata between the spesimen and supplemental
pembebanan dari mesin uji, atau diantara bars or plates, when used (see 5.2).
spesimen dan batang atau pelat perata Bearing strips shall not be reused.
beban tambahan tersebut (lihat 5.2). Pelat
perata pembebanan tersebut hanya dapat
dipakai untuk satu kali pengujian dan tidak
boleh dipakai ulang.
6.1 Spesimen uji harus sesuai dengan 6.1 The test spesimens shall conform to the
ukuran, cetakan, dan persyaratan size, molding, and curing requirements set
pemeliharaan (curing) sebagaimana forth in either Practice C31/C31M (field
ditunjukkan pada ASTM C31/C31M spesimens) or Practice C192/C192M
(spesimen uji di lapangan) atau ASTM (laboratory spesimens).
C192/C192M (spesimen uji di laboratorium).
Beton inti harus sesuai dengan ukuran dan Drilled cores shall conform to the size and
persyaratan pengkondisian kelembaban moisture conditioning requirements set forth
sebagaimana tercantum dalam ASTM in Test Method C42/C42M. Moist-cured
C42/C42M. Spesimen dipelihara dalam spesimens, during the period between their
kondisi lembab, selama periode antara removal from the curing environment and
pemindahan dari pemeliharaan di lingkungan testing, shall be kept moist by a wet burlap
dan pengujian, harus dijaga agar lembab or blanket covering, and shall be tested in a
dengan goni basah atau kain yang menutupi, moist condition as soon as practicable.
dan harus diuji dalam kondisi lembab
sesegera mungkin.
6.2 Prosedur pemeliharaan berikut akan 6.2 The following curing procedure shall be
digunakan untuk evaluasi dari beton ringan: used for evaluations of light-weight
spesimen diuji pada umur 28 hari harus concrete : spesimens tested at 28 days shall
dalam kondisi kering udara setelah dipelihara be in an air-dry condition after 7 days moist
7 hari dalam kondisi lembab dan 21 hari curing allowed by 21 days drying at 73.5 ±
pengeringan pada temperatur 23 ± 2°C [73,5 3.5˚F [23.0 ± 2.0˚C] and 50 ± 5 % relative
± 3,5 ˚F] dan kelembaban relatif 50 ± 5 %. humidity.
A B C D E F A B C D E F
400 205 200 100 32 25 16 in. 8¼ in. 8 in. 4 in. 1¼ in 1 in.
mm mm mm mm mm mm 400 205 200 100 32 25
16 in. 8¼ in. 8 in. 4 in. 1¼ in 1 in. mm mm mm mm mm mm
7 Prosedur 7 Procedure
7.1 Penandaan - Buat garis diameter pada 7.1 Marking – Draw diametral lines on each
setiap ujung spesimen menggunakan end of the spesimen using a suitable device
perangkat yang sesuai yang akan that will ensure that they are in the same
memastikan bahwa kedua garis tengah axial plane (see Fig. 1, Fig. 2 and Note 1), or
tersebut berada pada bidang aksial yang as an alternative, use the aligning jig shown
sama (lihat Gambar 1, Gambar 2, dan in Fig. 3 (Note 2).
Catatan 1), atau sebagai alternatif, menggu-
CATATAN 1 - Gambar 1 dan 2 menunjukkan Note 1. – Figs. 1 and 2 show a suitable device
perangkat yang cocok untuk menggambar garis for drawing diametral lines on each end of a 6 in.
diameter pada setiap ujung dari silinder dengan by 12 in. [150 mm by 300 mm] cylinder in the
ukuran 150 mm x 300 mm [6 in. x 12 in.] pada same axial plane. The device consists of three
bidang aksial yang sama. Perangkat ini terdiri parts as follows :
dari tiga bagian sebagai berikut:
(1) Baja kanal panjang 100mm [4 in.], kedua (1) A length of 4-in [100-mm] steel channel,
flensnya sudah diratakan dengan mesin, the flanges of which have been machined flat.
