Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI INVESTASI

DEFINISI INVESTASI

Menurut PSAP No. 6 Paragraf 6, investasi adalah aset yang dimasudkan untuk
memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan pada
masyarakat.

Pada Modul Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang diterbitkan Direktorat


Jenderal Keuangan Daerah Kementrian Dalam negeri (2014) jelas menyebutkan kalau
investasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk
memanfaatkan surplus anggaran untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan
memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka
manajemen kas.

BENTUK INVESTASI

Dalam melakukan investasi pemerintah tidak seperti perusahaan swasta. Investasi


pemerintah dibatasi oleh peraturan perundang-undangan, mengenai bentuk, sifat, dan jenis-
jenisnya. Investasi dapat dilakukan untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Investasi
jangka pendek dilakukan pada pasar uang, sedangkan investasi jangka panjang dilakukan
pada pasar modal. Investasi pemerintah biasanya dilakukan dalam bentuk deposito, Sertifikat
Bank Indonesia, surat utang dan obligasi BUMN/BUMD, penyertaan pada BUMN/BUMD,
atau penyertaan pada badan usaha lainnya.

PSAP No.6 Paragraf 8 menyebut terdapat beberapa jenis investasi yang dapat
dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat
berupa pembelian surat utang baik jangka pendek maupun jangka panjang (obligasi), serta
instrumen ekuitas (saham).

KLASIFIKASI INVESTASI

Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan yang diterbitkan Komite Standar


Akuntansi Pemerintahan (2009) menjelaskan bahwa dalam rangka akuntansi dan pelaporan
set investasi pemerintah, investasi secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan
kelompok aset lancar, sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok aset non
lancar. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Investasi jangka
panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan.

 Investasi Jangka Pendek

Menurut PSAP No.6 Paragraf 10, investasi jangka pendek harus memenuhi
karakteristik, seperti dapat segera diperjualbelikan/dicairkan; investasi tersebut ditujukan
dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila
timbul kebutuhan kas, dan berisiko rendah. Dalam PSAP No. 6 menjelaskan bahwa
pembelian surat-surat berharga yang berisiko tinggi bagi pemerintah, karena dipengaruhi oleh
fluktuasi harga pasar surat berharga, tidak termasuk dalam investasi jangka pendek. Investasi
yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain meliputi :

a. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan/atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits).
b. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah
pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

 Investasi Jangka Panjang

PSAP No.6 Paragraf 13-19 secara gamblang menjelaskan investasi jangka panjang.
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu permanen dan
non permanen.

Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang tidak
dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh
yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan. Investasi
permanen dapat juga berupa :

a) Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan internasional


dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara.
b) Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu
perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam
bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan.
c) Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan
pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Investasi ini
merupakan bentuk investasi yang tidak bisa dimasukkan ke kelompok penyertaan
modal, surat obligasi jangka panjang yang dibeli oleh pemerintah, dan penanaman
modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga,
misalnya investasi dalam properti yang tidak tercakup dalam pernyataan ini.

Investasi non permanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa :

a) Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah.
b) Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak
ketiga.
c) Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan
modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat.
d) Investasi non permanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki
pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan untuk
penyehatan/penyematan perekonomian.

PENGAKUAN INVESTASI

Investasi kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan
piutang menjadi investasi menurut PSAP No.6 Paragraf 20 dan 21 dapat diakui sebagai
investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.

a. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang
akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah.
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (relieble).

Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas
pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan
pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran
pembiayaan.

PENGUKURAN INVESTASI

PSAP No.2 Paragraf 23-35 dikatakan untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar
aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian, nilai pasar
dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan, untuk investasi yang tidak
memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar
lainnya.

Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi
jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi
harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank, dan biaya
lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. Apabila investasi dalam bentuk surat
berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar
investasi pada tanggal perolehannya, yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar,
maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh
investasi tersebut. Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk
deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.

Investasi jangka panjang yang bersifat permanen, misalnya penyertaan modal


pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri
ditambah biaya itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi
tersebut.

Namun, investasi non permanen, misalnya, dalam bentuk pembelian obligasi jangka
panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar
nilai perolehannya. Investasi non permanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/
penyelamatan perekonomian, misalnya dana talangan dalam rangka penyehatan perbankan,
dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan.

Investasi non permanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek


pembangunan pemerintah (seperti proyek PIR) dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk
biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka
penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka
nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar
investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.

Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar dengan mata uang asing
yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank
sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi selama periode dari
pembelian sampai saat jatuh tempo, sehingga hasil yang konstan diperoleh dari investasi
tersebut. Diskonto atau premi yang diamortisasi tersebut dikreditkan atau didebitkan pada
pendapatan bunga, sehingga merupakan penambahan atau pengurangan dari nilai tersebut
(carrying value) investasi tersebut.

METODE PENILAIAN INVESTASI

Menurut PSAP No. 06 Paragraf 36, penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan
tiga metode, yaitu :

1) Metode Biaya

Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan.


Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak
memengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait. Penghasilan
tersebut diakui sebagai pendapatan dari bagian laba atas penyertaan modal (hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan).

2) Metode ekuitas

Metode ekuitas adalah suatu metode penilaian yang mengakui penurunan atau
kenaikan nilai investasi sehubungan dengan adanya laba/rugi badan usaha yang menerima
investasi (investee), proporsional terhadap besarnya saham atau pengendalian yang dimiliki
pemerintah. Dengan menggunakan metode ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal
sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi
pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba setelah dividen dalam bentuk saham yang
diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah. Penyesuaian terhadap nilai
investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya
adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.

3) Metode Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan

Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan
yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat. Penggunaan metode-metode tersebut
menurut paragraf 37 PSAK No 6 didasarkan pada kriteria sebagai berikut.

a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya


b) Kepemilikan 20% sampai 50% atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki
pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas
c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas
d) Kepemilikan bersifat non permanen menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan

Komite standar akuntansi pemerintahan dalam Modul Pelatihan Standar Akuntansi


Pemerintahan (2009) menegaskan bahwa metode biaya dan metode ekuitas digunakan untuk
pengukuran nilai investasi atas investasi permanen, sedangkan metode nilai bersih yang dapat
direalisasikan digunakan untuk pengukuran nilai investasi non permanen.

Paragraf 38 PSAP No 6 mengatakan bahwa dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya


persentase kepemilikan saham bukan merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan
metode penilaian investasi, tetapi yang lebih menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree
of influence) atau perusahaan investee, antara lain :

a. Kemampuan memengaruhi komposisi dewan komisaris


b. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi
c. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan investee
d. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/ pertemuan dewan
direksi.

PENGAKUAN HASIL INVESTASI

Menurut PSAP No 6 Paragraf 39 dan 40, hasil investasi yang diperoleh dari investasi
jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash
dividend) diakui pada saat diperoleh dan dicatat sebagai pendapatan.

PELEPASAN DAN PEMINDAHAN INVESTASI

Dalam PSAP No 6 Paragraf 41 dikatakan bahwa pelepasan investasi pemerintah dapat


terjadi karena penjualan, pelepasan hak karena peraturan pemerintah, dan lain sebagainya.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Modul Pelatihan Standar Akuntansi


Pemerintahan (2009) menegaskan bahwa penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek
yang berasal dari manajemen kas diakui sebagai penerimaan kas pemerintah. Penerimaan dari
pelepasan investasi ini tidak dilaporkan sebagai pendapatan atau pembiayaan dalam laporan
realisasi anggaran. Penerimaan ini dilaporkan dalam laporan arus kas dari aktivitas operasi.
Sedangkan, penerimaan dari pelepasan investasi jangka panjang diakui sebagai penerimaan
pembiayaan. Apabila pelepasan hanya dilakukan untuk sebagian investasi maka nilai
investasi yang dilepas dihitung menggunakan nilai rata-rata dari investasi tersebut. Nilai rata-
rata diperoleh dengan cara membagi total nilai investasi terhadap jumlah saham yang dimiliki
oleh pemerintah. Pemindahan pos investasi dapat berupa reklasifikasi investasi jangka
panjang menjadi investasi jangka pendek, aset tetap, aset lain-lain dan sebaliknya.

PSAP No 6 Paragraf 42 dengan tegas menyatakan bahwa perbedaan antara hasil


pelepasan investasi dengan nilai tercatatnya harus dibebankan atau dikreditkan pada
keuntungan/rugi pelepasan investasi. Keuntungan/rugi pelepasan investasi disajikan dalam
laporan operasional.

PENYAJIAN INVESTASI DALAM LAPORAN KEUANGAN

Komite standar akuntansi pemerintah dalam modul pelatihan standar akuntansi


pemerintahan (2009) menyebut investasi disajikan sesuai dengan klasifikasi investasi.
Investasi jangka pendek disajikan pada pos aset lancar di neraca, sedangkan investasi jangka
panjang disajikan pada pos investasi jangka panjang sesuai dengan sifatnya, baik yang
bersifat permanen maupun yang non permanen.

PENGUNGKAPAN INVESTASI

Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan
dengan investasi pemerintah menurut PSAP No 6 Paragraf 43, antara lain :

a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi


b. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan non permanen
c. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang
d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut
e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya
f. Perubahan pos investasi

PROSEDUR AKUNTANSI INVESTASI

Saldo normal rekening buku besar investasi adalah saldo debit. Artinya rekening ini
akan bertambah apabila ada transaksi yang mendebitnya, sebaliknya akan berkurang bila ada
transaksi yang mengkreditnya.
1. Fungsi-fungsi yang terkait

Berikut fungsi-fungsi yang terkait pada prosedur akuntansi investasi jangka panjang
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006

a) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran


b) Pejabat pelaksana teknis kegiatan
c) Bendahara pengeluaran/pembantu bendahara pengeluaran
d) Pejabat penatausahaan keuangan SKPD
e) Bagian penanggungjawab investasi
f) Bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah

2. Dokumen yang digunakan

Berikut dokumen yang digunakan dalam akuntansi aset dan menjadi dasar dalam
pencatatan aset berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006

a. Surat perintah membayar (SPM) dan surat perintah pencairan dana (SP2D)
b. Dokumen investasi
c. Memo penyesuaian
d. Laporan posisi investasi daerah

Anda mungkin juga menyukai