Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

TENTANG IMAN KEPADA RASUL ALLAH

Anggota Kelompok : Riski Muhamad Dzikri

Aip Ripaldi

Yandi Sahputra

Neng Ani Meilantini

Ahmad Harisman

Febri Priansyah
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami
dengan judul “Iman Kepada Rasul – rasul Allah” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang


telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini
hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang
telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Iman Kepada Rasul
B.     Nama – nama Nabi dan Rasul
C.    Sifat Wajib yang Dimiliki Rasul
D.    Tugas Nabi dan Rasul
E.    Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul
F.    Cara Beriman Kepada Rasul Allah
G.    Hakikat Beriman Kepada Rasululloh

BAB III PENUTUP


A.      Kesimpulan
B.      Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Tidak diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing dalam
hidup ini mendambakan ketenangan kedamaian kerukunan dan kesejahteraan. Namun di
manakah sebenarnya dapat kita peroleh hal itu semua?

Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yang disertai dengan amal shaleh
yang dapat menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yg telah mereka kerjakan.” .

Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah
keadaan dunia dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka
menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah Allah para ulama
beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan
kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung tinggi tiada yang mengikat antar mereka selain tali
persaudaraan iman.

Namun setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara
kita. Masyarakat kita pun menjadi masyarakat yang penuh dengan kebohongan kesombongan
kekerasan individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.

Dengan memohon ma’unah Allah makalah singkat ini mencoba menjelaskan


beberapa hal yg berkaitan dgn topik tersebut di atas.

Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya
mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul yang pertama
yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu
tujuan yaitu mengesankan Allah Shalallahu Alaihi Wasallam. Berupa syariat atau hukum
tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu,kita
sebagai seorang muslim,wajib beriman atau mempercayai kepada para Rasul utusan Allah
sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul
utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan
hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang
pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam
dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat
kita.
BAB II
PEMBAHASAN
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.
Setelah memerintahkan berbuat adil, dan agar keadilan dapat berkesinambungan dari
seseorang dan dapat terus-menerus ditegakkan, maka dilanjutkannya dengan nasihat yang
dapat mengantar ke arah penegakkan keadilan dan kesinambungannya yaitu memelihara dan
terus-menerus meningkatkan keimanan. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya pelihara dan asah serta asuh iman itu, demikian juga iman
kepada kitab yang Allah turunkan sekaligus sebelumnya seperti Taurat, Injil, dan Zabur.
Barang siapa yang membawanya kepada nabi-nabi dan barang siapa yang kafir kepada Llah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dari jenis manusia atau malaikat dan
hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat dengan kesesatan yang sangat jauh.
Panggilan kepada orang-orang yang beriman pada awal ayat ini, yang disusul dengan
perintah beriman, ada yang memahaminya dalam arti orang-orang yang beriman, ada yang
memahaminya dalam arti orang-orang yang beriman tetapi ada sesuatu yang kurang dalam
keimanan mereka sehingga ayat ini memerintahkan untuk menyempurnakannya. Penganut
faham ini menyatakan bahwa meraka yang diajak oleh ayat ini adalah sementara bekas
penganut agama Yahudi yang telah masuk Islam tetapi masih terdapat dalam benak mereka
hal-hal yang mereka percayai, yang tidak sejalan dengan iman Islam yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Ada juga yang memahami ayat ini ditujukkan kepada orang-orang munafik yang
memang keimanan masih sangat lemah. Selanjutnya seperti terbaca sebelum ini, ada juga
yang memahaminya dalam arti perintah kepada kaum mukminin, agar mempertahankan,
bahkan megnasah dan mengasuh iman mereka, agar dari hari ke hari semakin kuat. Memang
iman dapat demikian kuat sehingga seperti kata Sayyidan Ali kw. “Seandainya tabir yang
mencapai puncaknya).
A. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang
wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt.
untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar
dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut
Imam Baidhawi,
Rasul adalah orang yang diutus Allah. dengan syari’at yang baru untuk menyeru
manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah. untuk menetapkan
(menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi
sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru.
Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa Alaihi
Salam.
Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan
rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25
Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah.
Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri, sedangkan
Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di
dunia.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78
yang artinya:
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang
laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-
orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka
ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami
ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan
dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua
perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang
batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah.
adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan,
dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam
Al-Quran dan ada yang tidak.

َ ‫س ُل ِمنْ َذالِ َك ثَالَثَةُ ِمائَ ٍة َو َخ ْم‬


َ ‫سة‬ ْ ‫ف َواَ ْربَ َعةٌ َو ِع‬
ُّ َ‫ش ُر ْونَ اَ ْلفًا ا‬
ُ ‫لر‬ ُ ‫ يَا َر‬: ‫عَنْ أَبِى َذر قَا َل‬
ٍ ‫ ِمائَةُ اَ ْل‬: ‫س ْو َل هللاِ َك ْم ِع َّدةُ ْاالَ ْنبِيَا ِء ؟ قَا َل‬
)‫(ر َواهُ أَ ْح َمد‬
َ ‫ش َر َج ّمًا َغفِ ْي ًرا‬َ ‫َع‬
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi?
Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang
termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad ).

B. Nama-Nama Nabi dan Rasul


Yang merupakan aqidah kaum muslimin bahwa tidak ada yang mengetahui jumlah
nabi dan rasul secara pasti selain Allah-Subhanahu wa Ta’ala yang telah mengutus mereka.
Akan tetapi Allah Ta’ala telah mengabarkan kepada kita sebahagian dari nama-nama mereka,
sehingga kita harus mengimani akan adanya nabi-nabi tersebut secara rinci. Sedangkan nabi-
nabi yang tidak Allah khabarkan kepada kita, maka kita wajib beriman kepada mereka secara
global.

Allah -Subhanahu wa Ta’ala menyatakan:

‫ َك‬eeeeeeeeeeeee‫ ُه ْم َعلَ ْي‬eeeeeeeeeeeee‫ص‬ ُ ‫ ُل َو ُر‬eeeeeeeeeeeee‫ َك ِمنْ قَ ْب‬eeeeeeeeeeeee‫نَا ُه ْم َعلَ ْي‬eeeeeeeeeeeee‫ص‬


ُ ‫اًل لَ ْم نَ ْق‬eeeeeeeeeeeee‫س‬
ْ ‫ص‬ َ َ‫ ْد ق‬eeeeeeeeeeeeeَ‫اًل ق‬eeeeeeeeeeeee‫س‬
ْ ‫ص‬ ُ ‫َو ُر‬
“Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu”.
(QS. An-Nisa` : 164)

Merupakan suatu kaidah yang asasi bahwa tidak boleh menetapkan jenjang kenabian
kepada seorangpun kecuali dengan dalil yang shohih dan tegas. Syaikh Muhammad bin
‘Abdilah Al-Imam dalam kitab beliau yang berjudul Tahdzirul Atqiya` min ‘Ibadati Quburil
Anbiya` wal Auliya` menyebutkan nama-nama nabi yang tsabit dan yang tidak tsabit dari Al-
Qur`an dan Sunnah. Nama-nama nabi dan rasul yang masyhur yang jumlahnya 25 disebutkan
oleh seorang penya`ir dalam dua bait sya’irnya:

‫س ْب َعةُ َو ُه ْم‬
َ ‫ش ٍر َويَ ْبقَى‬ ْ ‫ ِمنْ بَ ْع ِد َع‬            ‫فِي (( تِ ْل َك ُح َّجتُنَا )) ِم ْن ُه ْم ثَ َمانِيَة‬
‫ ُذ ْوا ْل ِك ْف ِل آ َد ُم بِا ْل ُم ْختَا ِر قَ ْد ُختِ ُم ْوا‬            ‫صالِ ُح َو َك َذا‬
َ ‫ب‬
ٌ ‫ش َع ْي‬
ُ ‫س ه ُْو ٌد‬
ُ ‫إِ ْد ِر ْي‬
“Dalam (ayat) “Itulah hujjah Kami” (1)di antara mereka (para nabi) disebutkan 18 dan
masih tersisa 7 (orang).Mereka adalah: Idris, Hud, Syu’aib, Sholih,demikian pula Dzul Kifli,
Adam, dan semuanya ditutup dengan Sang terpilih (Muhammad)”.
Di antara nabi yang tidak disebutkan namanya oleh penya’ir di atas adalah: Nabi Khidir dan
Nabi Yusya’ bin Nun -’alaihimas salam- (HR. Ahmad: 2/325 dari Abu Hurairah)

C. Sifat wajib yang di miliki Rasul


1. Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan
bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib).
2. Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.
3. Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada
umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari
Allah . (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.
4. Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih
Allah t. Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah).
5. Khusus nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin) mendapat
sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah swt. disebabkan karena akhlaknya
sebagaimana tersebut dalam surah Al Qalam ayat 4 yang artinya “Dan sesungguhnya
kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung “ (Q.S. Al Qalam: 4).

D. Tugas Nabi dan Rasul


Tugas pokok yang diberikan Allah Ta`ala kepada para nabi dan rasul sejak dari Nabi Adam
sampai dengan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam adalah :
1. Memberi kabar gembira bagi orang-orang yang mentaati risalah-Nya.
2. Membimbing umatnya ke jalan yang benar sehingga memperoleh kebahagiaan
hidup di dunia dan akherat.
3. Memberi peringatan kepada orang-orang yang mengingkari-nya.

E. Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul


Adapun fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah :
1. Menambah keimanan kepada Allah Ta`ala, bahwa Rasul itu benar-benar pilihan
Allah.
2. Mengenal Allah Ta`ala dan tata cara beribadah kepada-Nya.
3. Mendorong manusia untuk memiliki kepribadian yang luhur dengan cara
menjadikan Rasulullah sebagai “Uswatun Hasanah”
4. Mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa Rasul Allah untuk disampaikan kepada
umatnya.
5. Mengamalkan ajaran yang diberikan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.

F. Cara Beriman Kepada Rasul Allah


Cara kita beriman kepada Rasul Allah adalah dengan cara meneladani seluruh aspek
kehidupan Rasulullah, misalnya:
1. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan
memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:
َ ُ‫صلُّوْ ا َك َما َراَ ْيتُ ُموْ نِى ا‬
‫صلِّى‬ َ
Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
2. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan
yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah
dalam keadaan lapar.
3. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai
dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:
‫صالَ ِة‬ ْ َ‫ اَلطِّيْبُ َوالنِّ َسا ُء َو ُج ِعل‬: ‫ث‬
َّ ‫ت قُ َّرةُ َع ْينِى فِى ال‬ ٌ َ‫ي ِم ْن ُد ْنيَا ُك ْم ثَال‬
َّ َ‫ِّب اِل‬
َ ‫ُحب‬
Artinya: “Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita,
wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat”. (H.R. an-Nasai)
4. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada
kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya
memikirkan dirinya sendiri.
5. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah
seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan
semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
6. Cara yang paling sederhana beriman kepada Rasul Allah adalah dengan mengetahui siapa
Rasul itu. Mengetahui bukan hanya nama, tapi sejarah, dan ajaran yang dibawanya.
Pengetahuan akan mendatangkan keyakinan, dan dari keyakinan itu akan terbersit
keimanan
7. Mengamalkan ajaran yang dibawa Nabi yang diutus kepada kita. Nabi yang diutus
terakhir adalah Nabi Muhammad . Dengan demikian beriman kepada Rasul Allah adalah
dengan beiman kepada Nabi Muhammad terlebih dahulu.
8. Sering menyebut nama Nabi dan Rasul. Yang paling disebut adalah yang sering dingat,
yang sering diingat adalah yang paling dicintai. Cinta adalah bias keimanan. Berarti
dengan seringnya menyebut Nama Nabi dan Rasul dalam Shalawat, atau kisah, akan
menggiring keimanan kepadanya.Sangat sulit mengimani sesuatu yang tidak ditangkap
oleh indera. “Yang paling mencintaiku adalah siapa yang melaksanakan perintahku
padahal dia tidak pernah bertemu denganku.” Sabda Nabi. Tiga cara bagaimana beriman
kepada Rasul Allah swt tadi semoga bisa member manfaat dan membantu kita.
9. Jujur berani dari segala perbuatan.
10. Berkata baik dan benar kepada siapa saja dan apabila tidak bisa berkata baik, maka lebih
baik diam.
11. Berusaha sekuat tenaga untuk berjuang,menegakkan kebearan da erjuang untuk mencapai
kesuksesan dengan penuh kesadaran dan semangat mencari ridha Allah.
12. Gemar membaca shalawat atas Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
13. Melaksanakan atau menaati risalah yang telah disampaikan oleh para rasul.

G. Hakikat Iman Kepada Rasulullah


Diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia juga seluruh alam adalah
diutusnya para Rasul yang menuntun manusia dari kegelapan menuju Islam.
Setelah beriman kepada Allah maka kewajiban berikutnya adalah beriman kepada
Rasulullah Muhammad yang menjadi pondasi yang utama dari agama Islam. Sebab seluruh
pondasi yang lainnya dibangun di atas keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Seorang yang
tidak mengimani Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah tidaklah cukup, dan Iman
menjadi batal, Sebagaimana sabda Nabi :
“Artinya: Islam itu dibangun di atas lima rukun , menyaksikan bahwa tiada sesembahan
yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya … (HR. Muslim
I/45. Al-Bukhari I/).
Diantara cara beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:
1.      Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad  dan apa
yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:
َ ِ‫ق بِ ِه أُولَئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬ َ ‫ص َّد‬ َّ ‫َوالَّ ِذيْ َجا َء بِال‬
ِ ‫ص ْد‬
َ ‫ق َو‬
“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zumar : 33).
2.      Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh
larangannya. Allah berfirman:
َ‫َواِ ْن تُ ِط ْيعُوْ هُ تَ ْهتَدُوا َو َما َعلَى ال َّرسُوْ ِل ِاالَّ ْالبَل ُغ ْال ُمبِين‬
“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain
kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”. (An-nur : 54)
3.      Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan cabang
cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas. Allah berfirman:
ْ ‫ضيْتَ َويُ َسلِّ ُم‬
‫وا تَ ْسلِ ْي َما‬ َ َ‫ُوا فِى أَ ْنفُ ِس ِه ْم َح َرجًا ِّم َّما ق‬
ْ ‫ك فِ ْي َما َش َج َربَ ْينَهُ ْم ثُ َّم الَيَ ِجد‬
َ ‫ك الَيُو ِمنُوْ نَ َحتَّى يَ َح ِّك ُمو‬
َ ِّ‫فَالَ َورب‬
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam
perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
(An-Nisa : 65).
4.      Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah
bersabda:
ِ َّ‫ال ي ُْؤ ِمنُ اَ َح ُد ُك ْم َحتَّى أَ ُكوْ نَ اَ َحبَّ إِلَ ْي ِه ِم ْن َوالِ ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوالن‬
َ‫اس اَجْ َم ِع ْين‬
“Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya
dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5.      Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berda’wah demi membebaskan
ummat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan
menuju kepada cahaya kebenaran. Sebagaimana firman Allah:
َ ِ‫ُوا النُّ َو َرالَّ ِذي أُ ْن ِز َل َم َعهُ أُوْ لَئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬ ْ ‫صرُوْ هُ َوتَبَع‬ ْ ُ‫فَالَّ ِذ ْينَ أَ َمن‬
َ َ‫وا بِ ِه َو َع َزرُوهُ َون‬
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti
cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang
yang beruntung” . (Al-’Araf: 157).
6.      Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya, Allah berfirman:
ْ ‫ىرسُو ِل هللاِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ ج‬
‫ُوا هللاَ َو ْاليَوْ ِم اآلَ ِخ َر َو َذ َك َر هللاَ َكثِ ْيرًا‬ َ ِ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم ف‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah (Al-Ahzab:21).
7.      Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah disebut namanya.
8.      Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad
seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah :
‫ص ْيبِهُ ْم َع َذابٌ أَلِ ْي َم‬ ِ ُ‫فَ ْليَحْ َذ ِرالَّ ِذ ْينَ يُ َخالِفُونَ ع َْن اَ ْم ِر ِه اَ ْنت‬
ِ ُ‫ص ْيبَهُ ْم فِ ْتنَةٌ اَوْ ي‬
“Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang telah berangsur-angsur pergi
diantara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang
menyalahi ajaran Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-Nur :
63).
9.      Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan
umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-
Sunnah shohihah. Itulah tegaknya agama:
ْ ُ‫ص ْينَا بِ ِه إِ ْب َر ِه ْي َم َو ُمو َسىا َو ِع ْي َسى اَ ْن أَقِ ْي ُموا الَّ ِد ْينَ َوالَ تَتَفَ َّرق‬
‫وا‬ َ ‫َش َر َع لَ ُك ْم ِمنَ الَّ ِدي ِْن َما َوصَّى بِ ِه نُوْ حًا َوالَّ ِذيْ أَوْ َح ْينَا إِلَ ْي‬
َّ ‫ك َو َما َو‬
‫فِي ِه‬
“Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan janganlah
kamu berpecah belah karenanya. (Asy-Syura: 13)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beriman kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh
setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul allah berarti adalah
kita harus mengimani atau mempercayai adanya rasul-rasul allah.
            Pengertian Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah
dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya
sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih dan mulia
dibandingkan dengan manusia lain.
            Jadi, beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat berharga dan patut
dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga
memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat.
Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan
menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada rasul-rasul allah agar kita
dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di
dunia maupun di akhirat.

B. Saran
Berdasarkan pengalaman saya, ajaran agama Islam itu sangat penting di dunia
maupun di akhirat. Demikian saran dari saya kurang dan lebihnya saya mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA

Shalut, Muhammad. 1998. Akidah dan Syari’ah Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yokyakarta: Mitra Pustaka.
http://islamicpwr.blogspot.co.id/2012/10/iman-kepada-rasul-
allah.htmlhttp://ravikurnia1.blogspot.co.id/2015/04/makalah-beriman-kepada-rasul.html

Anda mungkin juga menyukai