Latar Belakang
kehidupan”. Sterilisasi diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu secara fisik dan
secara kimia. Bahan sterilan dapat berbentuk cairan, gas atau radiasi elektromagnetik.
menhasilkan bahan kimia yang letal, dan membentuk panas serta tekanan osmotik.
Cara sterilisasi tertua adalah destruksi dengan pemanasan baik menggunakan api
bebas ataupun panas yang ditimbulkan oleh uap air sehingga dapat dikatakan bahwa
media sterilisasi klasik adalah panas dan air (basah) uang meliputi air mendidih dan
uap air panas. Air mendidih (boilling water) dianggap kurang baik karena tidak
memiliki tekanan sehingga penetrasi ke dalam material lambat dan suhunya relatif
rendah, oleh karena itu, uap air bertekanan tinggi paling banyak digunakan sampai
baik yang berbentuk vegetatif maupun yang berbentuk spora. Mikroorganisme yang
dimaksud dapat berupa kuman, virus, ricketsia maupun jamur. Jadi produk steril telah
bebas dari semua mikroorganisme hidup. Istilah “hidup” disini perlu diperhatikan
karena ada produk steril yang masih mengandung mikroorganisme tetapi telah mati,
misalnya hasil sterilisasi dengan pemanasan, penyinaran ataupu memakai gas. Khusus
untuk produk steril hasil sterilisasi dengan penyaringan, sama sekali tidak terdapat
2
mikroorganisme kontaminan karena telah dipisahkan secara fisika dan tertinggal
Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa bahan alami dan dapat pula bahan
sederhana yang tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks
melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan)
yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri patogen. Selain untuk
dapat tumbuh baik dalam medium, perlu dipenuhisyarat-syarat sebagai berikut yaitu
medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba,
medium harus mempuyai tekanan osmose, tekanan muka dan pH yang sesuaai
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara sterilisasi dan cara
Sterilisasi
yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3
basah, sterilisasi dengan penambahan zat tertentu, sterilisasi dengan gas, sterilisasi
Sterilisasi Kering
Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak
dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. Alat ini disebut Arnold
steam sterilizer dengan suhu 1000 C dalam keadaan lembab. Secara sederhana
dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 100 0 C
pada suhu kamar 24 jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel
vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000 C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan
disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati
dengan cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan
(Machmud, 2008).
4
Penyeterilan menggunakan udara panas (kering) cara ini digunakan untuk
mensterilkan bahan/alat yang tak dapat disterilkan dengan cara pemijaran atau
karena sifat fisiknya tidak dapat disterilkan dengan uap air yang diakibatkan oleh
sukarnya ditembus oleh uap air. Cara sterilisasi ini berdasarkan oksidasi.
Keuntungan cara penyeterilan ini adalah bahan/alat yang disterilkan tetap dalam
keadaan kering tidak sekorosif uap air dan udara kering tidak mengikis permukaan
gelas. Menurut penyelidikan, sterilisasi dengan udara kering tidak selalu boeh
dianggap bahwa suhu dalam lemari merata ke seluruh bagian, artinya suhu yang
terbaca oleh termometer luar tidak selalu sama dengan suhu yang didalamnya.
Oleh karena itu, dianjurkan terutama untuk alat yang tahan panas untuk
menambah suhu sterilisasi dengan 20° C. Tetapi harus diperhatikan wadah gelas
yang mahal, misalnya gelas terbuat dari bahan borosilikat, pada sterilisasi 50
sampai 100 kali pada suhu 100 kali pada suhu 200° C, gelas tersebut akan berubah
Sterilisasi Basah
disterilkan. Daya penyeterilan dengan cara ini tergantung pada sifat-sifat uap air
jenuh dan kering yaitu diantaranya, suhu tinggi, jumlah kalor laten yang besar,
ketika terjadi pengembunan. Pada sterilisasi cara ini selalu diusahakan agar uap
air tidak bercampur dengan udara karena kapasitas kalor udara sangat kecil
sehingga apabila tercampur kapasitas campuran tersebut akan menjadi kecil pula.
5
Di samping itu, kadar air (kelembaban) juga akan menurun jika bercampur dengan
udara, jadi semata-mata bukan karena menurunnya suhu saja. Manfaat uap air
dalam cara sterilisasi ini hanya tampak apabila uap air kontak langsung dengan
bahan/alat yang akan disterilkan. Masalah utama pada pemakaian autoklaf adalah
Sterilisasi dengan cara ini selalu diusahakan agar uap air tidak bercampur
dengan udara karena kapasitas kalor udara sangat kecil sehingga apabila
tercampur kapasitas campuran tersebut akan sangat kecil sehingga apabila terjadi
saja. Manfaat uap air dalam tata cara sterilisasi ini hanya akan tampak apabila uap
air kontak langsung dengan bahan/alat yang akan disterilkan. Masalah utama pada
Pembuatan Media
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi
bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga
6
berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan
terbagi menjadi 3 yaitu Media padat, Media semi padat semi cair, Media cair.
sintesis, dan media non sintesis. Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau
penghambat dan media diperkaya. Jenis Media yang sering digunakan, yaitu
Nutrient Agar, Nutrient Broth (NB), PDA (Potato Dextrose Agar), Salmonella
Shigella (SS) Agar, Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) (Safari, 2017).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)
dan perhitungan jumlah mikroba Pada media PDA (potato dextrose agar)
vitamin, dan energi. Dextrose sebagai sumber gula dan energi, dan agar berguna
untuk mendapatkan media PDA. Pepton sebagai sumber protein, karbohidrat, dan
penghasil nitrogen dan diberi agar sebanyak pemadat media NA (Dahlan, 2016).
menjadikan media ini paling sering dipakai sebagai percobaan media sederhana
(Dahlan, 2016).
BAHAN DAN METODE
Bahan
Aquades, digunakan sebagai pelarut untuk pembuatan media PDA dan NA.
sumber makanan.
nitrogen.
Cling warp, digunakan untuk penutup setelah dilapisi oleh alumunium foil agar
Alat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Maret 2020 pukul 14.50-16.50
Pelaksanaan
Sterilisasi Alat
Mempersiapkan alat dari bahan, mencuci bersih cawan petri dan labu
membungkus cawan petri dan labu erlenmeyer dengan kertas koran serta memberikan
10
kertas label, mesterilkannya menggunakan oven dengan suhu 170° C selama 1 jam.
Pembuatan Media
bahan.
Untuk membuat media PDA, langkah selanjutnya yaitu mencuci 200 gram
aquades jika cairan PDA kurang. Menambahkan 10 gram dextrose dan 5 gram agar
serta mengaduknya rata. Kemudian setelah mendidih cairan tersebut dituang ke dalam
labu erlenmeyer, kemudian menyumbat mulut labu dengan kapas dan aluminium foil.
Untuk membuat media NA, cara pembuatannya adalah 0,75 gram ekstrak
daging, gram pepton, gram agar, gram glukosa, dan 500 ml aquades dilarutkan hingga
praktikum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat dilihat
Pembahasan
Sterilisasi diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu secara fisik dan secara
kimia. Bahan sterilan dapat berbentuk cairan, gas atau radiasi elektromagnetik.
menhasilkan bahan kimia yang letal, dan membentuk panas serta tekanan osmotik.
16
Pada praktikum ini dilakukan sterilisasi terhadap cawan petri dan botol kaca
sebelum memanaskan atau memasukkan alat tersebut ke dalam oven dengan suhu
1700 C selama 1 jam. Pembungkusan dengan kertas koran bertujuan agar alat-alat
tersebut tidak rusak atau pecah. Menurut Ma’at (2009), Penyeterilan menggunakan
udara panas (kering) cara ini digunakan untuk mensterilkan bahan/alat yang tak dapat
disterilkan dengan cara pemijaran atau karena sifat fisiknya tidak dapat disterilkan
dengan uap air yang diakibatkan oleh sukarnya ditembus oleh uap air.
Pada media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan ekstrak kentang karena
kentang sebagai sumber karbon (karbohidrat), vitamin, dan energi. Dextrose sebagai
sumber gula dan energi, dan agar berguna untuk mendapatkan media PDA. Pepton
sebagai sumber protein, karbohidrat, dan penghasil nitrogen. lalu diberi agar
sebanyak pemadat media NA. Hal ini didukung juga oleh Dahlan (2016), pada media
PDA (potato dextrose agar) digunakan ekstrak kentang karena kentang sebagai
sumber karbon (karbohidrat), vitamin, dan energi. Dextrose sebagai sumber gula dan
energi, dan agar berguna untuk mendapatkan media PDA. Pepton sebagai sumber
protein, karbohidrat, dan penghasil nitrogen dan diberi agar sebanyak pemadat media
NA (Dahlan, 2016).
adalah nutrient agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan. Nutrient
17
agar (NA) suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara
penyusunnya yakni adalah kaldu daging. bahan yang lain adalah pepton, agar, dan
aquades.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
bentuk kehidupan.
2. Sterilisasi ada yang berupa sterilisasi basah (autoklaf) dan sterilisasi kering
(oven).
4. Pembuatan media PDA dan NA merupakan salah satu media yang mudah dan
Saran
tangan, dan tidak lupa memahami prosedur pelaksanaan guna mencegah salah
prosedur terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Andi. 2016. Pembuatan Media dan Sterilisasi. Universitas Halu Oleo.
Kendari.
Khaeruni, Andi dan Vit Neru Satrah. 2016. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Pangan. Universitas Halu Oleo. Kendari.