Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Makna secara harfiah kata sterilisasi adalah “menghancurkan semua bentuk

kehidupan”. Sterilisasi diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu secara fisik dan

secara kimia. Bahan sterilan dapat berbentuk cairan, gas atau radiasi elektromagnetik.

Klasifikasi tersebut tidaklah mutlak karena sterilisasi secara fisikpun dapat

menhasilkan bahan kimia yang letal, dan membentuk panas serta tekanan osmotik.

Cara sterilisasi tertua adalah destruksi dengan pemanasan baik menggunakan api

bebas ataupun panas yang ditimbulkan oleh uap air sehingga dapat dikatakan bahwa

media sterilisasi klasik adalah panas dan air (basah) uang meliputi air mendidih dan

uap air panas. Air mendidih (boilling water) dianggap kurang baik karena tidak

memiliki tekanan sehingga penetrasi ke dalam material lambat dan suhunya relatif

rendah, oleh karena itu, uap air bertekanan tinggi paling banyak digunakan sampai

sekarang (Ma’at, 2009).

Sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme,

baik yang berbentuk vegetatif maupun yang berbentuk spora. Mikroorganisme yang

dimaksud dapat berupa kuman, virus, ricketsia maupun jamur. Jadi produk steril telah

bebas dari semua mikroorganisme hidup. Istilah “hidup” disini perlu diperhatikan

karena ada produk steril yang masih mengandung mikroorganisme tetapi telah mati,

misalnya hasil sterilisasi dengan pemanasan, penyinaran ataupu memakai gas. Khusus

untuk produk steril hasil sterilisasi dengan penyaringan, sama sekali tidak terdapat
2
mikroorganisme kontaminan karena telah dipisahkan secara fisika dan tertinggal

dalam filter (Ma’at, 2009).

Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa bahan alami dan dapat pula bahan

sintetis. Bahan nutrisi yang digunakan mikroorganisme biasanya berupa senyawa

sederhana yang tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks

yang kemudian dipecah oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang sederhana

melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah

padat (semi solid) yang disebut sebagai media (Dahlan, 2016).

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan)

yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri patogen. Selain untuk

menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak,

pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia. Supaya mikroba

dapat tumbuh baik dalam medium, perlu dipenuhisyarat-syarat sebagai berikut yaitu

medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba,

medium harus mempuyai tekanan osmose, tekanan muka dan pH yang sesuaai

pertumbuahan mikroba, medium tidak mengandung zat penghambat dan medium

harus steril ( Khaeruni dan Satrah, 2016).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara sterilisasi dan cara

pembuatan media (PDA dan NA) untuk media tumbuh patogen.


TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme

yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3

macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan;

penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan

glutaraldehida alkalin) (Mirsadiq, 2013).

Menurut Ma’at (2009), ada beberapa macam proses sterilisasi. Sterilisasi

tersebut yaitu sterilisasi dengan pemanasan kering, sterilisasi dengan pemanasan

basah, sterilisasi dengan penambahan zat tertentu, sterilisasi dengan gas, sterilisasi

dengan penyinaran, sterilisasi dengan memakai penyaring bakteri.

Sterilisasi Kering

Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak

dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. Alat ini disebut Arnold

steam sterilizer dengan suhu 1000 C dalam keadaan lembab. Secara sederhana

dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 100 0 C

selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian disimpan

pada suhu kamar 24 jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel

vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000 C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan

disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati

dengan cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan

(Machmud, 2008).
4
Penyeterilan menggunakan udara panas (kering) cara ini digunakan untuk

mensterilkan bahan/alat yang tak dapat disterilkan dengan cara pemijaran atau

karena sifat fisiknya tidak dapat disterilkan dengan uap air yang diakibatkan oleh

sukarnya ditembus oleh uap air. Cara sterilisasi ini berdasarkan oksidasi.

Keuntungan cara penyeterilan ini adalah bahan/alat yang disterilkan tetap dalam

keadaan kering tidak sekorosif uap air dan udara kering tidak mengikis permukaan

gelas. Menurut penyelidikan, sterilisasi dengan udara kering tidak selalu boeh

dianggap bahwa suhu dalam lemari merata ke seluruh bagian, artinya suhu yang

terbaca oleh termometer luar tidak selalu sama dengan suhu yang didalamnya.

Oleh karena itu, dianjurkan terutama untuk alat yang tahan panas untuk

menambah suhu sterilisasi dengan 20° C. Tetapi harus diperhatikan wadah gelas

yang mahal, misalnya gelas terbuat dari bahan borosilikat, pada sterilisasi 50

sampai 100 kali pada suhu 100 kali pada suhu 200° C, gelas tersebut akan berubah

warna menjadi putih dan mudah rapuh (Ma’at, 2009).

Sterilisasi Basah

Penyeterilan menggunakan uap air jenuh bertekanan tinggi (autoklaf),

memberikan jaminan sterilisasi yang baikuntuk alat-alat atau bahan-bahan yang

disterilkan. Daya penyeterilan dengan cara ini tergantung pada sifat-sifat uap air

jenuh dan kering yaitu diantaranya, suhu tinggi, jumlah kalor laten yang besar,

kesanggupan pembentukan air embun, kontraksi volume yang segera terjadi

ketika terjadi pengembunan. Pada sterilisasi cara ini selalu diusahakan agar uap

air tidak bercampur dengan udara karena kapasitas kalor udara sangat kecil

sehingga apabila tercampur kapasitas campuran tersebut akan menjadi kecil pula.
5
Di samping itu, kadar air (kelembaban) juga akan menurun jika bercampur dengan

udara, jadi semata-mata bukan karena menurunnya suhu saja. Manfaat uap air

dalam cara sterilisasi ini hanya tampak apabila uap air kontak langsung dengan

bahan/alat yang akan disterilkan. Masalah utama pada pemakaian autoklaf adalah

pembuangan udara. Terjadinya panas yang berlebihan (superheat) (Ma’at, 2009).

Sterilisasi dengan cara ini selalu diusahakan agar uap air tidak bercampur

dengan udara karena kapasitas kalor udara sangat kecil sehingga apabila

tercampur kapasitas campuran tersebut akan sangat kecil sehingga apabila terjadi

pencampuran dengan udara, jadi semata-mata bukan karena menurunnya suhu

saja. Manfaat uap air dalam tata cara sterilisasi ini hanya akan tampak apabila uap

air kontak langsung dengan bahan/alat yang akan disterilkan. Masalah utama pada

pemakaian autoklaf adalah pembuangan udara. Terjadinya panas yang berlebihan

(superheat), bahan yang disterilkan menjadi basah dan kemungkinan terjadinya

kerusakan bahan (Ma’at, 2009).

Pembuatan Media

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas

campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk

tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Mikroorganisme

memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit

untuk menyusun komponen sel-nya. Media pertumbuhan juga bisa digunakan

untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi, dan membuat kultur murni.

Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia nutrisi

bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media juga
6
berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan

mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media berdasarkan sifat

terbagi menjadi 3 yaitu Media padat, Media semi padat semi cair, Media cair.

Media berdasarkan Komposisi/susunannya terdiri atas Media Sintesis, semi

sintesis, dan media non sintesis. Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau

penghambat dan media diperkaya. Jenis Media yang sering digunakan, yaitu

Nutrient Agar, Nutrient Broth (NB), PDA (Potato Dextrose Agar), Salmonella

Shigella (SS) Agar, Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) (Safari, 2017).

Media PDA (Potato Dextrose Agar)

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient)

yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-

macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis

dan perhitungan jumlah mikroba Pada media PDA (potato dextrose agar)

digunakan ekstrak kentang karena kentang sebagai sumber karbon (karbohidrat),

vitamin, dan energi. Dextrose sebagai sumber gula dan energi, dan agar berguna

untuk mendapatkan media PDA. Pepton sebagai sumber protein, karbohidrat, dan

penghasil nitrogen dan diberi agar sebanyak pemadat media NA (Dahlan, 2016).

Media NA (Nutrient Agar)


7
Media yang digunakan adalah PDA dan NA karena pada media NA

digunakan ekstrak daging, daging sebagai sumber vitamin B, mengandung

nitrogen organik, dan

senyawa karbon. NA adalah nutrient agar. Media NA biasanya sering digunakan

dalam percobaan pengujian mikroorganisme, untuk mengetahui bagaimana dan

seberapa banyak mikrooeganisme yang akan diamati. Pembuatan yang mudah

menjadikan media ini paling sering dipakai sebagai percobaan media sederhana

(Dahlan, 2016).
BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Kentang, digunakan untuk pembuatan media PDA.

Agar, digunakan untuk pembuatan media PDA.

Dextrose, digunakan sebagai bahan pembuatan media PDA.

Aquades, digunakan sebagai pelarut untuk pembuatan media PDA dan NA.

Ekstrak daging, digunakan untuk pembuatan media PDA dan NA sebagai

sumber makanan.

Pepton, digunakan untuk pembuatan media PDA dan NA sebagai sumber

nitrogen.

Kapas, digunakan untuk menutupi bagian atas botol pada media.

Alumunium foil, digunakan untuk penutup botol pada media.

Cling warp, digunakan untuk penutup setelah dilapisi oleh alumunium foil agar

lebih rapat pada botol.

Kertas label, digunakan untuk memberikan identitas pada sampel.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Pisau, digunakan untuk mengupas kentang.


9
Timbangan, digunakan untuk menimbang.

Cawan petri, digunakan untuk tempat pembiakan media.

Panci, digunakan untuk merebus larutan media.

Pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan.

Autoklaf, digunakan untuk sterilisasi basah pada media.

Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan.

Alat tulis, digunakan untuk mencatat hal - hal yang penting.

Labu erlenmeyer, digunakan untuk menaruh larutan media.

Hot plate, digunakan untuk memanaskan larutan media.

Kompor, digunakan untuk memanaskan larutan media.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Maret 2020 pukul 14.50-16.50

WITA. Bertempat di Laboratorium Produksi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Pelaksanaan

Sterilisasi Alat

Mempersiapkan alat dari bahan, mencuci bersih cawan petri dan labu

erlenmeyer, menyumbat mulut labu erlenmeyer dengan menggunakan kapas,

membungkus cawan petri dan labu erlenmeyer dengan kertas koran serta memberikan
10
kertas label, mesterilkannya menggunakan oven dengan suhu 170° C selama 1 jam.

Langkah terakhir yaitu membereskan alat dan bahan,

Pembuatan Media

Langkah pertama membuat media biakan yaitu memepersiapkan alat dan

bahan.

Untuk membuat media PDA, langkah selanjutnya yaitu mencuci 200 gram

kentang sampai bersih, kemudian memotongnya kecil-kecil, dan merebusnya dengan

1000 ml air aquades sampai empuk.langkah selanjutnya menunggunya sampai

mendidih, setelah itu menyaring ekstrak kentang tersebut dan memasukkannya ke

dalam gelas beaker, dan selanjutnyakembali mendidihkannya serta menambahkan air

aquades jika cairan PDA kurang. Menambahkan 10 gram dextrose dan 5 gram agar

serta mengaduknya rata. Kemudian setelah mendidih cairan tersebut dituang ke dalam

labu erlenmeyer, kemudian menyumbat mulut labu dengan kapas dan aluminium foil.

Selanjutnya, mensterilkannya dengan menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm

(suhu 121° C) selama 30 menit.

Untuk membuat media NA, cara pembuatannya adalah 0,75 gram ekstrak

daging, gram pepton, gram agar, gram glukosa, dan 500 ml aquades dilarutkan hingga

menjadi larutan yang homogen. Kemudian memanaskannya diatas kompor hingga

karutan mendidih. Setelah itu memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer, kemudian

menyumbat mulut labu dengan kapas dan aluminium foil. Selanjutnya

mensterilkannya dengan menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm (suhu 121° C)


11
selama 30 menit. Langkah terakhir yaitu membersihkan alat dan membereskan bahan

praktikum.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat dilihat

pada beberapa tabel berikut :

Tabel 1. Tahap sterilisasi kering


No Gambar Keterangan

Membungkus cawan petri dengan


1.
kertas koran.

Membungkus botol kaca 140 ml


2.
dengan kertas koran.

Memasukkan botol kaca dan cawan


3. petri yang sudah dibungkus kertas
koran ke dalam oven.

Pengaturan suhu 1700C dan waktu


4.
sterilisasi selama 1 jam.
13
Tabel 2. Sterilisasi basah
No Gambar Keterangan

Memasukkan penyekat dan bagian


1. dalam autoklaf ke dalam autoklaf
yang sudah diisi air.

Memasukkan selang kedalam lubang


2.
selang autoklaf.

Memasukkan media yang akan


3.
disterilkan.

Menutup alat sterilisasi dengan


pemutaran baut-baut, membuka
pengatur katup pengaman untuk
4.
pengeluaran udara, penutupan katup,
pengaturan suhu (1210C), tekanan uap,
dan mengatur sumber panas.

Tabel 3. Pembuatan media PDA


No Gambar Keterangan
14

Menimbang 200 g kentang, 20 g


1.
agar dan gula serta dextrose 20 g

Memasukkan aquades sebanyak


1000 ml lalu didihkan kemudian
2.
memasukkan kentang 200 g dan
masak hingga kentang lunak.

Kentang yang telah lunak


kemudian disaring untuk mendapat
3. ekstraknya lalu memasukkan agar
dan gula kemudian masak hingga
mendidih.

Menyiapkan botol kaca, kemudian


4. tuangkan media PDA ke dalam
botol kaca.

Media PDA yang telah dituangkan


ke dalam botol kemudian ditutup
5.
menggunakan aluminium foil dan
cling wrap dan diberi label.

Tabel 4. Pembuatan media NA


No Gambar Keterangan
15

Menimbang 0,75 g ekstrak daging,


1. 5 g agar, 0,6 g glukosa, serta
pepton 1,25 g

Memasukkan air sebanyak 250 ml


2.
lalu dipanaskan hingga mendidih

Air yang telah mendidih


3.
dimasukkan ke dalam botol kaca

Pembahasan

Sterilisasi diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu secara fisik dan secara

kimia. Bahan sterilan dapat berbentuk cairan, gas atau radiasi elektromagnetik.

Klasifikasi tersebut tidaklah mutlak karena sterilisasi secara fisikpun dapat

menhasilkan bahan kimia yang letal, dan membentuk panas serta tekanan osmotik.
16
Pada praktikum ini dilakukan sterilisasi terhadap cawan petri dan botol kaca

140 ml menggunakan oven. Alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas koran

sebelum memanaskan atau memasukkan alat tersebut ke dalam oven dengan suhu

1700 C selama 1 jam. Pembungkusan dengan kertas koran bertujuan agar alat-alat

tersebut tidak rusak atau pecah. Menurut Ma’at (2009), Penyeterilan menggunakan

udara panas (kering) cara ini digunakan untuk mensterilkan bahan/alat yang tak dapat

disterilkan dengan cara pemijaran atau karena sifat fisiknya tidak dapat disterilkan

dengan uap air yang diakibatkan oleh sukarnya ditembus oleh uap air.

Pada media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan ekstrak kentang karena

kentang sebagai sumber karbon (karbohidrat), vitamin, dan energi. Dextrose sebagai

sumber gula dan energi, dan agar berguna untuk mendapatkan media PDA. Pepton

sebagai sumber protein, karbohidrat, dan penghasil nitrogen. lalu diberi agar

sebanyak pemadat media NA. Hal ini didukung juga oleh Dahlan (2016), pada media

PDA (potato dextrose agar) digunakan ekstrak kentang karena kentang sebagai

sumber karbon (karbohidrat), vitamin, dan energi. Dextrose sebagai sumber gula dan

energi, dan agar berguna untuk mendapatkan media PDA. Pepton sebagai sumber

protein, karbohidrat, dan penghasil nitrogen dan diberi agar sebanyak pemadat media

NA (Dahlan, 2016).

Menurut Dahlan (2016), pada media NA digunakan ekstrak daging, daging

sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik, dan senyawa karbon. NA

adalah nutrient agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam

prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan. Nutrient
17
agar (NA) suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara

bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Pada medium NA, nutrient utama

penyusunnya yakni adalah kaldu daging. bahan yang lain adalah pepton, agar, dan

aquades.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Proses pensterilisasi sangat penting guna membersihkan atau membunuh semua

bentuk kehidupan.

2. Sterilisasi ada yang berupa sterilisasi basah (autoklaf) dan sterilisasi kering

(oven).

3. Pembungkusan menggunakan koran pada sterilisasi kering sangat perlu guna

mencegah alat retak atau pecah.

4. Pembuatan media PDA dan NA merupakan salah satu media yang mudah dan

sering digunakan untuk mengetahui mikroorganisme.

Saran

Saran pada praktikum ini adalah diharapkan agar praktikan sebelum

melakukan penyeterilan diharapkan harus membersihkan atau menyeterilkan telapak

tangan, dan tidak lupa memahami prosedur pelaksanaan guna mencegah salah

prosedur terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Andi. 2016. Pembuatan Media dan Sterilisasi. Universitas Halu Oleo.
Kendari.

Khaeruni, Andi dan Vit Neru Satrah. 2016. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Pangan. Universitas Halu Oleo. Kendari.

Ma’at, Suprapto. 2009. Sterilisasi dan Disinfeksi. Airlangga University Press.


Surabaya.

Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai


Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor.

Mirsadiq, Lucky. 2013. Mikrobiologi Pertanian. Universitas Sebelas Maret.


Surakarta.

Safari, Samsudin. 2017. Mikrobiologi Dasar. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai