Anda di halaman 1dari 13

VALIDITAS DAN REUABIUTAS PENGUKURAN

KELUARGA SEJAHTERA*

Faturochman**
Agus Dwiyanto***

Abstract
This article critically examines thefamily ivelfare data collected by the National
Family Planning Board (BKKBN). Comparing the BKKBN's data with the UGM's
data, the article demonstrates significant differences infamily distribution, in most
of thefamily welfare indicators. As a result, the categorization offamilies intofamily
welfare stages between BKKBN's data and UGM's data differs considerably. This
raises some issues on the reliability and validity of BKKBN's family ivelfare
registration data. The article also discloses weaknesses embeded in the instrument
and data collection processes which may hurt the reliability and validity of the
BKKBN's data. Thus, the improvement of the inetrument as well as the process of
collecting data is absolutely necessary ifthe BKKBNis to more effectively implement
itsfamily welfare programs.

Pendahuluan
Pada awal tahun 1998 ini dilaksana- tahu tentang itu, baik perangkat desa,
kan registrasi pendataan keluarga yang kader, maupun anggota masyarakat
pelaksanaannya dikelola oleh Badan masih ada yang belum tahu, dan
Koordinator Keluarga Berencana karenanya mereka tidak melaksanakan
Nasional (BKKBN). Informasi tentang pendataan keluarga sejahtera (KS).
pendataan ini antara lain ditayangkan Apabila pendataan itu telah dianggap
di televisi secara nasional. Namun, selesai, muncul pertanyaan: "Apakah
kenyataan di lapangan menunjukkan kualitasnya memadai?" "Mengapa ada
bahwa sampai batas akhir peiaksanaan perbedaan fakta di lapangan dan di
masih ada beberapa desa yang tidak

* Artikel ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dibiayai oleh Family Health
International. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Karen Hardee dan Dr.
Elizabeth Eggleston yang banyak membantu peiaksanaan penelitian.
" Drs. Faturochman, M.A. adalah peneliti Pusat Penelitian Kependudukan, Universitas
Gadjah Mada dan pengajar Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada.
*" Dr. Agus Dwiyanto adalah kepala Pusat Penelitian Kependudukan, Universitas Gadjah
Mada dan pengajar Fakultas Isipol, Universitas Gadjah Mada.

Populasi, 9(1), 1998 ISSN: 0853 - 0262


Faturochmandan Agus Dwiyanto

laporan?" Artikel ini menjawab demografis dan keluarga berencana,


pertanyaan-pertanyaan ini. sedangkanbagian kedua dimaksudkan
Pendataan keluarga dinilai sebagai untuk mendata keluarga sejatitera,
langkah penting karena memiliki pengeluaran keluarga, dan perolehan
banyak fungsi, utamanya untuk bantuan modal dari Prokesra. Bagian
memahami kelompok sasaran dan kedua, khususnya tentang keluarga
menentukan solusi untuk menyelesai- sejahtera, inilati yang menjadi fokus
kan masalah dari setiap kelompok bahasan di sini.
sasaran itu. Hal itu terjadi bila data Keluarga sejatitera didefinisikan
yang diperoleh memiliki kuatitas yang persis seperti tertuang dalam Pasal 1
baik. Mengingat kuatitas data menjadi Ay at 11 Undang-Undang Nomor 10
isu yang penting, tulisan ini mencoba Tahun 1992. Bunyinya adalah sebagai
mengkaji secara kritis kuatitas data berikut. Keluarga sejahtera adalah
yang dihasilkan oleh pendataan KS. keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
Untuk menilai kuatitas data yang perkawinan yang sah, mampu memenuhi
dimaksud, tulisan ini juga mengkaji kebutuhan hidttp spiritual dan material
format dan struktur alat ukur, proses yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang
pengambilan data, serta hasilnya. Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi,
Pengumpulan data, apa pun selaras, seimbang antara anggota dan
tujuannya, selalu berupaya untuk antaranggota keluarga dengan masyarakat
mendapatkan fakta yang relevan, dan lingkungan.
akurat, dan retiabel. Hal ini dapat Secara lebih rmci yang dimaksud
dicapai bila menggunakan teknik, dengan tahapan pencapaian tingkat
prosedur, alat, dan kegiatanyang andal kesejahteraan keluarga adalah sebagai
(Hadi, 1984). Register pendataan berikut (Kantor Menteri Negara
keluarga sebagai bagian dari sistem Kependudukan /BKKBN, 1997,
mformasi kependudukan dan keluarga hlm.14).
yang dilakukan oleh BKKBN memiliki Keluargaprasejahtera yaitu keluar-
relevansi yang sangat tinggi dalam ga-keluarga yang belum dapat
upaya mengidentifikasi keluarga, memenuhikebutuhandasamya seperti
khususnya tingkat kesejahteraannya. kebutuhan agama, pangan, sandang,
Meskipun demikian, akurasi dan dankesehatan.
reliabilitas data yang diperoleh dari Keluarga sejahtera tahap Iadalah
register tersebut belum teruji. Untuk keluarga-keluarga yang telah dapat
mengujmya, di sini hanya dititiat tiga memenuhi kebutuhan dasar, tetapi
hal pokok, yaitu alat ukur, penyeleng- belum dapat memenuhi kebutuhan
garaan pengukurannya, dan hasil sosial psikologisnya.
pendataan. Keluarga sejahtera tahap II yaitu
keluarga-keluarga yang dapat
Alat Ukur memenuhi seluruh kebutuhan dasar
Register pendataan keluarga terdiri dan kebutuhan sosial psikologisnya,
dari dua bagian. Bagian pertama tetapi belum dapat memenuhi
dimaksudkan untuk memperoleh data kebutuhan perkembangannya seperti
menabung dan memperoleh informasi.

