Kelompok 1 :
1. Afifah Baqiyatush S. (1806268300)
2. Aziza Meutia Rani (1806268364)
3. David Muara H (1506750453)
4. Dinda Maulidya Khaisya (1806268420)
5. Merlin (1806268603)
6. Yolanda Tamara (1406612275)
b. Apakah ada produk hukum yang akan diterbitkan oleh DJP apabila DJP menetapkan
NPWP PT Kurnia Jaya secara jabatan? Jika ada, apa sanksi yang akan dikenakan terhadap
PT Kurnia Jaya terkait terbitnya produk hukum tersebut? Jelaskan!
Menurut pasal 13 ayat 1 bagian e :
DJP dapat menerbitkan SKPKB apabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib
Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a).
Adanya sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24
(dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
c. Apabila Bapak Kurnia akan membuka dua cabang di Bogor dan Bandung, apakah Bapak
Kurnia harus mengajukan permohonan NPWP lagi untuk kedua cabangnya, atau cukup
menggunakan NPWP kantor pusatnya (Depok) saja? Jelaskan!
Menurut pasal 2 ayat 1 :
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Tempat kedudukan ditafsirkan sebagai semua tempat usaha wajib pajak yang dapat berbentuk
kantor cabang, kantor perwakilan, kantor manajemen, pabrik, gerai, kios dan lain
sebagainya.
Maka kesimpulannya Bapak Kurnia harus mengajukan permohonan NPWP untuk kedua cabangnya.
e. Apakah ada produk hukum yang akan diterbitkan DJP terkait keputusan PT Kurnia Jaya
untuk beralih ke sistem pencatatan? Jika ada, apa sanksi yang akan dikenakan terhadap
PT Kurnia Jaya terkait terbitnya produk hukum tersebut? Jelaskan!
Dalam Pasal 13 Ayat 1:
(d) apabila kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 (Mengenai Pembukuan)
atau Pasal 29 (Mengenai Pemeriksaan) tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui
besarnya pajak yang terutang, maka atas kekurangan pembayaran pajak tersebut ditagih
SKPKB ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan :
a) 50% (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar
dalam satu Tahun Pajak;
b) 100% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong,
tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut
tetapi tidak atau kurang disetor; atau
c) 100% (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar
Bagian 2: SPT
a. Kapan seharusnya PTB melaporkan SPT Tahunan PPh Badan untuk tahun pajak 2015?
Dengan adanya pengajuan perpanjangan, kapan bulan pelaporan terakhir atas SPT
Tahunan PPh Badan PTB tahun 2015? Jelaskan!
Menurut Pasal 9 ayat 1 PMK Nomor 181/PMK.03/2007
(1) a. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 bulan
setelah akhir tahun pajak,
b. Batas penyampaian SPT tahunan untuk wajib pajak Badan adalah paling lama 4 bulan
setelah akhir tahun pajak sehingga akan jatuh pada tanggal 30 April 2015.
(2) Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk paling lama 2 (dua) bulan sejak batas
waktu penyampaian SPT Tahunan dengan cara menyampaikan Pemberitahuan
Perpanjangan SPT Tahunan.
c. Dengan adanya pengajuan perpanjangan, apa saja yang harus dilampirkan pada saat
pelaporan SPT Tahunan PPh Badan PTB tahun 2015? Jelaskan!
Menurut PMK – 243/PMK.03/2014 Pasal 14 ayat (1) Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan
disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak sebelum batas waktu penyampain SPT Tahunan
berakhir, dengan dilampiri:
a. Penghitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu) tahun pajak yang batas waktu
penyampaiannya diperpanjang;
b. Laporan keuangan sementara
c. Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang kedudukannya disamakan dengan
Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang
terutang, dalam hal terdapat kekurangan pembayaran pajak.
d. Dengan adanya pengajuan perpanjangan, kapan batas waktu terakhir PTB harus
membayar pajak kurang bayar atas SPT Tahunan PPh Badan tahun 2015? Jelaskan!
Sesuai Pasal 9 ayat (2) Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat
Pemberitahuan Pajak Penghasilan disampaikan.
Sesuai Pasal 9 ayat (2) Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat
Pemberitahuan Pajak Penghasilan disampaikan.
e. Dengan adanya pengajuan perpanjangan, bagaimana pengenaan sanksi kepada PTB atas
penyampaian SPT Tahunan PPh Badan tahun 2015? Jelaskan!
f. Atas SPT Tahunan PPh Badan tahun 2014 yang diperiksa, apabila PTB tidak
mengungkapkan ketidakbenarannya sendiri, sanksi apa yang dikenakan dan berapa
sanksi yang dikenakan atas PTB? Jelaskan!
Menurut Pasal 13A Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau
tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila
kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib
melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi
berupa kenaikan sebesar 200% dari jumlah pajak yang kurang bayar yang ditetapkan
melalui penerbitan Surat Ketetapan Kurang Bayar.
g. Atas SPT Tahunan PPh Badan tahun 2014 yang diperiksa, apabila PTB mengungkapkan
ketidakbenarannya sendiri saat pemeriksaan sedang berlangsung, sanksi apa yang
dikenakan dan berapa sanksi yang dikenakan atas PTB? Jelaskan!
Sesuai pasal 8 ayat (4) Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan
tetapi belum menerbitkan surat ketetapan pajak, kepada Wajib Pajak baik yang telah
maupun yang belum membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan, yang
dapat berupa Surat Pemberitahuan Tahunan atau Surat Pemberitahuan Masa untuk tahun
atau masa yang diperiksa. Pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan
tersebut dilakukan dalam laporan tersendiri dan harus mencerminkan keadaan yang
sebenarnya sehingga dapat diketahui jumlah pajak yang sesungguhnya terutang. Namun,
untuk membuktikan kebenaran laporan Wajib Pajak tersebut, proses pemeriksaan tetap
dilanjutkan sampai selesai.
h. Atas SPT Tahunan PPh Badan tahun 2014 yang diperiksa, apabila PTB mengungkapkan
ketidakbenarannya sendiri saat pemeriksaan telah selesai atau setelah keluarnya SKPKB
atas tahun pajak 2014, sanksi apa yang dikenakan dan berapakah sanksi yang dikenakan
atas PTB? Jelaskan!
Pasal 8 ayat (3)
Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan
penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam pasal 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak
akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan
ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran
jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar
150% dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
c. Apabila penyitaan dapat dilaksanakan oleh Pejabat setempat, aset PTW apa saja yang
akan disita? Jelaskan!
Berdasarkan Pasal 14 UU No 19 Tahun 2000, Penyitaan dilaksanakan terhadap
barang milik Penanggung Pajak yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat
kedudukan, atau di tempat lain termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak
lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu yang dapat berupa: barang
bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito berjangka, tabungan,
saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi
saham, atau surat berharga lainnya, piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan
lain; dan atau barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi
kotor tertentu.
Penyitaan terhadap Penanggung Pajak Badan dapat dilaksanakan terhadap
barang milik perusahaan, pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung
jawab, pemilik modal, baik di tempat kedudukan yang bersangkutan, di tempat tinggal
mereka maupun di tempat lain.
d. Apabila terjadi pencegahan/penyanderaan, siapakah dari pihak PTW yang akan dilakukan
pencegahan/penyanderaan? Jelaskan!
Menurut Pasal 30 (5) dan Pasal 33 (1) UU No 19 Tahun 1997, pencegahan dan
penyanderaan dapat dilaksanakan terhadap beberapa orang sebagai Penanggung Pajak
Wajib Pajak Badan atau Ahli waris.
e. Apakah PTW dapat mengajukan gugatan? Jika iya, gugatan atas apa yang dapat dilakukan
oleh PTW? Berapakah jangka waktu untuk dapat mengajukan gugatan? Jelaskan!