DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. AHMAD AL GHOZALI
2. CINDY MAILAN
3. HILDEGARDIS FLORANCE
4. KHOIRUL MUTTAKIN
5. KURNIAWAN DWI ILLAHI
6. MAISYAROH
KEMENENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2017/2018
iv
VISI DAN MISI PRODI DIV KEPERAWATAN
VISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
” Menjadi Istitusi Pendidikan Diploma IV Keperawatan yang bemutu dan mampu bersaing
ditingkat regional Tahun 2020 “
MISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
iv
LEMBAR PENGESAHAN
MATA KULIAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Jurusan : Keperawatan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Berfikir Kritis Dalam Keperawatan” dengan
baik.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing kami yang telah membimbing
kami hingga terselesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini dan semoga
makalah ini bisa berguna bagi kami dan pembaca.
Kelompok 7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir kritis
merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses
belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang
komponene berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelejari definisi, elemen
kritis, pemecahan masalah dan langkah-langkah pemecahan masalah, proses pengambilan
keputusan, fungsi berfikir kritis, model penggunaan atribut, proses institusi, indikator, dan
prinsip utama.
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi
asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut berfikir
kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan
khusus nyata yang akan diberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan
keperawatan yang konverensif dan bermutu. Seorang yang berfikir dengan cara kreatif
akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun objeknya sama,
sehingga dapat dikatakan dengan tersediaan pengetahuan baru, seseorang profesional harus
selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmiah dan memberikan
hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan
kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki kita jadi lebih
mampu untuk membuat asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua proses
tersebut tidak terlepasdari sebuah proses berfikir dan belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian berfikir kritis ?
2. Apa karakteristik berfikir kritis ?
3. Bagaimana asumsi dan model berfikir T.H.I.N.K ?
4. Bagaimana model pembelajaran berfikir kritis dalam keperawatan ?
5. Apa fungsi berfikir kritis dalam keperawatan ?
6. Bagaimana Berpikir Kritis Dalam Setiap Proses Keperawatan ?
7. Bagaimana Penerapan Berpikir Kritis Dalam Transkultural Keperawatan ?
8. Apa Manfaat Berfikir Kritis Dalam Keperawatan ?
9. Apa Langkah-Langkah Pemecahan Masalah ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi atau pengertian berfikir kritis ?
iv
2. Mengetahui karakteristik berfikir kritis ?
3. Mengetahui asumsi dan model berfikir T.H.I.N.K ?
4. Mengetahui model pembelajaran berfikir kritis dalam keperawatan ?
5. Mengetahui fungsi berfikir kritis dalam keperawatan ?
6. Mengetahui berfikir kritis dalam setiap proses keperawatan ?
7. Mengetahui penerapan berfikir kritis dalam traskultural keperawatan ?
8. Mengetahui manfaat berfikir kritis dalam keperawatan ?
9. Mengetahui langkah-langkah pemecahan masalah ?
D. Manfaat
Makalah ini di buat penulis agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga
medis dapat memahami berkaitan tentang berfikir kritis dalam keperawatan.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut para ahli ( Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu proses
dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengevaluasi
informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,
menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Menurut Bandman(1988), berpikir kritis
adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip,
pemikiran, masalah, kepercayaan dan tindakan. Menurut Strader (1992), berpikir kritis
adalah suatu proses pengujian yang menitik beratkan pendapat atau fakta yang mutahir dan
menginterfensikan serta mengevaluasi pendapat- pendapat tersebut untuk mendapatkan
suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapan pengetahuan yang kita miliki, kitta menjadi lebih
mampu untu membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua
proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Berpikir kritis adalah rflektif, pemikiran yang masuk akal tentang masalah
keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada keputusan apa yang harus diyakini dan
dilakukan (Kataoka-Yahiro & Saylor,1994 dalam Potter & Pery,2005). Menurut pendapat
Siegel (1980 dalam Reilly& Oberman,2002) menyatakan berpikir kritis memerlukan
evaluasi terhadap ide. Berpikir kritis merupakan berpikir yang rasional. Siegel juga
mangatakan seseorang dapat dikatakan berpikir kritis juka seseorang mampu mengenali
kepentingan dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap alasan yang mendasari alasannya
tersebut. Saat mengkaji tuntutan, mengevaluasi prosedur, atau membuat eputusan, dia
mencari alasan yang mendasari pengkajian, evaluasi dan keputusannya.
iv
2. Karakteristik Berpikir Kritis
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran –
pikiran tentang kejadian, obyek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian,
konseptualisasi merupakan pikiran abstak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi
simbol – simbol dan disimpan dalam otak.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.
iv
konsep yang susah didefinisikan secara sederhana, tetapi pada prinsipnya adalah aktivitas
pelayanan perawatan untuk menjadi lebih baik dan aman.
Klien + Anda (Perawat) + Keterampilan Berpikir + Pengetahuan + Proses
Keperawatan = Great Nursing
Greating Nursing berfokus pada klien dan kesehatan seseorang yang unik,
sehingga membutuhkan kreativitas individu sebagai kombinasi ilmu dan seni. Prinsip dari
Great Nursing adalah penggunaan secara efektif semua komponen ekuasi dan keyakinan
perawat bahwa klien adalah unik.
Memahami bahwa klien sebagai individu, keluarga kelompok atau
komunitas, perawat adalah seorang yang memberikan asuhan keperawatan kepada kllien
berdasarkan ilmu dan kemampuan yang telah diperolehnya dalam pendidikan formal
perawat. Adapun keterampilan berpikir kritis adalah integrasi dari kemampuan total
recall, habits, inquiry, new idea and reactivity, dan knowing how you think. Pada
umumnya, pengetahuan dijelsak sebagai kumpulan informasi (aggregates of information)
yang diperoleh dari berbagai sumber.