38
Pengukuran Keluarga Sejahtera

Keluarga sejahtera tahap III yaitu Bila ada salah satu kriteria tahap IIyang
keluarga yang dapat memenuhi tidak terpenuhi, keluarga tersebut
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial hanya terkategori ke dalam tahap I.
psikologis, dan kebutuhan pe- Untuk dapat masuk kategori III,
ngembangan, namun belum dapat keluarga tersebut harus memenuhi
memberikan sumbangan maksimal kriteria tahap I, II, dan III. Demikian
terhadap masyarakat. juga untuk masuk kategori III+,
Keluarga sejahtera tahap III plus kategori yang harus dipenuhi adalah
yaitu keluarga yang dapat memenuhi kriteria tahap I, II, III, dan III+. Salah
seluruh kebutuhan, meliputi kebutuh¬ satu ciri dari pengukuran keluarga
an dasar, sosial psikologis, dan pe- sejahtera dengan model ini adalah
ngembangan, serta dapat memberikan ketatnya kriteria yang harus dipenuhi
sumbangan nyata dan berkelanjutan dan disusun secara hierarkis. Jadi,
bagimasyarakat. meskipun sebuah keluarga memenuhi
Tahapan keluarga sejahtera diiden- kriteria tahap II,HI, dan m+, salah satu
tifikasi dengan menggunakan 13 item dalam tahap I tidak terpenuhi
variabel. Variabel tersebut meliputi: maka keluarga tersebut masuk kategori
agama, pangan, sandang, papan, prasejahtera.
kesehatan, pendidikan, keluarga Adapun item-itemuntuk mengukur
berencana, tabungan, interaksi dalam keluarga sejahtera yang disusun secara
keluarga, interaksi dengan lingkungan, urut adalah sebagai berikut.
informasi, transportasi, dan peranan Keluarga sejahtera tahap I
dalam masyarakat. Ketigabelas 1. Anggota keluarga melaksanakan
variabel tersebut kemudiandituangkan ibadah menurut agama yang
menjadi 23 item yang terbagi ke dalam dianut masing-masing.
empat kelompok. Setiap kelompok 2. Pada umumnya seluruh anggota
mengukur tingkat kesejahteraan keluarga makan dua kali sehari
keluarga. atau lebih.
Kelompok tersebut juga disusun 3. Seluruh anggota keluarga memiliki
secara hierarkis mulai dari item-item pakaian yang berbeda untuk
untuk mengukur keluarga sejahtera dipakai di rumah, bekerja/sekolah,
tahap I, II, III, dan III+. Bila sebuah dan bepergian.
keluarga memenuhi semua kriteria 4. Bagian yang terluas dari lantai
seperti tertuang dalam item-item bukan berupa tanah.
kelompok I, keluarga tersebut telah 5. Bila anak sakit dan atau PUS ingin
dianggap masuk dalam kategori ber-KB mereka dibawa ke sarana/
keluarga sejahtera tahap 1. Bila ada petugas kesehatan serta diberi
salah satu item yang tidak terpenuhi, obat/cara KB modem.
keluarga yang bersangkutan masuk Keluarga sejahtera tahap II
dalam tahapan keluarga prasejahtera. 6. Anggota keluarga melaksanakan
Untuk dapat masuk dalam kategori ibadah secara teratur menurut
keluarga sejahtera tahap II, sebuah agama yang dianut masing-
keluarga harus memenuhi semua masing.
kriteria atau item-item tahap Idan II.

39
Faturochman dan Agus Dwiyanto

7. Paling kurang sekali seminggu 20. Keluarga dapat memperoleh berita


keluarga menyediakan daging/ dari surat kabar/radio/TV/
ikan/telur sebagai lauk-pauk. majalah.
8. Seluruh anggota keluarga mem- 21. Anggota keluarga mampu meng-
peroleb paling kurang satu stel gunakan sarana transportasi yang
pakaian setahun terakhir. sesuai dengan kondisi daerah
9. Luas lantai rumah paling kurang 8 setempat.
meter persegi untuk tiap penghuni Keluarga sejahtera tahap III
rumah. 22. Keluarga atau anggota keluarga
10. Seluruh anggota keluarga pada tiga secara teratur (pada waktu
bulanterakhir dalam keadaan sehat tertentu) dan sukarela memberikan
sehingga dapat melaksanakan suinbangan bagi kegiatan sosial
tugas/fungsi masmg-masmg. masyarakat dalam bentuk materi.
11. Paling tidak satu orang anggota 23. Kepala keluarga atau anggota
keluarga yang berumur 15 tahun ke keluarga aktif sebagai pengurus
atas mempunyaipenghasilan tetap. perkumpulan/ yay asan / institusi
12 Seluruh anggota keluarga yang masyarakat.
berumur 10-60 tahun bisameinbaca Dalam rangka melihat akurasi atau
tulisan latin. validitas data yang diperoleh, pertama-
13. Seluruh anak berusia 6-15 tahun tama harus dilihat dari alat ukurnya
bersekolah pada saat ini. (Carmines & Zeller, 1994). Alat ukur
14. Bila anak hidup 2 atau lebih, yang tidak memadai tidak akan
keluarga yang masih berstatus PUS menghasilkan data yang akurat. Untuk
saat ini memakai kontrasepsi menilai akurasi data, perlu dilakukan
(kecuali bila sedang hamil). uji validitas alat ukur yang
Keluarga sejahtera tahap III bersangkutan. Uji validitas atau
15. Keluarga mempunyai upaya untuk validasi yang dunaksud dapat dilihat
meningkatkan pengetahuan dari beberapa segi, yaitu menurut jenis
agama. validitas yang diinginkan. Ada
16. Sebagiandari penghasilan keluarga beberapa jenis validitas yang sudah
dapat disisihkan untuk tabungan dikenal dan berikut ini diuraikan
keluarga. sepintas untuk mengingatkan dan
17. Keluarga biasanya makan bersama mencocokkannya dengan hal yang
paling kurang sekali sehari dan dibicarakan di sini.
kesempatan itu dimanfaatkan Pertama adalah validitas logika atau
untukberkomunikasi antaranggota validitas konstrUksi. Suatu alat ukur
keluarga. dikatakan valid bila disusun atau
18. Keluarga biasanya ikut serta dalam mencerminkan logika yang jelas dan
kegiatanmasyarakat di lingkungan mudah diterima. Untuk kepentingan
tempat tinggalnya. ini, pada umumnya suatu alat ukur
19. Keluarga mengadakan rekreasi disusun berdasarkan pada konstruksi
bersama/penyegaran di luar teoretis tentang hal-hal yang akan
rumah paling kurang sekali dalam diukur. Dengan melihat register
enam bulan. pendataan keluarga saja, masih sulit

40
Pengukuran Keluarga Sejahtera

untuk menebak kerangka konseptual kan cara demikian. Item disusun


vang menjadi dasar penyusunannya. berdasarkan urutan yang hierarkis
Meskipun demikian, ada kesan yang sehingga apabila satu keluarga tidak
jelas bahwa pendekatan yang diguna- memenuhi item tertentu, keluarga
kan lebih menekankan pada tersebut tidak akan terkategorisasi ke
pragmatisme dibandingkan dengan dalam tahap kesejahteraan yang lebih
bangunan teorinya. tinggi lagidi atas itemtersebut. Dengan
Keduaadalah validitas isi.Validitas demikian, dari segi validitas faktorial,
ini dapat dicapai bila item-item yang alat ukur ini terasa kurang sensitif.
ada dalam alat ukur tersebut relevan, Terakhir adalah validitas empiris.
penting, dan terfokus pada hal yang Validitas ini menuntut adanya
hendak diukur. Bila makati bersama kesesuaian antara hasil pengukuran
sekali sehari untuk berkomunikasi sebagai dengan kondisi senyatanya. Hal ini
salah satu item menjadi satu kesatuan akan lebih terasa bila yang diukur
konsep yang hendak diukur berarti memiliki skala pengukuran interval
makan bersama saja tanpa ber¬ atau rasio. Itemtentang luas rumah dan
komunikasi atau berkomunikasi frekuensi tindakan tertentu, seperti
intensif tanpa makan bersama tidak yang diungkap dalam register
masuk dalam konsep tersehut. Dengan pendataan keluarga, menuntut
adanya dua konsep yang dipadukan kecermatan yang tinggi sebelum
dalam satu item, apakah pendata sadar dikategorisasi. Upaya pengukuran
betul bahwa kedua konsep tersebut ulang yang dilakukan oleh Pusat
sama-sama penting? Kesalahan yang Penelitian Kependudukan, seperti
diduga sering terjadi dengan item dipaparkan di bawah ini, merupakan
seperti ini adalah pemahaman pada salah satu upaya validasi pengukuran
salah satu konsep saja. Hal ini dapat keluarga sejahtera yang selama ini
dilihat dalam petunjuknya. Di sana dilakukan oleh BKKBN.
dijelaskan bahwa tujuan iteminiadalah Di samping validitas, alat ukur
untuk mengetahui terjadinya proses seperti register pendataan keluarga
interaksi di dalam keluarga, tetapi juga dituntut memiliki reliabilitas.
penjelasan rinci dan contoh Dengandemikian, hasilyang diperoleh
pertanyaannya hanya menyinggung dari pengukuran akan menunjukkan
masalah makan bersama. konsistensi bila diukur kembali
Ketiga adalah validitas faktorial. Di terhadap gejala yang sama, dengan alat
sini dipermasalahkan bagaimana ukur yang sama, dan dalam kondisi
kecocokan antara setiap item dengan yang sama (Ancok, 1995). Reliabilitas
keseluruhan item. Idealnya, alat ukur pengukuran yang telah dilakukan oleh
tingkat kesejahteraan keluarga BKKBN akan diuji oleh PPK UGM
mengungkap semua potensi dalam seperti yang akan ditunjukkan pada
suatu keluarga, baru kemudian hasil bagian selanjutnya. Meskipun
total penjumlahanpotensiitu dijadikan demikian, upaya pengukuranulang ini
pertimbangan untuk mengategorisasi barangkali tidak banyak menggambar-
keluarga yang diukur. Register kan ujivaliditas empiris danreliabilitas
pendataan keluarga tidak mengguna- alat ukur, tetapi lebih banyak

41
Faturochman dan Agus Dwiyanto

menggambarkan variasi hasil Pengamatan sebagai cara utama


pengukuran akibat dari penyeleng- dalam pendataan keluarga sejahtera
garaan pengukuran yang berbeda. dapat diandalkan keakuratannya bila
dilakukan berulang-ulang. Asumsi
Penyelenggaraan Pendataan inilah yang digunakan oleh BKKBN
Petunjuk teknis pendataan keluarga untuk memanfaatkan orang setempat
sejahtera telah disusun sedemikian sebagai pendata. Kelompok dasa
rinci sehingga pelaksanaan pendataan wisma dan pengurus RT, misalnya,
mestinya dapat berjalan dengan baik banyak mengetahui keadaan keluarga-
dan standar. Dari petunjuk tersebut keluarga setempat. Asumsi ini tidak
terungkap bahwa pendataan seharus- berlaku bagi semua kelompok masya-
nya dilakukan secara langsung kepada rakat. Pada komumtas yang anggota-
keluarga, melalui kepala atau anggotanya erat berhubungan, seperti
anggotanya. Bahkan, di sana tercantum di pedesaan, pendataan seperti itu akan
beberapa contoh cara inenanyakan lebih mudah dilakukan. Namun, pada
item demi itam. masyarakat yang ikatan sosialnya tidak
Berdasarkan pengamatan dan erat, pendataan tersebut akan lebih
keterangan yang diperoleh selaina sulit. Di samping itu, pada semua
penelitian, dapat disinipulkan bahwa kelompok masyarakat selalu dijumpai
pelaksanaan pendataan keluarga berbagai masalah sosial yang me-
sejahtera tidak standar. Secara umum nyebabkan terjadi bias-bias persepsi.
pendataan ini sangat mengandalkan Perasaan ingroup-outgrcrup merupakan
pada pengamatan si pendata, bukan salah satu masalah yang paling sering
pada wawancara langsung. Darisinilah muncul.Bila masalah inimuncul dalam
awal ketidakstandaran pendataan pendataan,besar kemungkinanmereka
tersebut. Observasi adalah metode yang inendata akan menempatkan
pengumpulan data yang paling mudah kelompoknya pada kedudukan yang
dilaksanakan selama objeknya ada dan favourable, sementara kelompok lain
pengumpul data memiliki alat atau menjadi less favaourable. Bias-bias
indera untuk mengamati. Nemun bila pengamatan dan persepsi lain
dicennati, observasi sesungguhnya kemungkinanmasihbanyaklagiterjadi
merupakan metode yang paling sulit (Brigham, 1991).
diterapkan untuk inendapatkan data Masalah lain yang muncul dalam
yang valid. Pengamatan tidak hanya pendataan berkaitan dengan ke-
terbatas kepada kemempuan indera mampuan dan kemauan. Sesungguh¬
untuk merekam informasi yang ada, nya format yang dibuat oleh BKKBN
tetapi juga sangat tergantvmg pada diupayakan sedemikian sederhana.
persepsi si pengamat. Kata persepsi di Harapannya, setiap orang dapat
sini diberi perhatian khusus untuk melakukan pendataan tersebut. Pada
mengingatkan bahwa hasil dari prakteknya, cara yang sederhana itu
persepsi itu sering berbeda dengan tidak selalu dapat dilakukan. Ada
kondisi objektifnya. keengganan pada pihak yang ditunjuk
untuk melakukannya. Akibatnya, ada
tiga pola yang terjadi. Pertama,

42
Pengukuran Keluarga Sejahtera

pendataan tidak dilakukan sama sekali. adalah sofistikasi. Bila pendataan


Penelitian ini jelas menemukan keluarga dicermati, ada kompleksitas
beberapa wilayah dalam satu desa yang yang harus benar-benar diperhatikan,
tidak memiliki data keluarga sejahtera terutama sasaran tiap item. Pendataan
sama sekali. Di samping itu,ditemukan keluarga sejahtera membidik keluarga
juga beberapa lembar data yang tidak dan anggota-anggotanya. Kata keluarga
terisi dengan baik. Kasus yang cukup atau anggota keluarga bisa diinterpretasi
banyak dijumpai menunjukkan bahwa satu, beberapa, atau semua anggota
item-item untuk menentukan tahapan keluarga. Ada tiga item yang menyebut
kesejahteraan keluarga tidak diisi atau anggota keluarga sebagai sasaran dari
hanya sebagian kecil diisi, tetapi hasil item tersebut. Sementara itu, item-item
penahapannya terisi. Kedua, dilakukan lain menyebut sasaran secara lebih
pendataan kilat oleh satu orang. Tidak spesifik seperti seluruh anggota keluarga,
semua keluarga dikenalbaik oleh orang kepala keluarga, dan satu orang anggota
ini,namun penilaian dilakukan dengan keluarga. Pembedaan beberapa istilah
perkiraan yang didasarkan pada tersebut tentu memiliki maksud-
sedikit data dan banyak dugaan. maksud tertentu. Apakah dapat
Ketiga, pendataan diserahkan kepada dipastikan bahwa pengambil data tahu
orang lain yang kurang mengenal persamaan atau perbedaan istilah-
wilayah setempat. Salah satu contoh istilah tersebut? Hasil pengamatan di
yang ditemui dalam penelitian ini lapangan menunjukkan bahwa
adalah pendataan oleh mahasiswa pendata BKKBN kurang memperhati-
peserta kuliah kerja nyata (KKN). kan masalah detil seperti ini.
Sebagai insan yang cukup terdidik, Item tentang agama ditanyakan hga
mereka sebenarnya sangat potensial kali. Dua di antaranya sangat mirip.
menjadi pendata. Namun, beberapa Perbedaannya hanya terletak pada kata
item dalam data keluarga sejahtera teratur. Di smi diidentifikasi tentang
menggali informasi tentang kebiasaan pelaksanaan ibadah. Sepintas orang
keluarga berdasar pengamatan. akan beranggapan bahwa ibadah yang
Mahasiswa KKN yang tinggal di dimaksud adalah ibadah pokok seperti
wilayah itu dalam tempo yang singkat salat dan puasa bagi orang Islam.
dapat dipastikan belum banyak Apakah benar ini yang dimaksudkan?
mengenal wilayah dan kebiasaan Bila benar demikian, telah terjadi
keluarga-keluarga di sana. Ketika simplifikasi yang berlebihan dalam
mereka harus mengisi formulir data mengukur keluarga sejahtera. Bila yang
keluarga sejahtera, dapat dipastikan dimaksud ibadah lebih luas daripada
banyak data yang kurang sesuai itu, masalah yang munculterletak pada
dengan kondisi senyatanya. metode pengukuran. Salah satu kaidah
Format, tepatnya bentuk fisik, pengukuran adalah spesifikasi item.
pendataan keluarga memang tampak Bila item tentang ibadah dimaksud
sederhana, namun item-itemnya tidak untuk mengungkap begitu banyak
sederhana. Dalam istilah pengukuran macam dan jenis ibadah, item tersebut
memang tidak ada alat ukur yang tidak memenuhi kaidah. Dengan
sederhana karena tujuan utamanva demikian, construct validity alat ukur ini

43
Faturochman dan Agus Dwiyanto

tidak terpenuhi. Dalamhal ini pendata yang dipertimbangkan dalam


BKKBN juga taxnpak tidak peduli. Di membuat perbandingan.
samping itu, ada kecurigaan bila Hasil perhitungan menunjukkan
mereka sesungguhnya tidak dapat bahwa pendataan yang dilakukan
mengamati hal-hal seperti dimaksud BKKBN berbeda jauh dengan hasil
dalam item ini. pendataan PPK UGM (Tabel 1). Hasil
pendataan yang dilakukan oleh
Hasil Pendataan BKKBN secara umum mengategori-
Berangkat dari catatan-catatan sasikan keluarga di empat wilayah lebih
tersebut, dilakukanlah pendataan sejahtera dibandingkan dengan hasil
keluarga sejahtera di empat desa. pendataan oleh PPK UGM. Menurut
Pendataan ini merupakan bagian dari pendataan BKKBN, keluarga-keluarga
penelitian tentang KB, Keluarga yang didata masuk kategori sejahtera
Sejahtera, dan Aktivitas Wanita yang (KS II,III,dan III+), sementara menurut
dilakukan oleh Pusat Penelitian pendataan PPK UGM sebagian besar
Kependudukan UGM. Item-item yang keluarga tersebut justru masuk
ada dalam formulir pendataan kelompok kurang sejahtera (pra-KS
keluarga ditanyakan ulang sehingga dan KS I). Perbedaan yang mencolok
hasilnya dapat dibandingkan dengan antara kedua hasil pendataan
pendataan yang dilakukan terdahulu. ditemukan pada setiap wilayah dan
Ada beberapa item yang diubah setiap tahapan. Dengan mencermati
formulasinya, namunhakikatnya tetap wilayah dan tahapan seperti terlihat
sama. Misalnya, dalam formulir ada pada Tabel 1, belum bisa ditarik
item tentang luas lantai rumah paling kesimpulan penyebab perbedaannya.
kurang 8 meter persegi untuk setiap Oleh karena itu, barangkali akan lebih
penghuni rumah dalam penelitian ini jelas bila perbandingan antara dua
diubah menjadi dua pertanyaan pendataan itu dilihat secara lebih rinci,
tentang luas lantai rumah dan jumlah yaitu pada tiap item (hasil perhitungan
penghuni. Untukmengukur kepadatan detil lihat Dwiyanto dkk., 1997).
rumah digunakan angka rasio antara Untuk mempermudah perbanding¬
luas lantai rumah dengan jumlah an hasil pendataan antara keduanya,
penghuni. Angka rasio inilah yang Tabel 2 hanya memaparkan selisih
digunakan untuk menilai apakah tiap persentase perbedaanpendataanuntuk
penghuni rumahmemiliki ruang gerak tiap item. Dari tabel tersebut tampak
sedikitnya 8 meter persegi. bahwa ada sembilan item yang
Untuk membandingkan pendataan menurut kedua pendataan tersebut
hasil penelitian dengan pendataan oleh tidak berbeda mencolok (0-3%), tiga
BKKBN, dikumpulkan pula data-data item berbeda antara 3 hingga 10 persen,
yang sudah terdokumentasi. Selang dan sebelas item memiliki perbedaan di
antara pendataan oleh BKKBN dengan atas sepuluh persen. Di sini tampak
penelitian ini tidak lebih dari enam bahwa hasil pendataan BKKBN
bulan. Catatan waktu yang berbeda memang cenderung menempatkan
antara keduanya menjadi salah satu hal keluarga pada posisiyang lebih sejahtera

44
Tahapan

Prasejahtera
Sejahtera I
Sejahtera II
Sejahtera III
42.8
44,3
2,7
__ __ __ __
Wilayah 1
(tola)
BKKBN UGM
10,2 44,9
48,7
3,2
0,0
(desa)
BKKBN UGM
26,2
10,8
19,0
35,3
TabeH

Wilayah 2

48,4
30,5
15,8
0,0
Wilayah 3
(kota)
BKKBN UGM
2,3
0,0
0,0
70,5
33,0
54,1
9,9
0,0
Pengukuran Keluarga Sejahtera

Perbandingan Data BKKBN dan UGM: Distribusi Tahapan Keluarga Sejahtera"


Wilayah 4

20,9
(desa)
BKKBN UGM
5,8

15.2
27,3
17,1
52,1
28,4
0,0
Total
Sampel
BKKBN UGM
10,3
17,0
18,0
37,1
33,5
47,5
15,8
0.0
Sejahtera III+ 1,1 3.2 8,4 4,5 27,2 4,0 30,8 2,4 17,8 3,4
Jumlah kasus 187 187 179 179 172 172 257 257 795 795

* Sumber Register Pendataan Keluarga 1996 dan Dwiyanto dkk. (1997)


" Pengumpulan data BKKBN dilakukan melalui sertsus, sedangkan Data UGM diperoleh melalui survai.
Perbedaan ini tentunya memiliki impiikasi terhadap valkktas ekstemal dan kesimpdan perbandingan
ini, misalnya karena sampling error. Karena hanyak item yang missing dalam data registrasi, untuk
memudahkan perbandingan, keluarga yang memiliki item yang missing dalam registrasi terpaksa
dikeluarkandan sampel. Perbandingan ini tidakdilakukan untuk menggambaikan kondsidata registrasi
keluarga sejahtera secara keseluruhan, tetapi hanya untuk menunjukkan perbedaan data keluarga
sejahtera BKKBN dan UGM di keempat wilayah sampel.

dibandingkan dengan pendataan PPK dalam keadaan sehat, (c) sebagian dari
UGM. penghasilan keluarga dapat disisihkan
Ada beberapa hal, sebagian sudah untuk tabungan keluarga, (d) keluarga
dijelaskan di atas, yang mungkin bisa biasanya makan bersama paling kurang
dijelaskan perbedaan yang mencolok sekali sehari dan kesempatan itu
antara dua pendataan itu. Pertama, dimanfaatkan untuk berkomunikasi
pendataan yang dilakukan oleh antaranggota keluarga, dan (e) keluarga
BKKBN tidak langsung menanyakan mengadakan rekreasi bersama/penyegaran
kepada anggota keluarga yang diukur, di luar rumah paling kurang dalam enam
tetapi berdasar pada observasi dan bulan.
penilaian orang setempat, sementara Kedua, pendataan yang dilakukan
PPK UGM mewawancarai langsung oleh PPK UGM berlangsung antara
salah satu anggota keluarga yang satu hingga enam bulan sesudah
didata. Oleh karena itu, beberapa item pendataan dilakukan oleh BKKBN.
yang dalam pendataan membutuhkan Selama waktu tersebut kemungkinan
observasi langsung sulit dijamin terjadi perubahan. Contoh yang jelas
keakuratannya. Ada beberapa item adalah pada item bagian yang terluas dari
vang sulit dinilai tanpa melihat dan lantai bukan dari semen. Sudah menjadi
menanyakan secara lebih jeli; di pengetahuan umum bahwa salah satu
antaranya adalah (a) anggota keluarga fungsi pendataan KS adalah untuk
melaksanakan ibadah secara teratur mengidentifikasi kebutuhan sehingga
menurut agama yang dianut, (b) seluruh dapat dikenai program tertentu.
anggota keluarga dalam tiga bulan terakhir Setelah rumah-rumah diketahui ada

45
Faturochman dan Agus Dwiyanto

TabelZ
Perbedaan Indikator Keiuarga Sejahtera HasilPendataan BKKBN dan PPK UGM

Indikator Keiuarga
a Sejahtera Wÿ1
(kota)
W'ÿ2
(desa) (kota) (dese)
Total,
sampel
Tahapl
Anggota keiuarga melaksanakan badah + = = = =
Pada umumnya setunji anggota ketuarga makan 2x sehari = = = = =
Seluruh anggota keiuarga memilkipakaianyangbeibeda = = = = =
untuk di rumah, bekeija/sekolah, dan bepergtan
Bagian terluas lantai rumah bukan dan tariah = = =
Pemanfaatan fasilitas kesehatandan KB modem • + = » +
Tahapll
Anggota ketuarga melaksanakan badah secara teratur . . . , .
Palitg kurang sekaiseminggu keiuargamenyediakan = = = = =
dagrig/tetur/kan sebagai lauk
Seturuh anggota ketuarga memperoleh satu stel pakaian baru = = = = =
setahunterakhir
Luaslantaitanah minimal 8m2 per penghuti • + + + •
Seluruh anggota keiuarga sehat dalam tiga buian terakhir • * • » •
Setidaknya ada satu anggota keiuarga berusta cf atan 15 tahun = = = - =
berpenghasilantetap
Seluruh anggota keluaiga betumur 10-60 tahun bisabaca • • + + •
tulisan latin
Seluruh anak berusia 6-15 tahun bersekolah
Biiaanakhidup2/tebihPUSmemakaikontrasepsi(kecuali
ham*)
=
,
+
=
+
, .
= =
,

Tahap III
Keiuarga berupaya mersngkatkan pengetahuan agama • = = = .
Sebagianpenghasian keiuarga dapatdisisikan untuk
tabungan ketuarga
- * • • •
Keiuarga biasanya makan bersama paling kurang sekat sehari
dan kesempatan itu digunakan untuk berkomunkasi
- • • • »

Keiuarga biasanya kut dalam kegiatanmasyarakat di =


I'mgkungan tempat tinggal
Keiuarga mengadakan rekreasibersama palng kurang sekaH
dalam 6 bulan
» - • »

Keiuarga dapat memperoleh bentadan surat = + = + +


kabar/radio/televrsi/majalah
Anggota keiuargamampumenggunakansaranatransportasi • + + • •
Tahap III+
Keiuarga atau anggota secara teratur dan sukarela
__ = = ..
memberikan sumbangan dalam bentuk mated
-
_ __
Kepala atau anggota keiuarga aktif sebagai penguruslembaga
kemasyarakatan

Catt.: (=) indikasi perbedaan 0-3% antara data UGM dan data BKKBN.
(+) indikasi data BKKBN 3-10% lebtfi tinggi daripada hasil survai UGM
(*) indikasi data BKKBN >10% daripada data UGM
(-) indikasi data BKKBN 3-10% lebihrendati daripada data UGM
(-) indikasi data BKKBN >10% lebihrendah daripada data UGM

46
Pengukuran Keluarga Sejahtera

yang belum disemen, BKKBN mem- memelihara kesehatan juga sangat


berikan bantuan untuk penyemenan. banyak. Mereka ini diklaim dalam
Dengan demikian, saat diiakukan pendataan BKKBN sebagai pemakai
pendataan oleh PPK UGM, kondisinya metode kesehatan dan kontrasepsi
lebih baik seperti ditemukan di dua modern. Kecenderungan BKKBN
daerah penelitian. memperoleh hasii pendataan yang
Perlu diketahui bahwa survai ini lebih tinggi untuk jumlah peserta KB
diiakukan pada Desember 1996
Maret 1997, jauh sebelum krisis
— bukan hal yang baru. Penelitian
Tukiran dkk. (1987), misalnya,
ekonomi terjadi. Interpretasi bahwa menunjukkan bahwa peserta KB aktif
perbedaan dari kedua data itu yang dilaporkan BKKBN ternyata 23
menunjukkan dampak dari krisis persen lebih tinggi dibandingkan
ekonomi yang terjadi tidak cukup dengan hasii penelitian.
beralasan. Dengan demikian, per¬ Keempat, ada item yang sulit
bedaan antara data registrasi dengan diinterpretasi. Penggunaan kata
data survai bukan disebabkan oleh keluarga, anggota keluarga, dan
memburuknya situasi ekonomi yang seiuruh anggota keluarga sering
mungkin berakibat terhadap semakin diabaikan perbedaannya. Pada
rendahnya kesejahteraan sosial pendataan PPK UGM ketiganya
ekonomi responden. diperhatikan dan dioperasionali-
Ketiga, tidak tertutup kemungkinan sasikan secara berbeda. Misalnya untuk
adanya self fulfiling pro-phecy yang menanyakan seiuruh anggota
diiakukan oleh BKKBN ketika keluarga, tiap-tiap anggota keluarga
melakukan pendataan. BKKBNmenilai diidentifikasi. Bila ada salah satu
lebih tinggi dibandingkan dengan PPK anggota yang tidak memenuhi kategori
UGM pada dua item yang berkaitan yang dimaksudkan, item tentang
dengan keluarga berencana. Dua item seiuruh anggota keluarga dianggap
tersebut adalah bila anak sakit dan atau tidak terpenuhi. Penggunaan kata dan
PUS ingin ber-KB mereka dibawa ke atau sekaligus juga menyulitkan untuk
sarana/petugas kesehatan serta diberi membuat kategorisasi. Secara logika
obat/cara KB modern dan bila anak hidup dan digunakan untuk menggabungkan
1atau lebih keluarga yang masih berstatus dua hal atau lebih menjadi satu. Bila
PUS saat ini memakai kontrasepsi (kecuali salah satu tidak dapat masuk kategori,
bila sedang hamil). Pada kenyataannya dua hal atau lebih yang digabungkan
(lihat Dwiyanto dkk., 1997), banyak itu dianggap tidak memenuhi syarat
keluarga sehat dan membatasi jumlah untuk masuk kategori. Ini berbeda
anak tanpa menggunakan metode dengan kata atau yang bermakna
kesehatan dan kontrasepsi modern. substitusi. Di sini tidak dibutuhkan
Hasii penelitian Dwiyanto dkk. adanya pemenuhan syarat untuk
menunjukkan bahwa penggunaan aiat semua yang akan masuk kategori,
dan metode kontrasepsi tradisional tetapi cukup salah satu. Dengan
sekitar delapan persen pada tiga dari demikian, ada kerancuan pada item bila
empat wilayah penelitian. Pengguna anak sakit dan atau PUS ingin ber-KB
cara-cara tradisional daiam dibawa ke sarana/petugas kesehatan serta

47
Faturochman dan Agus Dwiyanto

diberi obat/cara KB modern, dari struktur data harus menjadi prioritas yang
kalimatnya saja sudah sulit penting bagi pengembangan sistem
diinterpretasi. Qleh karena itu, bila informasi penduduk dan keluarga
berpatokan dengan kata dÿ, hasilnya (siduga). Penggunaan tenaga volimtir
akan lebih kecil dibandingkan dengan yang sembarangan dalam pendataan
biia menggunakan kata atavj. keluarga sejahtera mestinya harus
dihindari. Mekanisme cek ulang dan
Penutup koreksi perlu dikembangkan sehingga
Bila register pendataan keluarga data registrasi keluarga benar-benar
dianggap sebagai alat ukur yang dapat bisa dipertanggungjawabkan secara
digunakan untuk mengindentifikasi akademik dan politik.
kesejahteraan keluarga, dari uraiandan Kegagalan untuk memperbaiki
data yang ditunjukkan di atas dapat sistem registrasi keluarga sejahtera
disimpulkan bahwa alat tersebut tidak bukan hanya akan menghasilkan
cukup vahd danreliabel. Beberapa item distorsi dalam mengidentifikasi
dalam registrasi itu juga perlu kelompok sasaran prokesra, tetapi juga
didefinisikan secara lebih jejas membuat data itusendiri menjadi tidak
relevan; apalagi dengan makin mem-
sehingga tidak menipibulkan
kesalahan interpretasi. Di samping itu, buruknya perekonomian Indonesia
pelaksanaan pendataan juga ikut dalam satu tahun terakhir ini, berarti
memperburuk kuajitÿs data yang pula makin banyak penduduk dan
dikumpulkan. Apabila ?ampai saat ini keluarga Indonesia yang miskin atau
data hasil registrasi tersebut teiah dan tidak sejahtera. Bahkan, sekarang
terus digunakan dalam mengidentifi- makin mudah mengidentifikasi orang
kasi kelompok sasaran dan menentu- dan keluarga miskin, meskipun tanpa
kan program-program aksi, BKKBN menggunakan instrumen seperti
sesungguhnya telah bertindak dengan register pendataan keluarga. Artinya,
menggunakan dasar yang keliru. relevansi pendataan itu sendiri
Mengingat pentingnyakuahtasdata sesungguhnya menjadi sangat
dalam perencanaan dan pengembang- berkurang. Bila demikian, masihkah
an program keluarga sejahtera maka BKKBN akan melakukan pendataan
BKKBN perlu mengembangkan sistem seperti yang selama ini dilakukan?
pendataan yang lebih baik. Kualitas

48
Pertgukuran Keluarga Sejahtera

Referensi

Ancok, Djamaluddin. 1995. Tebtik Hadi,S. 1984. Metodologiresearch. Jilid 2.


penyusunan skala pengukur. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Yogyakarta: Pusat Penelitian Fakultas Psikologi, Universitas
Kependudukan, Universitas Gadjah Mada.
Gadjah Mada. Indonesia. Kantor Menteri Negara
Brigham, J.C. 1991. Social psychology. Kependudukan/BKKBN. Biro
New York: Harper Collins. Pelaporan dan Statistik. 1997
Carmines, E.G. dan Zeller, R.A. 1994. Petunjuk teknis pendataan keluarga
"Reliability and validity sejahtera. Jakarta.
assesment", dalam M.S. Tukiran, Sukamdi dan Sujali. 1987.
Lewis-Beck, ed. Basic measurement. Ldporan penelitian peserta
London: Sage Publications. keluarga berencana aktif di
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dwiyanto, Agus, et al. 1997. Family Yogyakarta: Kerjasama Badan
planning, family welfare, and Koordinasi Keluarga Berencana
women's activities in Indonesia. New
Nasional dengan Pusat Penelitian
York?: Family Health
International, Research USA and Kependudukan, Universitas
Population Studies Center, Gadjah Gadjah Mada.
Mada University,Yogyakarta.

49

Anda mungkin juga menyukai