1 PB PDF
1 PB PDF
KELUARGA SEJAHTERA*
Faturochman**
Agus Dwiyanto***
Abstract
This article critically examines thefamily ivelfare data collected by the National
Family Planning Board (BKKBN). Comparing the BKKBN's data with the UGM's
data, the article demonstrates significant differences infamily distribution, in most
of thefamily welfare indicators. As a result, the categorization offamilies intofamily
welfare stages between BKKBN's data and UGM's data differs considerably. This
raises some issues on the reliability and validity of BKKBN's family ivelfare
registration data. The article also discloses weaknesses embeded in the instrument
and data collection processes which may hurt the reliability and validity of the
BKKBN's data. Thus, the improvement of the inetrument as well as the process of
collecting data is absolutely necessary ifthe BKKBNis to more effectively implement
itsfamily welfare programs.
Pendahuluan
Pada awal tahun 1998 ini dilaksana- tahu tentang itu, baik perangkat desa,
kan registrasi pendataan keluarga yang kader, maupun anggota masyarakat
pelaksanaannya dikelola oleh Badan masih ada yang belum tahu, dan
Koordinator Keluarga Berencana karenanya mereka tidak melaksanakan
Nasional (BKKBN). Informasi tentang pendataan keluarga sejahtera (KS).
pendataan ini antara lain ditayangkan Apabila pendataan itu telah dianggap
di televisi secara nasional. Namun, selesai, muncul pertanyaan: "Apakah
kenyataan di lapangan menunjukkan kualitasnya memadai?" "Mengapa ada
bahwa sampai batas akhir peiaksanaan perbedaan fakta di lapangan dan di
masih ada beberapa desa yang tidak
* Artikel ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dibiayai oleh Family Health
International. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Karen Hardee dan Dr.
Elizabeth Eggleston yang banyak membantu peiaksanaan penelitian.
" Drs. Faturochman, M.A. adalah peneliti Pusat Penelitian Kependudukan, Universitas
Gadjah Mada dan pengajar Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada.
*" Dr. Agus Dwiyanto adalah kepala Pusat Penelitian Kependudukan, Universitas Gadjah
Mada dan pengajar Fakultas Isipol, Universitas Gadjah Mada.
38
Pengukuran Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera tahap III yaitu Bila ada salah satu kriteria tahap IIyang
keluarga yang dapat memenuhi tidak terpenuhi, keluarga tersebut
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial hanya terkategori ke dalam tahap I.
psikologis, dan kebutuhan pe- Untuk dapat masuk kategori III,
ngembangan, namun belum dapat keluarga tersebut harus memenuhi
memberikan sumbangan maksimal kriteria tahap I, II, dan III. Demikian
terhadap masyarakat. juga untuk masuk kategori III+,
Keluarga sejahtera tahap III plus kategori yang harus dipenuhi adalah
yaitu keluarga yang dapat memenuhi kriteria tahap I, II, III, dan III+. Salah
seluruh kebutuhan, meliputi kebutuh¬ satu ciri dari pengukuran keluarga
an dasar, sosial psikologis, dan pe- sejahtera dengan model ini adalah
ngembangan, serta dapat memberikan ketatnya kriteria yang harus dipenuhi
sumbangan nyata dan berkelanjutan dan disusun secara hierarkis. Jadi,
bagimasyarakat. meskipun sebuah keluarga memenuhi
Tahapan keluarga sejahtera diiden- kriteria tahap II,HI, dan m+, salah satu
tifikasi dengan menggunakan 13 item dalam tahap I tidak terpenuhi
variabel. Variabel tersebut meliputi: maka keluarga tersebut masuk kategori
agama, pangan, sandang, papan, prasejahtera.
kesehatan, pendidikan, keluarga Adapun item-itemuntuk mengukur
berencana, tabungan, interaksi dalam keluarga sejahtera yang disusun secara
keluarga, interaksi dengan lingkungan, urut adalah sebagai berikut.
informasi, transportasi, dan peranan Keluarga sejahtera tahap I
dalam masyarakat. Ketigabelas 1. Anggota keluarga melaksanakan
variabel tersebut kemudiandituangkan ibadah menurut agama yang
menjadi 23 item yang terbagi ke dalam dianut masing-masing.
empat kelompok. Setiap kelompok 2. Pada umumnya seluruh anggota
mengukur tingkat kesejahteraan keluarga makan dua kali sehari
keluarga. atau lebih.
Kelompok tersebut juga disusun 3. Seluruh anggota keluarga memiliki
secara hierarkis mulai dari item-item pakaian yang berbeda untuk
untuk mengukur keluarga sejahtera dipakai di rumah, bekerja/sekolah,
tahap I, II, III, dan III+. Bila sebuah dan bepergian.
keluarga memenuhi semua kriteria 4. Bagian yang terluas dari lantai
seperti tertuang dalam item-item bukan berupa tanah.
kelompok I, keluarga tersebut telah 5. Bila anak sakit dan atau PUS ingin
dianggap masuk dalam kategori ber-KB mereka dibawa ke sarana/
keluarga sejahtera tahap 1. Bila ada petugas kesehatan serta diberi
salah satu item yang tidak terpenuhi, obat/cara KB modem.
keluarga yang bersangkutan masuk Keluarga sejahtera tahap II
dalam tahapan keluarga prasejahtera. 6. Anggota keluarga melaksanakan
Untuk dapat masuk dalam kategori ibadah secara teratur menurut
keluarga sejahtera tahap II, sebuah agama yang dianut masing-
keluarga harus memenuhi semua masing.
kriteria atau item-item tahap Idan II.
39
Faturochman dan Agus Dwiyanto
40
Pengukuran Keluarga Sejahtera
41
Faturochman dan Agus Dwiyanto
42
Pengukuran Keluarga Sejahtera
43
Faturochman dan Agus Dwiyanto
44
Tahapan
Prasejahtera
Sejahtera I
Sejahtera II
Sejahtera III
42.8
44,3
2,7
__ __ __ __
Wilayah 1
(tola)
BKKBN UGM
10,2 44,9
48,7
3,2
0,0
(desa)
BKKBN UGM
26,2
10,8
19,0
35,3
TabeH
Wilayah 2
48,4
30,5
15,8
0,0
Wilayah 3
(kota)
BKKBN UGM
2,3
0,0
0,0
70,5
33,0
54,1
9,9
0,0
Pengukuran Keluarga Sejahtera
20,9
(desa)
BKKBN UGM
5,8
15.2
27,3
17,1
52,1
28,4
0,0
Total
Sampel
BKKBN UGM
10,3
17,0
18,0
37,1
33,5
47,5
15,8
0.0
Sejahtera III+ 1,1 3.2 8,4 4,5 27,2 4,0 30,8 2,4 17,8 3,4
Jumlah kasus 187 187 179 179 172 172 257 257 795 795
dibandingkan dengan pendataan PPK dalam keadaan sehat, (c) sebagian dari
UGM. penghasilan keluarga dapat disisihkan
Ada beberapa hal, sebagian sudah untuk tabungan keluarga, (d) keluarga
dijelaskan di atas, yang mungkin bisa biasanya makan bersama paling kurang
dijelaskan perbedaan yang mencolok sekali sehari dan kesempatan itu
antara dua pendataan itu. Pertama, dimanfaatkan untuk berkomunikasi
pendataan yang dilakukan oleh antaranggota keluarga, dan (e) keluarga
BKKBN tidak langsung menanyakan mengadakan rekreasi bersama/penyegaran
kepada anggota keluarga yang diukur, di luar rumah paling kurang dalam enam
tetapi berdasar pada observasi dan bulan.
penilaian orang setempat, sementara Kedua, pendataan yang dilakukan
PPK UGM mewawancarai langsung oleh PPK UGM berlangsung antara
salah satu anggota keluarga yang satu hingga enam bulan sesudah
didata. Oleh karena itu, beberapa item pendataan dilakukan oleh BKKBN.
yang dalam pendataan membutuhkan Selama waktu tersebut kemungkinan
observasi langsung sulit dijamin terjadi perubahan. Contoh yang jelas
keakuratannya. Ada beberapa item adalah pada item bagian yang terluas dari
vang sulit dinilai tanpa melihat dan lantai bukan dari semen. Sudah menjadi
menanyakan secara lebih jeli; di pengetahuan umum bahwa salah satu
antaranya adalah (a) anggota keluarga fungsi pendataan KS adalah untuk
melaksanakan ibadah secara teratur mengidentifikasi kebutuhan sehingga
menurut agama yang dianut, (b) seluruh dapat dikenai program tertentu.
anggota keluarga dalam tiga bulan terakhir Setelah rumah-rumah diketahui ada
45
Faturochman dan Agus Dwiyanto
TabelZ
Perbedaan Indikator Keiuarga Sejahtera HasilPendataan BKKBN dan PPK UGM
Indikator Keiuarga
a Sejahtera Wÿ1
(kota)
W'ÿ2
(desa) (kota) (dese)
Total,
sampel
Tahapl
Anggota keiuarga melaksanakan badah + = = = =
Pada umumnya setunji anggota ketuarga makan 2x sehari = = = = =
Seluruh anggota keiuarga memilkipakaianyangbeibeda = = = = =
untuk di rumah, bekeija/sekolah, dan bepergtan
Bagian terluas lantai rumah bukan dan tariah = = =
Pemanfaatan fasilitas kesehatandan KB modem • + = » +
Tahapll
Anggota ketuarga melaksanakan badah secara teratur . . . , .
Palitg kurang sekaiseminggu keiuargamenyediakan = = = = =
dagrig/tetur/kan sebagai lauk
Seturuh anggota ketuarga memperoleh satu stel pakaian baru = = = = =
setahunterakhir
Luaslantaitanah minimal 8m2 per penghuti • + + + •
Seluruh anggota keiuarga sehat dalam tiga buian terakhir • * • » •
Setidaknya ada satu anggota keiuarga berusta cf atan 15 tahun = = = - =
berpenghasilantetap
Seluruh anggota keluaiga betumur 10-60 tahun bisabaca • • + + •
tulisan latin
Seluruh anak berusia 6-15 tahun bersekolah
Biiaanakhidup2/tebihPUSmemakaikontrasepsi(kecuali
ham*)
=
,
+
=
+
, .
= =
,
Tahap III
Keiuarga berupaya mersngkatkan pengetahuan agama • = = = .
Sebagianpenghasian keiuarga dapatdisisikan untuk
tabungan ketuarga
- * • • •
Keiuarga biasanya makan bersama paling kurang sekat sehari
dan kesempatan itu digunakan untuk berkomunkasi
- • • • »
Catt.: (=) indikasi perbedaan 0-3% antara data UGM dan data BKKBN.
(+) indikasi data BKKBN 3-10% lebtfi tinggi daripada hasil survai UGM
(*) indikasi data BKKBN >10% daripada data UGM
(-) indikasi data BKKBN 3-10% lebihrendati daripada data UGM
(-) indikasi data BKKBN >10% lebihrendah daripada data UGM
46
Pengukuran Keluarga Sejahtera
47
Faturochman dan Agus Dwiyanto
diberi obat/cara KB modern, dari struktur data harus menjadi prioritas yang
kalimatnya saja sudah sulit penting bagi pengembangan sistem
diinterpretasi. Qleh karena itu, bila informasi penduduk dan keluarga
berpatokan dengan kata dÿ, hasilnya (siduga). Penggunaan tenaga volimtir
akan lebih kecil dibandingkan dengan yang sembarangan dalam pendataan
biia menggunakan kata atavj. keluarga sejahtera mestinya harus
dihindari. Mekanisme cek ulang dan
Penutup koreksi perlu dikembangkan sehingga
Bila register pendataan keluarga data registrasi keluarga benar-benar
dianggap sebagai alat ukur yang dapat bisa dipertanggungjawabkan secara
digunakan untuk mengindentifikasi akademik dan politik.
kesejahteraan keluarga, dari uraiandan Kegagalan untuk memperbaiki
data yang ditunjukkan di atas dapat sistem registrasi keluarga sejahtera
disimpulkan bahwa alat tersebut tidak bukan hanya akan menghasilkan
cukup vahd danreliabel. Beberapa item distorsi dalam mengidentifikasi
dalam registrasi itu juga perlu kelompok sasaran prokesra, tetapi juga
didefinisikan secara lebih jejas membuat data itusendiri menjadi tidak
relevan; apalagi dengan makin mem-
sehingga tidak menipibulkan
kesalahan interpretasi. Di samping itu, buruknya perekonomian Indonesia
pelaksanaan pendataan juga ikut dalam satu tahun terakhir ini, berarti
memperburuk kuajitÿs data yang pula makin banyak penduduk dan
dikumpulkan. Apabila ?ampai saat ini keluarga Indonesia yang miskin atau
data hasil registrasi tersebut teiah dan tidak sejahtera. Bahkan, sekarang
terus digunakan dalam mengidentifi- makin mudah mengidentifikasi orang
kasi kelompok sasaran dan menentu- dan keluarga miskin, meskipun tanpa
kan program-program aksi, BKKBN menggunakan instrumen seperti
sesungguhnya telah bertindak dengan register pendataan keluarga. Artinya,
menggunakan dasar yang keliru. relevansi pendataan itu sendiri
Mengingat pentingnyakuahtasdata sesungguhnya menjadi sangat
dalam perencanaan dan pengembang- berkurang. Bila demikian, masihkah
an program keluarga sejahtera maka BKKBN akan melakukan pendataan
BKKBN perlu mengembangkan sistem seperti yang selama ini dilakukan?
pendataan yang lebih baik. Kualitas
48
Pertgukuran Keluarga Sejahtera
Referensi
49