Halusinasi
Halusinasi
1. Pengertian Halusinasi
“teresepsi” (Yosep,2010).
datang disertai gangguan respon yang kurang, atau distorsi terhadap stimulus
tersebut.
dialami oleh pasien gangguan jiwa, klien merasakan sensasi berupa suara,
stimulus yang nyata, artinya klien mengidentifikasi sesuatu yang nyata tanpa
Respon Adaptif
a. Respon Adaptif
sosial budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam
pengalaman ahli
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran.
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
b. Respon psikososial
gangguan
panca indera.
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran
orang lain.
c. Respon maladaptif
kenyataan sosial.
hati
dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu
3. Etiologi
1) Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
b. Faktor sosiokultural
lingkungannya.
c. Faktor biokimia
d. Faktor psikologis
masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari
penyakit ini.
2) Faktor presipitasi
a. Dimensi fisik
c. Dimensi intelektual
seseorang yang pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego itu
perilaku klien
d. Dimensi sosial
sangat membahayakan.
e. Dimensi spiritual
1) Bicara sendiri.
2) Senyum sendiri.
3) Ketawa sendiri.
11) Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik.
22) Ketakutan.
5. Fase-fase Halusinasi
Fase awal seeprang sebelum lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa
Halusinasi secara umum dia adanya perasaaan yang cemas, kesepian, perasaan
Secara umum halusinasi dan mengalami biasa. Klien mulai merasa tidak
Fugsi sensori menjadi tidak kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah
Klien mengalami gangguan terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman
6. Jenis-jenis Halusinasi
Menurut Yosep (2007) halusinasi terdiri dari delapan jenis. Penjelasan
sebagai berikut:
bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai
kombinasi moral
6) Halusinasi kinesthetik
7) Halusinasi visceral
sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada.
7. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
a. Psikofarmakoterapi
antara lain :
- Golongan butirefenon : Haldol, Serenace, Ludomer. Pada
klien bisa diberikan obat per oral 3x1,5 mg atau 3x5 mg.
b. Psikoterapi
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejang
terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
joule/detik.
c. Rehabilitasi
tidak mengasingkan diri lagi karena bila menarik diri dia dapat
2) Penatalaksanaan Keperawatan
Terapi Aktivitas Kelompok yang diberikan pada pasien dengan
stimulus.
berhubungan dengan orang lain. Untuk itu, perawat harus mempunyai kesadaran
yang tinggi agar dapat mengenal, menerima dan mengevaluasi perasaan sensitif
sehingga dapat memakai dirinya secara terapeutik dalam merawat klien. Dalam
dan penuh penghargaan, tidak larut dalam halusinasi klien dan tidak menyangkal.
1. Pengkajian
1) Identitas klien
3) Faktor predisposisi
5) Aspek psikososial
6) Status mental
8) Mekanisme koping
10) Pengetahuan
1) Data objektif ialah data yang ditemukan secara nyata. Data ini
dan keluarga. Data yang langsung didapat oleh perawat disebut sebagai
data perimer, dan data yang diambil dari hasil catatan tim kesehatan lain
Persepsi:
Halusinasi: (Pendengaran, Pengelihatan, Perabaan, Pengecapan, dan Penghidu)
Jelaskan:
Jenis Halusinasi :.............................................................................................................
Isi Halusinasi :.............................................................................................................
Waktu Halusinasi :.............................................................................................................
Frekuensi Halusinasi :.............................................................................................................
Situasi Halusinasi :.............................................................................................................
Respon Klien :.............................................................................................................
Masalah Keperawatan klien: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Masalah Keperawatan
1) Resiko Perilaku Kekerasan (Pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal).
3) Isolasi Sosial
Pohon Masalah
Risiko perilaku kekerasan (diri sendiri,
orang lain, lingkungan, dan verbal
2. Diagnosa Keperawatan
2) Isolasi sosial
verbal)
3. Intervensi Keperawatan klien Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Ruang : No CM :
Diagnosa Perencanaan
No
Tgl Keperawatan Intervensi Rasional
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi
Pasien
1 Gangguan 1. Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan Hubungan saling percaya merupakan
persepsi membina bersahabat, saling percaya dengan dasar untuk kelancaran hubungan
dihadapi. pertemuan
janji
f. Tunjukkan sikap
nya frekuensi
kedepan seolah-olah
sedang halusinasi,
yang dikatakan.
c. Katakan bahwa
tidak mendengarnya
dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi.
tidak menimbulkan
halusinasi.
terjadinya halusinasi
sedih)
2.1.5 Diskusikan dengan Untuk mengidentifikasi pengaruh
beri kesempatan
mengungkapkan
perasaannya.
3. Klien dapat 3.1Klien dapat 3.1.1Identifikasi bersama Upaya untuk memutuskan siklus
beri pujian.
