Aip Ripaldi
Yandi Sahputra
Ahmad Harisman
Febri Priansyah
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami
dengan judul “Iman Kepada Rasul – rasul Allah” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang
telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman Kepada Rasul
B. Nama – nama Nabi dan Rasul
C. Sifat Wajib yang Dimiliki Rasul
D. Tugas Nabi dan Rasul
E. Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul
F. Cara Beriman Kepada Rasul Allah
G. Hakikat Beriman Kepada Rasululloh
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yang disertai dengan amal shaleh
yang dapat menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu.
Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah
keadaan dunia dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka
menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah Allah para ulama
beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan
kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung tinggi tiada yang mengikat antar mereka selain tali
persaudaraan iman.
Namun setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara
kita. Masyarakat kita pun menjadi masyarakat yang penuh dengan kebohongan kesombongan
kekerasan individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.
Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya
mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul yang pertama
yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu
tujuan yaitu mengesankan Allah Shalallahu Alaihi Wasallam. Berupa syariat atau hukum
tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu,kita
sebagai seorang muslim,wajib beriman atau mempercayai kepada para Rasul utusan Allah
sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul
utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan
hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang
pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam
dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat
kita.
BAB II
PEMBAHASAN
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.
Setelah memerintahkan berbuat adil, dan agar keadilan dapat berkesinambungan dari
seseorang dan dapat terus-menerus ditegakkan, maka dilanjutkannya dengan nasihat yang
dapat mengantar ke arah penegakkan keadilan dan kesinambungannya yaitu memelihara dan
terus-menerus meningkatkan keimanan. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya pelihara dan asah serta asuh iman itu, demikian juga iman
kepada kitab yang Allah turunkan sekaligus sebelumnya seperti Taurat, Injil, dan Zabur.
Barang siapa yang membawanya kepada nabi-nabi dan barang siapa yang kafir kepada Llah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dari jenis manusia atau malaikat dan
hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat dengan kesesatan yang sangat jauh.
Panggilan kepada orang-orang yang beriman pada awal ayat ini, yang disusul dengan
perintah beriman, ada yang memahaminya dalam arti orang-orang yang beriman, ada yang
memahaminya dalam arti orang-orang yang beriman tetapi ada sesuatu yang kurang dalam
keimanan mereka sehingga ayat ini memerintahkan untuk menyempurnakannya. Penganut
faham ini menyatakan bahwa meraka yang diajak oleh ayat ini adalah sementara bekas
penganut agama Yahudi yang telah masuk Islam tetapi masih terdapat dalam benak mereka
hal-hal yang mereka percayai, yang tidak sejalan dengan iman Islam yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Ada juga yang memahami ayat ini ditujukkan kepada orang-orang munafik yang
memang keimanan masih sangat lemah. Selanjutnya seperti terbaca sebelum ini, ada juga
yang memahaminya dalam arti perintah kepada kaum mukminin, agar mempertahankan,
bahkan megnasah dan mengasuh iman mereka, agar dari hari ke hari semakin kuat. Memang
iman dapat demikian kuat sehingga seperti kata Sayyidan Ali kw. “Seandainya tabir yang
mencapai puncaknya).
A. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang
wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt.
untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar
dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut
Imam Baidhawi,
Rasul adalah orang yang diutus Allah. dengan syari’at yang baru untuk menyeru
manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah. untuk menetapkan
(menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi
sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru.
Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa Alaihi
Salam.
Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan
rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25
Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah.
Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri, sedangkan
Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di
dunia.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78
yang artinya:
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang
laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-
orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka
ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami
ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan
dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua
perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang
batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah.
adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan,
dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam
Al-Quran dan ada yang tidak.
Merupakan suatu kaidah yang asasi bahwa tidak boleh menetapkan jenjang kenabian
kepada seorangpun kecuali dengan dalil yang shohih dan tegas. Syaikh Muhammad bin
‘Abdilah Al-Imam dalam kitab beliau yang berjudul Tahdzirul Atqiya` min ‘Ibadati Quburil
Anbiya` wal Auliya` menyebutkan nama-nama nabi yang tsabit dan yang tidak tsabit dari Al-
Qur`an dan Sunnah. Nama-nama nabi dan rasul yang masyhur yang jumlahnya 25 disebutkan
oleh seorang penya`ir dalam dua bait sya’irnya:
س ْب َعةُ َو ُه ْم
َ ش ٍر َويَ ْبقَى ْ ِمنْ بَ ْع ِد َع فِي (( تِ ْل َك ُح َّجتُنَا )) ِم ْن ُه ْم ثَ َمانِيَة
ُذ ْوا ْل ِك ْف ِل آ َد ُم بِا ْل ُم ْختَا ِر قَ ْد ُختِ ُم ْوا صالِ ُح َو َك َذا
َ ب
ٌ ش َع ْي
ُ س ه ُْو ٌد
ُ إِ ْد ِر ْي
“Dalam (ayat) “Itulah hujjah Kami” (1)di antara mereka (para nabi) disebutkan 18 dan
masih tersisa 7 (orang).Mereka adalah: Idris, Hud, Syu’aib, Sholih,demikian pula Dzul Kifli,
Adam, dan semuanya ditutup dengan Sang terpilih (Muhammad)”.
Di antara nabi yang tidak disebutkan namanya oleh penya’ir di atas adalah: Nabi Khidir dan
Nabi Yusya’ bin Nun -’alaihimas salam- (HR. Ahmad: 2/325 dari Abu Hurairah)
A. Kesimpulan
Beriman kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh
setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul allah berarti adalah
kita harus mengimani atau mempercayai adanya rasul-rasul allah.
Pengertian Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah
dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya
sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih dan mulia
dibandingkan dengan manusia lain.
Jadi, beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat berharga dan patut
dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga
memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat.
Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan
menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada rasul-rasul allah agar kita
dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di
dunia maupun di akhirat.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman saya, ajaran agama Islam itu sangat penting di dunia
maupun di akhirat. Demikian saran dari saya kurang dan lebihnya saya mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
Shalut, Muhammad. 1998. Akidah dan Syari’ah Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yokyakarta: Mitra Pustaka.
http://islamicpwr.blogspot.co.id/2012/10/iman-kepada-rasul-
allah.htmlhttp://ravikurnia1.blogspot.co.id/2015/04/makalah-beriman-kepada-rasul.html