Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kampus Perawat
Kumpulan Tugas Kuliah S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Disusun Oleh
Mahasiswa Profesi UNAIR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KOTA SURABAYA
2016
Topik:
Terapi Bermain
Sub Topik:
Tebak Gambar
Sasaran:
Hari, Tanggal:
Tempat:
Pelaksana:
Waktu:
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain tebak gambar pada pasien anak di RUang Bona 1
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, diharapkan dapat melanjutkan proses tumbuh kembang
anak, mempertahankan dan meningkatkan kreativitas serta imajinasi anak
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi bermain tebak gambar, diharapkan pasien anak di Ruang
Bona 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya mampu::
o Menyalurkan energi anak
o Mengembangkan aktivitas dan krativitas melalui pengalaman bermain
o Membantu anak beradaptasi dengan efektif terhadap stres karena penyakit dan
dirawat
o Membantu anak terdistraksi terhadap penyakit yang sedang dialami
B. Perencanaan
1. Jenis program bermain:
o Menebak gambar
2. Karakteristik permainan:
o Mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak
3. Karakteristik peserta
o Usia 3-5 tahun
o Keadaan umum baik dan kooperatif
o Posisi duduk
4. Sasaran
o Sasaran terapi kreativitas ini adalah anak-anak usia pra-sekolah (3-5 tahun)
yang dirawat di ruang perawatan anak (Bona 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
C. Metode
1. Tanya jawab
D. Media
1. Papan tulis
2. Spidol (tidak permanen)
3. Penghapus
E. Plan of Action (POA)
F. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik
2. Pembimbing Klinik
3. Penyaji
4. Moderator
5. Observer
6. Fasilitator
G. Job Description
1. Penyaji
o Menyampaikan materi terapi bermain yang dimulai dari menggambar bentuk
benda, hewan, atau tumbuhan diikuti dengan pertanyaan kepada peserta untuk
menebak gambar yang ada di papan tulis (tanya jawab)
2. Moderator
o Bertanggung jawab atas kelancaran acara
o Membuka dan menutup acara
o Mengatur waktu kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
o Membantu kelancaran acara terapi bermain agar dapat berjalan dengan baik
4. Observer
o Mengobservasi performa penyuluh dan keantusiasan peserta penyuluhan
o Mengevaluasi serangkaian acara kegiatan mulai dari awal hingga akhir
H. Setting Tempat
Peserta duduk di ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo
I. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
o Kesiapan materi
o Kesiapan SAK
o Kesiapan media: papan tulis, spidol, dan penghapus
o Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
o Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
o Peserta hadir di tempat penyuluhan
o Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Bona 1 RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
o Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain dilakukan minimal 2 hari
sebelumnya
2. Kriteria Proses
o Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
o Peserta antusias dan aktif terhadap terapi bermain yang disampaikan oleh
penyaji
o Peserta terlibat aktif dalam kegiatan terapi bermain
o Suasana terapi bermain tertib
o Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat kegiatan
3. Kriteria Hasil
o Peserta yang datang sejumlah 7 orang atau lebih
o Pasien anak di Ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya mengikuti
permainan dari awal sampai selesai
A. Pengertian
Tumbuh kembang anak usia pra-sekolah akhir (3-5 tahun) merupakan pertumbuhan
dimana anak berada pada fase inisiatif kontra masa bersalah (initiative vs guilty).
Sedangkan menurut Sigmund Freud anak berada pada fase phalik, yaitu dimana anak
mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang
tidak disadari.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir
B. Fungsi Bermain
Menurut Wong (1996), fungsi bermain bagi anak meliputi:
C. Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai di atas, pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, pada saat sakit
anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah sakit kegiatan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga
kesinambungannya
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya
3. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuannya memecahkan masalah
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di
rumah sakit
D. Ciri Bermain
1. Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik, maksud muncul atas keinginan pribadi serta
untuk kepentingan sendiri
2. Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-emosi
yang positif
3. Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktifitas ke aktifitas
yang lain
4. Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir
5. Bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep
bermain anak pada anak-anak kecil
E. Klasifikasi Bermain
1. Menurut Isi Permainan
o Social Affectif Play
Permainan yang membuat anak belajar berhubungan dengan orang
lain.
Contoh: orang tua berbicara, memluk, bersenandung. anak memberi
respon dengan tersenyum, mendengkur, tertawa, beraktifitas, dll
o Sense Pleasure Play
Bermain untuk bersenang-senang
Contoh: obyek, cahaya, bau, rasa, benda alam, dan gerakan tubuh
o Skill Play
Bermain yang sifatnya membina keterampilan
Contoh: berulang kali melakukan dan melatih kemampuan yang baru
didapat, seperti naik sepeda
o Dramatic Role Play
Dimulai pada akhir masa bayi 11-13 bulan
Contoh: berpura-pura melakukan kegiatan keluarga seperti makan,
minum, dan tidur
Pada usia Toddler, kegiatan berupa hal-hal yang lebih dikenalnya
Pada usia Pra-Sekolah, kegiatan sehari-hari tetapi lebih rumit
o Game
Contoh: Puzzle, komputer games, dan video
2. Menurut Karakteristik Sosial
o On Looker Play
Mengamati, anak melihat apa yang dilakukan anak lain tetapi tidak ada
usaha untuk ikut bermain
Contoh: menonton televisi
o Solitary
Mandiri, anak bermain sendiri
Menyukai kehadiran orang lain tapi tidak ada usaha untuk mendekat
atau berbicara, hanya terpusat pada aktifitas / permainannya sendiri
o Parallel Play
Bernain sendiri di tengah anak lainnya, tidak ada asosiasi kelompok
(ciri bermain anak Toddler)
o Association Play
Bermain dan beraktifitas serupa bersama, tetapi tidak ada pembagian
kerja, pemimpin / tujuan bersama
Anak berinteraksi dengan saling meminjam alat permainan (ciri
bermain anak Pra-Sekolah)
o Cooperative Play
Bermain dalam kelompok, ada perasaan kebersamaan / sebaliknya,
terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut
Ada tujuan yang ditetapkan dan ingin dicapai
3. Menurut Usia Anak Pra-Sekolah
o Usia 4 tahun
Motorik kasar: berjalan berjinjit, melompat dengan satu kaki,
menangkap bola dan melemparkannya dari atas kepala
Motorik halus: Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah
bisa menggambar kotak, menggambar garis vertikal maupun
horizontal, belajar membuka dan memasang kancing baju
o Usia 5 tahun
Motorik kasar: berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat
menangkap dan melempar bola dengan baik, sudah dapat melompat
dengan kaki secara bergantian
Motorik halus: menulis dengan angka-angka, belajar menulis nama,
belajar mengikat tali sepatu
Status emosional: bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul
dengan teman sebaya, interaksi sosial selama bermain meningkat,
sudah siap untuk menggunakan alat-alat bermain
Pertumbuhan fisik: berat badan meningkat 2,5 kg / tahun, tinggi badan
meningkat 6,75 - 7,5 cm / tahun
Daftar Pustaka
Berhman, et al. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Volume 3. Jakarta: EGC.
Hurlock. 1991. Perkembangan Anak, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, Edisi ke-2. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
Yulianti, Rani. 2008. Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Laskar
Askara.