Anda di halaman 1dari 13

1.

Analisis Jalur Pengaruh Modal dan BOPO terhadap Pembiayaan yang disalurkan serta

Implikasinya pada Return On Assets (ROA).

Analisis jalur ini terbagi menjadi dua substruktur. Substruktur pertama yaitu

menganalisis pengaruh modal dan BOPO sebagai variabel eksogen terhadap pembiayaan

sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh Modal dan BOPO

sebagai variabel eksogen terhadap Return On Assets (ROA) sebagai variabel endogen. Dari

hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS 16,0. Maka dapat digambarkan

diagram jalur sebagai berikut :

Gambar Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan

MODAL 0.382
2
0.944

- hhhjjkk
PEMBIAYAAN ROA
0,514
-0.621

0.447

BOPO
-0.750

(Sumber: Data diolah)

a. Analisis Korelasi

Korelasi antara modal dan BOPO dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Hasil Korelasi Antara Modal dan BOPO

Korelasi antar variabel Estimasi Probabilitas


LN Modal  LN BOPO -0.514 0.000
(Sumber: Data diolah)

Korelasi antara variabel modal dan BOPO berdasarkan perhitungan diperoleh angka

korelasi sebesar -0.514 . untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai

berikut :

0 – 0,25 = korelasi sangat lemah

34
> 0,25-0,50 = korelasi cukup kuat

> 0,50-0,75 = korelasi kuat

> 0,75 – 1 = korelasi sangat kuat

Untuk pengujian lebih lanjut maka diajukan hipotesis:

H0 = Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel.

Ha = Ada hungan korelasi yang signifikan antara dua variabel.

Pengujian berdasarkan signifikan:

- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

- Jika probabilitas < 0,05 maka Ha ditolak

Korelasi sebesar -0.514 mempunyai maksud hubungan antara variabel modal dengan

BOPO kuat dan berlawanan arah. Searah artinya apabila ada kenaikan pada modal maka

nilai BOPO akan mengalami penurunan, begitu pula sebaliknya. Korelasi dua variabel

tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 < 0,050 tidak cukup bukti untuk menolak

H0 dan menerima Ha sehingga korelasi signifikan.

b. Analisis Jalur Pengaruh Modal dan BOPO terhadap Pembiayaan.

Adapun gambar hasil analisis diagram jalur substruktur I adalah sebagai berikut:

Gambar Diagram Jalur Sub-struktur I


.94

1
LN Modal

LN Pembiayaan
-.51

LN BOPO
-.62

Analisis jalur substruktur I adalah menganalisis pengaruh antara modal dengan BOPO

35
terhadap pembiayaan baik secara simultan maupun parsial. Untuk melihat besarnya

pengaruh secara parsial dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Correlations kolom

Pearson Correlations. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat

terlihat pada angka di tabel Correlations pada kolom Sig. (1-tailed). Adapun hasil

perhitungan dengan menggunakan Software SPSS 16,0 Adapun sebagai berikut:

Pengaruh Modal dan BOPO Terhadap Pembiayaan

Pengaruh antar Variabel Estimasi Probabilitas R Square


LN Modal  LN Pembiayaan 0.944 0.000

0.917
LN BOPO  LN Pembiayaan -0.621 0.000

(sumber data diolah)

Untuk melihat pengaruh modal dan BOPO terhadap pembiayaan, kita dapat melihat

hasil perhitungan pada tabel diatas khususny R Square. Besarnya angka R Square (r2)

adalah 0.917 . angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel modal

dan BOPO terhadap pembiayaan dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD)

dengan menggunakan rumus berikut;

KD = r2 x 100%

KD = 0.917 x 100%

KD = 91.7 %

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel modal dan BOPO

terhadap kinerja pembiayaan secara gabungan adalah 91.7% , sedangkan sisanya sebesar

8.3% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat

diterangkan dengan menggunakan variabel modal dan BOPO adalah sebesar 91.7% ,

sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini sebesar

8.3% .

Untuk melihat besarnya pengaruh modal dan BOPO terhadap pembiayaan secara

parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel sebelumnya, sedangkan untuk melihat

signifikansi digunakan kolom Sig (1-tailed).


36
1) Pengaruh Antara Variabel Modal terhadap Pembiayaan

Hasil perhitungan menunjukan angka 0.000 < 0,050. Maka telah cukup data untuk

menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel modal

terhadap pembiayaan. Besarnya pengaruh modal terhadap pembiayaan sebesar 0.944 .

Modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Artinya

apabila terjadi kenaikan modal maka pembiayaan juga akan mengalami kenaikan,

begitu juga sebaliknya. Hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada yaitu, bahwa dalam

tataran operasional, secara umum dalam kondisi normal, besaran/totalitas pembiayaan

yang sangat bergantung pada besaran dana yang tersedia, baik yang berasal dari pemilik

berupa modal sendiri, termasuk cadangan serta dana dari masyarakat luas. 1 Permodalan

berfungsi sebagai sumber utama pembiayaan terhadap kegiatan operasional, penyangga

terhadap kemungkinan terjadinya kerugian, dan menjaga kepercayaan masyarakat

terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga

intermediasi. Modal yang dimiliki oleh suatu bank pada dasarnya harus cukup untuk

menutupi seluruh resiko usaha yang dihadapi bank.

2) Pengaruh Antara Variabel BOPO terhadap Pembiayaan

Hasil perhitungan menunjukan angka 0.000 < 0,050. Maka telah cukup data untuk

menolak H0 dan menerima Ha. BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pembiayaan. Artinya, yang berarti bahwa tingkat rasio BOPO memiliki hubungan yang

signifikan terhadap jumlah pembiayaan yang disalurkan. Besarnya pengaruh BOPO

terhadap pembiayaan yang disalurkan adalah sebesar -0.621

Rasio BOPO yang sering disebut dengan rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya

operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan, sehingga kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil pula.

1
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h. 52.

37
c. Analisis Jalur Pengaruh Modal, BOPO dan Pembiayaan terhadap Return On Assets

(ROA).

Adapun diagram gambar hasil analisis jalur sub-struktur II adalah sebagai berikut.

Diagram Jalur sub-struktur II

MODAL 2

.382

Return on
-.514 PEMBIAYAAN Asset (ROA)
.447

-.750
BOPO

Analisis jalur sub-struktur yang kedua adalah menganalisis pengaruh modal, BOPO,

dan pembiayaan terhadap return on assets (ROA), baik secara simultan maupun secara

parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom

estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antar variabel secara

parsial dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Standardized Regression Weight.

Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di

tabel Regression Weight pada kolom Probability. Adapun hasil perhitungan dengan

menggunakan Software SPSS 16,0 Adapun sebagai berikut:

Pengaruh Antara Modal, BOPO dan Pembiayaan terhadap Return On Asset (ROA)

Pengaruh antar Variabel Estimasi Probabilitas R Square


LN Modal  LN ROA 0.382 0.002

38
LN BOPO  LN ROA -0.750 0.000 0.566
LN Pembiayaan  LN ROA 0.447 0.000
(sumber data diolah)

Untuk melihat pengaruh variabel modal, BOPO dan pembiayaan terhadap return on

asset (ROA) secara gabungan, kita dapat melihat hasil perhitungan pada tabel diatas

khususnya kolom R Square. Besarnya angka R Square (r2) adalah 0.566 . angka tersebut

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel modal, BOPO dan pembiayaan

terhadap return on asset (ROA) adalah sebesar 56.6% dan sisanya sebesar 44.4%

dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat

diterangkan dengan menggunakan variabel modal, BOPO dan pembiyaan terhadap ROA

sebesar 56.6% sementara pengaruh lainnya 44.6% dipengarauhi oleh variabel-variabel lain

diluar model ini.

Untuk melihat besarnya pengaruh modal, BOPO dan pembiayaan terhadap return on

asset (ROA) secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel diatas, sedangkan untuk

melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.

1) Pengaruh Variabel Modal Terhadap Return on Asset (ROA)

Hasil menunjukan angka 0.382 , maka telah cukup data untuk menolak H 0 dan

menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel modal terhadap return

on asset (ROA). Besarnya pengaruh modal terhadap return on asset (ROA) sebesar

0.382 . Modal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return on

asset (ROA). Artinya, apabila terjadi kenaikan pada modal maka return on asset

(ROA) akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya.

Hasil di atas sesuai dengan teori bahwa semakin besar jumlah dana (modal

sendiri dan modal pelengkap) maka akan semakin mempertinggi ROA dan ROE

suatu bank.2 Dengan meningkatnya modal sendiri maka kesehatan bank yang terkait

dengan menggunakan rasio pemodalan (CAR) semakin meningkat dengan modal

yang besar maka kesempatan untuk memperoleh laba perusahaan juga semakin

2
Drs. Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management (Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI, 2006), h. 82
39
besar.

2) Pengaruh variabel BOPO terhadap Return on Asset (ROA).

Hasil penelitian menunjukan angka -0.750 maka hasil tersebut cukup untuk

menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel BOPO

terhadap return on asset (ROA). Besarnya pengaruh BOPO terhadap return on asset

(ROA) sebesar -0.750 .

BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return on

asset (ROA). Artinya, apabila terjadi penurunan terhadap BOPO, maka return on

asset (ROA) akan mengalami peningkatan.

Hasil ini sesuai dengan teori bahwa tingkat rasio sehat BOPO adalah kurang

dari 90% maka apabila semakin rendahnya BOPO berarti semakin efisien Bank

Syariah dalam memperoleh pendapatannya. Besarnya rasio BOPO yang dapat

ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan

ketentuan oleh Bank Indonesia.3

Dari rasio ini dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank,

jika angka rasio menunjukan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini berarti

bahwa kinerja bank tersebut menunjukan tingkat efisiensi yang sangat rendah.

Tetappi jika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75%, ini berarti kinerja bank

yang bersangkutan menunjukan tingkat efisiensi yang tinggi.

3) Pengaruh Antara Variabel Pembiayaan terhadap ROA.

Hasil perhitungan menunjukan angka 0.447 maka telah cukup data untuk

menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel

pembiayaan terhadap ROA. Besarnya pengaruh pembiayaan terhadap ROA sebesar

0.447 .

Pembiayaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROA.

Artinya, apabila terjadi kenaikan terhadap pembiayaan, maka ROA akan mengalami
3
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2004), h. 141.
40
peningkatan.

Tujuan utama penyaluran pembiayaan adalah memperoleh

pendapatan/keuntungan. Selain itu juga pembiayaan untuk memperluas jaringan

kerja, sehingga pengguna jasa tersebut semakin banyak dan semakin berkualitas.

Oleh karena itu, penguasaan pangsa pembiayaan dapat memberikan pengaruh yang

positif terhadap profitabilitas bank. Hal ini disebabkan karena peningkatan ekspansi

kredit juga disertai dengan perbaikan kualitas pembiayaan.

Hal ini sesuai dengan teori, bahwa tingkat penghasilan dari pembiayaan

merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank.4 Alokasi dana (pembiayaan)

dapat mencapai tingkat profitabiltas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah.

Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antara variabel eksogen dan endogen dapat

dilihat pada tabel berikut.

Pengujian pengaruh antara variabel eksogen dan endogen

Pengaruh Antar Variabel Estimasi Probabilita Kesimpulan

s
LN Modal  LN Pembiayaan 0.944 0.000 Signifikan
LN BOPO  LN Pembiayaan -0.621 0.000 Signifikan
LN Modal  LN ROA 0.382 0.002 Signifikan
LN BOPO  LN ROA -0.750 0.000 Signifikan
LN Pembiayaan  LN ROA 0.447 0.000 Signifikan
(sumber: data diolah)

4) Hubungan Langsung dan Tidak Langsung

Beberapa hubungan langsung dan tidak langsung (melalui penyaluran

pembiayaan) dan pengaruh total tentang modal, BOPO dan pembiayaan terhadap

Return On Assets (ROA) dapat lihat pada tabel dan uraian sebagai berikut.

a. Pengaruh Antar Variabel Modal terhadap Pembiayaan

Modal memiliki pengaruh langsung/pengaruh total terhadap pembiayaan

sebesar 0.944

4
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h. 53.
41
b. Pengaruh Antar Variabel Modal terhadap Return on Assets (ROA).

Modal memiliki pengaruh langsung terhadap return on asset (ROA)

sebesar 0.382 . pengaruh tidak langsung modal terhadap return on asset

(ROA) melalui penyaluran pembiayaan sebesar 0.422 (0.944 x 0.447) .

pengaruh total modal pada return on asset (ROA) sebesar 0.804 (0.382 +

0.422).

c. Pengaruh antara variabel BOPO terhadap pembiayaan

BOPO memiliki pengaruh langsung/pengaruh total terhadap pembiayaan

sebesar -0.621.

d. Pengaruh antara variabel BOPO terhadap return on assets (ROA).

BOPO memiliki pengaruh langsung terhadap return on asset (ROA)

sebesar -0.750 . pengaruh tidak langsung BOPO terhadap return on asset

(ROA) melalui penyaluran pembiayaan sebesar -0.277 (-0.621 x 0.447).

pengaruh total BOPO pada return on asset (ROA) sebesar -0.473 (-0.750

-0.277)

e. Pengaruh Antar Variabel Pembiayaan terhadap Return on Asset

(ROA)

Pembiayaan memiliki pengaruh langsung/pengaruh total terhadap return

on asset (ROA) sebesar 0.447

HASIL INTERPRETASI

Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak

Lngsung, dan Pengaruh Total Modal (X1),

BOPO (X2), Pembiayaan (Y), dan ROA (Z).

