PPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Hukum menurut F.R. Bothlink adalah negara dimana kebebasan
kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum. Lebih lanjut
disebutkan bahwa untuk merealisasi pembatasan pemegang kekuasaan tersebut, maka
diwujudkan dengan cara di satu sisi keterikatan hakim dan pemerintah terhadap
undag-undang, dan di sisi lain pembatasan kewenangan oleh pembuat undang-
undang.1
A. Hammid S. Attamimi, dengan mengutip Burkens, mengatakan bahwa
negara hukum (rechtsstaat) secara sederhana adalah negara yang menempatkan
hukum sebagai dasar kekuasaan negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut
dalam segala bentuknya dilakukan dibawah kekuasaan hukum. Menurut Philipus M.
Hadjon, ide rechtsstaat cenderung ke arah positivisme hukum yang membawa
konsekuensi bahwa hukum harus dibentuk secara sadar oleh badan pembentuk
undang-undang. Dalam negara hukum, segala sesuatunya harus dilakukan menurut
hukum. Negara hukum mengharuskan pemerintah untuk tunduk pada hukum dan
bukan hukum yang harus tunduk pada pemerintah.
Karakteristik negara hukum rechtstaat adalah adanya peradilan administrasi
untuk menyelesaikan perselisihan sebagaimana yang dikemukakan pertama kali oleh
Friedrich Julius Stahl pada abad ke-19. Adanya suatu peradilan administrasi untuk
mengontrol perilaku sewenang-wenang yang dilakukan negara.2
Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu
negara hukum itu terdapat aturan-aturan hukum yang tertulis dalam konstitusi atau
peraturan-peraturan yang terhimpun dalam hukum tata negara. Meskipun demikian
untuk menyelenggarakan persoalan-persoalan yang bersifat teknis, Hukum Tata
Negara ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan efektif. Dengan kata lain,
Hukum Tata Negara membutuhkan hukum lain yang bersifat teknis. Hukum tersebut
adalah Hukum Administrasi negara.
1
Dikutip dari J. J Oostenbrink, Administratieve Sancties, Vuga – Boekerij, s’Gravenhage, tt., hlm. 49.
2
Hasan Zaini. Z, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Bandung:1974, hlm. 9.
Makalah ini akan membahas mengenai pengertian Hukum Administrasi
Negara yang meliputi peristilahannya serta pendapat menurut para pakar. Ada pula
makalah ini membahas mengenai objek kajian dan ruang lingkup dari Hukum
Administrasi Negara.
B. Rumusan Masalah
Luasnya cakupan materi mengenai Hukum Administrasi negara, maka penulis
membatasi rumusan masalah pada:
1. Pengertian
2. Objek
3. Ruang lingkup
BAB II
PEMBAHASAN
1. Peristilahan
Pada awalnya, khususnya di negeri Belanda, Hukum Administrasi Negara ini menjadi
satu kesatuan dengan Hukum Tata Negara dengan nama staat-en administratief recht. Di
negeri Belanda ada dua istilah mengenai hukum ini, yaitu bestuursrecht dan administratief
recht, dengan kata dasar ‘admimistratie, dan ‘bestuur’. Terhadap dua jenis istilah para sarjana
Indonesia berbeda pendapat dalam menerjemahkannya. Untuk kata administratie ini ada yang
menerjemahkan dengan tata usaha, dan ada yang menerjemahkan administrasi saja,
sedangkan dengan bestuur diterjeahkan secara seragam dengan pemerintahan.
Istilah hukum administrasi negara digunakan dalam kurikulum fakultas hukum 1983 yang
lazim disebut kurikulum inti yang sedikit banyak di pengaruhi oleh kesepakatan pengasuh
mata kuliah tersebut pada pertemuan di cibulan 26 sampai 28 maret 1973. Sebelum
pertemuan tersebut dalam kurikulum minamal 1972, No 0198/U/1972 adalah Hukum tata
pemerintahan. Meskipun istilah Hukum tata Pemerintahan tercantum dalam SK tersebut di
atas, namun dalam kenyataan penggunaan istilah itu oleh beberapa fakultas hukum –
terutama fakultas hukum universitas negeri yang kemudian diikuti juga oleh berbagai fakultas
hukum universitas swasta tidak seragam. Istilah-istilah yang beraneka ragam itu adalah:
Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Administrasi Negara.
