Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek

yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk

kesehatan) yang terjadi didalam suatu populasi tertentu [ CITATION Not12 \l

1033 ]. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan studi kasus dengan judul : Asuhan Keperawatan

Dengan Penerapan Metode Kanguru Untuk Mengurangi Hipotermi Pada Bayi

BBLR Di Ruang NICU RSUD Kota Mataram. Studi kasus adalah penelitian

yang dilakukan dengan meneliti suatu permasalahan melalui studi kasus

untuk menggambarkan pengelolaan kasus dengan proses keperawatan.

B. Subjek Studi Kasus

Subjek penelitian adalah sumber dari mana data dapat diperoleh.

Pada studi kasus yang akan dilakukan, peneliti mengambil satu pasien bayi

BBLR yang mengalami hipotermi, kemudian peneliti akan berfokus pada satu

pasien bayi tersebut sebagai objek penelitian yang sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi :

1. Bayi BBLR yang mengalami hipotermi.

2. Bersedia sebagai subjek studi kasus.


Kriteria eksklusi :

1. Suhu pada bayi BBLR (berat badan bayi lahir rendah) dalam batas normal

2. Tidak bersedia menjadi objek studi kasus

C. Fokus Studi Kasus

Fokus studi merupakan kajian utama dari permasalahan yang akan

dijadikan titik acuan studi kasus. Dalam studi kasus ini yang menjadi fokus

studi adalah Penerapan Metode Kanguru Untuk Mengurangi Hipotermi Pada

Bayi BBLR melalui pendekatan proses keperawatan dimulai dari pengkajian,

diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, sampai evaluasi.

D. Definisi Operasional

Perawatan metode kanguru di bagi menjadi dua, menurut Atikah &

Cahyo (2010) :

1. Perawatan Metode Kanguru Intermiten

PMK dengan jangka waktu yang pendek (perlekatan lebih dari satu

jam perhari) dilakukan saat ibu mengunjungi bayinya yang masih berada

dalan perawatan inkubator minimal satu jam secara terus menerus dalam satu

hari. PMK intermiten dapat dimulai pada bayi yang sakit yang dalam proses

penyembuhan yang masih memerlukan pengobatan medis (infus, oksigen).

Tujuan PMK intermiten adalah untuk perlindungan bayi dari infeksi.

2. Perawatan Metode Kanguru Kontinu

PMK dengan jangka waktu yang lebih lama daripada PMK

intermiten. Pada metode ini perawatan bayi dilakukan selama 24 jam sehari.
Metode PMK ini bisa dilakukan di unit rawat gabung atau ruangan yang di

pergunakan untuk perawatan metode kanguru atau dirumah.

Pada bayi sakit, PMK kontinu bisa di terapkan apabila kondisi bayi

dalam keadaan stabil. Bayi harus dapat bernafas secara alami tanpa bantuan

oksigen.

3. Hipotermia merupakan keadaan dimana seorang individu

mengalami atau beresiko mengalami penurunan suhu tubuh terus

menerus dibawah 35,50C per rektal karena peningkatan

kerentanan terhadap factor-faktor eksternal.

E. Instrument Studi Kasus

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lefleat

dan video yang berisi langkah-langkah atau pedoman dalam menerapkan

teknik metode kanguru untuk mengurangi hipotermi pada bayi BBLR.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut (Moleong, 2010: 186).n Teknik wawancara dalam

penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara dilakukan

dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan

yang diajukan telah disusun.


Pada penelitian ini wawancara dilakukan pada orang tua bayi BBLR

yang mengalami hipotermi untuk menggali informasi tentang penyakit yang

dialami pasien, gejala yang dirasakan, riwayat penggunaan obat, pengetahuan

keluarga tentang cara merawat bayi BBLR yang mengalami hipotermi, dan

riwayat penyakit keturunan

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

dikumpulkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk melihat dan

mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh

gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.

Dalam penelitian ini, dilakukan observasi secara langsung. Peneliti

melakukan pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan pada bayi BBLR yang

mengalami hipotermi.

G. Tempat dan waktu

1. Tempat

Tempat penelitian akan dilakukan di ruang NICU RSUD Kota Mataram.

2. Waktu

Waktu studi kasus akan dilakukan pada bulan April 2020.

H. Analisa Data dan Penyajian Data

Dalam studi kasus ini penyajian data disajikan dalam bentuk

tekstural yaitu penyajian data berupa tulisan atau narasi dan hanya dipakai

untuk data yang jumlahnya kecil dan hanya memerlukan kesimpulan yang
sederhana dapat juga disertai cuplikan ungkapan verbal dari subjek penelitian

yang merupakan data pendukung. Data yang akan disajikan secara narasi

meliputi biodata pasien,

I. Etika Studi Kasus

Etika studi kasus adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan studi kasus yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang

diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak

hasil penelitian tersebut [ CITATION Not12 \l 1033 ]. Sebelum melakukan

penelitian, peneliti terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari institusi untuk

mengajukan permohonan izin kepada institusi/lembaga tempat penelitian.

Menurut [ CITATION Ali08 \l 1033 ] dalam melaksanakan penelitian ini penulis

menekankan masalah etika yang meliputi:

1. Lembar Persetujuan (Informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangai lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang

harus ada dalam informed consent tersebut adalah: partisipasi responden,

tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen,


prosedur pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain [ CITATION Ali08 \l 1033 ].

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur yang telah diisi

oleh responden, penulis tidak mencantumkan nama secara lengkap,

responden cukup mencantumkan nama inisial saja.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality adalah masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset [ CITATION Ali08 \l 1033 ]. Peneliti menjelaskan bahwa data yang

diperoleh dari responden akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai