Anda di halaman 1dari 7

PENGAUDITAN I

BAB 13
PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN PAJAK
DIBAYAR DI MUKA

KELOMPOK 6:
Dicky Wahyudi BCA 116 198
Dinda Desyanggreini BCA 117 198
Frans Gabriel Sinaga BCA 117 261
Issa Septia Rawini BCA 117 243
Indah Widia BCA 117 186
Mayesti Bangun BCA 117 181
Muhammad Isro Saifullah BCA 117 237
Nofan Jiyuanda BCA 117 206
Noni Fitria Indarsih BCA 117 233
Rista BCA 117 262
Sofia Mr Silaban BCA 117 182
Yanuar Hendy Cahyono BCA 117 211
Yuni Astari BCA 117 254
Okta BCA 117 231

KELAS: C
JURUSAN: AKUNTANSI
DOSEN PENGAMPU: Lamria Simamora, SE., MSA, AK, CA
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan resume PENGAUDITAN BAB 13.

Resume ini kami susun untuk memenuhi tugas kami, juga sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah PENGAUDITAN I.

kami menyadari bahwa dalam resume ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis dengan hati terbuka mengharapkan saran-saran dan kritikan-kritikan yang membangun
(konstruktif) demi kesempurnaan tugas akhir di masa yang akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan agar tugas ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
memerlukannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas sebuah entitas, baik entitas yang berorientasi pada laba (profit) maupun non-laba
(profit), tidak dapat dipisahkan dari beban. Di dalam suatu perusahaan, Beban adalah suatu elemen
penting dalam aktivitas operasional, investasi, maupun pendanaan perusahaan tersebut. Hal ini
dikarenaka beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mejalankan operasi
sehingga mencerminakan kinerja perusahaan. Di samping itu, Beban adalah perkiraan perusahaan
yang cukup mudah untuk diselewengkan termasuk beban beban yang dibayar dimuka.
Untuk menghindari terjadinya berbagai macam penyelewengan terhadap Beban, maka
diperlukan adanya sistem pengendalian (pengawasan) yang cukup terhadap Beban. Sistem
pengendalian intern (SPI) yang baik akan mengurangi potensi penyelewengan terhadap Beban
perusahaan.
Pemeriksaan pada Beban yang dibayar dimuka menjadi salah fokus utama auditor dalam
tugasnya melakukan audit kepada perusahaan/entitas. Apabila auditor tidak mendapatkan temuan-
temuan yang janggal pada saat pemeriksaan Beban dan penilaian yang baik terhadap pengendalian
internal Beban perusahaan, auditor akan lebih mudah untuk melanjutkan pemeriksaan pada elemen
keuangan perusahaan yang lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka?
2. Apa saja tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar
dimuka?
3. Apa saja prosedur pemeriksaan pada biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sifat biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka;
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan (audit objective) biaya dibayar dimuka dan pajak
dibayar dimuka;
3. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat dan Contoh Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka
Definisi biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka adalah sebagai berikut:
1. Menurut Standar Akuntansi Keuangan :
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa
periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.
2. Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau
dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di
akhir tahun (untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN)

B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar
Dimuka
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka.
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas biaya dan
pajak dibayar di muka berjalan efektif maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan
substantive test dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan pajak dibayar di muka adalah :
a. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang.
b. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-
bukti yang sah dan lengkap. Misalnya : polis asuransi,perjanjian sewa menyewa
(lease agreement), kontrak untuk advertensi Surat Setoran Pajak (SSP), faktur
pajak masukan, bukti pemotongan PPh 22, 23, dll.

2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang
belum expired (mempunyai kegunaan untuk periode yang akan datang) tidak
dibebankan sebagai biaya, tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.

3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yangexpired  (masa
manfaatnya sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.

4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti


setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan
sebagai kredit pajak pada akhir periode.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(SAK/ETAP/IFRS).
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari
atau sama dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa
manfaatnya lebih dari sat tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar. Sedangkan pajak
dibayar di muka bisa disajikan sebagai harta lancar atau di offset dengan utang pajak
yang sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan nilai).

