BAB II
1. Pengertian Perkawinan
“perkawinan” merupakan alih bahasa dari istilah : Nikah ( )ﻧﻜﺎ حatau zawaj
majasnya.
syarat
1
Luis Ma’luf, Munjid, Beirut : Daar El-Mashreq, 1975, hlm. 310 dan 836
13
wanita)
(haram)
Secara istilah arti nikah adalah akad yang telah terkenal yang
2
Drs. A. Ghozali, Diktat Fiqh Munakahat, hlm. 6
3
Taqiyuddin Ibn Muhammad Abu Bakar, Kifayah al-Akhyar, hlm. 268.
4
Muhammad Abu Zahrah, Al-Ahwal Asy-Syahsiyah, Cet. 3. (t.th, Dar Al-
Fikr Al-Arabi : 1957), hlm. 18.
14
bahwa yang menjadi inti pokok dari perkawinan adalah akad (perjanjian),
yaitu serah terima antara wali calon mempelai perempuan dengan calon
arti yang luas untuk mencapai satu tujuan perkawinan telah terjadi pada
Maha Esa.5
adalah adanya wali nikah di pihak wanita sebagai salah satu rukun nikah
5
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 1, Semarang : Aneka Ilmu, 1990, hlm. 1
15
agama (syari’at).
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagi suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
bahwa ikatan itu tidak hanya cukup dengan ikatan lahir atau batin saja,
akan tetapi kedua-duanya harus terpadu erat. Ikatan batin ini merupakan
dasar dari ikatan lahir, ikatan batin inilah yang dapat dijadikan dasar
6
Undang-undang No. 1 Th. 1974, Ibid, hlm. 1
16
yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, dapat
tidak boleh diputuskan begitu saja. Pemutusan karena sebab lain dari
dari perbuatan zina dan mendampingi kaum putrid. Oleh sebab itu nikah
17
nasab.7
dengan dasar cinta kasih dan untuk memperoleh keturunan yang sah
7
Drs. A. Ghozali, Op. Cit., hlm. 6
8
Moh. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta : Bumi Aksara,
1999, hlm. 27.
18
1. Mempelai laki-laki
Syarat-syaratnya adalah :
perempuan Islam)
(kemauannya) sendiri
istrinya)
2. Mempelai perempuan
Syarat-syaratnya adalah :
(perkawinan)
Syarat-syaratnya adalah :
a. Beragama Islam
b. Baligh (dewasa)
c. Berakal sehat
d. Merdeka
f. Adil
haji / umrah)
h. Tidak dipaksa
Syarat-syaratnya adalah :
a. Beragama Islam
b. Baligh (dewasa)
c. Berakal sehat
d. Merdeka
f. Adil
h. Tidak dipaksa
5. Akad Nikah
sebagai berikut :
baligh
a. Syarat Umum
Syarat umum diatur dalam Kompilasi Hukum Islam dalam
pasal-pasalnya, yaitu :
d. Larangan kawin bagi pria yang telh beristri empat (pasal 42).
9
Drs. A. Ghozali, Loc. Cit., hlm. 61
22
yang ditalak tiga, diatur dalam pasal 43 ayat (1) huruf a).
b. Syarat Khusus
Syarat khusus disebut juga dengan rukun nikah diatur dalam
tahun 1974, terdapat dalam pasal 2 ayat (1) dan pasal 2 ayat (2) yang
yang berlaku.
2. Pada asasnya perkawinan itu adalah satu istri bagi satu suami dan
berat untuk boleh beristri lebih dari satu dan harus ada izin dari
anak-anak mereka.
dari Pengadilan Agama apabila umur pada calon kurang lebih dari
19 dan 16 tahun.
24
yang :
maupun ke atas.
susuan.
dari seorang.
4. Pencatatan Perkawinan
keterangan, suatu akta resmi yang juga dimuat dalam daftar pencatatan.
perkawinan menjadi jelas, baik bagi yang bersangkutan maupun bgi orang
lain dan masyarakat karena dapat dibaca dalam suatu daftar yang khusus
dalam pasal 2 ayat (1), yang berbunyi : “Perkawinan adalah sah, apabila
1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk. Sedangkan bagi mereka
1) Tahap pemberitahuan.
2) Tahap penelitian.
3) Tahap pengumuman.
seorang atau kedua calon mempelai, dapat juga oleh orang tua mereka,
kecuali dikarenakan suatu alasan yang penting seperti salah seorang calon
akan segera keluar negeri untuk menjalankan sutau tugas negara, maka
pemberitahuan itu dapat kurang lebih sepuluh hari dengan cara pengajuan
permohonan dispensasi.
tempat tinggalnya.
6. Pencegahan Perkawinan
Pencatat Perkawinan.
keatas dan kebawah, saudara, wali nikah, wali pengampu dari salah satu
dapat dicegah oleh orang-orang yang tersebut diatas apabila salah seorang
orang.
Nikah Talak dan Rujuk yang diangkat oleh Menteri Agama berdasarkan
Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 1975 Bab VII pasal 20.
7. Pembatalan Perkawinan
perkawinan.
dilangsungkannya perkawinan.
31
atau isteri.
diputuskan.
1974.
akad nikah. Menurut pasal 11 ayat (1) tersebut adalah bahwa Pegawai
Pencatat Nikah tidak boleh meluluskan akad nikah sebelum lewat 10 hari
harus meminta dispensasi kepada Camat atas nama Bupati Kepala Daerah.
33
wakilnya, calon suami, calon istri, dua orang saksi yang memenuhi syarat,
Pada waktu nikah calon suami dan wali nikah wajib datang sendiri
wali nikah tidak dapat hadir pada waktu pelaksanaan akad nikah
Wakil tersebut harus dikuatkan dengan surat kuasa yang disahkan oleh
Akta nikah dibuat rangkap dua, yang pertama disimpan oleh Pegawai
Pendapat pertama ialah menurut Mazhab Syafi’i, yaitu wali merupakan syarat
sahnya nikah apabila wanita menikah tanpa wali, maka nikahnya batal.
Pendapat yang kedua adalah menurut Mazhab Hanafi, sebagai syarat tamam
atau penyempurna yaitu wali tidak merupakan syarat untuk sahnya nikah,
tetapi sunah saja hukumnya boleh ada wali boleh tidak ada, yang penting
35
harus ada izin orang tua pada waktu menikah baik dia itu pria maupun
wanita.10
1. Merdeka.
2. Berakal sehat.
3. Dewasa.
4. Baragama Islam.11
Fungsi wali nikah dalam perkawinan dari Mazhab Syafi’i dan Mazhab
Mazhab Syafi’i, sehingga wali adalah merupakan syarat sah dari suatu
yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita yang bertindak untuk
menikahkannya. Mereka yang bertindak sebagai wali nikah ialah seorang laki-
laki yang memenuhi syarat hukum Islam yaitu muslim dan akil baligh. Ada
tiga macam tentang wali nikah, yaitu wali nasab, wali hakim dan wali
muhakam. Di dalam Kompilasi Hukum Islam tentang wali nikah diatur dalam
pasal 20 ayat (2), yaitu terdiri dari wali nasab dan wali hakim.
10
Moh. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum
Acara Peradilan Agama dan Zakat, Jakarta : Sinar Grafika, 1995, hlm. 2
11
Sayyid Sabiq, Terjemah Fiqih Sunnah Jilid VII, PT. Al-Ma’arif, Bandung,
1986, hal.7
36
1. Wali Nashab
Agama Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1987, yaitu pada pasal 1 huruf
Pasal 21
(1) Wali nashab terdiri dari empat kelompok dalam urutan kedudukan,
kelompok yang satu didahulukan dari kelompok yang lain sesuai erat
(2) Apabila dalam satu kelompok wali nikah terdapat beberapa orang yang
wanita.
37
yang paling berhak menjadi wali nikah ialah kerabat kandung dari
Pasal 22
syarat sebagai wali nikah atau oleh karena wali nikah itu menderita tuna
wicara, tuna rungu atau udzur, maka hak menjadi wali bergeser kepada
2. Wali Hakim
c. Wali sendiri yang akan menjadi mempelai pria, sedangkan wali yang
berhak menjadi wali nikah adalah wali hakim, kecuali apabila wali
wali. Dalam hal demikian, orang lain yang diwakilkan itulah yang berhak
(1) Wali Hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah apabila wali
(2) Dalam hal wal adlal atau enggan, maka wali hakim dapat bertindak
wali tersebut.
3. Wali Muhakam
suami istri untuk bertindak sebagai wali dalam akad nikah mereka.
hakim, padahal ditempat itu tidak ada wali hakimnya, maka pernikahan