Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM

PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


TAMMERO’DO KAB.MAJENE SUL-BAR

Nasrullah1, Muzakkir2,Pajeriaty3
1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

(Alamat KOrespondensi: Nasrullah@yahoo.com/085222731415)

ABSTRAK

Lansia mengalami berbagai macam perubahan diantaranya fisik danpsikologis.Hal tersebut


membuat lansia mengalami penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari sehingga
dukungan keluarga sangat dibutuhkan lansia.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan yang
mempengaruhi kemandirian lansia dalam pemenuhan kebutuhan ADL di wilayah kerja Puskesmas
Tammero’do Kab.Majene Sul-Bar. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua keluarga yang
tinggal serumah dengan lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tammero’do Kab.Majene
Sulawesi Barat, pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling didapatkan 48
responden yang sesua ikriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner.
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer
program Microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 16,0. Analisa data mencakup analisa
univariat dengan mencari distribusi frekuensi karakteristik responden, analisa bivariat dengan uji
korelasi sperman dengan derajat kemaknaan <0,05untuk mengetahui kekuatan hubungan antar
variabel.Hasil analisa bivariat didapatkan hasil ada hubungan antara dukungan keluarga secara fisik
dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan kebutuhan ADL dengan nilai p = 0,001, tidak ada
hubungan dukungan keluarga secara emosional dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan
kebutuhan ADL dengan nilai p = 0,964. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya kekuatan
hubungan antara dukungan keluarga secara fisik dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan
kebutuhan ADL.Hasil penelitian disarankan agar keluarga perlu meningkatkan dukungan keluarga
kepada lansia yaitu dukungan secara fisik maupun emosional untuk menjaga atau mempertahankan
kemandirian lansia semaksimal mungkin, salah satu contohnya ajak lansia untuk jalan pagi agar
lansia merasa lebih segar dan sehat serta untuk mengurangi atau mencegah nyeri sendi,dan pegal-
pegal dengan seperti itu diharapkan lansia menjadi lebih sehat dan mampu melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri.

Kata Kunci : Kemandirian lansia


PENDAHULUAN lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai
Sekarang ini banyak orang yang bertahan 18,1 juta jiwa pada tahun 2010 (9,6% dari
dari tantangan kehidupan dimulai dari proses jumlah penduduk). (Sensus Penduduk, 2010).
kelahiran hingga melewati setiap masa Sedangkan di tahun 2011 sekitar 24 juta jiwa
perkembangan untuk hidup lebih lama (hampir 10% dari jumlah
mencapai umur yang panjang. Hal ini dapat penduduk). Penduduk lansia ini diproyeksikan
dikatakan keberhasilan, tetapi disisi lain hal ini menjadi 29 juta jiwa (11,34 % dari total
mengarah ke sebuah prediksi dari penduduk Indonesia pada tahun 2020) ,
peningkatan populasi lanjut usia (lansia) di jumlah penduduk lansia 60 tahun akan
dunia. Dalam empat dekade mendatang, menjadi dua kali lipat (36 juta jiwa) pada
proporsi jumlah penduduk yang berumur 60 2025.(Depsos RI,2009 dalam Herlinah 2012)
tahun atau lebih dalam populasi Jumlah lansia di Sulawesi Barat pada
duniadiperkirakan meningkat dari 800 juta tahun 2012 adalah 183.000 jiwa (15,7% dari
penduduk menjadi 2 milyar lansia atau total jumlah penduduk 1.163.737 jiwa).
mengalami lonjakan dari 10% hingga 22% Sedangkan pada tahun 2013 jumlah lansia
(World Health Organization, 2012). sebanyak 188.300 jiwa(16,1% dari total jumlah
Di Indonesia proporsi penduduk berusia penduduk 1.168.807 jiwa). (Data sensus
lanjut terus membesar. Indonesia termasuk penduduk 2013 Provinsi Sulawesi Barat).
lima besar negara dengan jumlah penduduk

650
Adapun jumlah lansia pada tahun 2013 di 2. Coding
wilayah kerja Puskesmas Tammero’do Coding merupakan kegiatan pemberian
Kab.Majene Sul-Bar sebanyak 534 jiwa pada kode numerik (angka) terhadap data
mulai dari umur 45 tahun keatas (5,2 % dari yang terdiri atas beberapa kategori.
total jumlah penduduk 10.252 jiwa)sedangkan 3. Entri data
pada tahun 2014 terakhir terhitung Data entri adalah kegiatan memasukkan
bulanOktober jumlah sasaran puskesmas data yang telah dikumpulkan ke dalam
sebanyak 411 jiwa pada penggolongan umur master tabel atau database komputer,
60 tahun keatas(Data Puskesmas kemudian membuat distribusi frekuensi
Tammero’do, 2014). sederhana atau bisa juga
Penuaan merupakan proses alami yang denganmembuat tabel kontigensi.
tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus
dan berkesinambungan. Proses penuaan akan Analisis Data
menyebabkan perubahan anatomis dan 1. Analisis Univariat
fisiologi pada tubuh sehingga dapat Analisis univariat adalah data yang
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh diperoleh dari hasil pengumpulan dapat
secara keselurahan. Perubahan tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi
membuat lansia memiliki kebutuhan yang frekuensi, ukuran tendensi sentral atau
berbeda dengan usia grafik.
sebelumnya.(Faisalado,2014). 2. Analisis Bivariat
Dari uraian diatas maka peneliti Analisa bivariat dilakukan untuk
berkeinginan untuk melakukan penelitian mengetahui kekuatan hubungan tiap
lebih lanjut guna mengetahui hubungan variabel independent dan variabel
dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dependent yang diuji dengan uji statistik
dalam pemenuhan kebutuhan ADL di wilayah korelasi spermandengan tingkat
kerja Puskesmas Tammero’do Kab.Majene kemaknaan p< (0,05)
Sul-Bar.
HASIL PENELITIAN
BAHAN DAN METODE 1. Analisis Univariat
Lokasi, populasi, dan sampel Tabel 1 Distribusi karakteristik responden
Penelitian ini telah dilaksanakan di di Puskesmas Tammero’do Bulan Januari
Puskesmas Tammero’do Kab.Majene 2015. (n=48)
Sulawesi Barat pada bulan Desember 2014.
Karakteristik n %
Populasi pada penelitian ini adalah semua
Umur Ibu
keluarga yang tinggal serumah dengan lansia
19-33 Tahun 27 56,3
yang berada di wilayah kerja Puskesmas
34-43 Tahun 17 35,4
Tammero’do Kab. Majene Sulawesi Barat
44-53 Tahun 4 8,3
Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga
Jenis
yang tinggal serumah dengan lansia di wilayah
kelamin
kerja puskesmas Tammero’do. Pengambilan
Laki-laki 15 31,3
sampel 48 orang dari 92 populasi.
Perempuan 33 68,7
1. Kriteria Inklusi
Pendidikan
a. Keluarga yang mempunyai lansia
Tidak sekolah 1 2,1
yang berusia 60 tahun keatas.
SD 13 27,1
b. Keluarga yang tinggal serumah
SMP 13 27,1
dengan lansia di wilayah Kerja
SMA 13 27,1
PuskesmasTammero’do Kab.Majene
Akademi 4 8,3
Sul-Bar.
Perguruan 4 8,3
c. Keluarga dengan lansia yang
Tinggi
menyetujui untuk menjadi responden
2. kriteria Ekslusi Pekerjaan
a. Keluarga yang tidak berada di rumah Bekerja 35 72,9
saat penelitian di lakukan. Tidak bekerja 13 27,1
b. Keluarga dengan lansia yang tidak Hubungan
menyetujui untuk menjadi responden. Anak 34 70,8
kandung 7 14,6
Pengolahan Data Menantu 5 10,4
1. Editing Cucu 1 2,1
Editing adalah upaya untuk memeriksa Keponakan 1 2,1
kembali kebenaran data yang diperoleh Istri
atau dikumpulkan.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 6 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531 651
Berdasarkan tabel diatas Pada tabel korelasi, diperoleh harga
menunjukkan bahwa dari 48 responden, koefisien sebesar -0,469 dengan signifikan
kelompok umur 19-33 tahun sebanyak 27 0,001. Ha diterima Karena signifikan <
(56,3%) responden, kelompok umur 34-43 0,05. Jadi terdapat hubunga yang
tahun sebanyak 27 responden (35,4%), signifikan antara dukungan keluarga
dan ibu dengan kelompok umur 44-53 secara fisik dengan kamandirian lansia di
tahun sebanyak 4 responden (8,3%). Puskesmas Tammero’do Kab.Majene
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 Sulawesi Barat.
responden (31,3%) dan perempuan
sebanyak 33 responden (68,7%) Tabel 3 Hubungan antara dukungan
responden. Berdasarkan tingkat pendidikan keluarga secara emosional dengan
yang terbanyak SD,SMP,SMA terendah kemandirian lansia dalam pemenuhan
Akademik dan perguruan tinggi. Bahwa kebutuhan ADL di Puskesmas Tammero’do
dari 48 responden sebagian besar bekerja Kab.Majene Sul-Bar
sebanyak 35 (72,9%) responden Dukung Kemandirian lansia dalam
sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 13 an pemenuhan ADL
(27,1%) responden. keluarga Mandiri Dibantu Dibantu Total
Berdasarkan hubungan sebagian secara sebagia sebagia
fisik n n
besar merupakan anak kandung sebanyak
n % n % n % n %
34 (70,8%) responden, menantu sebanyak
Baik 4 8,3 6 12,5 10 20,8 20 41,6
7(14,6%) responden, saudara kandung
tidak ada, cucu sebanyak 5 (10,4%) kurang 6 12,5 8 16,7 14 29,2 28 58,4
responden, keponakan sebanyak 1 (2,1%) jumlah 10 20,8 14 29,2 24 50,0 48 100
responden, istri sebanyak 1 (2,1%) Koefisien korelasi = - 0,007
responden dan sebagai suami tidak ada. p = 0,964

2. Analisis Bivariat Tabel 2 Hubungan antara Dari tabel 3 menunjukkan bahwa,


dukungan keluarga secara fisik dengan dari 48 responden terdapat 20 responden
kemandirian lansia dalam pemenuhan yang memiliki dukungan keluarga secara
kebutuhan ADL di Puskesmas Tammero’do emosional baik, lansia yang mandiri
Kab.Majene Sul-Bar pemenuhan ADL sebanyak 4 (8,3%)
Dukung Kemandirian lansia dalam responden, lansia yang dibantu sebagian
an pemenuhan ADL pemenuhan ADL sebanyak 6 (12,5%)
keluarga Mandiri Dibantu Dibantu Total responden, dan lansia yang dibantu
secara sebagia sebagia sepenuhnya pemenuhan ADL sebanyak 10
fisik n n (20,8%) responden, Sedangkan dari 28
n % n % n % n % responden yang dukungan keluarga secara
Baik 9 18,7 11 23,0 9 18,7 29 60,4 emosional kurang, lansia yang mandiri
kurang 1 2,1 3 6,2 15 31,1 19 39,6 pemenuhan ADL sebanyak 6 (12,5%),
jumlah 1 20,8 14 29,2 24 50,0 48 100 yang lansia dibantu sebagian pemenuhan
Koefisien korelasi = 0,469 ADL sebanyak 8 (16,7%) responden dan
p = 0,001 lansia dibantu sepenuhnya pemenuhan
ADL sebanyak 14(29,2%) responden.
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa, Pada tabel korelasi, diperoleh harga
dari 48 responden terdapat 29 responden koefisien sebesar -0,007 dengan signifikan
yang memiliki dukungan keluarga secara 0,964. Ha ditolak Karena signifikan > 0,05.
fisik baik, lansia yang mandiri pemenuhan Jadi tidak terdapat hubungan yang
ADL sebanyak 9( 18,7%) responden, signifikan antara dukungan keluarga
lansia yang dibantu sebagian pemenuhan secara emosional dengan kamandirian
ADL sebanyak 11 (23,0%) responden, lansia di Puskesmas Tammero’do
lansia yang dibantu sepenuhnya Kab.Majene Sulawesi Barat.
pemenuhan ADL sebanyak 9
(18,7%)responden, Sedangkan dari 19 PEMBAHASAN
responden yang dukungan keluarga secara 1. Hubungan antara dukungan keluarga
fisik kurang, lansia yang mandiri secara fisik dengan kemandirian lansia
pemenuhan ADL sebanyak 1 (2,1%), yang dalam pemenuhan kebutuhan ADL
lansia dibantu sebagian pemenuhan ADL Hasil penelitian ini menunjukkan
sebanyak 3 (6,2%) responden dan lansia bahwa sebagian besar responden yang
dibantu sepenuhnya pemenuhan ADL memberikan dukungan secara fisik dengan
sebanyak 15 (31,3%) responden. baik sebanyak 29 (60,4%) responden

652
sedangkan yang kurang memberikan dari anggota keluarga yang lain sangat
dukungan secara fisik sebanyak 19 (39,6%) kurang.
responden. Dari sebaran jawaban Berdasarkan hasil analisis olah data
responden tentang dukungan keluarga SPSS 16,0 menggunakan sperman
secara fisik, hampir seluruh keluarga yang diperoleh nilai p=0,964 yang menunjukkan
memiliki lansia mengetahui tentang p>α (0,05) maka H0 diterima artinya tidak
dukungan fisik berupa bantuan dalam ada hubungan yang signifikan antara
bentuk nyata yang mengacu pada dukungan keluarga secara emosional
penyediaan benda-benda dan layanan dengan kemandirian lansia dalam
untuk memecahkan masalah praktis yang pemenuhan kebutuhan ADL
meliputi aktifitas penyediaan benda-benda Dukungan emosional dalam penelitian
misalnya alat-alat kerja, buku-buku, dan ini yaitu (41,3%), hal ini terjadi dikarenakan
membantu menyelesaikan tugas-tugas beberapa keluarga yang tinggal dengan
praktis. lansia ada yang terlalu sibuk dengan
Penelitian serupa oleh Adilah Margi pekerjaannya sehingga dukungan
Y.P(2014) menyatakan bahwa terdapat emosional kurang diberikan untuk lansia,
hubungan yang bermakana antara karena terlalu lelah dan bekerja hampir
dukungan keluarga dengan kemandirian seharian sehingga waktu untuk berbincang
lansia, berdasarkan hasil pengujian dengan lansia terbatas,namun jika lansia
menunjukkan nilai dari hasil uji sperman mengalami sakit mereka memberikan
diketahui bahwa persentase lansia yang perhatian penuh pada lansia. Dukungan
ada dalam kategori kemandirian mandiri emosional yang diberikan berupa
lebih tinggi pada lansia yang mendapat kepedulian anggota keluarga terhadap
dukungan keluarga tinggi dibanding lansia kemandirian lansia dalam aktivitas sehari-
yang mendapat dukungan keluarga hari seperti keluarga selalu memperhatikan
sedang, yaitu 56,9% berbanding 0,0%. Dari setiap keluhan lansia, keluarga
hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukan wajah yang menyenangkan
semakin baik dukungan keluarga secara ketika berbicaradengan lansia ini tidak
fisik maka kemandirian lansia dalam ditemukan dalam keluarga.
pemenuhan kebutuhan ADL semakin
mandiri. Adanya dukungan keluarga secara KESIMPULAN.
fisik bagi lansia di wilayah kerja Puskesmas 1. Ada hubungan yang signifikan antara
Tammero’do. Kab. Majene Sul-Bar mampu dukungan keluarga secara fisik dengan
memenuhi kebutuhan ADLnya seperti kemandirian lansia dalam pemenuhan
makan, berpindah tempat, toileting, mandi, kebutuhan ADL di wilayah kerja
mengganti pakaian karena adanya Puskesmas Tammero’do Kab.Majene Sul-
dukungan keluarga secara fisik seperti Bar.
menyiapkan tempat makan, peralatan 2. Tidak ada hubunganyang signifikan antara
mandi, dll. dukungan keluarga secara emosional
2. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam
secara emosional dengan kemandirian pemenuhan kebutuhan ADL di wilayah
lansia dalam pemenuhan kebutuhan ADL kerja Puskesmas Tammero’do Kab.Majene
Hasil penelitian ini menunjukkan Sul-Bar.
bahwa sebagian besar responden yang
memberikan dukungan secara emosional SARAN
dengan baik sebanyak 20(41,7%) 1 Keluarga perlu meningkatkan dukungan
responden sedangkan yang kurang keluarga kepada lansia yaitu dukungan
memberikan dukungan secara secara fisik maupun emosional untuk
emosionalsebanyak 28 (58,3%) responden. menjaga atau mempertahankan
Dari sebaran jawaban responden tentang kemandirian lansia semaksimal mungkin.
dukungan keluarga secara emosional 2 diharapkan lansia menjadi lebih sehat dan
seperti ekspresi, empati dan perhatian mampu melakukan aktivitas sehari-hari
keluarga terhadap lansia berupa kasih secara mandiri
sayang, rasa nyaman, aman dan dicintai

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz Hidayat. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2.Jakarta : Salemba
Medika

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 6 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531 653
Margi, adilah Y.P: 2014, hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam
pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di desa adimulya kecamatan wanareja kabupaten
cilacap.
http://keperawatan.unsoed.ac.idsites/default/skripsi%20-%20Adilah%20Margie%20G1D009034.pdf.
Padang pariaman: Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, diakses
dari http://www.repository.unand.ac.id/skripsi/pdf diakses 19 September (2011)

Triswandari, B.T. (2008). Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam
pemenuhan aktivitas sehari-hari di wilayah kerja puskesmas mojolangumalang.
Malang:UniversitasBrawijaya,diaksesdari http://www.repository.unbraw.ac.id

654

Anda mungkin juga menyukai