3.3 Klien dapat 3.1.3Diskusikan cara baru Memberikan alternatif pilihan bagi
halusinasi terjadi)
(perawat/teman/ang
gota keluarga)
untuk bercakap-
cakap atau
mengatakan
halusinasi yang
terdengar.
c. Membuat jadwal
kegiatan sehari-hari
agar halusinasi
tidak muncul
d. Minta
keluarga/teman/
perawat jika
nampak bicara
sendiri.
jika mengalami
halusinasi
4. Klien dapat 4.1 klien dapat 4.1.2 Diskusikan dengan Untuk mengetahui pengetahuan
memutus halusinasi
c. Cara merawat
anggota keluarga
untuk memutus
halusinasi di rumah,
biarkan sendiri,
makan bersama,
berpergian bersama.
d. Beri informasi waktu
perlu mendapat
bantuan: halusinasi
5. Klen dapat 5.1 Klien dan keluarga 5.1.1 Diskusikan dengan Dengan menyebutkan dosis frekuensi
obat.
5.2 Klien dapat 5.1.2 Anjurkan klien minta Diharapkan klien melaksanakan
obat.
5.5 Klien dapat 5.1.4 Diskusikan akibat Dengan mengetahui efek samping obat
menyebutkan berhenti minum obat klien akan tahu apa yang harus
STRATEGI PELAKSANAAN
SP1P SP1K
1) Mengidentifikasi jenis halusinasi kliem 1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan
halusinasi klien
halusinasi
orang lain
SP3P SP3K
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1) Membantu keluarga membuat jadwal
klien
Halusinasi pendengaran
Ruang : No.CM :
menimbulkan marah”.”pergi-
8) Mengajarkan klien
memasukan kedalam O:
menyebutkan
alami
Kontak mata
kurang
Kooperatif
Klien dapat
melakukan
cara
mengontrol
halusinasi
dengan cara
menghardik
Klien dapat
memasukan
latiahan
menghardiks
kedalam
jadwal
harianya
yaitu pada
pukul 11.00
dan 15.00
A: SP1P tercapai
P:
Perawat:
Lakukan SP2P
gangguan
persepsi sensori:
Halusinasi
pendengaran
pada pertemuan
senin, 09 juli
20122, pukul
11.00 diruang
perawatan pasien
Klien:
Memotivasi
klien mengontrol
halusinasi
dengan cara
menghardis dan
melatih sesuai
jadwal
1 Gangguan SP2P Melaksanakan SP2P S: “Selamat
ajak saya
ngobrol supaya
halusinasi saya
hilang”.”
Masukan jam 10
O:
Klien mampu
menyebutkan
kegiatan
harianya
Kontak mata
ada
Klien
kooperatif
Klien dapat
melakukan
cara
mengontrol
halusinasi
dengan cara
menghardiks
Klien dapat
melakukan
cara
mengontrol
halusinasi
dengan cara
bercakap
Klien dapat
dapat
memasukan
latihan
menghardik
kedalam
jadwal
harianya yaitu
pada pukul
10.00
A: SP2P tercapai
P:
Perawat:
Lanjutkan SP3P
Halusinasi
pendengaran
pada pertemuan
ke 3 pada hari
selasa, 10 juli
2012, pukul
09.00 diruang
perawatan pasien
Klien:
Memotivasi
klien mengobrol
halusinasi
dengan cara
bercakap-cakap
sesuai dengan
jadwal harian.
harian cakap”
“masukan jam
pak”
O:
Klien mampu
menyebutkan
kegiatan
hariannya
yaitu
mencuci
tempat
makan
Klien
memasukank
egiatan
menyuci
tempat
makan ke
dalam jadwal
harian klien
pada pukul
08.30
Bicara
ngelantur
Kontak mata
ada
A: SP4P
tercapai
P:
Perawat:
Lamnjutkan
SP4P budaya
gangguan
persepsi sensori:
halusinasi
Pendengaran
pada pertemuan
selasa 10 juli
2016, pukul
11.00 di ruang
perawatan klien
Klien:
Memotivasi
klien
mengontrol
halusinasi
dengan cara
melaksanakan
kegiatan sesuai
dengan jadwal
harian.
“ untuk
mengontrol
halusinasi saya
pak”
Saya mau
minum oabat
pak”
“warna oare
namanya CPZ
minumnya 1 kali
sehari yaitu
warna merah
muda namanya
haldol
minumnya 2 kali
dan siang”
O:
Klien mampu
melakukan
jadwal harian
yang sudah
dibuat
Klien
memasukan
minum obat
kedalam
jadwal harian
klien pada
pukul 08.00,
12.00 dan
18.00
Kontak mata
ada
Klien mampu
menunjukan
dan
menyebutkan
jenis obat
Afek sesuai
Klien
kooperatif
A: SP4P tercapai
P:
Perawat:
Lnjutkan SP
budaya
gangguan
persepsi sensori:
halusinasi pada
hari rabu 11
oktober2016,
pukul 09.00 di
ruang
perawaatan klien
Klien:
Memotivasi
klien mengontrol
halusinasi
dengan cara
minum obat.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. (2006) Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Keliat, Budi Anna. (2010) Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Keliat, Budi Anna. (2012) Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Medika.