Yuani Novitasari H 0306105 5 PDF
Yuani Novitasari H 0306105 5 PDF
id
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
YUANI NOVITASARI
H 0306105
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Yuani Novitasari
H 0306105
Erlyna Wida Riptanti, SP. MP. Umi Barokah, SP. MP. . Ir. Sugiharti Mulya H., MP.
NIP. 19780708 200312 2 002 NIP. 19730129 200604 2 001 NIP. 19650626 199003 2 001
Surakarta, 2012
Mengetahui,
Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian
Dekan
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, hidayah, serta kemudahan-Nya sehingga Penulis
dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi
yang berjudul Sikap Konsumen Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di
Kabupaten Sukoharjo ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Univesitas Sebelas
Maret Surakarta. Pelaksanaan penelitian serta penyusunan skripsi ini dapat
terlaksana dengan lancar berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP selaku Ketua Komisi Sarjana
Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta serta Dosen Penguji Tamu
yang telah memberikan saran, kritik dan masukan dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Ibu Erlyna Wida Riptanti, SP., MP selaku Pembimbing Akademik dan Dosen
Pembimbing Utama yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat
dan petunjuk selama proses belajar dan penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Umi Barokah, SP., MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
dengan sabar selalu memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam
penyusunan skripsi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
7. Kantor Bappeda Kabupaten Sukoharjo, Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sukoharjo beserta Staf, Lurah Pasar Sukoharjo; Pasar Nguter,
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pasar Kepuh; dan Pasar Bekonang yang telah memberi izin Penulis
melakukan penelitian.
8. Pedagang jamu tradisional di pasar tradisional tempat penelitian serta
Bapak/Ibu, saudara dan saudari yang membeli jamu tradisional dan berkenan
menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Orangtuaku Bapak Sugino dan Ibu Kasinem, kakak-kakakku tercinta Mbak
Yanti-Mas Bedu, Mbak Mami-Mas Sar, Mas Ari-Mbak Asih, Kakak pady-
Mbak Kini, Mbak Ami, Mas Muji, Mas Santo dan adekku tersayang Febrian
Arif serta keponakan-keponakanku yang lucu ekha, sani, ayu, melan, bagus
dan hanif terima kasih atas segala dukungan, semangat, nasehat dan doa yang
tiada pernah putus, serta cinta dan kasih sayang yang diberikan, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku tersayang, Eska, Luthfia, Putri Wulandari, Dwi Putri, pury,
ani, atik, rani terima kasih atas support, saran dan kritik serta semua bantuan
yang telah diberikan pada Penulis. Semoga persahabatan ini terjaga utuh
selamanya.
11. Teman-teman kos cengkir gading putri, Mbak Yeni. Mbak Ria, Mbak Pur,
Mbak Ita, Mbak galuh, Mbak Mila, Emoy, Kiki, Sinta, Jojo, Tanti, Wulan,
Titik terimakasih atas dukungan dan semangat yang diberikan pada penulis
serta terimakasih atas kebersamaan kita di kos tercinta selama ini.
12. Seluruh keluarga besar Agrobisnis 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu. Terima kasih atas support dan kebersamaan yang telah kita lalui
selama kuliah, ini merupakan kenangan terindah dan tidak akan pernah
terlupakan.
13. HIMASETA FP UNS, seluruh pengurus dan anggota periode 2007-2008 dan
periode 2008-2009, khususnya bidang Kebendaharaan, yang telah
memberikan kesempatan penulis untuk berkembang dan mendapat
pengalaman yang luar biasa dalam berorganisasi.
14. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
semua bantuannya
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
RINGKASAN .................................................................................................. xii
SUMMARY....................................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 6
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 7
B. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 9
1. Jamu Tradisional ............................................................................. 9
2. Pemasaran ........................................................................................ 10
3. Atribut Produk ................................................................................. 11
4. Sikap Konsumen.......................................................................... ... 11
5. Perilaku Konsumen ......................................................................... 13
6. Point Ideal ....................................................................................... 14
7. Pasar Tradisional ............................................................................. 15
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah .................................................... 16
D. Hipotesis ................................................................................................ 19
E. Asumsi-asumsi ...................................................................................... 19
F. Pembatasan Masalah.............................................................................. 19
G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................... 19
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian......................................................................... 22
B. Metode Penentuan Lokasi ...................................................................... 22
C. Metode Pengambilan Sampel ............................................ .................... 24
D. Jenis Dan Sumber Data ..................................................................... .... 27
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28
F. Metode Analisis Data ............................................................................ 28
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Geografis ................................................................................ 31
B. Keadaan Penduduk ............................................................................... 32
1. Pertumbuhan Penduduk................................................................... 32
2. Keadaan Penduduk MenurutcommitJenis to userKelamin .................................. 33
3. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur ............................... 34
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1. Karakteristik Responden Jamu Tradisional
3. Tingkat Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Jamu
Tradisional
4. Performansi Ideal Jamu Tradisional
5. Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Jamu
Tradisional
6. Foto Jamu Tradisional
7. Peta Kabupaten Sukoharjo
8. Kuisioner
9. Surat izin penelitian
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
RINGKASAN
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SUMMARY
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan jenis tanaman yang
berkhasiat obat. Hal ini merupakan salah satu faktor pendukung
dikembangkannya industri jamu tradisional di Indonesia, karena bahan-bahan
untuk membuat jamu tradisional telah tersedia di negara Indonesia. Jika
bahan-bahan tersebut mampu dikelola dengan baik menjadi jamu tradisional
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, maka industri jamu tradisional
negara ini akan berkembang menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan
produksi jamu tradisional tersebut. Selain itu diharapkan nama jamu
tradisional akan lebih terangkat di mata masyarakat, sehingga jamu tradisional
yang merupakan jamu ramuan asli Indonesia ini diminati dan dikonsumsi oleh
semua kalangan masyarakat Indonesia.
