Propolsal Literature Riview
Propolsal Literature Riview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoarthritis (OA) ialah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai
oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang
didekatnya Penyebab OA belum diketahui secara pasti, tetapi usia, jenis
kelamin, ras, riwayat keluarga yang menderita osteoartritis, obesitas, riwayat
cedera dan aktifitas fisik yang berlebihan merupakan faktor resiko terjadinya
osteoartritis (Wiarto, 2017). Dalam hal ini masalah osteoarthritis dipandang
sebagai salah satu masalah kesehatan utama sejak dulu kala (Syapitri, 2018).
Berdasarkan survey World Health Organization (WHO), penderita
osteoarthritis di dunia mencapai angka 151 juta dan 24 juta jiwa pada kawasan
Asia Tenggara. Sedangkan National Centers for Health Statistics,
memperkirakan terdapat 15,8 juta (12%) orang dewasa antara rentang usia 25-
74 tahun memiliki keluhan osteoarthritis (Kauret et al, 2018)
Prevalensi osteoarthritis di dunia termasuk dalam kategori tinggi
berkisar antara 2.3% hingga 11.3%, selain itu OA merupakan penyakit
muskuloskeletal yang sering terjadi yaitu pada urutan ke 12 di antara seluruh
penyakit yang ada. Hal tersebut dapat diketahui bahwa prevalensi OA pada
lansia usia > 60 tahun diestimasikan sebesar 10 -15% dengan angka kejadian
18.0% pada perempuan dan 9.6% pada laki - laki, dari angka tersebut dapat
dilihat bahwa prevalensi OA pada perempuan lebih tinggi dibandingkan
dengan laki - laki (Ireneu et al, 2017).
Angka kejadian osteoartritis di Indonesia yang didiagnosis oleh tenaga
kesehatan sejak tahun 1990 hingga 2010 telah mengalami peningkatan
sebanyak 44,2% yang diukur dengan DALY (Disability Adjust Lost Years).
Berdasarkan hitungan DALY kualitas hidup pada penderita OA mengalami
kemunduran yaitu per 100.000 pada laki - laki hanya 907,7 tahun dan pada
tahun 2013, perhitungan OA berdasarkan DALY per 100.000 perempuan
1
2
B. Rumusan Masalah
Osteoarthritis (OA) ialah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai
oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang
didekatnya Penyebab OA belum diketahui secara pasti, tetapi usia, jenis
kelamin, ras, riwayat keluarga yang menderita osteoartritis, obesitas, riwayat
cedera dan aktifitas fisik yang berlebihan merupakan faktor resiko terjadinya
osteoarthritis. Terapi yang diberikan untuk mengatasi nyeri pada lanjut usia
dengan osteoartritis adalah terapi farmakologi dari golongan analgesik dan
anti inflamasi seperti Non Steroid Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) dan
Disease Modifying Anti Rheumatoid Drugs (DMARDs). Pengobatan
tradisional seperti kompres hangat menggunakan bahan herbal menjadi salah
satu pilihan, selain bahan yang mudah ditemukan pengobatan tradisional ini
aman digunakan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu tumbuhan yang
digunakan sebagai obat herbal untuk mengurangi nyeri osteoartritis adalah
jahe merah, sehingga dapat dirumuskan masalah yaitu apakah ada Pengaruh
pemberian kompres hangat memakai parutan jahe merah terhadap penurunan
skala nyeri pada pasien osteoarthritis?
C. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh pemberian kompres hangat memakai
parutan jahe merah terhadap penurunan skala nyeri pada pasien osteoarthritis.
5
D. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam bidang keperawatan medikal bedah.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres
hangat memakai parutan jahe merah terhadap penurunan skala nyeri pada
pasien osteoarthritis. Penelitian ini menggunakanmetode literature review
dengan cara mencari artikel-artikel terkait dengan judul penelitian. Strategi
pencarian artikel penelitian yaitu dengan menggunakan mesin pencari google
scholar, PubMed, dan Science Direct. Metode pencarian dilakukan dengan
menggunakan analisis PICO yaitu (1) Population: dimana populasi yang
diambil adalah penderita penyakit sendi yang mengalami nyeri, (2)
Intervention: yang diteliti adalah kompres, (3) Comparison: tidak ada pem-
banding, (4) Outcome: mengurangi nyeri pada penderita osteoarthritis.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
kepustakaan di STIKes Muhammadiyah Palembang serta menambah
pengetahuan peneliti dan mahasiswa keperawatan serta pembaca
mengenai pengaruh pemberian kompres hangat memakai parutan jahe
merah terhadap penurunan skala nyeri pada penderita osteoarthritis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden
Dapat menambah pengetahuan dalam mengatasi nyeri
osteoarthritis, dimana responden dapat mandiri mengolah jahe sebagai
terapi komplementer dalam mengatasi nyeri.
b. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk meningkatkan
kualitas hasil penelitian.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Osteoarthritis
1. Definisi Osteoarthritis
Osteoarthritis ialah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai
oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang
didekatnya (Wiarto, 2017). American College of Rheumatology (2011)
mengartikan osteoarthritis sebagai sekelompok kondisi heterogen yang
mengarah kepada tanda dan gejala sendi. Penyakit ini ditandai oleh
adanya abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru yang
irregular pada permukaan persendian.
2. Klasifikasi
Menurut Wiarto (2017), osteoarthritis diklasifikasikan menjadi :
a. Tipe primer (idiopatik)
Osteoarthritis yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada
hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan
lokal pada sendi. Osteoarthritis primer lebih sering ditemukan daripada
osteoarthritis sekunder.
b. Tipe sekunder
Osteoarthritis yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik, pertumbuhan dan imobilisasi yang lama.
3. Etiologi
Menurut Aspiani (2014), penyebab dari osteoarthritis hingga saat
ini masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor risiko untuk
timbulnya osteoarthritis antara lain adalah :
a. Umur
Prevalensi dan beratnya osteoarthritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoarthritis hampir tidak pernah pada anak-
anak, jarang pada umur <40 tahun dan sering pada umur >60 tahun.
8
8
b. Jenis kelamin
Secara keseluruhan di bawah 45 tahun frekuensi osteoarthritis kurang
lebih sama pada pria dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi
osteoarthritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada pathogenesis osteoarthritis.
c. Suku
Osteoarthritis lebih sering dijumpai pada orang-orang Amerika asli
daripada orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan
perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan
konginetal dan pertumbuhan.
d. Obesitas (kegemukan)
Membawa beban lebih berat akan membuat sendi sambungan tulang
bekerja dengan lebih berat, diduga memberi andil pada terjadinya
osteoarthritis. Setiap kilogram penambahan berat badan atau masa
tubuh dapat meningkatkan beban tekan lutut sekitar 4 kilogram, dan
terbukti bahwa penurunan berat badan dapat mengurangi risiko
terjadinya osteoarthritis atau memperparah keadaan osteoarthritis lutut.
e. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak tulang
rawan sendi melalui dua mekanisme, yaitu pengikisan dan proses
degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
f. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoarthritis adalah trauma
yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik
sendi tersebut. Cedera sendi pada sendi-sendi penumpu berat tubuh
seperti sendi pada lutut berkaitan dengan risiko osteoarthritis yang
lebih tinggi. Trauma lutut yang akut termasuk robekan terhadap
ligamentum krusiatum dan meniscus merupakan faktor timbulnya
osteoarthritis lutut.
9
5. Manifestasi Klinis
Menurut Wiarto (2017), penyakit osteoarthritis mempunyai gejala-
gejala yang biasanya menyulitkan bagi kehidupan penderitanya. Adapun
gejala tersebut antara lain :
a. Nyeri sendi (recurring pain or tenderness in joint)
Biasanya nyeri sendi bertambah dikarenakan gerakan dan sedikit
berkurang bila istirahat.Pada gerakan tertentu (missal lutut digerakkan
ke tengah) menimbulkan rasa nyeri. Nyeri pada osteoarthritis dapat
12
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Aspiani (2014), pemeriksaan penunjang yang dilakukan
untuk pasien dengan osteoarthritis, yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Reaksi aglutinasi positif.
2) LED meningkat.
3) Protein C Reaktif : postif pada masa inkubasi.
4) SDP meningkat pada proses inflamasi.
5) Ig (IgG dan IgM) meningkat menunjukkan proses autoimun.
b. Foto Rontgen
Menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi.
c. Serologi
Cairan sinovial dalam batas normal.
d. Tes-tes khusus
1) Tes Ballotement (menggoyang-goyangkan objek di dalam cairan).
2) Tes Fluktuasi.
3) Tes Lekuk.
7. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan pada pasien osteoarthritis adalah untuk
mengurangi gejala dan mencegah terjadinya kontraktur atau atrofi otot
(Wiarto 2017). Menurut Aspiani (2014), penatalaksaan yang dilakukan
pada penderita Osteoarthritis, yaitu :
a. Pencegahan
1) Penurunan berat badan.