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah klien
melalui apa yang digunakan oleh seorang perawat profesional dalm bentuk tindakan
perawatan, yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, inplementasi, dan evaluasi.
iv
klien dapat ditemukan dalam pengumpulan data. Selain itu, dapat dikatakan juga sebagai
kemampuan untuk mengakses pengetahuan, karena pengetahuan menjadikan sesuatu
dapat dipelajari dan disimpan dalam pikiran.
Total recall sangat bergantung pada kemampuan memori otak. Memori
adalah suatu proses yang kompleks, yaitu proses untuk mengingat kembali hal – hal yang
berhubungan dengan fakta dan beberapa pengalamannya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa total recall adalah mengingat
fakta – fakta dimana dan mengapa serta menemukan sesuatu yang diperlukan dan fakta
dalam keperawatan yang diperoleh dari berbagai sumber termasuk klien dan keluarganya.
b. Habits (Kebiasaan)
Pola pikir yang diulang – ulang akan menjadi suatu kebiasaan baru (Second
Nature) yang secara spontan dapat dilakukan. Hasil dari kebiasaan tersebut menjadi cara
baru dalam melakukan suatu kebiasaan. Orang sering mengartikan bahwa suatu kebiasaan
itu dilakukan tanpa berpikir.
Hal itu sebenarnya bukan perilaku kebiasaan, tetapi hanya proses berpikir
untuk menjadi kebiasaan. Proses berpikir dalam suatu kebiasaan sudah tersusun secara
sistematis dan dapat berjalan menjadi otomatis tanpabanyak waktu untuk
mempertimbangkan penggunaan cara – cara baru dalam melakukan suatu aktvitas
tertentu.
d. New Ideas And Kreativity ( Ide – Ide Baru Dan Kreativitas)
New ideas and kreativity (ide – ide baru dan kreativitas) adalah ide – ide dan
kreativitas yang menentukan bentuk berpikir yang sangat khusus. Berpikir kreatif
(creatuve thinkig) adalah kebalikan dari kebiasaan (habits). Berpikir kritis sangat
menghargai adanya kesalahan dan perbedaan terhadap nilai – nilai yang dipelajari. Ide –
ide baru dan kreativitas dasar perlu dikembangkan dalam keperawatan, karena
keperawatan memiliki bannyak standar yang dapat menjamin pekerjaan lebih baik.
iv
Knowing How You Think ( Tahu Bagaimana Kamu Berpikir) adalah
kemampuan mengetahui kita tentang bagaimanakita berpikit. Model “tahu bagaimana kita
berpikir” ini dapat membantu perawat bekerja secara kolaborasi dengan kesehatan lain.
Satu hala yanga sangat penting dari tahu bagaimana kamu berpikir ini adalah mereka
ekerja dengan refleksi, bagaimana yang telah perawat dan klien pikirkan dalam bekerja
sama sewaktu menjalankan asuhan keperawatan.
Ada empat bentuk alasan berpikir kritis, yaitu: dedukatif, indukatif, aktivitas
informal, aktivitas tiap hari, dan praktik. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang
definisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa,
perumusan masalah, penjelasan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti – bukti, menilai
kesimpulan, membedakan antara baik dan buruk argumrn, serta mencari kebenaran fakta
dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang dilakukan
iv
10. Digunakan dalam memberikan penjelasan, kerja sama, pembenaran, keyakinan,
dan kesimpulan serta tindakan keperawatan yang dilakukan.
11. Memberikan alasan – alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan.
12. Merumuskan dan menjelaskan nilai – nilai keputusan dalam keperawatan.
13. Mencari alasan, kriteria, prinsip – prinsip, dan aktivitas nilai – nilai keputusan.
14. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
iv
info, fakta, perasaan, keyakinan dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi.
Secara nonverbal saat melakukan pedokumentasian keperawatan.
Ketika seorang perawat yang dihadapkan dengan klien yang berbeda budaya,
maka perawat professional tetap memberikan asuhan keperawatan yang tinggi, demi
terpenuhinya kebutuhan dasar klien tersebut. Perawat professional akan berfikir kritis
dalam menangani hal tersebut. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
pada abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan
semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara
(imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan
keperawatan.
iv
atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut
menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan,
atau memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu
pasien lainnya. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada
penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
iv
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi
berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu
individu membuat penilaian berdasarkan kata bukan pikiran.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan
profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan
masalah.
2. Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita
harus mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa lebih
nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.
iv
DAFTAR PUSTAKA
Maryam Siti R,Dkk. Buku Ajaran Berfikir Kritis dalam Proses Keperawatan. 2007. Jakarta:
EGC
Http://academia.edukasi.com
iv
DAFTAR ISI
VISI DAN MISI.........................................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1
A. Pengertian......................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
1
C. Tujuan............................................................................................................................
1
1. Tujuan Umum.........................................................................................................
1
2. Tujuan Khusus.........................................................................................................
2
D. Manfaat..........................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................
3
1. Pengertian Berfikir Kritis...............................................................................................
3
2. Karakteristik Berpikir Kritis...........................................................................................
4......................................................................................................................................
3. Asuhan Keperawatan Yang Bermutu Tinggi.................................................................
4
4. Asumsi Dan Model Berpikir T.H.I.N.K.........................................................................
5
5. Model Pembelajaran Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.............................................
7
6. Fungsi Berpikir Kritis Dalam Keperawatan...................................................................
7
7. Berpikir Kritis Dalam Setiap Proses Keperawatan........................................................
8
8. Penerapan Berpikir Kritis Dalam Transkultural Keperawatan.......................................
8
9. Manfaat Berfikir Kritis Dalam Keperawatan................................................................. 10
iv
10. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah......................................................................... 10
BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 13
iv