Pengaruh Pengaruh Kausal

42
Variabel Langsung Tidak Total

Langsung
Melalui Y
X1  Y 0.944 - 0.944
X2  Y -0.621 - -0.621
X1  Z 0.382 0.422 0.804
X2  Z -0.750 -0.277 0.473
YZ 0.447 - 0.447

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun persamaan path analysis sebagai

berikut:

Hasil Uji Analisis Jalur

Pengaruh Modal dan Biaya Operasional dengan pendapatan Operasional (BOPO)

Terhadap Pembiayaan yang disalurkan serta Implikasinya pada Return On Assets

(ROA.

A. Persamaan sub-struktur I

Y = YX1 + YX2 + 1

Keterangan:

Y = Pembiayaan

X1 = Modal

X2 = Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional

1 = Residual Error

Hasil pengujian secara simultan;

diketahui variabel modal dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap

pembiayaan yang disalurkan pada bank umum syariah, diantaranya: Bank

Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Rakyat

Indonesia Syariah, Bank Jawa Barat Syariah.

Hasil pengujian secara parsial;

Model I (Pembiayaan) = 0.944 Modal + -0.621 BOPO + 0.083 1 ; R Square =

0.917

43
diketahui variabel modal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap pembiayaan yang disalurkan. Artinya, apabila jumlah modal meningkat

maka pembiayaan yang disalurkan akan meningkat, begitupula sebaliknya.

Hasil ini didukung oleh teori bahwa dalam tataran operasional , secara

umum dalam kondisi normal, besaran / totalitas pembiayaan sangat tergantung

pada besaran dana yang tersedia baik yang berasal dari pemilik berupa modal

(sendiri, termasuk cadangan) serta dana dari masyarakat luas.5

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel BOPO memiliki

pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan.

Artinya, apabila rasio BOPO ini mengalami penurunan maka pembiayaan yang

disalurkan akan mengalami peningkatan, begitupula sebaliknya.

Rasio BOPO yang sering disebut dengan rasio efisiensi ini digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti

semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan,

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil

pula.

B. Persamaan sub-struktur II

Z= ZX1 + ZX2 + 2

Keterangan:

Z = Return On Asset (ROA)

Y = Pembiayaan

X1 = Modal

X2 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

2 = Residual Error

Hasil pengujian secara simultan;

5
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h. 52.
44
diketahui variabel modal, BOPO dan pembiayaan yang disalurkan berpengaruh

signifikan terhadap return on asset (ROA) pada Bank Umum Syariah,

diantaranya: Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM),

Bank Mega Syariah (BMS), Bank Rakyat Indonesia (BRISyariah) dan Bank

Jawa Barat Syariah (BJBSyariah).

Hasil pengujian secara parsial;

Model II (ROA) = 0.382 Modal + -0.750 BOPO + 0.447 Pembiayaan + 0.434

2 ; R Square = 0.566

diketahui variabel modal dan pembiayaan yang disalurkan memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap return on asset (ROA), sedangkan variabel

BOPO dan pembiayaan yang disalurkan memiliki pengaruh yang negatif dan

signifikan terhadap return on asset (ROA).

Modal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return

on asset (ROA). Artinya, apabila terjadi kenaikan modal, return on asset (ROA)

akan mengalami peningkatan. Hasil tersebut sesuai dengn teori bahwa semakin

besar jumlah dana (modal sendiri dan modal pelengkap) maka akan semakin

mempertinggi ROA dan ROE suatu bank.6 Dengan meningkatnya modal sendiri

maka kesehatan bank yang terkait dengan menggunakan rasio pemodalan (CAR)

semakin meningkat dengan modal yang besar maka kesempatan untuk

memperoleh laba perusahaan juga semakin besar.

BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return

on asset (ROA). Artinya, apabila terjadi penurunan pada BOPO, maka return on

asset (ROA) akan mengalami peningkatan. BOPO yang sering disebut dengan

rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.


6
Drs. Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management (Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI, 2006), h. 82
45
Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang

dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin kecil pula. Tingkat rasio BOPO dapat dikatakan

sehat apabila dibawah titik optimum 90%.

Pembiayaan yang disalurkan memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap return on asset (ROA). Artinya, apabila terjadi kenaikan

pembiayaan, maka return on asset (ROA) akan mengalami peningkatan, begitu

juga sebaliknya. Hasil tersebut sesuai dengan teori, bahwa tingkat penghasilan

dari pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi

bagi bank.7 Tujuan utama penyaluran pembiayaan adalah untuk memperoleh

pendapatan keuntungan. Selain itu pembiayaan juga untuk memperluas jaringan

kerja sehingga pengguna jasa tersebut semakin dan berkualitas. Oleh karena itu

penguasaan pembiayaan dapat memberikan pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap profitabilitas bank. Hal ini disebabkan karena peningkatan ekspansi

pembiayaan juga disertai dengan perbaikan kualitas pembiayaan.

7
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h. 53.
46

Anda mungkin juga menyukai