Anda di halaman 1dari 3

KELAINAN PERIAPIKAL

PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

PEMERIKSAAN OBJEKTIF

- Pemeriksaan Visual dan taktil


o Pemeriksaan visual dan taktil pada gigi dan gusi perlu dilakukan secara menyeluruh
dan melihat “3 C”, yaitu color (warna), contour (kontur), dan consistency
(konsistensi) :
o Colour
 Secara normal gingiva berwarna merah muda, dengan permukaan yang
bertekstur, dan
 konsistensi yang keras. Jika abnormal, maka sudah terjadi penyakit
periodontal.
 Gigi yang sehat terlihat memiliki translusensi dan memiliki permukaan yang
berkilau. Pulpa yang terinflamasi/terdegradasi/nekrosis menyebabkan gigi
menjadi lebih opak dan terjadi diskolorasi.
o Contour
 Untuk melihat aspek kontur, dapat diperhatikan apakah terdapat crack pada
gigi.
o Konsistensi
Untuk melihat dari aspek konsistensi yang perlu diperhatikan adalah karies
gigi.
- Tes Perkusi
o Tujuan: Untuk menilai keadaan jaringan periodonsium yang menyelubungi gigi.
o Cara: Awalnya gigi akan diketuk dengan intensitas rendah menggunakan jari,
kemudian menggunakan ujung instrumen untuk intensitas yang lebih besar.
Pemberian intensitas yang rendah bertujuan untuk mencegah pemberian tekanan
yang berlebihan apabila pasien ternyata sangat sensitif
o Respon yang sensitif dan berbeda dari gigi sebelahnya atau gigi kontralateral
biasanya mengindikasikan sebuah kelainan pada jaringan periodontal sekitar gigi.
Perkusi dilakukan dengan dua arah, yaitu horizontal dan vertikal.

- Palpasi
o Cara: Palpasi dilakukan dengan perabaan menggunakan ujung jari dengan tekanan
ringan. Untuk mengetahui konsistensi dari gingiva dan mengetahui respon nyeri
pasien.
o Palpasi hanya akan memberi hasil apabila sudah terdapat penyakit pada aparatus
perlekatan gigi.
o Apabila kelainan atau infeksi yang terjadi hanya baru sampai pulpa, uji ini tidak akan
memberikan hasil.
o palpasi menentukan sejauh mana proses inflamasi telah meluas secara periapikal.
o respons nyeri terhadap palpasi menunjukkan inflamasi periapikal
o Sensitivity may indicate inflammation in periodontal tissues surrounding the
affected tooth. Further palpation can tell any other information about fluctuation
or fixation or induration of soft tissue, if any
o
- Tes Mobilitas & Tes depresabilitas
o Untuk mengevaluasi integritas aparatus perlekatan gigi.
o Caranya : gerakan gigi ke arah lateral pada soketnya menggunakan jari atau dua
buah ujung
o instrumen. Semakin besar gerakan yang terjadi, artinya semakin buruk status
periodonsiumnya.
o Tujuannya untuk menentukan apakah gigi melekat dengan baik atau buruk ke
alveolusnya.
o Gigi dengan mobilitas ekstrem biasanya punya sedikit dukungan periodontal. lesi
periapical yang luas dapat memberi pengaruh besar terhadap penurunan dukungan
periodontal
o Tes depresabilitas mirip dengan tes mobilitas, namun arah gigi digerakan secara
vertikal pada soketnya. Apabila gigi dapat digerakan secara vertikal, kemungkinan
mempertahankan gigi berkisar antara buruk sampai tidak dapat dipertahankan.
o Mobilitas gigi digolongkan menjadi :
 Mobilitas derajat satu : gigi mulai terasa dapat digoyangkan pada soketnya
 Mobilitas derajat dua : gigi dapat digoyangkan dalam rentang 1 mm
 Mobilitas derajat tiga : gigi dapat digoyangkan lebih dari 1 mm
- Tes Gigit
o Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat lesi pada periradikuler/ terdapat crack
pada gigi.
o Apabila pasien merasa sakit saat menggigit, maka diagnosisnya adalah periodontitis
apikalis.
o Apabila pasien merasa sakit saat membebaskan gigitan, kemungkinan terjadi
keretakan pada gigi.
- Probing
o Probing adalah tes klinis penting yang sering diabaikan dan kurang digunakan untuk
mendiagnosis lesi periapikal.
o
PEMERIKSAAN RADIOGRAF
Menggunakan periapical radiograph

Anda mungkin juga menyukai