Intervensi 4
Intervensi 4
A. Masalah Keperawatan
Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, mengalami kemunduran atau bahkan
dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan
yang sangat utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan banyak kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan
pada saluran pernapasan.
B. Pengertian
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen
ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan
hematologi (Wartonah & Tarwoto 2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan aktivitas berbagai organ atau sel (
Carpenito, 2006).
Minor :
a. Dispnea
b. Sulit bicara
c. Ortopnea
d. Gelisah
e. Sianosis
f. Bunyi nafas abnormal
g. Frekuensi , irama, kedalaman pernafasan abnormal
2. Ketidakefektifan Pola Jalan Napas
Batas Karakteristik
Mayor:
a. Dispnea
b. Penggunaan otot bantu pernapasan
c. Fase ekspirasi memanjang
d. Perubahan frekuensi atau pola pernafasan ( dari nilai dasar )
e. Perubahan nadi ( frekuensi, irama, kualitas )
Minor :
a. Ortopnea
b. Pernapasan cuping hidung
c. Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi
d. Tekanan ekspirasi menurun
e. Tekanan inspirasi menurun
f. Pernafasan sukar / berhati – hati
D. Pohon Masalah
Kebiasaan merokok , polusi udara, paparan debu, asap dan gas – gas kimiawi, akibat kerja, infeksi saluran
pernafasan akibat jamur; bakteri;virus;dan protozoa, dan yang bersifat genetik.
Konsolidasi Konsolidasi
jaringan paru jaringan paru
Kompliance paru
Konsolidasi di dalam
turun
jaringan paru
meningkat
Ketidakefektifan
pola pernafasan
Traksi otot dada,
sputum mengental
dan meningkat, batuk
produktif
F. Pelaksanaan Medis
1) Pemantauan Hemodinamika
2) Pengobatan bronkodilator
3)Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika diperlukan.
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisoterapi dada
Penatalaksanaan keperawatan
1) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
c) Pengisafan lender
b) Pemberian oksigen
a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi jantung yang meliputi : nyeri dan
karakteristik nyeri, dispenea (tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan
sesak nafas) , keletihan (kehilangan daya tahan tubuh ), sirkulasi ferifer, faktor
risisko penyakit jantung, dan adanya kondisi – kondisi jantung pada masa lalu dan
kondisi jantung yang menyertai. Riwayat keperawatan mengenai fungsi jantung
meliputi pengkajian adanya batuk, sesak nafas, mengi ( bunyi, musik bernada
tinggi , yang disebabkan gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas
yang sempit ) , nyeri, pemaparan lingkungan, frekuensi infeksi saluran
pernafasan, faktor risiko pulmonary, masalah pernafasan yang lalu, penggunaan
obat – obatan saat ini, dan riwayat merokok atau terpapar asap rokok.
b. Pemerikasaan Fisik
c. Pemerikasaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien
yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar. Teknik inspeksi ,
palpasi , auskultasi, dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik ini.
Inspeksi, saat melakukan teknik inpeksi, perawat melakukan observasi
dari kepala sanpai ke ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membrane
mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan sistemik, pola
pernafasan dan gerakan dinding dada.
Palpasi, dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah. Dengan palpasi , jenis
dan jumlah kerja thoraks , daerah nyeri tekan dapat diketahui dan perawat dapat
mengidentifikasi taktil fremitus, getaran pada dada ( thrill ) , angkatan dada
( heaves ) dan titik implus jantung maksimal. Palpasi juga memungkinkan untuk
meraba adanya massa atau tonkolan diaksila dan jaringan payudara. Palpasi pada
ekstremitas menghasilkan data tentang sirkulasi perifer, adanya nadi perifer,
temperatr kulit, warna dan pengisian kapiler.
Perkusi, tindakan mengetuk – ngetuk suatu objek untuk mengetahui
adanya udara, cairan atau benda padat yang berada di bawah jaringan tersebut.
Perkusi menimbulkan getaran dari daerah di bawah area yang diketuk dengan
kedalaman 4-6 cm. lima nada perkusi yaitu, resonansi, hiperesonansi, redup datar
dan timpani.
Auskultasi, untuk mengidentifikasi bunyi paru, dan jantung yang normal
maupun tidak normal. Auskultasi sistem kardiovaskuler harus meliputi
pengkajian, dalam menditeksi bunyi, S1 dan S2 normal, menditeksi adanya suara
S3 dan S4 yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, pemeriksaan
harus mengidentifikasi lokasi, radiasi, intensitas, nada, dan kualitas bunyi
murmur. Auskultasi bunyi paru dilakukan untuk mendengarkan gerakan udara di
sepanjang lapangan paru. Suara nafas tambahan, terdapatnya cairan di suatu
lapangan paru, atau terjadinya obstruksi. Auskultasi juga untuk mengevaluasi
meningkatnya status pernafasan.
I. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan/ Kriteria Intervensi Rasional
o. Keperawatan yang hasil
mungkin muncul
DAFTAR PUSTAKA