Pertemuan berpendapat, bahwa sebaiknya istilah yang dipakai adalah “Hukum Administrasi
Negara”, dengan catatan dan alasan sebagai berikut.
Catatan : Pemilihan istilah “Hukum Administrasi Negara” tidak menutup kemungkinan bagi
Fakultas – Fakultas yang bersangkutan untuk tetap mempergunakan istilah lain misalnya :
Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara, asalkan syllabus minimal tetap
menjadi pegangan bersama.
Pertemuan berpendapat, bahwa istilah Hukum Administrasi Negara merupakan istilah yang
luas pengertiannya, sehingga membuka kemungkinan ke arah pengembangan daripada
cabang Ilmu Hukum ini yang lebih sesuai dengan perkembangan pembangunan dan
kemajuan Negara Republik Indonesia di masa – masa yang akan datang.
Menurut Sjachran Basah, administrasi negara lebih luas dari tata usaha negara, karena
secara teknis administrasi negara mencakup seluruh kegiatan kehidupan bernegara dalam
penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan tata usaha negara hanya sekedar bagian saja
daripada administrasi.xx
Pendapat yang sama juga dianut oleh Rochmat Soemitro, yang berpendapat bahwa
dalam tata administrasi negara, tersimpul di dalamnya tata usaha negara.xx Dengan demikian,
Hukum Administrasi Negara lebih luas dari hukum tata usaha negara, karena tata usaha
negara itu merupakan bagian dari administrasi negara.
Nama atau istilah bidang hukum ini administratief recht dan bestuursrecht, yang
bertumpu pada kata ‘administrasi’ dan kata ‘pemerintahan’. Sebenarnya kedua kata ini dalam
penggunaannya memiliki makna sama, karena pemerintahan itu sendiri merupakan
terjemahan dari kata administrasi.
a. Administrasi Negara
Kata administrasi berasal dari bahas latin “administrare” yang berarti to manage.
Bentukan lain menjadi “administratio” yang berarti besturing atau pemerintahan. Istilah
“Administrasi” dari bahasa latin tersebut mencerminkan fungsi daripada negara modern
sesudah perang dunia daripada istilah “Tata Pemerintah dan Tata Usaha Negara”.
Dalam KBBI, administrasi diartikan sebagai;pertama, usaha dan kegiatan yang meliputi
penetapan tujuanserta penetapan cara-cara penyelanggaran pembinaan organisasi;kedua,
usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelanggaran kebijaksanaan serta mencapai
tujuan;ketiga, kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaran pemerintahan;keempat,
kegiatan kantor dan tata usaha.
Jika dibandingkan dengan istilah dalam bahasa asing, kepustakaan berbahasa Inggris
menggunakan istilah “Administrative Law”, keputakaan bahasa Belanda menggunakan istilah
“Administratief Recht” atau “Bestuursrech”, kepustakaan bahasa Jerman menggunakan
istilah “Verwaltungsrecht”, dan bahasa Perancis “Droit Administratif”. Maka bisa kita lihat
bahwa istilah Hukum Administrasi Negara dalam bahasa asing tidak mencantumkan kata
Negara atau tidak tampak atribusi Negara seperti pada bahasa Indonesia. Dalam konsep HAN
istilah dalam bahasa asing sudah mengandung konotasi negara atau publik sehingga tidak
perlu ditambahkan negara atau publik.
b. Pemerintah/Pemerintahan
Terdapat perbedaan antara pemerintah dan pemerintahan secara teoretik dan praktik.
Pemerintahan adalah segala sesuatu ysng dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan
kepentingan masyarakat dan kepentingan negara. Dengan kata lain, pemerintahan adalah
betuurvoering atau pelaksaan tugas pemerintah, sedangkan pemerintah adalah organ/alat atau
aparan yang menjalankan pemerintahan.3
Pemerintah dalam arti sempit adalah organ/alat perlengkapan negara yang diserahi tugas
pemerintah atau melaksanakan undang-undang, sedangkan dalam arti luas mencakup semua
badan yang menyelenggaraan semua kekuasaan didalam negara baik eksekutif mauoun
legislatif dan yudikatif.
3
M. Nata Saputra, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali, 1998), hlm. 4.
Dalam kepustakaan, istilah pemerintahan disebutkan memiliki dua pengertian yaitu
sebagai fungsi dan sebagai organisasi, “pemerintahan sebagai fungsi, yakni aktivitas
memerintah adalah melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Dalam istilah Donner;
‘penyelenggarakepentingan umum oleh dinas publik’. Pemerintahan {umum} sebagai organ
adalah kumpulan orang-orang dari organisasi pemerintahan yang dibebani dengan
pelaksanaan tugas pemerintah”.
a. R. Abdoel Djamali, HAN adalah peraturan hukum yang mengatur administrasi, yaitu
hubungan antara warga negara dan pemerintahnya yang menjadi sebab hingga negara
itu berfungsi.4
b. E. Utrecht, HAN adalah hukum yang menguji hubungan hukum istimewa yang
diadakan, akan kemungkinan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus.
c. Van Apeldoorn, HAN adalah peraturan-peraturan yang harus diperhatikan oleh para
pendukung kekuasaan pemerintahan yang memegang tugas pemerintahan dalam
menjalankan kewajiban pemerintahan.5
d. Victor Situmorang, HAN adalah hukum mengenai seluk-beluk administrasi negara
(HAN heteronom) dan hukum operasional hasil ciptaan admininstrasi negara sendiri
(HAN otonom) di dalam rangka memperlancar penyelenggaraan dari segala apa yang
dikehendaki dan menjadi keputusan pemerintah di dalam rangka penunaian tugas-
tugasnya.6
4
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 1999), hlm. 96.
5
L. J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramitha, 1985), hlm. 333.
6
Victor Situmorang, Dasar-Dasar Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Bisa Aksara, 1989), hlm. 22.
Dapat disimpulkan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur dan
mengikat alat administrasi negara dalam menjalankan wewenang yang menjadi tugasnya
selaku alat administrasi negara dalam melayani warga negara harus senantiasa
memperhatikan kepentingan warga negara.xxxxx Maka dapat pula kita pergunakan
rumusan bahwa Hukum Administrasi negara adalah hukum mengenai struktur dan kefungsian
administrasi.
Luasnya objek kajian Hukum Administrasi Negara menyebabkan tidak mudah menentukan
ruang lingkup Hukum Administrasi Negara. Disamping luasnya objek kajian Hukum
Administrasi Negara, kesulitan menentukan ruang lingkupnya juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:
a. HAN berkaitan dengan tindakan pemerintahan yang tidak semuanya dapat ditentukan secara
tertulis dalam peraturan perundang-undangan, seiring degan perkembangan masyarakat yang
memerlukan pelayanan pemerintah dan masing-masing masyarakat di suatu daerah atau
negara berbeda tuntutan dan kebutuhan.
b. Pembuatan peraturan-peraturan,, keputusan-keputusan, dan instrumen yuridis bidang
administrasi lainnya tidak hanya terletak pada satu tangan atau lembaga.
c. Hukum Administrasi Negara berkembang sejalan dengan perkembangan tugas-tugas
pemerintahan dan kemasyarakatan, yang menyebabkan pertumbuhan bidang Hukum
Administrasi Negara tertentu berjalan secara sektoral.
DAFTAR PUSTAKA