Anda di halaman 1dari 12

EKSTRAKSI SOLVENT

Dalam operasi ekstraksi solven, suatu solute C diambil dari salah satu fase cairan dan ditransfer ke
fase cairan yang lain. Sifat Fisis yang mendasari operasi pemisahan ini adalah kelarutan. Solute
harus memiliki kelarutan yang lebih besar didalam fasa solven.

Solute = zat terlarut


Solvent = fase yang menerima solute
Rafinat = fase darimana solute terambil / arus produk yang miskin solute
Ekstrak = arus produk yang kaya solute

Mengapa menggunakan ekstraksi solvent dibanding proses pemisahan lain:


1. Bila solute memiliki volatilitas yang rendah (susah menguap), proses ekstraksi lebih
disukai. Karena kalau menggunakan distilasi akan membutuhkan energi yang sangat besar
2. Distilasi juga tidak dapat dilakukan apabila solute berupa padatan
3. Jika solute dan pelarut tidak tahan terhadap panas.
4. Ketiga alasan tersebut bisa diatasi dengan distilasi vakum, tapi biasanya sangat mahal.

Kelemahan:
1. Membutuhkan pemisahan lanjut untuk mendapatkan produk murni (C) dan solvent (B)
harus diambil kembali (recycle)
2. Solvent semakin lama berkurang (loss) padahal beberapa jenis solvent berharga mahal
3. Membutuhkan peralatan multi stage.
Hubungan Keseimbangan untuk Ekstraksi Solvent

Pada operasi ekstraksi yang paling sederhana seperti ditunjukkan pada gambar diatas, ada 3
komponen yang terdapat dalam sistem (komponen A, B dan C). Campuran dari tiga komponen
secara umum ditunjukkan dalam diagram tiga dimensi. Diagram segitiga ini biasanya sama sisi.
Kita harus terlebih dahulu memahami cara penyusunan dan penggunaan diagram segitiga untuk
meyelesaikan persoalan-persoalan ekstraksi solvent.

Hubungannya:
xA + xB + xC = 1
Contoh:
Gambar diatas menunjukkan suatu diagram segitiga sama sisi. Skala dinyatakan dalam persen
berat. Tiap ujung segitiga mewakili kondisi 100% berat untuk tiap komponen. Komposisi untuk
tiap titik internal dapat ditentukan dari diagram dengan menarik garis yang dari titik pada sisi sisi
segitiga hingga membentuk sudut siku-siku. Garis ini akan tegak lurus dengan sisi segitiga. Dibuat
garis pembantu yang sejajar dengan sisi segitiga untuk memudahkan pembacaan persen berat suatu
titik.
Contoh titik K. (Lihat segitiga. ppt)

Data Kesetimbangan pada Kordinat segitiga


Suatu digram fasa dimana pasangan komponen A dan B melarut sebagian (partially miscible)
diperlihatkan pada gambar berikut
Daerah 1 fasa (bukan 1 komponen)

Garis kesetimbangan
(Equilibrium tie line)

Daerah 2 fasa

Contoh: 1. Methyl Isobutyl Ketone (A) – Air (B) – Acetone (C)


2. Air (A) – Chloroform (B) – Acetone (C)
3. Benzene (A) – Air (B) – Asam Asetat (C).
Terlihat pada gambar, komponen C melarut secara sempurna di dalam A atau di dalam B.
Komponen A hanya sedikit melarut di dalam B dan B sedikit melarut didalam A. Daerah dua fasa
termasuk didalam kordinat segitiga (daerah diarsir kuning).
Suatu campuran awal M akan memisah menjadi 2 fasa a dan b yang berada dalam garis
kesetimbangan (tie line) melalui titik M. Garis kesetimbangan lain juga terlihat. Dua fasa identik
pada titik P yang disebut dengan Plait Point.

Pada Plait point, tie line tereduksi menjadi satu titik dimana ekstrak dan rafinat adalah identik.
Kedua fasa cair mempunyai komposisi yang sama, dua fasa menjadi satu fasa.

Tie line digunakan untuk menghubungkan titik-titik pada ”miscibility boundary” yang mewakili
komposisi fasa kesetimbangan.

Data Kesetimbangan Pada Koordinat Rektangular


Karena diagram segitiga memiliki beberapa kekurangan, suatu metode yang berguna adalah
dengan memplotkan data ke tiga komponen ke koordinat rektangular.
Diagramnya terlihat pada Figure 12.5-3 Geankoplis untuk sistem Asam asetat (A) – Air (B) –
isopropil ether (C). Data untuk system ini diperoleh dari Appendix A.3-24.
Pelarut B dan C adalah melarut sebagian.

Konsentrasi komponen C diplotkan pada kordinat vertikal, dan A pada kordinat horizontal.
Sedangkan konsentrasi komponen B diperoleh dari persamaan:
x B =1 − x A − xC

y B =1 − y A − yC
Lapisan rafinat

Lapisan ekstrak

Dari gambar diatas, daerah dua fasa adalah yg didalam kurva/envelope (berwarna kuning)
sedangkan daerah 1 fasa adalah yg diluar kurva. Tie Line (garis g-i) terlihat menghubungkan
lapisan kaya air yang disebut lapisan rafinat, dan lapisan pelarut kaya ether yang disebut lapisan
ekstrak. Komposisi rafinat ditandai dengan x dan komposisi ekstrak oleh y. Oleh karena itu fraksi
massa C ditandai sebagai yC didalam lapisan ekstrak dan xC didalam lapisan rafinat.

SELANJUTNYA LIHAT EXAMPLE 12.5-1.PPT


Penurunan aturan ”lever arm” secara grafik
Pada skema terlihat dua buah aliran L dan V , yang mengandung komponen A, B dan C, dicampur
menghasilkan aliran campuran M.

Neraca Massa Total:


V + L = M ......................1)
Neraca massa komponen A
V yA + L xA = M xAM ......................2)
Dimana: xAM = fraksi massa A didalam aliran M.
Untuk komponen C,
V yC + L xC = M xCM …………….3)
Dengan menggabung persamaan 1 dan 2 diperoleh:
V yA + L xA = (L + V) xAM
V yA – V xAM = LxAM - L xA
V (yA – xAM ) = L (xAM - xA )
L y −x
= A AM .......................4)
V x AM − x A

Persamaan 1) gabung ke 3)
V yC + L xC = (L + V) xCM
L y −x
= C CM …………….5)
V xCM − xC
Persamaan 4) = Persamaan 5)
y A − x AM y − xCM
= C
x AM − x A xCM − xC

Sederhanakan
xC − xCM x − yC
= CM …………….6)
x A − x AM x AM − y A
Ini menunjukkan titik-titik L, M dan V harus terletak pada satu garis
L ( kg ) VM
= …………….7)
V ( kg ) LM

Aturan ”lever arm” yang menyatakan bahwa kgL/kgV sama dengan panjang garis VM / panjang
garis LM. Dalam bentuk matematik:
L ( kg ) VM
= …………….8)
M ( kg ) LV

CONTOH 2: Lanjutan EXAMPLE 12.5-1.


Tentukanlah banyaknya L dan V

PENYELESAIAN
Dari soal sebelumnya telah diketahui campuran asal, M = 100 kg, xAM = 0,1
V +L =M
= 100 kg .......a)

Dari soal sebelumnya telah diperoleh:


Lapisan ekstrak : yA = 0,04, yC = 0,94, yB = 0,02
Lapisan rafinat : xA = 0,12, xC = 0,02, xB = 0,86
Dari persamaan 2):
V yA + L xA = M xAM
V 0,04 + L 0,12 = 100 (0,1) ........b)

Selesaikan pers (a) dan (b) secara simultan didapat:


L = 75 kg , V = 25 kg

Cara Lain
Dengan menggunakan “lever arm”, jarak hg diukur sebagai 4,2 unit dan gi sebagai 5,8 unit. Dari
persamaan 8
L ( kg ) L hg 4,2
= = =
M ( kg ) 100 gi 5,8

Diperoleh :
L = 72,5 kg dan V = 27,5 kg

Memperlihatkan hasil yang mendekati dengan cara yang pertama.

Ekstraksi Kesetimbangan Satu Tahap


Pemisahan komponen A dari suatu campuran A dan B menggunakan pelarut C pada kolom
kesetimbangan satu tahap.

Terlihat dari skema, pelarut (V2) masuk bersamaan dengan aliran L0. Aliran dicampur dan
mengalami kesetimbangan kemudian keluar masing-masing dengan aliran V1 dan L1.
Persamaan untuk proses ini adalah sama seperti pada bagian sebelumnya, dimana y adalah
komposisi aliran V dan x komposisi aliran L.
Input = Output
L0 + V2 = L1 + V1 = M …………….9)
L0 xA0 + V2 yA2 = L1 xA1+ V1 yA1= M xAM …………….10)
L0 xC0 + V2 yC2 = L1 xC1+ V1 yC1= M xCM …………….11)
xA + xB + xC = 1

Karena jumlah dan komposisi L0, V2 diketahui, maka M, xAM dan xCM dapat dihitung dari
persamaan 9, 10 dan 11. Titik-titik L0, V2 dan M dapat diplot seperti ditunjukkan dalam gambar
dibawah ini.

Dengan cara ”trial and error” dapat ditarik ”tie line” melalui titik M yang menghasilkan komposisi
L1 dan V1. Jumlah L1 dan V1 dapat ditentukan dari substitusi ke dalam persamaan 9 – 11 atau
dengan menggunakan aturan lever arm.

PROBLEM 12.5-2 Halaman 182 Geankoplis


Suatu proses ekstraksi satu tahap dilaksanakan, dimana 400 kg larutan mengandung 35% berat
asam asetat didalam air dikontakkan dengan 400 kg isopropil ether murni. Hitunglah jumlah
komposisi lapisan ekstrak dan rafinat. Berapa persen kah asam asetat dapat diserap. Gunakan data
kesetimbangan pada appendix A.3.
PENYELESAIAN
Dari persamaan 9)

Dari persamaan 10)

Dari persamaan 11)

Sehingga diperoleh titik M


xAM = 0,175
xCM = 0,5
xBM = 1- 0,175 – 0,5 = 0,325

Plot titik M pada grafik, kemudian dengan cara yang sama dengan sebelumnya (menarik garis ke
titik V1 dan L1 dengan cara trial ) diperoleh

Anda mungkin juga menyukai