Obat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku
berasal dari alam atau biasa disebut dengan jamu. Menurut Suharmiati dan
Handayani (2006), jamu tradisional adalah obat tradisional yang berisi seluruh
bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut. Pada umumnya, jamu
tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Satu
jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5-10
macam. Jamu tidak perlu pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup
dengan bukti empiris dan memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu.
Ada beberapa bentuk formula jamu yang siap pakai. Bentuk bubuk atau
powder merupakan bentuk yang paling umum. Namun adanya perkembangan
teknologi membuat bentuk jamu menjadi bermacam-macam, antara lain dalam
bentuk pil, kapsul, kaplet, maupun cair. Belum dapat dipastikan sejak kapan
tradisi meracik dan meminum jamu muncul. Tetapi diyakini tradisi ini telah
berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Tradisi meracik dan meminum jamu
sudah membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan
dengan adanya Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut
adanya profesi tukang meracikcommit to user
jamu yang disebut Acaraki (Anonim, 2007).
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional), maupun pendaftaran izin edar produk
obat tradisional secara kolektif.
Jenis jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo antara lain jamu serbuk
instan, jamu rebusan dan jamu cair. Jamu serbuk instan adalah jenis jamu
serbuk yang telah dikemas sesuai resep dan kegunaannya. Jamu rebusan
merupakan jenis jamu tradisional yang berupa simplisia kering. Sedangkan
jamu cair yaitu jenis jamu tradisional yang berupa cair dan siap untuk
dikonsumsi langsung. Jamu cair biasanya dijual dengan cara dikelilingkan
mendatangi rumah-rumah warga dan biasanya disebut jamu gendong. Sebutan
jamu gendong diberikan karena penjual menjual jamunya dengan cara
digendong. Namun sekarang penjual jamu gendong sudah banyak yang
menggunakan sepeda atau motor.
Salah satu tempat konsumen untuk melakukan pembelian jamu
tradisional adalah pada pasar tradisional. Jamu tradisional yang dijual pada
pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo pada umumnya adalah jamu serbuk
instan dan jamu rebusan, jamu cair biasanya dijual secara berkeliling. Jamu
serbuk instan dan jamu rebusan yang dijual oleh pedagang di pasar tradisional
Kabupaten Sukoharjo terdiri dari berbagai merek baik yang dibuat oleh
produsen jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo maupun buatan pabrik-
pabrik besar seperti Air Mancur dan Sido Muncul. Jamu serbuk instan
biasanya dikemas dalam kemasan primer berupa kantong kertas kecil ataupun
plastik kecil (sachet), kemudian dipak dalam kemasan sekunder berupa plastik
bening ataupun dalam bok karton, satu pak terdiri dari 5-10 sachet. Untuk
jamu rebusan biasanya dikemas dalam kemasan primer berupa plastik bening
ataupun mika, kemasan ini terdiri dari berbagai ramuan simplisia kering yang
telah disesuaikan dengan resep dan kegunaannya. Pedagang jamu tradisional
yang ada di pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo ada yang memproduksi
jamu sendiri dan ada yang hanya menjual jamu saja tanpa memproduksinya.
Sikap konsumen terhadap permintaan jamu tradisional pada pasar
tradisional di Kabupaten Sukoharjo dipengaruhi oleh adanya selera dan
pengetahuan konsumen yang commit to user
tercermin dari perilaku konsumen. Pengkajian
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Putricia (2002) mengenai Analisis Positioning Produk Jamu
Kesehatan Merek Bukti Mentjos pada Industri Jamu Tradisional Bukti
Mentjos, Jakarta Pusat menggunakan analisis metode citra dan biplot, yang
menilai atribut terhadap produk jamu tradisional yang terdiri dari lima merek
yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan positioning produk jamu
kesehatan merek bukti mentjos lebih unggul dibandingkan dengan merek
kesehatan merek pesaing dilihat dari atribut rasa pahit yang pas, aroma yang
wangi dan kesegaran, khasiat yang cukup tinggi dan kangdungan yang
lengkap dan tercantum nomor DepKes yang jelas. Sedangkan positioning
jamu kesehatan Sido Muncul dilihat dari atribut merek terkenal, kemasan yang
menarik, harga yang murah, tanggal kadaluwarsa yang lama, informasi
pemakaian yang jelas. Positioning jamu kesehatan merek Nyonya Meneer
dilihat unggul pada mutu kualitas yang terjamin, produk yang higinis, label
yang lebih informatif, nomor DepKes tercantum jelas, kandungan zat yang
lengkap dan khasiat yang tinggi. Positioning jamu kesehatan Darmi dan Air
Mancur dilihat dari atribut tidak dekat dengan atribut manapun karena produk
tersebut kurang mendapat perhatian dari responden.
Penelitian Febiyanti (2006) mengenai Sikap dan Minat Konsumen Pasar
Tradisional Terhadap Produk Teh di Surakarta, menggunakan analisis model
sikap angka ideal, menunjukkan analisis tingkat kepentingan atribut produk
teh, yang diprioritaskan konsumen adalah rasa, harga, kemasan, dan
kepraktisan produk. Rasa teh produk teh seduh sudah ideal dengan keinginan
konsumen, sedangkan atribut lain mendekati ideal. Produk teh celup dan teh
serbuk, yang paling mendekati ideal adalah atribut kepraktisan produk. Sikap
konsumen terhadap produk teh seduh dan teh celup sangat baik, sedangkan
untuk produk teh serbuk adalah baik. Ketiga produk, yang mendekati ideal
adalah produk teh seduh. Sifat ideal produk teh seduh adalah mudah
commit
dikonsumsi, rasa teh kuat, kemasan to user
tidak dipentingkan, dan harga murah. Sifat
7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
ideal teh celup adalah mudah dikonsumsi, rasa teh sangat kuat, kemasan tidak
dipentingkan, dan harga murah. Sifat ideal produk teh serbuk adalah mudah
dikonsumsi, rasa teh sangat kuat, kemasan menarik, dan harga sangat murah.
Penelitian Pramandya (2010) mengenai Sikap dan Minat Konsumen
Pasar Tradisional Terhadap Produk The di Surakarta, menggunakan analisis
sikap angka ideal yang menunjukkan analisis tingkat kepentingan atribut
produk teh teh celup, teh seduh dan teh siap saji yang dipertimbangkan oleh
konsumen dalam melakukan pembelian adalah atribut rasa, keamanan produk,
manfaat kesehatan, kepraktisan, kemasan, volume dan harga. Konsumen
memberikan nilai kepercayaan tertinggi terhadap atribut kepraktisan dan
volume pada teh celup, sedangkan atribut kemanan dan volume pada teh
seduh dan untuk teh siap saji nilai kepercayaan tertinggi terdapat pada atribut
volume. Hasil penelitian juga menunjukan sikap dan minat konsumen
terhadap poduk teh celup dan teh siap saji adalah baik, sedangkan sikap dan
minat konsumen tehadap teh seduh adalah sangat baik.
Berdasarkan penelitian Putricia dapat diketahui bahwa penelitian yang
dilaksanakan sama yaitu penelitian mengenai jamu tradisional dan
mengidentifikasi atribut-atribut yang ada pada produk jamu tradisional
tersebut. Walaupun menggunakan analisis yang berbeda tetapi penelitian
Putricia dapat dijadikan penelitian terdahulu karena sama-sama meneliti
produk jamu tradisional. Berdasarkan penelitian Febiyanti dan Pramandya
dapat diketahui bahwa penelitian yang dilaksanakan adalah sama yaitu tentang
sikap konsumen terhadap suatu produk dengan menggunakan analisis model
sikap angka ideal yang menunjukkan analisis tingkat kepentingan atribut
konsumen mempunyai kepercayaan terhadap atribut pada suatu produk.
Atribut merupakan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian
suatu produk. Dalam penelitian sikap konsumen jamu tradisional pada pasar
tradisional di Kabupaten Sukoharjo ini juga menggunakan analisis model
sikap angka ideal, dengan tingkat kepentingan atribut yang dipertimbangkan
konsumen dalam pembelian produk jamu tradisional yang akan diteliti adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
3. Atribut Produk
Atribut produk merupakan karakteristik atau fitur yang mungkin
dimiliki oleh suatu objek. Atribut produk dibedakan menjadi dua yaitu
atribut intrinsik dan atribut ekstrisik. Atribut intrinsik yaitu segala sesuatu
yang berhubungan dengan sifat produk dan atribut ekstrinsik yaitu segala
sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk seperti nama merk,
label, dan kemasan (Mowen dan Minor, 2002).
Atribut produk meliputi dimensi-dimensi yang terkait dengan produk
atau merek, seperti daya tahan, kehandalan, gaya, reputasi dan lain-lain.
Selain dimensi-dimensi produk juga menyangkut apa saja yang
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau
memperhatikan produk, seperti harga, kerersediaan produk, merek, harga
jual kembali, ketersediaan suku cadang, harga suku cadang, layanan
setelah penjualan dan seterusnya ( Simamora, 2004).
Kemampuan konsumen berbeda-beda dalam menyebutkan
karakteristik atau atribut dari produk-produk tersebut. Hal ini disebabkan
konsumen memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai suatu produk,
sehingga para pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh
konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana
yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai
atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen.
Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan
memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya
(Sumarwan, 2003).
4. Sikap Konsumen
Menurut Sumarwan (2003), sikap (attitudes) konsumen adalah faktor
penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap
sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku
(behaviour). Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu
objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga menggambarkan
commit berbagai
kepercayaan konsumen terhadap to user atribut dan manfaat dari objek
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
Di mana :
Ab = sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan responden
terhadap atribut i
Wi = tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap atribut i
Ii = performansi ideal konsumen terhadap atribut i
Xi = kepercayaan konsumen terhadap atribut i
n = jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen
(Sumarwan, 2003).
Menurut Simamora (2004) mengemukakan bahwa pemahaman
model poin ideal diawali oleh pemikiran bahwa setiap orang memiliki
produk atau merek ideal bagi dirinya. Ditinjau dari sikap, semakin dekat
ke poin ideal, sebuah produk atau merek semakin baik posisinya. sikap
konsumen juga bisa diukur melalui jarak antara posisi produk atau merek
dengan posisi ideal di benak konsumen. Posisi tersebut diukur dengan cara
mengkualifikasikan kepercayaan konsumen mengenai prestasi produk
pada atribut dan tingkat kepentingan atribut tersebut bagi konsumen.
7. Pasar Tradisional
Pasar merupakan sarana jual beli berbagai komoditas. Sesuai dengan
perkembangannya terdapat pasar tradisional dan pasar modern. Pasar
tradisional biasanya menampung banyak penjual, dilaksanakan dengan
manajemen tanpa perangkat teknologi modern dan mereka lebih mewakili
commit to user
golongan pedagang menengah kebawah dan tersebar baik di kampung-
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
Di mana :
Ab = sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan responden
terhadap jamu tradisional
Wi = tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap jamu tradisional
Ii = performansi ideal konsumen terhadap jamu tradisional
Xi = kepercayaan konsumen terhadap jamu tradisional
n = jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen
Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1 berikut ini:
Jamu Tradisional
Pasar Tradisional
Kepercayaan Evaluasi
Perilaku Konsumen
Sikap Konsumen
D. Hipotesis
1. Atribut jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo
sudah memenuhi sifat ideal sesuai dengan keinginan konsumen.
2. Sikap konsumen terhadap jamu tradisional pada pasar tradisional di
Kabupaten Sukoharjo adalah baik.
E. Asumsi-asumsi
Responden merupakan pengambil keputusan dalam pembelian yang mewakili
rumah tangga.
F. Pembatasan Masalah
1. Jamu tradisional yang diteliti adalah jamu tradisional yang dijual di pasar
tradisional Kabupaten Sukoharjo yang berupa jamu serbuk instan dan jamu
rebusan. Jamu tradisional yang berupa jamu cair atau sering disebut jamu
gendong tidak diteliti, karena jamu ini dijual oleh pedagangnya dengan
cara dikelilingkan dan tidak menetap pada pasar tradisional, sehingga tidak
ada data pedagang jamu cair atau jamu gendong di pasar tradisional
Kabupaten Sukoharjo.
2. Atribut jamu tradisional yang diteliti adalah kemasan, kepraktisan, khasiat,
informasi pemakaian, batas waktu penggunaan, komposisi jamu dan
keamanan produk.
3. Penelitian ini terbatas pada konsumen yang membeli jamu tradisional di
pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo untuk di konsumsi sendiri dan tidak
dijual kembali.
4. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 hingga Februari
2011.
5. Harga yang berlaku adalah harga pada saat penelitian.
G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Jamu tradisional adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman
yang menjadi penyusun jamu tersebut. Pada umumnya, obat tradisional ini
dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Satu jenis jamu
commit
disusun dari berbagai tanaman to user
obat yang jumlahnya antara 5-10 macam.
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Jenis jamu tradisional yang akan diteliti yaitu jamu serbuk instan dan jamu
rebusan.
2. Konsumen jamu tradisional adalah seseorang yang membeli jamu
tradisional yang mewakili rumah tangga di pasar tradisional di Kabupaten
Sukoharjo untuk dikonsumsi sendiri dan tidak dijual kembali.
3. Sikap konsumen merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu
obyek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan
kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari obyek
tersebut.
4. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan kegiatan
mengevaluasi.
5. Point ideal merupakan suatu model analisis yang pada prinsipnya
memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang
dirasakan (yang sesungguhnya) oleh konsumen dan apa yang diingginkan
(yang ideal) oleh konsumen.
6. Jamu serbuk instan adalah salah satu jenis jamu tradisional berupa bubuk
yang cara mengkonsumsinya dengan diseduh air panas terlebih dahulu.
7. Jamu rebusan adalah salah satu jenis jamu tradisional berupa bahan-bahan
jamu kering yang cara mengkonsumsinya dengan direbus terlebih dahulu.
8. Atribut jamu tradisional adalah karakteristik atau ciri yang melekat pada
produk jamu tradisional yang berfungsi sebagai kriteria penilaian dalam
pengambilan keputusan. Dalam penelitian atribut yang diteliti adalah
kemasan, kepraktisan, khasiat, informasi pemakaian, batas waktu
penggunaan, komposisi jamu dan keamanan produk.
9. Kemasan adalah tampilan luar yang membungkus jamu tradisional
sehingga lebih menarik dan terjaga kebersihannya.
10. Kepraktisan adalah kemudahan dalam mengkonsumsi jamu tradisional.
11. Khasiat adalah maanfat jamu tradisional yang akan dirasakan oleh
konsumen jamu tradisionalcommit to user
tersebut
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
P = 0,5
Harga maksimal dari f(P) adalah P (1-P) = 0,5 (0,5) = 0,25
Jadi besarnya sampel jika digunakan probabilitas 95% dan kesalahan
yang terjadi adalah 0,1 adalah :
2
æ 1 , 96 ö
N = ( 0 , 25 ) ç ÷ = 96,04 dibulatkan menjadi 96 sampel
è 0 ,1 ø
Berdasarkan perhitungan dari rumus di atas, sampel yang akan diambil
adalah sebanyak 96 responden yang tersebar di lokasi pasar tradisional di
Kabupaten Sukoharjo yang telah ditentukan. Dari 96 responden tersebut
dibagi menjadi dua menurut jenis jamu tradisional yang akan diteliti yaitu
jamu serbuk instan dan jamu rebusan. Berdasarkan keterangan dari pedagang
jamu tradisional di pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo, setiap pedagang
jamu tradisional menjual jamu jenis serbuk instan maupun rebusan, namun
jumlah jamu serbuk instan lebih banyak daripada jamu rebusan. Biasanya
para pedagang jamu tradisional menjual jamu dengan perbandingan 8 : 2 atau
dengan presentase 80% untuk jamu serbuk instan dan 20% untuk jamu
rebusan. Untuk lebih jelasnya pembagian responden jamu tradisional menurut
presentase penjualan jamu pada pasar tradisional di Kabupaten sukoharjo
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2. Pembagian Responden Berdasarkan Presentase Penjualan Jamu
Tradisional pada Pasar Tradisional di Kabupaten Sukoharjo.
Jenis jamu Presentase Jumlah Responden
Serbuk Instan 80% 77
Rebusan 20% 19
Total 100% 96
Sumber: Hasil Pengolahan Data dari Informasi Pedagang Jamu Tradisional
pada Pasar Tradisional di Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, total responden
sebanyak 96 akan terbagi menjadi dua menurut presentase penjualan jamu
tradisional oleh pedagang pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo,
responden jamu serbuk instan sebanyak 80% dari total responden yaitu 77
responden dan untuk responden jamu rebusan sebanyak 20% dari total
responden yaitu 19 responden.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Di mana :
Ab = sikap keseluruhan terhadap kepentingan yang diberikan
responden terhadap jamu tradisional
Wi = tingkat kepentingan yang diberikan responden terhadap jamu
tradisional
Ii = performansi ideal konsumen terhadap jamu tradisional
Xi = kepercayaan konsumen terhadap jamu tradisional
n = jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen
Ab adalah sikap keseluruhan konsumen terhadap suatu produk yang
akan digambarkan oleh angka dari nol sampai jumlah tertentu. Semakin
kecil skor Ab (mendekati nol), artinya perbedaan antara apa yang
diharapkan (yang ideal) dengan sesungguhnya semakin dekat. Dengan kata
lain produk tersebut semakin disukai konsumen.
Wi menggambarkan evaluasi terhadap kepentingan suatu atribut.
Konsumen diminta untuk menyatakan pilihan dalam skala. Sedangkan Ii
menyatakan keinginan performansi ideal dari atribut yang dievaluasinya.
Langkah kemudian adalah mengukur komponen Xi, yaitu memberikan
penilaian aktual suatu atribut produk seperti yang dirasakan konsumen.
Keidealan suatu produk dinilai dengan cara melihat skor atau point selisih
antara performansi ideal dan kepercayaan terhadap atribut. Semakin kecil
atau semakin mendekati nol selisih antara performansi ideal dengan
kepercayaan maka atribut tersebut semakin ideal. Kriteria sikap konsumen
dinilai dengan menggunakan skala linear numerik dengan rumus :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
x =
å Wi (Ii - 1 )
Skala
Skala linear numerik :
0 £ Ab < x sangat baik
x £ Ab < 2x baik
2x £ Ab < 3x netral
3x £ Ab < 4x buruk
4x £ Ab < 5x sangat buruk
(Simamora, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
A. Keadaan Alam
1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif
Kabupaten Sukoharjo adalah salah satu Kabupaten di Propinsi
Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak diantara
110° 42’ 6,79” sampai 110° 57’ 33,70” LS (Lintang Selatan) dan 7° 32’
17,00” sampai 7° 49’ 32,00” BT (Bujur Timur). Adapun batas-batas
wilayah Kabupaten Sukoharjo antara lain:
Sebelah utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar
Sebelah selatan : Kabupaten Gunung Kidul dan (DIY) dan Kabupaten
Wonogiri
Sebelah barat : Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali
Kabupaten Sukoharjo secara administrasi terbagi menjadi 12
kecamatan yang terdiri dari 167 desa/ kelurahan. Luas wilayah Kabupaten
Sukoharjo adalah 46.666 Ha atau sekitar 1,43% luas Propinsi Jawa
Tengah. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Polokarto yaitu 6.218
Ha (13%), sedangkan yang paling sempit adalah Kecamatan Kartasura
yaitu 1.923 Ha (4%) dari luas Kabupaten Sukoharjo.
2. Keadaan Iklim
Faktor iklim antara lain mencakup aspek lamanya musim kemarau
dan musim penghujan serta banyaknya curah hujan dan hari hujan akan
berpengaruh terhadap lingkungan seperti tingkat kesuburan lahan,
kekeringan, banjir dan sebagainya. Data mengenai banyak hari hujan dan
curah hujan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
B. Keadaan Penduduk
1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh kelahiran,
kematian dan migrasi. Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo mengalami
peningkatan selama 5 tahun terakhir. Kenaikan jumlah penduduk
Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
417.276
Sex Ratio = x100%
425.851
= 97,99%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
commitpembangunan
kemajuan dan perkembangan to user suatu wilayah. Keadaan
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
A. Karakteritik Konsumen
Karakteristik konsumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis
kelamin konsumen, umur konsumen, tingkat pendidikan konsumen, pekerjaan
konsumen, pendapatan keluarga konsumen per bulan, serta jumlah anggota
keluarga konsumen. Seorang pemasar membutuhkan beberapa karakteristik
konsumen untuk menentukan sasaran konsumennya agar produk dapat
diterima ataupun dijangkau oleh konsumen.
1. Jenis Kelamin Konsumen
Karakteristik konsumen berupa jenis kelamin adalah perempuan dan
laki – laki. Karakteristik tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
Tabel 10. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis
Kelamin
No Jenis Serbuk Instan Rebusan
Kelamin Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Konsumen (%) Konsumen (%)
1. Perempuan 68 88,31 16 84,21
2. Laki-laki 9 11,69 3 15,79
Jumlah 77 100,00 19 100,00
Sumber: Analisis Data Primer
Tabel 10 menunjukkan bahwa konsumen jamu tradisional dengan
jenis kelamin perempuan memiliki jumlah yang lebih banyak dari
konsumen jamu tradisional dengan jenis kelamin laki-laki. Konsumen
jamu tradisional serbuk instan berjumlah 77 konsumen yang terdiri dari 68
perempun dan 9 laki-laki. Sedangkan konsumen jamu tradisional rebusan
berjumlah 19 konsumen yang terdiri dari 16 perempuan dan 3 laki-laki.
Berdasarkan jumlah konsumen diatas diketahui konsumen dengan jenis
kelamin perempuan lebih banyak membeli jamu tradisional di pasar
tradisional dari pada konsumen dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini
dikarenakan sebagian besar perempuan melakukan kegiatan belanja di
pasar tradisional. Perempuan lebih berperan sebagai pengambil keputusan
dalam pembelian berbagaicommit to user
kebutuhan rumah tangga dan bertugas untuk
38
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
4. Pekerjaan Konsumen
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik yang saling
berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang
dilakukan konsumen. Dan selanjutnya profesi dan pekerjaan seseorang
akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan
pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan
pola konsumsi seseorang (Sumarwan, 2003). Karakteristik konsumen jamu
tradisional berdasarkan jenis pekerjaan adalah sebagai berikut :
Tabel 13. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis
Pekerjaan.
No Jenis Serbuk Instan Rebusan
Pekerjaan Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Konsumen (%) Konsumen (%)
1. PNS 2 3,90 - -
2. Pegawai 10 12,99 2 10,53
Swasta
3. Wiraswasta 48 62,34 12 63,15
4. Petani 10 12,99 3 15,79
5. Ibu Rumah 5 6,49 2 10,53
Tangga
6. Lain-lain 2 1,29 - -
Jumlah 77 100,00 19 100,00
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa sebagian besar
konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan maupun
jamu tradisional rebusan memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta.
Konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan yang
memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 48, sedangkan
konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional rebusan yang memiliki
pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 12. Terkait dengan umur
konsumen jamu tradisional yang paling banyak menkonsumsi jamu adalah
50-54 tahun dan pendidikan yang rendah hanya sampai tingkat SD,
pekerjaan sebagai wiraswasta yang banyak dimiliki konsumen jamu
tradisional adalah sebagai pedagang. Misalnya pedagang makanan serta
commit
bakul warung kelontong dan sayur.to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan adalan 80% : 20%.
Jenis jamu tradisional serbuk instan yang sering dibeli oleh konsumen
antara lain pegal linu, rematik, asam urat, kunyit asam, kunyit asam sirih,
sepet wangi, galian singset, rapet wangi, raket wangi, sehat wanita, dan
peluruh lemak. Sedangkan untuk jenis jamu rebusan yang sering dibeli
oleh konsumen adalah pegal linu, rematik, asam urat, dan gadung crobo.
Kedua jenis jamu tradisional tersebut berasal dari berbagai merek jamu,
ada yang berasal dari industri jamu di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya
seperti jamu Sabdo Palon, Narodo, Kresno, Anoman, Werkudoro,
Gatotkaca, Bisma, Wisanggeni, Gujati, Suti Sehati, Ny.Tinah, Ny.Satiman,
Khasiat Alam dan lain sebagainya, serta ada jamu yang dari pabrik besar
seperti jamu Jago, Nyonya Meneer, Leo, Sido Muncul, dan Air Mancur.
Dari berbagai jenis jamu dan produsen jamu diatas yang paling
banyak dibeli oleh konsumen baik untuk jamu tradisional serbuk instan
maupun jamu tradisional rebusan adalah jamu pegal linu. Untuk jamu
tradisional serbuk instan yang paling banyak dibeli adalah jamu pegal linu
komplit yang di produksi oleh pabrik jamu Sidomuncul, karena jamu ini
telah dikemas dalam satu paket komplit yang terdiri dari jamu pegal linu,
beras kencur, jahe wangi, pil gingseng dan madu. Sedangkan untuk jamu
rebusan adalah jamu pegal linu dari berbagai merek dan produsen jamu,
karena memang jamu rebusan pegal linu yang biasa dibeli oleh konsumen.
2. Volume/Berat Jamu Tradisional
Volume/berat jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional
rebusan yang dibeli oleh konsumen pada pasar tradisional di Kabupaten
Sukoharjo beraneka ragam beratnya tergantung dari jenis jamu yang
konsumen beli. Setiap jenis jamu memiliki berat yang berbeda sesuai
dengan bahan menyusun jamu tersebut dan besar kecilnya kemasan. Jenis
jamu tradisional serbuk instan memiliki berat per bungkus kecil atau
sachet berkisat antara 5-10 gram. Sedangkan untuk jenis jamu tradisional
rebusan biasanya mempunyai berat antara 150-300 gram.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
tradisional yang yang belum ada uji kesehatannya, karena pada produk
jamu tersebut tidak tertera izin dari BP POM maupun DEPKES. Selai izin
dari BP POM dan DEPKES juga terdapat tangggal batas waktu
penggunaan jamu tradisional tersebut. Untuk jamu tradisional serbuk
instan dapat digunakan selama kurang lebih 3 tahun setelah diproduksi,
dan untuk jamu tradisional rebusan belum tertera secara jelas batas
waktunya. Biasanya untuk mengetahui apakah jamu tersebut masih layak
dikonsumsi yaitu dengan melihat bentuk dari bahan-bahan yang digunakan
untuk membuatnya. Kebanyakan jamu tradisional rebusan dikemas dalam
plastik bening atau mika dan yang dkemas dalam bok karton juga terdapat
salah satu sisi yang dibuat transparan dari plastik, sehingga konsumen
jamu dapat melihat bahan-bahan penyusun jamu tradisional rebusan masih
layak dikonsumsi atau tidak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari 77 jumlah konsumen
yang membeli jamu tradisional serbuk instan terdapat 34 konsumen yang
membeli produk jamu tradisional dengan izin dari BP POM dan 43
konsumen yang membeli jamu tradisional dengan izin dari DEPKES.
Jamu tradisional serbuk instan yang memiliki izin dari PB POM tersebut
yaitu jamu produksi dari pabrik jamu Sidomuncul jamu produksi dari
industry di Sukoharjo yaitu Sabdo Palon. Untuk jamu tradisional rebusan
dari 19 konsumen jamu tradisional rebusan terdiri dari 9 konsumen telah
membeli jamu tradisional dengan izin dari BP POM, 9 konsumen membeli
jamu yang hanya mempunyai izin dari DEPKES, dan terdapat satu
konsumen membeli jamu tradisional rebusan belum menyantumkan izin
baik dari DEPKES maupun BP POM.
Jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo yang merupakan produksi
Kabupaten Sukoharjo sendiri masih banyak yang belum menperoleh izin
dari BP POM. Hal ini karena industri jamu tradisional di Kabupaten
Sukoharjo masih tergolong industri kecil rumah tangga dan untuk
mendapatkan izin dari BP POM memerlukan biaya yang mahal. Ada satu
commit
industri jamu tradisional di to userSukoharjo yang cukup besar dan
Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
ternama yaitu Sabdo Palon, semua jamu tradisional produksi Sabdo Palon
baik jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan telah
memperoleh izin dari BP POM.
8. Alasan pembelian Jamu Tradisional
Setiap konsumen memiliki alasan yang berbeda-beda dalam
melakukan pembelian jamu tradisional di pasar tradisional Kabupaten
Sukoharjo. Adapun alasan pembelian dan jumlah konsumen untuk jamu
tradisional serbuk instan dan jamu rebusan adalah sebagai berikut:
Tabel 19. Alasan Pembelian Jamu Tradisional.
No Alasan Serbuk instan Rebusan
Pembelian Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Konsumen (%) Konsumen (%)
1. Menyehatkan 23 29,87 4 21,05
Badan
2. Menyembuhkan - - - -
Penyakit
3. Terbuat Dari 46 59,74 15 78,95
Bahan Alami
4. Kebiasaan 6 7,79 - -
Mengkonsumsi
Jamu -
5. Alasan lain 2 2,60 -
Jumlah 77 100,00 19 100,00
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa konsumen jamu
tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan mempunyai
alasan yang sama untuk membeli jamu tradisional, yaitu jamu tradisional
terbuat dari bahan alami yang aman untuk dikonsumsi dengan jumlah
konsumen jamu serbuk instan sebanyak 46 konsumen dan konsumen jamu
tradisional rebusan sebanyak 15 konsumen. Alasan kedua konsumen
dalam membeli jamu tradisional baik jamu rebusan maupun jamu serbuk
instan adalah karena jamu tradisional menyehatkan badan, yaitu dengan
jumlah konsumen jamu tradisional serbuk instan sebanyak 23 konsumen
dan jamu tradisional rebusan sebanyak 4 konsumen. Selanjutnya ada 6
konsumen jamu tradisionalcommit
serbuktoyang
usermembeli jamu tradisional dengan
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
a) Kemasan
Konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional mempunyai
tipe ideal terhadap atribut kemasan jamu tradisional yang
dikonsumsinya tetapi kenyataannya masih terdapat kesenjangan antara
sifat ideal yang diinginkan konsumen dengan kenyataan yang terdapat
pada produk. Adapun performansi ideal dan kepercayaan konsumen
terhadap atribut kemasan jamu tradisional adalah sebagai berikut :
Tabel 24. Performansi Ideal dan Kepercayaan Konsumen terhadap
Atribut Kemasan Jamu Tradisional.
Atribut Serbuk Instan Rebusan
Kemasan (Ii) (Xi) [Ii-Xi] (Ii) (Xi) [Ii-Xi]
5 13 - 11 -
4 64 57 8 3
3 - 20 - 16
2 - - - -
1 - - - -
n 77 77 19 19
Total 321 288 87 60
X 4,17 3,74 0,43 4,58 3,16 1,42
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa pada jamu
tradisional serbuk instan nilai antara performansi ideal atribut kemasan
dan kepercayaan konsumen terdapat kesenjangan sebesar 0,43. Nilai
ini menunjukkan bahwa atribut kemasan pada jamu tradisional serbuk
instan telah memenuhi ideal. Sedangkan untuk jamu tradisional
rebusan antara performansi ideal dan kepercayaan konsumen terdapat
kesenjangan sebesar 1,42. Nilai ini menunjukkan bahwa atribut
kemasan pada jamu tradisional rebusan belum memenuhi ideal.
Kemasan pada jamu tradisional serbuk instan telah memenuhi
ideal atau sesuai dengan keinginan konsumen, yaitu jamu tradisional
serbuk dikemas dengan kemasan primer menggunakan kantong kertas
kecil dan ada yang menggunakan plastik kecil (sachet), kemudian
dipak dalam kemasan sekunder menggunakan plastik bening ataupun
commit to userdari lima sampai sepuluh sachet.
dalam bok karton, satu pak terdiri
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
perilaku. Setiap konsumen memiliki produk ideal bagi dirinya. Ditinjau dari
sikap, semakin dekat sebuah produk ke poin ideal, semakin baik posisinya.
Dengan mengetahui sikap konsumen, sangat penting bagi produsen untuk
memenuhi selera konsumen akan jamu tradisional yang diinginkan sehingga
dapat memberikan keuntungan bagi produsen.
Setelah mengetahui sikap konsumen terhadap masing-masing atribut
jamu tradisional, maka dapat diketahui pula sikap konsumen terhadap produk
secara keseluruhan. Analisis sikap konsumen terhadap atribut jamu
tradisional adalah sebagai berikut:
1. Jamu Tradisional serbuk instan
Berbagai atribut jamu tradisional serbuk instan dapat menjadi bahan
pertimbangan konsumen pada saat membeli. Sikap konsumen terhadap
jamu tradisional serbuk instan adalah sebagai berikut :
Tabel 34. Sikap Konsumen Terhadap Jamu Tradisional Serbuk instan.
Atribut Tingkat /Ii – Xi/ Wi/Ii – Xi/
Kepentingan (Wi)
Kemasan 3,96 0,43 1,7020
Kepraktisan 3,74 0,19 1,7106
Khasiat 4,17 0,68 2,8356
Informasi Pemakaian 4,15 0,48 1,9920
Batas Waktu Penggunaan 4,93 0,09 0,4437
Komposisi Jamu 4,42 0,07 0,3094
Keamanan Produk 4,96 0,18 0,8928
Sikap (Ab) 9,89
Sumber : Analisis Data Primer
Kriteria sikap konsumen terhadap jamu tradisional serbuk instan
dinilai dengan menggunakan skala linear numerik, yaitu :
x=
å Wi ( Ii - 1)
skala
x = 22,47322
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id
x=
å Wi ( Ii - 1)
skala
x = 21,1457
Skala linear numerik :
0 £ Ab< 21,1457 : sangat baik
21,1457£ Ab< 42,2914 : baik
42,2914£ Ab< 63,4371 : netral
63,4371 £ Ab< 84,5828 : buruk
84,5828£ Ab< 105,7285 : sangat buruk
Berdasarkan Tabel 35 dan analisis di atas dapat diketahui bahwa
jamu tradisional rebusan mendapatkan sikap baik dari konsumen yang
berarti atribut yang melekat pada jamu tradisional rebusan telah sesuai
dengan selera konsumen dan sikap konsumen tersebut ditunjukkan dengan
perilaku beli konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional rebusan. Hal
ini dapat dilihat dari skor dari skala numerik dapat diketahui sikap
konsumen terhadap jamu tradisional yaitu sebesar 40,60.
Berdasarkan hasil penelitian maka hasil penelitian sikap konsumen
jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo telah
sesuai dengan hipotesis penelitian. Dinyatakan bahwa hipotesis penelitian
sikap konsumen terhadap jamu tradisional adalah baik, dan pada hasil
penelitian sikap konsumen terhadap jamu tradisional serbuk instan adalah
sangat baik dengan nilai sikap sebesar 9,89. Sedangkan untuk sikap
konsumen jamu tradisional rebusan adalah baik dengan nilai sikap sebesar
40,60. Hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar dari atribut-atribut pada
jamu tradisional serbuk instan maupun rebusan telah memenuhi sifat ideal
sesuai dengan keinginan konsumen. Walaupun masih terdapat atribut yang
belum sesuai dengan keinginan konsumen, tetapi sebagian besar konsumen
tetap mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan dan rebusan karena
konsumen lebih mengutamakan kebiasaan dalam mengkonsumsi jamu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dan analisis yang
dilakukan mengenai Sikap Konsumen jamu tradisional Pada Pasar Tradisonal
Di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut :
1. Atribut-atribut jamu tradisional serbuk instan yang memenuhi ideal adalah
komposisi jamu, batas waktu penggunaan, keamanan produk, kepraktisan,
kemasan, dan informasi pemakaian sedangkan atribut yang belum
memenuhi ideal adalah atribut khasiat. Atribut-atribut jamu tradisional
rebusan yang memenuhi ideal adalah kepraktisan, informasi pemakaian
dan khasiat sedangkan atribut yang belum memenuhi ideal adalah atribut
kemasan, keamanan produk, komposisi jamu, dan batas waktu
penggunaan.
2. Sikap konsumen terhadap jamu tradisional serbuk instan adalah sangat
baik, sedangkan sikap konsumen jamu tradisional rebusan adalah baik.
B. Saran
1. Hendaknya produsen jamu tradisional khususnya jamu tradisional rebusan
menyantumkan atribut-atribut seperti komposisi jamu, batas waktu
penggunaan dan izin dari DEPKES atau Badan POM dalam kemasan jamu
tradisional rebusan sebagai bukti bahwa jamu tersebut aman untuk
dikonsumsi.
2. Hendaknya produsen jamu tradisional rebusan menggunakan kemasan
primer yang lebih rapi, misalnya dengan bok karton berbentuk kubus yang
salah satu sisi dari kubus tersebut dibuat transparan yang terbuat dari mika
agar bahan-bahan penyusun jamu rebusan dapat dilihat oleh konsumen.
commit to user
83