2) Pencegahan cedera.
3) Skrining sendi paha.
4) Pendekatan ergonomic untuk memodifikasi stress akibat kerja.
14
b. Terapi Farmakologis
Obat yang diberikan pada penderita osteoarthritis bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi
ketidakmampuan. Obat-obat anti inflammation nonsteroid bekerja
sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tidak
dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoarthritis.
1) Acetaminophen
Merupakan obat analgesic dan antipiretik yang digunakan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri.
2) NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs)
Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Obat ini
memiliki efek samping, yaitu menyebabkan sakit perut dan
gangguan fungsi ginjal.
3) Topical Pain
Dalam bentuk cream atau spray yang dapat digunakan langsung
pada kulit yang terasa sakit.
4) Tramadol
5) Mild Narcotic Painkillers
Mengandung analgesik seperti codein atau hydrocodone yang
efektif mengurangi rasa sakit pada penderita osteoarthritis.
6) Corticosteroids
7) Hyaluronic Acid
Merupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh disaccharides
of glucuronic acid dan N-acetyangluosamine. Disebut juga
viscosupplementation. Digunakan dalam perawatan pasien
osteoarthritis.
8) Glucosamine dan Chondroitin sulfate
9) Terapi Konservatif
Terapi hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat-alat
orthotic untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
15
B. Konsep Nyeri
1. Definisi
Nyeri adalah suatu yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif
dan berhubungan dengan panca indera, serta merupakan suatu pengalaman
emosional yang dikaitkan dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun
potensial, atau digambarkan sebagai suatu kerusakan/ cedera (Potter dan
Perry, 2015).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial.
Nyeri post operasi merupakan nyeri yang dirasakan akibat dari hasil
pembedahan (Smeltzer dan Bare, 2012).
2. Klasifikasi Nyeri
Menurut Smeltzer dan Bare (2012), dua kategori dasar dari nyeri
yang secara umum diketahui:
a. Nyeri akut
Nyeri akut biasanya awitannya tiba – tiba dan umumnya berkaitan
dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan
atau cedera telah terjadi. Hal ini benar terjadi dan mengajarkan kepada
kita untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial
menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada
penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan
terjadinya penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam
bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri
akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa
detik hingga enam bulan.
20
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu
penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan
dengan penyebab atau cedera spesifik.
e. Faktor budaya
1) Arti dari nyeri
Sesuatu yang diartikan seseorang sebagai nyeri akan
mempengaruhi pengalaman nyeri dan bagaimana seseorang
beradaptasi terhadap kondisi tersebut. Hal ini terkadang erat
kaitannya dengan latar belakang budaya seseorang. Seseorang
akan merasakan sakit yang berbeda apabila hal tersebut terkait
dengan ancaman, kehilangan, hukuman, atau tantangan.
Sebagai contoh, wanita yang melahirkan akan merasakan sakit
yang berbeda dibandingkan dengan wanita dengan riwayat
penyakit kanker yang baru merasakan sakit dan ketakutan akan
terulangnya nyeri tersebut.
2) Suku bangsa
Nilai – nilai dan kepercayaan terhadap budaya mempengaruhi
bagaimana seorang individu mengatasi rasa sakitnya. Individu
belajar tentang apa yang diharapkan dan diterima oleh
budayanya, termasuk bagaimana reaksi terhadap nyeri. Budaya
mempengaruhi ekspresi nyeri. Beberapa budaya percaya bahwa
menunjukkan rasa sakit adalah suatu hal yang wajar, sementara
yang lain cenderung untuk lebih introvert.
Gambar 2.1
Skala Nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
0 : Tidak nyeri.
1-3 : Nyeri ringan (Secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang (Secara obyektif klien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan
baik).
7-9 : Nyeri berat (Secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi
nafas panjang dan distraksi).
10 : Nyeri sangat berat (Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul).
5. Indikasi
Menurut Asmadi (2018) indikasi kompres hangat adalah:
a. Spasme otot.
Merelaksasi otot dan meningkatkan kontratilitasnya.
b. Inflamasi
Meningkatkan aliran darah dan melunakkan eksudat.
c. Nyeri.
Meredakan nyeri, kemungkinan dengan meningkatkan relaksasi otot,
meningkatkan sirkulasi, meningkatkan relaksasi psikologis, dan
merasa nyaman.
d. Kontraktur.
