Anda di halaman 1dari 8

Tiap 5 mL mengandung :

R/ Sulfamethoxazol  200 mg
Trimetoprim 40 mg
Aluminium klorida  0,1 %
Tween 80  0,4 %
Hidroksi etil selulosa  2 %
Sirup USP  40 %
Metil paraben  0,25 %
Essence Vanili  0,2 %
Air suling ad  120 mL

Preformulasi
1. Sulfametoksazol (FI III ; 586, RPS 16 th ; 118)
 Nama resmi : Sulfamethoxazolum
 Sinonim : Benzenesulfonamida, 4-amino-N-15-methyl –3isoxadyl
 BM : 253,28 Rumus bangun: H2N SO2NH
 Pemerian : Putih, sampai sedikit putih, serbuk kristal, praktis tidak berbau.
 Kelarutan : 1 gram dalam 3400 ml air, 100 ml kloroform, 50 ml alcohol, 1000ml
eter
 Kegunaan : Antibakteri Kestabilan : Stabil dalam air
 Dosis : DL dosis awal : 2 gram\
Dosis suspensi : 500 mg/5 ml
Kombinasi : 200 mg sulfametoksazol dan 400 mgtrimetoprim dalam 5 ml 
 pH : 4 -6 dalam 10% suspensi dalam air (MD 28 th ; 1497)

2. Trimetoprim (RPS 16 th ; 1165) 
 Nama resmi : Trimetorimum
 Sinonim : TrimetoprimBM : 290,32
 Pemerian : Kristal warna putih sampai krem, atau serbuk kristal tidak berbau,sedik
it berasa.
 Kelarutan : sangat sedikit larut dalam air; 1 gram larut dalam kira – kira 285ml
alcohol absolute, 53 ml kloroform
 Kegunaan : Antibakteri Pada pengobatan infeksi saluran kemih yang akut (MD
28th ;1484)
 Dosis : Kombinasi : 200 mg sulfametoksazol dan 400 mg trimetoprimdalam 5 ml 
 pKa : 7,3 (farmakologi & Terapi)
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.

3. Polisorbat 80 (MD 28 th ; 377) 
 Nama resmi : Polysorbate 80
 Sinonim : Polysorbatum 80, polyoxyetilene 20 sorbiton monooleat tween
 RM / BM : C6H124O26/1309,7
 Pemerian : Cairan berminyak kuning jernih atau kuning kecoklatan dengan bau
yang agak karakteristik dan dengan rasa yang agak pahit.
 Kelarutan : Bercampur dengan alcohol, kloroform, eter, etil asetat dan metilalcoh
ol, larut dalam 125 bagian. Minyak biji kapas, praktis tidak larut dalam petroleum
ringan, paraffin cair dan campuran minyak.
 Kegunaan : Surfaktan
 Incomp : Perubahan warna dan atau pengendapan terjadi pada beberapa bahan,
terutama dengan fenol, tannin, tar dan atau sejenis tar (Exp ; 227)
 Kestabilan : Stabil dalam elektrolit juga pada asam dan basa. Ada saponifikasisec
ara bertahap denngan asam dan basa kuat. Ester asam oleat sensitive
denganadanya oksidasi.
 Viskositas : Kira –  kira 400 dp pada 25o C (Exp; 227)
 Konsentrasi : 0,1 – 0,3% (RPS 18th; 1314)

4.  Aluminium klorida 
 Nama resmi : Aluminii chloridum
 Sinonim : Aluminium klorida
 RM / BM : AlCl3. 8H2O/241,4
 Pemerian : Serbuk kristal putih atau putih kekuningan, manis, berasa,adstringen
bereaksi asam pada lakmus (RPS 18 th ; 721)
 Kelarutan : 1 dalam 0,9 bagian air dan 1 dalam 4 bagian alcohol
 Kegunaan : Sebagai elektrolit pemflokulan
 Incomp : Alkali hidroksida karbonat, dorax dan endapan air kapur.

5. Hidroksi Etil selulosa RPS 18 th ; 1306)
 Nama resmi : Hydroxyethyl cellulose
 Sinonim : Cellulose, 2-hydroxy ethyl ether, Natrosol,cellulosehydroxyethyl ether.
 Pemerian : Putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk bebas, lembut sekitar137oC 
 pH : sekitar 7
 Kelarutan : Larut dengan cepat dalam air dingin atau air panas untukmemberikan
kejernihan, lembut, larutan kental, sebagian la0rut dalam asam asetat,tidak larut
dalam kebanyakan pelarut organic
 Kegunaan : Pensuspensi
 Konsentrasi : Viskositas dari hidroksi etil selulosa ditunjukkan dengan angkayang
mana menggambarkan viskositas kira – kira 2% cps dari disperse (DOM ;547).

6. Sirup USP (RPS 18 th ; 1302)
Sukrosa 850 gram
Aquadest ad 1000 mL 
 Nama resmi : Sucrose
 Sinonim : Gula beck sugar
 BM : 342,30
 Pemerian : Kristal tidak berwarna, kristal atau batang, putih, tidak berbau,dan
terasa manis.
 Kelarutan : 1 gram dalam 0,5 ml air, 170 alkohol atau lebih larut pada 0,2 mlair
mendidih, tidak larut dalam kloroform atau eter (RPS 18 th; 1298)
 Kegunaan : PemanisIncomp : Serbuk sukrosa dapat terkontaminasi oleh sulfit
 Kestabilan : Stabil pada suhu kamar dan kelembaban relative sedang,Mengabsorb
si di atas 1% kelembaban, yang diberikan oleh panas sampai 90oC.Menjadi
karatol pada suhu di atas 160oC, larutan encer dapat diserang mikroba.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

7.  Essence vanili (RPS 18th ; 1299) 
 Nama resmi : Vanilla
 Sinonim : Vanilla
 BM : C8H6O3/152,1
 Pemerian : Kristal putih atau agak kuning, serbuk dengan baud an rasavanilla,
bias diekstraksi dari vanilla atau dibuat sintesis.TL : 81,82o C
 Kelarutan : Larut dalam 100 bagian air pada 20o C, 1 dalam 20 bagian air pada 80o
C, 1 dalam 20 bagian gliserol, juga mudah larut dalam alcohol dan dalam
kloroform, larut sampai sangat mudah larut dalam eter, dalam minyak lemak
danminyak menguap dan dalam larutan alkali hidroksida.
 Kegunaan : Pengaroma dan pewangiKonsentrasi : 0,2  1%8. 

8. Metil paraben (Exp ; 184) 
 Nama resmi : Methyl hydroxybenzoate
 Sinonim : Nipagin
 BM : C8H8O3/152,15
 Pemerian : Putih, hamper tidak berbau, serbuk dengan rasa agak terbakar.
 Kelarutan : Larut dalam 400 bagian air, 1 dalam 3 bagian alcohol dan dalam10
bagian eter, larut bebas dalam metil alcohol.
 Kegunaan : Sebagai pengawet
 Incomp : Metil paraben seharusnya disimpan pada wadah tertutup baik,larutan
cair pada 3-6 dapat disterilkan pada 120oC selama 20 menit tanpa terurai.Larutan
encer pada pH 3 – 6 stabil (kurang dari 10% terurai) sampai kira –  kira 4% pada
suhu kamar, larutan air pada pH 8 atau lebih tinggi sebagai
bahan penghidrolisis yang cepat (10%) atau lebih setelah 60 hari pada suhu
kamar.Konsentrasi : 0,05 –  0,25% (Exp; 185)
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

9. Air suling (FI III ; 96, Exp ; 336) 
 Nama resmi : Aqua destillata
 Sinonim : Air suling
 BM : H2O/18,02
 Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa.
 Kegunaan : Pembawa dan pelarut bahan
 Incomp : Bereaksi dengan bahan obat yang mudah terhidrolisa, bereaksikuat
dengan logam alkali dan oksidasinya dengan garam anhidrat.
 Kestabilan : Secara kimia stabil dalam semua bentuk fisika.Penyimpanan : dalam 
wadah tertutup baik.

Perhitungan

1) Sulfametoksazol 200 mg / 5 ml x 60 ml = 2400 mg
2) Trimetoprim 40 mg / 5ml x 60 ml = 480 mg
3) Aluminium klorida 0,1% / 5ml x 60 ml = 12 mg
Pengenceran: 12 mg : 50 x 10 ml = 2,4 ml
4) Tween 80 0,4% / 5ml x 60 ml = 48 mg
Pengenceran : 48 mg : 50 x 10 ml = 9,6 ml
5) Hidroksi etil selulosa 2 % / 5ml x 60 ml = 240 mg
6) Sirup USP 40 % / 5ml x 60 ml = 4800 mg
7) Metil paraben 0,25%/5ml x 60ml = 30 mg
Pengenceran : 30 mg :50 x 10 ml = 6 ml
8) Essence vanili 0,2%/5ml x 60 ml = 24 mg
Pengenceran: 24 : 50 x 10 ml = 4,8 ml
9) Air ad 60 ml 

Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan disiapkan 
2) Lakukan kalibrasi botol 60 ml
3) Timbang masing masing bahan
4) Dibuat pengenceran
a. Timbang aluminium klorida sebanyak 50 mg dilarutkan dalam 10 ml air, gerus (ambil
sebanyak 2,4 ml), sisihkan
b. Timbangtween 80  sebanyak 50 mg dilarutkan dalam 10 ml air, gerus (ambil
sebanyak 9,6 ml), sisihkan
c. Timbang metil paraben sebanyak 50 mg dilarutkan dalam 10 ml air, gerus (ambil
sebanyak 6 ml), sisihkan
d. Timbang Essence vanili  sebanyak 50 mg dilarutkan dalam 10 ml air, gerus (ambil
sebanyak 4,8 ml), sisihkan
5) Dimasukan kedalam mortar sulfametoksazol  dan trimetoprim sesuai perhitungan
bahan, digerus dalam mortir hingga homogen.
6) Masukan kedalam mortar hasil pengenceran tween 80 gerus homogen dalam mortir.
7) Masukan hasil pengenceran aluminium klorida, gerus homogen
8) Dibuat dispersi hidroksi etil selulosa dengan cara : dimasukkan secara perlahan – lahan
ke dalam pusaran air dengan menggunakan mortar, hingga homogen.(sisihkan), hasil
gerusan disatukan kedalam mortar, gerus homogen
9) Masukan metil paraben  dan dimasukkan ke dalam mortar gerus homogen .
10) Masukan sirup USP dan kemudian digerus gerus homogen.
11) Ditambahkan essence vanili.
12) Dipindahkan ke dalam botol.
13) Dikalibrasi menggunakan aquades sampai volume 60 ml
14) Dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket dan label.

Evaluasi

1. Uji Organoleptis
Mengamati warna, bau dan rasa dari sediaan suspense.
2. Uji homogenitas
Pengujian dilakukan menggunakan mikroskop.
3. Uji pH
Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, pertama diambil sedikit sampel
sediaan, kemudian pH meter ditara dulu dengan buffer standar pada pH 7, kemudian
masukan alat pH meter kedalam suspensi untuk diketahui pH sediaan.
4. Uji viskositas
Uji viskositas menggunakan alat viskosimeter Brookfield dengan rotasi perputaran 12
rpm, 30 rpm dan 60 rpm.
5. Volume Sedimentasi
Suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 mL dan disimpan pada suhu kamar serta
terlindung dari cahaya secara langsung. Volume suspensi yang diisikan merupakan
volume awal (Vo). Perubahan volume diukur dan dicatat setiap selama 30 hari tanpa
pengadukan hingga tinggi sedimentasi konstan. Volume tersebut merupakan volume
akhir (Vu). Volume sedimentasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
(F=Vu/Vo).
6. Penetapan Bobot Jenis
Piknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang (a). Kemudian aquadest
dimasukkan ke dalam piknometer dan ditimbang beratnya (b). Piknometer dibersihkan
dan dikeringkan. Suspensi ibuprofen dimasukkan ke dalam piknometer, kemudian
ditimbang beratnya (c). Massa jenis suspensi ibuprofen ditentukan menggunakan
persamaan
c−a
ρ= xρ
b−a
7. Redispersi Uji
Redispersi dilakukan setelah evaluasi volume sedimentasi selesai dilakukan. Tabung
reaksi berisi suspensi yang telah dievaluasi volume sedimentasinya diputar 180 derajat
dan dibalikan ke posisi semula. Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi
sempurna dan diberi nilai 100%. Setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang
sama, maka akan menurunkan nilai redispersi sebesar 5%.
8. Distribusi Ukuran
Partikel Suspensi diencerkan dan dibuat sediaan yang cukup antara 3-5 sediaan diatas
objek glass. Kemudian objek glass yang berisi preparat yang akan diamati diletakkan di
tengah-tengah meja benda. Lensa objektif diturunkan sampai berjarak kira-kira 3mm
dengan benda yang akan diamati. Sambil melihat melalui lensa okuler, pengatur kasar
diputar keatas sehingga partikel yang akan diamati terlihat jelas. Kemudian dihitung nilai
antilog SD diameter dari 20 partikel suspensi tersebut. Jika nilai antilog SD1,2 maka
jumlah partikel yang harus diukur adalah ≥1000. Selanjutnya dilakukan pengelompokkan
dengan menentukan ukuran partikel yang terkecil yang tersebar. Dibuat grafik distribusi
ukuran partikel dan ditentukan harga diameternya.
9. Volume terpindahkan
Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan
kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah
dikalibrasi, secara hati-hati untuk menghindarkan pembentukan gelembung udara pada
waktu penuangan dan diamkan selama tidak lebih dari 30 menit. Jika telah bebas dari
gelembung udara,ukur volume dari tiap campuran: volume rata-rata larutan, suspensi,
atau sirup yang diperolehdari 10 wadah tidak kurang dari 100%, dan tidak satupun
volume wadah yang kurang dari 95% dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A
adalah volume rata-rata kurang dari 100% tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satu
wadahpun volumenya kurang dari 95% dari volumeyang tertera pada etiket, atau B tidak
lebih dari satu wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% dari volume
yang tertera pada etiket, lakukan pengujin terhadap 20 wadahtambahan. Volume rata-rata
larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dari
volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadahvolume kurang
dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti yang tertera pada etiket.(Farmakope
Indonesia IV, 1995)

Anda mungkin juga menyukai