(2) Bagian a, diberi alur yang sesuai dengan (2) Asection, part a, that is grooved to fit
tebal kedua flens baja kanal dan yang smoothly over the flanges of the channel and
mencakup sekrup tutup untuk perletakan batang that includes cap screws for positioningthe
tegaknya, dan vertical member of the assembly, and
(3) Batang vertikal, bagian b, untuk menuntun (3) A vertical bar, part b, for guiding a pencil
pensil atau spidol, or marker.
Pengumpulan (bagian a dan bagian b) tidak The assembly (part a and part b) is not
diikat ke saluran tersebut dan diposisikan di fastened in the channel and is positioned at
kedua ujung silinder tanpa mengganggu either end of the cylinder without disturbing
posisi spesimen ketika menandai garis the position of the spesimen when marking
diameter. the diametral lines.
CATATAN 2 - Gambar4 adalah gambar rinci Note 2 – Fig. 4 is a detailed drawing of the
dari peralatan bantu ditunjukkan pada gambar 3 aligning jig shown in Fig. 3 for acieving the same
untuk tujuan yang sama seperti penandaan purpose as marking the diametral lines. The
garis diameter. Peralatan ini terdiri dari: device consists of :
(1) Bagian alas tempat untuk meletakkan (1) A base for holding the lower bearing strip
bantalan perata pembebanan bagian bawah dan and cylinder.
silinder.
(2) Batang perata beban tambahan sesuai (2) A supplementary bearing bar conforming
dengan persyaratan dalam Pasal 5 baik ukuran to the requirements in Section 5 as to critical
maupun kerataannya, dan dimensions and planeness, and
(3) Dua buah bagian tegak yang kegunaannya (3) Two uprights to serve for positioning the
untuk meletakkan silinder uji, bantalan perata test cylinder, bearing strips, and supplementary
pembebanan, dan batang perata beban bearing bar.
tambahan.
D F G H J K L D F G H J K L
100 25 20 13 6 mm 4,8 3,2 4 in. 1 in. ¾ ½ ¼ 3/16 1/8
mm mm mm mm mm mm in. in. in. in. in.
4 in. 1 in. ¾ ½ ¼ in. 3/16 1/8 100 25 20 13 6 4,8 3,2
in. in. in. in. mm mm mm mm mm mm mm
Gambar 3 -Alat bantu jig untuk penandaan Fig. 3 Jig for Aligning Concrete Cylinder
silinder beton dan bantalan perata beban and Bearing Strips
7.3 Pengaturan posisi dengan tanda 7.3 Positioning Using Marked Diametral
garis diameter - Letakkan sebuah dari dua Lines – Center one of the plywood strips
bantalan kayu lapis pada tengah-tengah along the center of the lower bearing block.
pada bagian bawah blok penahan baban. Place the spesimen on the plywood strip
Letakkan spesimen di atas bantalan kayu and align so that the lines marked on the
lapis tersebut sedemikian rupa hingga tanda ends of the spesimen are vertical and
garis tengah pada ujung spesimen terlihat centered over the plywood strip. Place a
tegak lurus terhadap titik tengah dari second plywood strip lengthwise on the
bantalan kayu lapis. Letakkan bantalan cylinder, centered on the lines marked on
kayu lapis lainnya memanjang di atas the ends of the cylinder. Position the
silinder sedemikian rupa hingga bagian assembly to ensure the following
tengahnya tepat berpotongan dengan tanda conditions :
garis tengah yang ada pada ujung silinder.
Atur posisi pengujian hingga tercapai
kondisi berikut:
7.3.1 Proyeksi dari bidang yang ditandai 7.3.1 The projection of the plane of the two
oleh garis tengah pada kedua ujung lines marked on the ends of the spesimen
spesimen tepat berpotongan dengan titik intersects the center of the upper bearing
tengah pelat perata beban bagian atas, dan plate, and
7.3.2 Bila digunakan batang perata beban 7.3.2 The supplementary bearing bar or
tambahan atau pelat, titik tengah spesimen plate, when used, and the center of the
pada posisi uji, harus berada tepat di bawah spesimen are directly beneath the center of
titik tengah blok perata beban bagian atas. thrust of the spherical bearing block (see
(lihat Gambar 5). Fig. 5).
7.4 Pengaturan posisi dengan alat bantu 7.4 Positioning by Use of Aligning Jig –
jig-Letakkan lapisan perata beban, silinder Position the bearing strips, test cylinder, and
uji, dan batang perata beban tambahan supplementary bearing bar by means of the
dengan menggunakan peralatan bantu aligning jig as illustrated in Fig. 3 and center
sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3 the jig so that the supplementary bearing
dan titik tengah sehingga peralatan batang bar and the center of the spesimen are
perata beban tambahan dan titik tengah directly beneath the center of thrust of the
spesimen pada posisi uji harus berada tepat spherical bearing block.
di bawah titik tengah blok perata beban
bagian atas.
7.5 Laju pembebanan - Pemberian 7.5 Rate of Loading – Apply the load
beban dilakukan secara menerus tanpa continuously and without shock, at a
sentakan, dengan laju tegangan tarik belah constant rate within the range 100 to 200
konstan yang berkisar antara 0,7 MPa/menit psi/min [0.7 to 1.4 MPa/min] splitting tensile
sampai 1,4 MPa/menit [100 psi/menit stress until failure of the spesimen (Note 3).
sampai 200 psi/menit] sampai spesimen Record the maximum applied load indicated
hancur (catatan 3). Catat beban maksimum by the testing machine at failure. Note the
yang ditunjukkan oleh mesin uji. Catat jenis type of failure and the appearance of the
keruntuhan dan tampak penampang beton. concrete.
CATATAN 3 - Hubungan antara tegangan tarik Note 3 – The relationship between splitting
belah dan beban yang digunakan ditunjukkan tensile stress and applied load is shown in
dalam Pasal 8. Kisaran beban diperlukan dalam Section 8. The required loading range in splitting
tegangan tarik belah sesuai dengan beban total tensile stress corresponds to applied total load in
yang digunakan dalam rentang 50 kN/menit the range of 11 300 to 22 600 lbf [50 to 100
sampai 100 kN/menit [11 300 lbf sampai 22 600 kN]/min for 6 by 12-in. [150 by 300-mm]
N O P R E F G H L N O P R E F G H L
375 190 65 50 32 25 20 13 3 15 7½ 2½ 2 in. 1¼ 1 in. ¾ ½ 1/8
mm mm mm mm mm mm mm mm mm in. in. in. in. in. in. in.
15 7½ 2½ 2 in. 1¼ 1 in. ¾ ½ 1/8 375 190 65 50 32 25 20 13 3
in. in. in. in. in. in. in. mm mm mm mm mm mm mm mm mm
8 Perhitungan 8 Calculation
8.1 Hitung kekuatan tarik belah spesimen 8.1 Calculate the splitting tensile strength
sebagai berikut: of the spesimen as follows :
(1) (1)
Keterangan: Where :
T = kekuatan tarik belah, MPa [psi], T = splitting tensile strength, psi [MPa],
P = beban maksimum yang ditunjukkan oleh P = maximum applied load indicated by the
mesin uji, N [lbf], testing machine, lbf [N],
l = panjang, mm [in.], dan l = length, in. [mm], and
d = diameter, mm [in.]. d = diameter, in. [mm].
9 Laporan 9 Report
10.2 Bias - Metode uji tidak mempunyai 10.2 Bias – The test method has has no
bias karenakekuatan tarik belah hanya bias because the splitting tensile strength
dapat didefinisikan dalam istilah pada can be defined only in terms of this test
metode uji ini. method.
11.1 spesimen silinder beton; tarik belah; 11.1 cylindrical concrete spesimens;
kekuatan tarik. splitting tension ; tensile strength.
(dalam mm dan in.) dan in.) detail peralatan value (mm or in.) value (mm or in.) detaied
detail peralatan bantu bantu penandaan garis detaied plans for plans for sustainable
penandaan garis tengah spesimen sustainable apparatus apparatus for marking
tengah specimen for marking end end diameters the
diameters the specimen
specimen
.