Mengurangi kontraktur dan meningkatkan rentang pergerakan sendi
dengan lebih memungkinkan terjadinya distensi otot dan jaringan
penyambung.
e. Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)
f. Klien dengan perut kembung
6. Kontraindikasi
Menurut (Breman, et al, 2009) kontraindikasi kompres hangat yaitu :
a. Kehilangan sensasi, yang dapat disebabkan oleh cedera tulang
belakang, diabetes neuropati, kondisi medis lain atau menggunakan
beberapa obatobatan. Kondisi ini dapat mengubah seseorang tidak
dapat merasakan nyeri dari aplikasi yang terlalu panas. Jangan
letakkan sesuatu yang panas di daerah yang mati rasa karena dapat
menyebabkan kulit terbakar.
b. 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan
perdarahan dan pembengkakan.
c. Perdarahan aktif. Panas menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan
perdarahan. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas
kapiler dan edema.
28
D. Kerangka Teori
Penderita
Osteroarthritis
Skala nyeri:
Nyeri sendi a. Ringan
b. Sedang
c. Berat
d. Sangat berat
Manajemen
nyeri Faktor yang mempengaruhi nyeri:
a. Faktor fisiologis (Usia, kelemahan (fatigue),
gen
b. Fungsi neurologis
Farmakologis Non Farmakologis c. Faktor sosial (perhatian, pengalaman
sebelumnya, keluarga dan dukungan sosial
d. Faktor spiritual
Kompres hangat e. Faktor psikologis
jahe merah f. Faktor budaya
Sumber: Smeltzer dan Bare (2012), Potter dan Perry (2015), Asmadi (2018).
30
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini adalah suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
ditelitii (Notoatmodjo, 2013).
Dalam hal ini kerangka konsep dibuat berdasarkan masalah yang akan
di teliti yaitu pengaruh pemberian kompres hangat memakai parutan jahe
merah terhadap nyeri osteoarthritis, secara sistematis digambarkan sebagai
berikut :
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah 30
mendefinisikan variabel secara optimal
berdasarkan karakteristik yang diobservasi, memungkinkan peneliti
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek
atau fenomena (Notoatmodjo, 2013). Untuk memudahkan pengertian dan
menyamakan persepsi, diberikan batasan-batasan operasional dari masing-
masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Nyeri sendi penderita osteoarthritis yaitu suatu perasaan tidak santai yang
samar-samar karena ketidaknyamanan
31
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan dugaan, atau
biasa disebut juga dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2013). Hipotesis dalam penelitian ini antara
lain sebagai berikut:
Ada pengaruh pemberian kompres hangat memakai parutan jahe merah
terhadap penurunan skala nyeri pada penderita osteoarthritis.
32
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pertanyaan Panduan
Pertanyaan panduan : Apa pemberian kompres hangat memakai
parutan jahe merah berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri pada pasien
osteoarthritis?. Kata-kata kunci dalam Bahasa Indonesia: kompres hangat jahe
merah, nyeri, osteoarthritis sedangkan kata-kata kunci dalam bahasa Inggris
yaitu pain, ginger compress, osteoarthritis.
Strategi pencarian artikel penelitian yaitu dengan menggunakan mesin
pencari google scholar, PubMed, dan Science Direct. Metode pencarian
dilakukan dengan menggunakan analisis PICO yaitu (1) Population: dimana
populasi yang diambil adalah penderita penyakit sendi yang mengalami nyeri,
(2) Intervention: yang diteliti adalah kompres, (3) Comparison: tidak ada pem-
banding, (4) Outcome: mengurangi nyeri pada penderita osteoarthritis.
.
B. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi : artikel yang memiliki judul dan isi yang relevan
dengan tujuan, berbahasa Indonesia atau Inggris dan fulltext, artikel penelitian
yang ddipublikasi pada 2015-2020. Kriteria ekslusi: artikel yang tidak
memiliki struktur lengkap, review artikel, artikel yang tidak membahas
kompres hangat menggunakan parutan jahe merah terhadap nyeri
osteoarthrithis.
C. Data
Data diperoleh dari database elektronik yakni google, google scholar
antara tahun 2015-2020. Dari kata-kata kunci di tuliskan di database yang
berbeda 10 artikel ditemukan, peneliti memilih sendiri artikel sesuai dengan
judul dan abstrak, dan membedakan dari tujuan dokumen dan artikel yang
berbeda dari pertanyaan awal. Artikel yang tidak terkait penelitian
dikeluarkan.
33
Bagan 4.1
Proses Literature Review
216.000 artikel
ditemukan di database 215.970 artikel dikecualikan
Seleksi
literature review