C. Prosedur Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka dan Pajak Dibayar Dimuka


Menurut Soekrisno Agoes (2012:169), Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur
compliance test dan  prosedur subtantive test. Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk
substantive test akan dibagi dalam beberapa bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi asuransi
dibayar di muka, biaya advertensi dibayar di muka dan pajak dibayar di muka.
1. Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test :
(1) Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang dibayar di muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang dipergunakan tercakup
dalam internal control questionnairesatas pengeluaran kas dan bank :
 Apakah setiap pembayaran yang menyangkut pajak dibayar di muka
didukung oleh bukti-bukti sah dan lengkap.
 Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.
 Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan, bukti pemotongan pajak
oleh pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.
 Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapi.
b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak dibayar di muka.
Yang digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti pengeluaran kas dan bank
dan samplecukup dipilih secara random.
(2) Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar di muka.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka
auditor bisa menyimpulkan bahwa internal control atas pajak dibayar di muka berjalan
efektif. Karena itu subtantive test atas perkiraan pajak dibayar di muka bisa di
persempit.

2. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar di Muka (Prepaid Rent)


(1) Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
(2) Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical accuracy).
(3) Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku besar
(general ledger) prepaid rent.
(4) Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
(5) Lakukkan vouching untuk pembayaran prepaid rent  di tahun berjalan dan
pemeriksaan lease agreement ( jika sudah dilakukan di compaliance
test,refer ke kertas kerja compliance test ).
(6) Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku
besar biaya sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan biaya
sewa ( tanpa melalui prepaid rent  ), jumlah biaya sewa di buku besar akan terlihat
lebih besar.
(7) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
3. Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar di Muka (Prepaid
Insurance)
(1) Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.
(2) Check mathematical accuracy.
(3) Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan saldo buku besar
(general ledger) prepaid insurance.
(4) Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan tahun
lalu.
(5) Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan,
perhatikan apakah ada discount untuk pembayaran tersebut.
(6) Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengan
rincian prepaid insurance.
(7) Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi  ke buku besar biaya
asuransi.
(8) Periksa apakah nilai pertanggungan ( insurance coverage ) cukup atau tidak
dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
(9) Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER’S CLAUSE,
maksudnya apakah dalam polis asuransi tersebut ada salah satu pasal yang
menyebutkan bahwa kalau terjadi klaim, karena yang diasuransikan terbakar
atau hilang, maka ganti rugi harus dibayarkan kepada bank.
(10) Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising 


(1) Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
(2) Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke buku besar dan
saldo awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
(3) Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk iklan di tv/radio/bill
board ) dan bukti pembelian ( untuk barang-barang souvenir ).
(4) Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang souvenir harus
dilakukan stock opname ( perhitungan fisik ) pada akhir tahun.

5. Prosedur Pemeriksaan Subtantive Prepaid Taxes 


(1) Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian bisa per jenis pajak atau
di campur).
(2) Check footing dan cocokan saldonya dengan buku besar.
(3) Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian dengan
SPT PPH Badan.
(4) Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan angka prepaid
taxes di rincian dengan SPT Masa (SPM)
Di dalam top schedule biasanya si auditor harus mencantumkan kesimpulan
dari hasil pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah menurut pendapat
auditor, perkiraan tersebut disajikan secara wajar atau tidak.
Menurut SAK ETAP (IAI,2009:86,87):
Untuk sewa operasi, lease menggunakan hal-hal berikut :
a. Jumlah pembayaran sewa yang harus diabayar selama masa sewa.
b. Jumlah pembayaran sewa selama periode berjalan yang diakui sebagai beban
sewa
c. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa
d. Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi jual dan sewa balik
e. Ikatan-ikatan penting yaang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang. Pajak dibayar di muka adalah
pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga
dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak penghasilan) atau
di akhir bulan (untuk PPN).
Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap biaya
dibayar di muka dan pajak dibayar di muka sesuai dengan prosedur pemeriksaan biaya
dibayar di muka dan pajak dibayar di muka yang berlaku. Hal ini untuk menghindari
adanya penggelapan pajak ataupun beban yang dilakukan oleh pihak pihak yang tidak
bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai